Search This Blog

Saturday, October 29, 2005

Meong di Teras Depan



KUCING sebetulnya bukan binatang menakutkan. Bahkan, sahabat Nabi, Abu Hurairah, dijuluki Nabi sebagai si penyantun. Karena, suatu pagi, Nabi mendapatinya tengah menggendong kucing kecil. Abu Hurairah oleh umat Islam dikenal sebagai salah satu periwayat tindakan Rasulullah. Salah satu ucapan Nabi yang sering dikutip mengenai kucing adalah adanya seorang wanita yang masuk neraka karena mengurung kucing. Ia tidak memberinya makan, dan tidak pula melepaskannya untuk mencari sendiri makan.

Saya menafsirkannya, kalo ogah memiara kucing, silakan. Tapi jangan menyiakannya. Apalagi menyakitinya.

Kalo daging kucing, Anda mau? Saya sih, hiiii, nggak kebayang makan daging si meong. Saya cenderung mengharamkannya. Apalagi, mazhab besar Islam cenderung memakruhkannya, ato mengharamkannya sama sekali. Imam Malik berpendapat bahwa makruh memakan daging kucing, baik yang liar maupun yang jinak. Sedang dalam pandangan mazhab Hanafi dan mayoritas ulama, haram memakannya, baik yang jinak maupun yang liar.

Hal ini didasarkan Hadis Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan Ibnu Majah melalui sahabat Nabi Jabir bin Abdillah, bahwa Nabis SAW melarang umatnya memakan kucing dan memakan harganya, karena dia melawan dengan taringnya. Hadis ini dinilai
lemah oleh sementara ulama.

Yang mengijinkan makan hanya mazhab syafi'ie. Tapi, kalo saya boleh usul, kalo masih ada daging sapi, kambing, mending daging kucing dihindari.


Kalaupun Anda suka daging kucing, silakan. Tapi, silakan berhati-hati. Dalam kejinakannya itu, si kucing kadang menyimpan mara bahaya. Bisa-bisa ia mencakar. Apes lagi, sebagai hewan, ia bisa menyimpan penyakit. Dari TBC, asma, cacing pita, hingga kotoran yang melekat di tubuhnya.

Saya juga tak begitu suka pada kucing. Saya takut, bila memiara kucing, ia membawa berbagai penyakit ke dalam rumah. Belum kotorannya. Berbahaya bagi Darrel.
Meski demikian, tentu saya tak bisa menolak bila ada meong yang bertamu ke rumah. Tiap malam, ada kucing putih belang hitam yang menginap di rumah. Ia tidur di teras depan. Tepatnya di atas meja.

Sabtu lalu, Darrel bangun siang. Sehabis minum sebotol susu, ia ke teras depan. Maunya ia mengajak saya ‘’pergi jauh ke Pasar Minggu’’. Tiap kali ngomong ‘’pergi jauh’’, Darrel menyebutnya ‘’pergi ke Pasar Minggu, naik mobil’’.

Di teras depan, si meong lagi tidur.
‘’Ayah ada meong,’’ katanya. Saya waktu itu lagi berdiri di dekat pintu mobil KIA Sportage.
Saya menengok. ‘’Coba deh dielus.’’
Darrel kemudian berdiri sejenak. Ia mendekat. Eh, tiba-tiba si meong bangun. ‘’Meongggnnggg…’’ teriaknya sambil menggeliat.
Darrel takut. ‘’Ayah.. aku takut..’’ Badannya ditarik mundur.
Si meong berdiri. Diam. Tapi Darrel tetap saja takut.
Ia kemudian masuk ke dalam rumah. Kepalanya kemudian dilongokkan sedikit, ia mengintip ulah si meong.
Si meong sih tenang saja. Ia tak mencakar. Tak menggigit.
Tapi kalo Darrel takut, wajar kan?

*****


Anda suka kucing? Baiknya, Anda bergabung dengan Cat Fancy Indonesia. Ini adalah perkumpulan para penggemar kucing. Kelompok ini terbentuk seusai ada pameran ihwal kucing, pada 1996, di Cipanas, Puncak. Ternyata banyak sekali orang yang mencintai
kucing dan memelihara kucingnya. Jadilah, para penggemar meong ini berkumpul, berhaha-hihi, saling tukar informasi.

Salah satu kegiatan mereka adalah mencari kucing asli Indonesia. Ada kucing anggora, india, persia. Tapi kucing Indonesia? Diduga kuat, kucing madura --asalnya memang dari Pulau Madura-- sebagai meong asli Indonesia. Para ''pengucing'' tengah berusaha menyelidiki asal-usul silsilah kucing madura.
Kucing madura mempunyai ciri yang sangat menonjol, yakni kemiripan bentuk muka dan postur tubuh dengan leopard dan kucing hutan. Ukuran tubuhnya lebih besar daripada kucing kampung biasa. Bulu kucing ini biasanya berwarna abu-abu kebiruan polos (sering disebut warna buso), tetapi ada juga yang berwarna kecubung, mirip
warna kucing myanmar. Sayangnya, kucing dengan bulu warna kecubung memiliki bentuk wajah yang mirip dengan kucing kampung, yaitu lebih oval.

Kucing madura ini memiliki ekor dengan panjang yang sedang,
tetapi bengkok di ujungnya (kinky tail). Bentuk ekor yang bengkok ini
menegaskan kucing madura adalah kucing Asia. Eropa telah lama
mengeliminasi kucing dengan ekor bengkok karena dianggap cacat.
Di Pulau Ra'as sendiri diperkirakan jumlah kucing ini tidak
sampai 100 ekor. Langkanya kucing ini karena tingkat kematian yang
sangat tinggi, baik di Pulau Ra'as maupun di Madura. Lagi pula
kucing jantan yang dibawa keluar Pulau Ra'as umumnya telah dikebiri
terlebih dulu sehingga tidak ada pembiakan terjadi di luar Pulau
Ra'as.
Saya tidak tahu, apakah kelak kalo sudah dewasa, Darrel akan suka kucing atao tidak. Semua ini, tentu saja diserahkan padanya. Dia punya pilihan. Mau memelihara, berbisnis, atao sama sekali tak bersentuhan dengan kucing.

No comments: