Search This Blog

Thursday, November 10, 2005

Ke Klaten Mampir Rumah Pak Warsito

DI hari kedua lebaran, 4 November 2005, kami bertiga berkunjung ke Klaten. Tepatnya di Desa Kaligawe, Kecamatan Juwiring, Klateng, Jawa Tengah. Dari rumah eyang kakung dan eyang putri di Suryodiningratan, Yogyakarta, jaraknya sekitar 60 Kilometer. Untuk Jakarta, hanya dibutuhkan waktu satu jam lewat jalan tol. Bahkan mungkin tak sampe. Untuk ukuran Yogya-Klaten, di saat lebaran, waktu tempuhnya bisa mencapai dua jam.

Kami menggunakan dua kendaraan: Toyota Kijang model Eropa (maksudnya, AC-nya kalo dinyalakan, suhunya jadi lebih panas), dan Toyota Avanza. Om Sigit menyetir Kijang dari Suryodiningratan. Ayah dan Eyang Kakung duduk di belakang. Di tengah ada Tante Nurul, Eyang Puteri, Dik Haidar, Mbak Kia. Saya dan mommy di depan. Sesampai di Tahunan, saya pindah ke Avanza. Pakde Joni yang nyetir.

Berangkat dari rumah jam 08.30. Cukup pagi untuk ukuran kami. Soalnya, hari itu, Jumat. Kami sekalian mampir ke Gedongkuning. Di sebelah selatan jalan, ada rumah keluarga Ibu Zaidan. Ini adalah ibunya Pakde Joni, yang juga mertuanya Mbak Yeni. Di sebelah utara jalan ada rumah keluarga Pak Warsito, ayahnya Om Meilando, alias mertuanya Tante Atik.

Ibu Zaidan tampak sudah sangat sepuh. Beliau menitikkan air mata, ketika ayah, mommy, eyang, juga kakak-kakak sungkem. Mungkin beliau merasa sudah sangat sepuh. Sungkeman begini menjadi terasa amat bermakna bagi beliau.
*****
Kami kemudian meluncur ke kediaman Eyang Warsito. Wah, di rumahnya ada kolam ikan. Besar-besar. Seperti ikan koi. Juga ada ikan mujair.

Pak Warsito, demikian ayah menyebut beliau, baru saja masuk rumah sakit. Agustus lalu beliau masuk Rumah Sakit Bethesda, Yogyakarta. Om Ando, Tante Atik, Mbak Naila, dan Dik Azul sampe harus pulang dari Libya, untuk menengok. Waktu itu, kok ya ndilalah Eyang Zuraida, demikian nama eyang putrinya dik Azul, terkena stroke. Beliau harus menyusul Eyang Warsito ke rumah sakit. Duh, kasihan.

Pak Warsito sungguh beruntung. Meski dokter di Rumah Sakit Bethesda memvonisnya kanker paru-paru, tindakan operasi tak segera berlangsung. Katanya sih, menunggu kondisi membaik. Pak Warsito sangat terpukul atas vonis kanker ini.
‘’Semangat Bapak sangat menurun,’’ kata Om Ando kepada ayah.
Kanker paru-paru memang berbahaya. Kemungkinan untuk terobati sangat kecil. Uwaknya mommy, namanya Uwak Romly, juga wafat karena kanker paru-paru.

Om Ando datang, dan berkonsultasi dengan Pakde Joni. Disarankan minta pendapat kedua, dari dr. Sumadi, spesialis paru yang sangat terkenal di RSUP Sardjito. Pak Warsito mula-mula keberatan. Maklum, beliau sudah tidak begitu bersemangat lagi. Melalui berbagai bujukan, akhirnya Pak Warsito bersedia.

Pertemuan dengan dr. Sumadi mengubah semangatnya.
‘’Jadi aku ini Cuma divonis infeksi paru-paru gara-gara rokok. Saya ini sebetulnya tidak apa-apa,’’ kata Pak Warsito dengan amat semangat.
Beliau lalu menceritakan detailnya pemeriksaan. Mulai dari tangannya disuruh megang kepala. Lalu dari punggung ditusukkan jarum kecil…
‘’Dokter Sumadi bilang. Nih Pak… isinya Cuma nanah kan? Ini bukan kanker. Ngawur itu kalau orang seusia bapak sampai diberi tindakan semacam itu… jadi, Bapak tenang saja…’’

Saya membayangkan, andai tindakan operasi jadi dilangsungkan, akibatnya pasti sangat fatal. Alangkah ngawurnya dokter yang dengan ceroboh memvonis kanker paru-paru itu.

Ceritanya penuh semangat. Saya lihat ayah, Om Sigit, dan Pakde Joni bersemangat menanggapi. Sedang mommy dan Eyang puteri lebih banyak berbicara dengan ibunya Om Meilando.

Semoga, Eyang Warsito dan Ibu segera diberi kesembuhan. Amin.
****
Kami kemudian meluncur ke Klaten. Di situ, kakaknya eyang kakung, Eyang Parto, sudah menunggu. Eyang Parto adalah sulung di keluarga eyang kakung. Rumah yang ditempati adalah rumah keluarga. Ayah menyebutnya: rumah Mbah Solo. Soalnya, juga ada Mbah Magelang, ini adalah asal-usul Eyang Puteri.

Makanannya enak. Sop. Juga ada oseng-oseng daun pepaya. Ada tape. Semuanya segar. Nyaman. Ayah makannya banyak. Demikian pula mommy (Jangan lupa dietnya mom!!!)
Saya lebih banyak main ayunan di luar. Ayunannya dibuat dari ban mobil yang dipangkas di tengahnya.

Di bawah ayunan itu, ada pasir.Kelihatannya untuk meredam agar kaki tak begitu sakit kalo menyentuh bumi. Tapi saya melihatnya kok enak ya… Saya mengambil beberapa pasir. Makan. Eh, kok ayah dan mommy yang ribut…

Di rumah Eyang Parto, saya paling suka makan krupuk. Kalau ayah menyebutnya: karak. Enak sekali. Makan krupuk memang terasa kriuk-kriuk di mulut. Enak sekali. Tapi mommy paling suka ribut kalo saya makan banyak krupuk. ''Awas, bisa gendut lo nanti...''

Mommy kelihatan khawatir sekali. Padahal, gendut sedikit kan nggak apa-apa Mom. Toh nanti kalo sudah besar, saya bisa mengatur menu apa yang pantas untukku.
*****
Pulang dari Klaten, kami berhenti dulu di Tahunan. Di sinilah sejak 10 tahun lalu Bude Yeni tinggal. Rumahnya enak. Di sebelah rumah induk, ada rumah kayu. Bahannya dari kayu ulin. Kayu awer itu dibawa Pakde Joni langsung dari Palangkaraya, tempatnya bertugas. Hanya sebentar kami di sini. Terus pulang ke Suryodiningratan.

Dua hari kemudian, setelah mommy pulang, saya main ke Tahunan lagi. Wah, saya seneng lo. Rumahnya bertingkat. Di lantai atas ada DVD. Ayah membawa film Maisy. Kalo ayah dan mommy lagi pusing ngadepi saya yang banyak bermain-main, mereka menyetelkan Maisy. Heheh… saya memang seneng nonton Maisy.

Saya banyak bermain dengan Mbak Tifa. Mbak Cita lagi menerima tamu di teras depan. Sedang Mbak Bella di kamar, lagi main SMS. Bude Yeni kelihatan capek. Ia tidur di kursi.
*******
Saya diajak Ayah dan Eyang mengantar mommy ke Bandar Udara Adisucipto. Mommy pulang hari Ahad sore, dengan Garuda penerbangan jam 17.55. Kami tiba di bandara jam 16.45. Eh, ternyata pesawa mommy molor setengah jam.
Pulang dari situ, kami mampir ke rumah om Ando, di belakang airport. Rumahnya besar lo. Lagi didandani. Tamannya bagus, hanya sayang sudah muncul sayur bayamnya. Tante suka makan bayam ya?
Kami tidak bisa masuk, karena tidak membawa kunci. Kami hanya melihat dari luar. Melihat dari pagar, yang besinya gede-gede banget. Wuahhhh... Semoga Om Ando dan keluarganya jadi pulang ke Yogya, Desember depan. Soalnya, kalo tidak ditempati, rumahnya sayang lo...

Tuesday, November 08, 2005

Lebaran dari Jakarta Sampe Yogya

SYAWAL tahun ini merupakan lebaran ke-3 bagi Mohamad Darrel ‘’Dayen’’ Cetta Askara. Lebaran tahun pertama, ia masih berusia 6 bulan. Lebaran berikutnya, ia 1 tahun 6 bulan. Kali ini, ia berumur 2 tahun 6 bulan. Beratnya 24 kilogram. Tingginya 104 Cm, tepat dua kali dari saat ia lahir di Rumah Sakit MMC, Jakarta.

Tak mudah mengajak Darrel untuk mengikuti ritual lebaran yang, bagi sebagian orang, juga terasa membosankan. Pagi-pagi sekali, ia harus sudah bangun. Salat Idul Fitri dimulai jam 7 pagi. Bagi kami, meski ini sembahyang sunah muakad, tapi ini wajib diikuti.
Maka, jam 5 pagi, Darrel saya bangunkan. Wah, susahnya minta ampun. Apalagi, ia seperti punya ritual yang sulit diubah: bangun, mimik susu, lalu minta agar boleh nonton Dora The Explorer… Tapi, kali ini tak ada Dora. Tak ada Maisy. Begitu bangun, harus langsung ke kamar mandi.

Baju Darrel lebaran tahun ini adalah model Turki. Baju gamis ini dibeli mommy sewaktu umrah tempo hari. Harganya tidak mahal, sekitar 20 real, alias Rp 55.000-an. Kainnya bergaris-garis, panjangnya hingga menyentuh lutut.

Jam 6.30, saya, mommy, dan Darrel sudah sampai di Masjid Al Abrar, bersama eyang dan opung. Ini adalah masjid yang letaknya persis di samping rumah eyang. Semula Darrel ingin bersama saya, di lantai dua. Tapi baru lima menit di lantai atas, ia berontak. Minta turun. Di lantai satu, tempat jamaah wanita, ia menyapa: ‘’Mommy nya di mana?’’
*****
Semula kami merencanakan setelah bersungkem ria kepada eyang, opung, serta bersalaman dengan adik-adik, akan keliling ke sejumlah senior. Ada saudara, sejumlah sumber berita seperti menteri, ditutup membawa Darrel ke Pak Wakil Presiden dan Pak Presiden. Lumayan kan, kalo besar nanti, Darrel punya kenangan foto salaman dengan para pejabat tinggi negara itu?

Tahun ini, hal itu tidak kami lakukan. Lebaran kali ini kami kumpul-kumpul dengan keluarga. Di rumah. Soalnya, kami selama puasa, kami sudah bertemu dengan sebagian besar pejabat yang akan kami temui di hari lebaran itu. Puasa memang waktu yang ekstra sibuk bagi kami. Hampir tiap sore ada undangan buka bersama. Sebagian besar harus kami hadiri.

Sorenya, kami bertiga berangkat ke Yogya, dengan pesawat Garuda. Wuah… cuacanya sungguh mengerikan. Penerbangan ke Yogya sebetulnya tak lama, Cuma 50 menit. Tapi, penerbangan kali ini terasa begitu lama. Begitu menakutkan. Semuanya diawali dari pengumuman pilot di menit ke 25. Ia memerintahkan kami menggunakan sabuk pengaman, karena cuaca jelek.

Ternyata, jeleknya lebih buruk dari dugaan kami. Pesawat seperti memasuki gumpalan awan, yang menggulung dan menghentakkan Boeing 737-400 yang kami naiki. Pesawat diayun-ayun, ke kiri, ke kanan. Lalu ke atas, setelah itu tiba-tiba meluncur ke bawah.

Saya berusaha tenang, walo wajah kami pasti terlihat pucat. Uni juga begitu. Berkali-kali kami menyebut ‘’Allahu Akbar’’ di dalam hati. Hanya Darrel yang ekspresif.
‘’Aku takut,’’ katanya, sambil menangis. Saya berusaha menenangkannya. Uni lalu memeluknya.
Sekitar 15 menit kami bagai naik di ayunan. Ayunan yang sungguh mengkhawatirkan. Karena, kami bertiga, satu dinasti, ada di dalam pesawat ini.
******
Di Bandar Udara Adisucipto, Yogyakarta, Om Sigit Widyatmoko sudah menunggu. Ini adik saya yang paling bungsu. Sekarang ia menempuh pendidikan spesialis penyakit dalam, di UGM. Jadwalnya, Desember depan ia dilantik. Tapi karena ia naik haji, jadwal wisudanya mundur ke April.
Om Sigit menggantikan Pakde Joni, yang semula mau menjemput. Pakde Joni, nama aslinya Faisal Heryono. Ia dokter spesialis penyakit dalam yang bertugas di Palangkaraya. Di foto sebelah, ia yang mengemudikan mobil Avanza silver, yang baru dibeli awal tahun ini.

Mas Joni, demikian saya menyebutnya, mempunyai tiga puteri. Paling besar namanya Mbak Cita, kini kuliah di Fakultas Kedokteran UGM. Yang nomor dua adalah Bella, kelas satu di SMA 8 Yogyakarta, satu sekolah dengan anaknya Made Suarjana, kawan saya satu kantor. Paling kecil namanya Tifa, kelas dua di SMP 5 Yogyakarta.

Mas Joni adalah kakak ipar saya. Ia menikah dengan Yeni Widowaty, kakak sulung saya. Mereka sama-sama sekolah di SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta. Mereka berlima kini tinggal di Tahunan, persis di belakang Taman Makam Pahlawan Kusumanegara, Yogyakarta. Rumahnya cukup luas. Semula hanya 112 meter persegi, tapi kemudian diperluas, dengan membeli tanah di sebelah.

Sebulan sekali, kadang-kadang dua kali, Mas Joni pulang dari Palangkaraya ke Yogya. Rutenya bisa dari Plk-Jakarta-Yogya, atau perjalanan darat dulu ke Banjarmasin, terus dengan Mandala Airlines ke Yogyakarta. Rute kedua tiketnya lebih murah Rp 400.000. Hanya saja, bikin badan pegel. Jalan Plk-Banjarmasin memang tidak senyaman tol Cikampek, atau jalanan protokol di Jakarta. Di beberapa tempat masih terasa hentakan-hentakan, yang membuat rusuk terasa sakit.
*******
Acara utama kami di Yogya adalah sungkeman ke Bapak dan Ibu, di rumah sewaktu saya masih kecil, di Suryodiningratan. Rumah ini luasnya sekitar 350 meter persegi. Bapak dan Ibu membeli rumah ini pada 1971, sewaktu masih berdinas di Karangmojo, Gunungkidul.

Sesibuk apapun saya, atau mommy, acara sungkeman selalu mendapat prioritas. Kami terngiang-ngiang dengan salah satu renungan di Delta FM yang antara lain berbunyi: ‘’Kalau anak dibesarkan dengan bentakan, ia akan menjadi anak yang keras. Kalau anak dibesarkan dengan kasih sayang, ia akan menjadi anak yang lembut. Kalau ia dibesarkan dalam suasana orang tua yang supersibuk, tanpa perhatian, ia akan melakukan hal sama kepada orangtuanya, tatkala besar nanti.’’

Wednesday, November 02, 2005

Tatkala Rasulullah Wafat



Mohon dibaca perlahan-lahan sampai habis.
DIRIWAYATKAN dalam salah satu hadis, bahwa surah Al Maa'idah ayat 3 diturunkan sesudah waktu asar, hari Jumaat di padang Arafah, pada musim haji penghabisan [Wada*]. Saat itu Rasulullah s.a.w. berada di Arafah, duduk di atas unta. Ketika ayat ini turun Rasulullah s.a.w. tidak begitu jelas penerimaannya untuk mengingati isi dan makna yang terkandung dalam ayat tersebut.

Kemudian Rasulullah s.a.w. bersandar pada untanya. Untak lalududuk perlahan-lahan. Setelah itu turun malaikat Jibril a.s. dan berkata: "Wahai Muhammad, sesungguhnya pada hari ini telah disempurnakan agamamu. Maka terputuslah apa yang diperintahkan oleh Allah s.w.t. dan demikian juga apa yang terlarang oleh-Nya. Oleh itu kamu kumpulkan para sahabatmu. Beritahu mereka bahwa hari ini adalah hari terakhir aku bertemu dengan kamu."

Begitu Malaikat Jibril a.s. pergi, Rasulullah s.a.w. pun berangkat ke Mekah, terus ke Madinah. Setelah Rasulullah s.a.w. mengumpulkan para sahabatnya, ia menceritakan apa yang telah dialaminya. Saat para sahabat mendengar hal yang demikian mereka pun gembira: "Agama kita telah sempurna. Agama kila telah sempurna."

Abu Bakar r.a. berbeda reaksinya. Ia tidak dapat menahan kesedihannya. Ia lalu kembali ke rumah, lalu mengunci pintu, dan menangis sekuat-kuatnya, dari pagi hingga ke malam. Kisah tentang Abu Bakar r.a. menangis telah sampai kepada para sahabat yang lain. Maka berkumpulah para sahabat di hadapan rumah Abu Bakar r.a. "Wahai Abu Bakar, apakah yang telah membuat kamu menangis sehingga begini sekali keadaanmu? Sepatutnya kamu berasa gembira sebab agama kita telah sempurna."

Mendengarkan pertanyaan dari para sahabat maka Abu Bakar r.a. pun berkata: "Wahai para sahabatku, kamu semua tidak tahu tentang musibah yang menimpa kamu. Tidakkah kamu tahu bahwa apabila sesuatu perkara itu telah sempurna maka akan kelihatanlah kekurangannya. Turunnya ayat tersebut hanya menunjukkan perpisahan kita dengan Rasulullah s.a.w. Hasan dan Husin menjadi yatim. Para isteri nabi menjadi janda."

Setelah mereka mendengar penjelasan dari Abu Bakar r.a. maka sedarlah mereka akan kebenaran kata-kata Abu Bakar r.a., lalu mereka menangis dengan sekuat-kuatnya. Tangisan mereka didengar para sahabat yang lain. Maka mereka pun memberitahu Rasulullah s.a.w. tentang apa yang mereka lihat itu. Berkata salah seorang dari para sahabat: "Ya Rasulullah s.a.w., kami baru balik dari rumah Abu Bakar r.a. Kami mendapati banyak orang menangis dengan suara yang kuat di hadapan rumah beliau."

Saat Rasulullah s.a.w. mendengar keterangan dari para sahabat, maka berubahlah muka Rasulullah s.a.w. dan dengan bergegas beliau menuju ke rumah Abu Bakar r.a.. Begitu Rasulullah s.a.w. sampai di rumah Abu Bakar r.a. maka Rasulullah s.a.w. melihat kesemua mereka yang menangis dan bertanya: "Wahai para sahabatku, kenapakah kamu semua menangis?" Kemudian Ali r.a. berkata: "Ya Rasulullah s.a.w., Abu Bakar r.a. mengatakan dengan turunnya ayat ini membawa tanda bahwa waktu wafatmu telah dekat.

Adakah ini benar ya Rasulullah?." Lalu Rasulullah s.a.w. berkata: "Semua yang dikata oleh Abu Bakar r.a. adalah benar, dan sesungguhnya masa untuk aku meninggalkan kamu semua telah hampir dekat." Begitu Abu Bakar r.a. mendengar pengakuan Rasulullah s.a.w., maka ia pun menangis sekuat tenaganya sehingga ia jatuh pengsan, sementara Ali r.a. pula mengeletar seluruh tubuhnya.

Dan para sahabat yang lain menangis dengan sekuat-kuat yang mereka mampu. Sehingga gunung-gunung, batu-batu, semua malaikat yang di langit, cacing-cacing dan semua binatang baik yang di darat maupun yang di laut turut menangis. Kemudian Rasulullullah s.a.w. bersalam dengan para sahabat satu demi satu dan berwasiat kepada mereka.

Kisah Rasulullah s.a.w. mengalami hidup selepas turunnya ayat tersebut, ada yang mengatakan 81 hari, ada pula yang mengatakan beliau hidup sehingga 50 hari selepas turunnya ayat tersebut, ada pula yang mengatakan beliau hidup selama 35 hari dari ayat tersebut diturunkan dan ada pula yang mengatakan 21 hari. Pada saat sudah dekat ajal Rasulullah s.a.w., beliau menyuruh Bilal azan untuk mengerjakan shalat, lalu berkumpul para Muhajirin dan Anshar di masjid Rasulullah s.a.w.. Kemudian Rasulullah s.a.w. menunaikan shalat dua raka'at bersama semua yang hadir.


Setelah selesai mengerjakan shalat beliau bangun dan naik ke atas mimbar dan berkata: "Alhamdulillah, wahai para muslimin, sesungguhnya saya adalah seorang nabi yang diutus dan mengajak orang kepada jalan Allah dengan izinnya. Dan saya ini adalah sebagai saudara kandung kamu, yang kasih sayang pada kamu semua seperti seorang ayah. Oleh itu kalau ada sesiapa yang mempunyai hak untuk menuntut, maka hendaklah ia bangun dan membalasi saya sebelum saya dituntut di hari kiamat."

Rasulullah s.a.w. berkata demikian sebanyak 3 kali kemudian bangunlah seorang lelaki yang bernama 'Ukasyah bin Muhshan dan berkata: "Demi ayahku dan ibuku ya Rasulullah s.a.w., kalau anda tidak mengumumkan kepada kami berkali-kali sudah tentu saya tidak mau mengemukakan hal ini."

Lalu 'Ukasyah berkata lagi: "Sesungguhnya dalam Perang Badar saya bersamamu ya Rasulullah, pada masa itu saya mengikuti unta anda dari belakang,setelah dekat saya pun turun menghampiri anda dengan tujuan supaya saya dapat mencium paha anda, tetapi anda telah mengambil tongkat dan memukul unta anda untuk berjalan cepat, yang mana pada masa itu saya pun anda pukul pada tulang rusuk saya. Oleh itu saya hendak tahu sama anda sengaja memukul saya atau hendak memukul unta tersebut."

Rasulullah s.a.w. berkata: "Wahai 'Ukasyah, Rasulullah s.a.w. sengaja memukul kamu." Kemudian Rasulullah s.a.w. berkata kepada Bilal r.a.: "Wahai Bilal, kamu pergi ke rumah Fatimah dan ambilkan tongkat aku ke mari." Bilal keluar dari masjid menuju ke rumah Fatimah sambil meletakkan tangannya di alas kepala dengan berkata: "Rasulullah telah menyediakan dirinya untuk dibalas [diqishash]." Setelah Bilal sampai di rumah Fatimah maka Bilal pun memberi salam dan mengetuk pintu.

Kemudian Fatimah r.a. menyahut dengan berkata: "Siapakah di pintu?." Lalu Bilal r.a. berkata: "Saya Bilal, saya telah diperintahkan oleh Rasulullah s.a.w. untuk mengambil tongkat beliau." Kemudian Fatimah r.a. berkata: "Wahai Bilal, untuk apa ayahku minta tongkatnya." Berkata Bilal r.a.: "Wahai Fatimah, Rasulullah s.a.w. telah menyediakan dirinya untuk diqishash."

Bertanya Fatimah. r.a. lagi: "Wahai Bilal, siapakah manusia yang sampai hatinya untuk menqishash Rasulullah s.a.w.?." Bilal r.a. tidak menjawab pertanyaan Falimah r.a., begitu Fatimah r.a. memberikan tongkat tersebut, maka Bilal pun membawa tongkat itu kepada Rasulullah s.a.w. Setelah Rasulullah s.a.w. menerima tongkat tersebut dari Bilal r.a. maka beliau pun menyerahkan kepada 'Ukasyah. Melihatkan hal yang demikian maka Abu Bakar r.a. dan Umar r.a. tampil ke hadapan sambil berkata: "Wahai 'Ukasyah, janganlah kamu qishash baginda s.a.w. tetapi kamu qishashlah kami berdua."

Saat Rasulullah s.a.w. mendengar kata-kata Abu Bakar r.a. dan Umar r.a maka dengan segera beliau berkata: "Wahai Abu Bakar, Umar, duduklah kamu berdua sesungguhnya Allah s.w.t. telah menetapkan tempatnya untuk kamu berdua." Kemudian Ali r.a. bangun, lalu berkata: "Wahai "Ukasyah! Aku adalah orang yang senantiasa berada di samping Rasulullah s.a.w.oleh itu kamu pukulah aku dan janganlah kamu menqishash Rasulullah s.a.w."

Lalu Rasulullah s.a.w. berkata: "Wahai Ali, duduklah kamu sesungguhnya Allah s.w.t. telah menetapkan tempatmu dan mengetahui isi hatimu." Setelah itu Hasan dan Husin bangun dengan berkata: "Wahai 'Ukasyah, bukankah kamu tidak tahu bahwa kami ini adalah cucu Rasulullah s.a.w., kalau kamu menqishash kami sama dengan kamu menqishash Rasulullah s.a.w."

Mendengar kata-kata cucunya Rasulullah s.a.w. pun berkata: "Wahai buah hatiku, duduklah kamu berdua." Berkata Rasulullah s.a.w. "Wahai 'Ukasyah pukullah saya kalau kamu hendak memukul." Kemudian 'Ukasyah berkata: "Ya Rasulullah s.a.w., anda telah memukul saya sewaktu saya tidak memakai baju." Maka Rasulullah s.a.w. pun membuka baju, begitu Rasulullah s.a.w. membuka baju maka menangislah semua yang hadir.

Begitu 'Ukasyah melihat tubuh badan Rasulullah s.a.w. maka ia pun mencium beliau dan berkata; "Saya tebus anda dengan jiwa saya, ya Rasulullah s.a.w. siapakah yang sanggup memukul anda. Saya melakukan begini adalah sebab saya hendak menyentuh badan anda yang dimuliakan oleh Allah s.w.t dengan badan saya. Dan Allah s.w.t. menjaga saya dari neraka dengan kehormatanmu." Kemudian Rasulullah s.a.w. berkata: "Dengarlah kamu sekalian, sekiranya kamu hendak melihat ahli syurga, inilah orangnya." Kemudian semua para jemaah bersalam-salaman atas kegembiraan mereka terhadap peristiwa yang sangat genting itu.

Setelah itu para jemaah pun berkata: "Wahai 'Ukasyah, inilah keuntungan yang paling besar bagimu, engkau telah memperolehi darjat yang tinggi dan bertemankan Rasulullah s.a.w. di dalam syurga." Saat ajal Rasulullah s.a.w. makin hampir maka beliau pun memanggil para sahabat ke rumah Siti Aisyah r.a.

Beliau berkata: "Selamat datang kamu semua semoga Allah s.w.t. mengasihi kamu semua, saya berwasiat kepada kamu semua agar kamu semua bertaqwa kepada Allah s.w.t. dan mentaati segala perintahnya. Sesungguhnya hari perpisahan antara saya dengan kamu semua hampir dekat, dan dekat pula saat kembalinya seorang hamba kepada Allah s.w.t dan menempatkannya di syurga. Kalau telah sampai ajalku maka hendaklah Ali yang memandikanku, Fadhl bin Abas hendaklah menuangkan air dan Usamah bin Zaid hendaklah menolong keduanya.''

Kata Rasul selanjutnya, ''Setelah itu kamu kapanilah aku dengan pakaianku sendiri apabila kamu semua menghendaki, atau kapanilah aku dengan kain yaman yang putih. Apabila kamu memandikan aku, maka hendaklah kamu letakkan aku di atas balai tempat tidurku dalam rumahku ini. Setelah itu kamu semua keluarlah sebentar meninggalkan aku. Pertama yang akan menshalatkan aku ialah Allah s.w.t., kemudian yang akan menshalati aku ialah Jibril a.s., kemudian diikuti oleh malaikat Israfil, malaikat Mikail, dan yang akhir sekali malaikat lzrail berserta dengan semua para pembantunya. Setelah itu baru kamu semua masuk beramai-ramai bershalat ke atasku."

Begitu para sahabat mendengar ucapan yang sungguh menyayat hati itu maka mereka pun menangis dengan nada yang keras dan berkata: "Ya Rasulullah s.a.w. anda adalah seorang Rasul yang diutus kepada kami dan untuk semua, yang mana selama ini anda memberi kekuatan dalam penernuan kami dan sebagai penguasa yang menguruskan perkara kami. Apabila anda sudah tiada nanti kepada siapakah yang akan kami tanya setiap persoalan yang timbul nanti?."

Kemudian Rasulullah s.a.w. berkata: "Dengarlah para sahabatku, aku tinggalkan kepada kamu semua jalan yang benar dan jalan yang terang, dan telah aku tinggalkan kepada kamu semua dua penasihat yang satu daripadanya pandai bicara dan yang satu lagi diam sahaja. Yang pandai bicara itu ialah AI-Quran dan yang diam itu ialah maut. Apabila ada sesuatu persoalan yang rumit di antara kamu, maka hendaklah kamu semua kembali kepada AI-Quran dan Hadis-ku dan sekiranya hati kamu itu berkeras maka lembutkan dia dengan mengambil pengajaran dari mati."

Setelah Rasulullah s.a.w. berkata demikian, maka sakit Rasulullah s.a.w. bermula. Dalam bulan safar Rasulullah s.a.w. sakit selama 18 hari dan sering diziarahi oleh para sahabat. Dalam sebuah kitab diterangkan bahwa Rasulullah s.a.w. diutus pada hari Isnin dan wafat pada hari Isnin. Pada hari Isnin penyakit Rasulullah s.a.w. bertambah berat, setelah Bilal r.a. selesaikan azan subuh, maka Bilal r.a. pun pergi ke rumah Rasulullah s.a.w..

Sesampainya Bilal r.a. di rumah Rasulullah s.a.w. maka Bilal r.a. pun memberi salam: "Assalaarnualaika ya rasulullah." Lalu dijawab oleh Fatimah r.a.: "Rasulullah s.a.w. masih sibuk dengan urusan beliau." Setelah Bilal r.a. mendengar penjelasan dari Fatimah r.a. maka Bilal r.a. pun kembali ke masjid tanpa memahami kata-kata Fatimah r.a. itu.

Saat waktu subuh hampir hendak pupus, lalu Bilal pergi sekali lagi ke rumah Rasulullah s.a.w. dan memberi salam seperti permulaan tadi, kali ini salam Bilal r.a. telah di dengar oleh Rasulullah s.a.w. dan baginda berkata; "Masuklah wahai bilal, sesungguhnya penyakitku ini semakin berat, oleh itu kamu suruhlah Abu Bakar mengimamkan shalat subuh berjemaah dengan mereka yang hadir."

Setelah mendengar kata-kata Rasulullah s.a.w. maka Bilal r.a. pun berjalan menuju ke masjid sambil meletakkan tangan di atas kepala dengan berkata: "Aduh musibah." Begitu Bilal r.a. sampai di masjid maka Bilal r.a. pun memberitahu Abu Bakar tentang apa yang telah Rasulullah s.a.w. katakan kepadanya. Abu Bakar r.a. tidak dapat menahan dirinya apabila ia melihat mimbar kosong maka dengan suara yang keras Abu Bakar r.a. menangis sehingga ia jatuh pengsan.

Melihatkan peristiwa ini maka riuh rendah dalam masjid, sehingga Rasulullah s.a.w. bertanya kepada Fatimah r.a.; "Wahai Fatimah apakah yang telah berlaku?." Maka Fatimah r.a. pun berkata: "Kekecohan kaum muslimin, sebab anda tidak pergi ke masjid." Kemudian Rasulullah s.a.w. memanggil Ali r.a. dan Fadhl bin Abas, lalu Rasulullah s.a.w. bersandar kepada kedua mereka dan terus pergi ke masjid.

Setelah Rasulullah s.a.w. sampai di masjid maka beliau pun bershalat subuh bersama dengan para jemaah. Setelah selesai shalat subuh maka Rasulullah s.a.w. pun berkata: "Wahai kaum muslimin, kamu semua sentiasa dalam pertolongan dan pemeliharaan Allah, oleh itu hendaklah kamu semua bertaqwa kepada Allah s.w.t. dan mengerjakan segala perintahNYA. Sesungguhnya aku akan meninggalkan dunia ini dan kamu semua, dan hari ini adalah hari pertama aku di akhirat dan hari terakhir aku di dunia."

Setelah berkata demikian maka Rasulullah s.a.w. pun pulang ke rumah beliau. Kemudian Allah s.w.t. mewahyukan kepada malaikat lzrail: "Wahai lzrail, pergilah kamu kepada kekasihku dengan sebaik-baik rupa, dan apabila kamu hendak mencabut rohnya maka hendaklah kamu melakukan dengan cara yang paling lembut sekali. Apabila kamu pergi ke rumahnya maka minta izinlah lerlebih dahulu, kalau ia izinkan kamu masuk, maka masuklah kamu ke rumahnya dan kalau ia tidak izinkan kamu masuk maka hendaklah kamu kembali padaku."


Sebaik sahaja malaikat lzrail mendapat perintah dari Allah s.w.t. maka malaikal lzrail pun turun dengan menyerupai orang Arab Badwi. Setelah malaikat lzrail sampai di hadapan rumah Rasulullah s.a.w. maka ia pun memberi salam: "Assalaamu alaikum yaa ahia baitin nubuwwati wa ma danir risaalati a adkhulu?" ["Mudah-mudahan keselamatan tetap untuk kamu semua sekalian, wahai penghuni rumah nabi dan sumber risaalah, bolehkan saya masuk?"]

Apabila Fatimah mendengar orang memberi salam maka ia-pun berkata; "Wahai hamba Allah, Rasulullah s.a.w. sedang sibuk sebab sakitnya yang semakin berat." Kemudian malaikat lzrail berkata lagi seperti dipermulaannya, dan kali ini seruan malaikat itu telah didengar oleh Rasulullah s.a.w. dan Rasulullah s.a.w. bertanya kepada Falimah r.a.: "Wahai Fatimah, siapakah di depan pintu itu."

Maka Fatimah r.a. pun berkata: "Ya Rasulullah, ada seorang Arab badwi memanggilmu, dan aku telah katakan kepadanya bahwa anda sedang sibuk sebab sakit, sebaliknya dia memandang saya dengan tajam sehingga saya merasa mcnggigil badan saya."> Kemudian Rasulullah s.a.w. berkata; "Wahai Fatimah, tahukah kamu siapakah orang itu?." Jawab Fatimah; "Tidak ayah." "Dia adalah malaikat lzrail, malaikat yang akan memutuskan segala macam nafsu syahwat yang memisahkan perkumpulan-perkumpulan dan yang memusnahkan semua rumah serta meramaikan kubur."

Fatimah r.a. tidak dapat menahan air matanya lagi setelah mengetahui bahwa saat perpisahan dengan ayahandanya akan berakhir, dia menangis sepuas-puasnya. Saat Rasulullah s.a.w. mendengar tangisan Falimah r.a. maka beliau pun berkata: "Janganlah kamu menangis wahai Fatimah, engkaulah orang yang pertama dalam keluargaku akan bertemu dengan aku."

Kemudian Rasulullah s.a.w. pun menjemput malaikat lzrail masuk. Maka malaikat lzrail pun masuk dengan mengucap: "Assalamuaalaikum ya Rasulullah." Lalu Rasulullah s.a.w. menjawab: "Wa alaikas saalamu, wahai lzrail engkau datang menziarahi aku atau untuk mencabut rohku?"

Maka berkata malaikat lzrail: "Kedatangan saya adalah untuk menziarahimu dan untuk mencabut rohmu, itupun kalau kamu izinkan, kalau kamu tidak izinkan maka aku akan kembali." Berkata Rasulullah s.a.w.: "Wahai lzrail, di manakah kamu tinggalkan Jibril?" Berkata lzrail: "Saya tinggalkan Jibril di langit dunia, semua para malaikat sedang memuliakan dia." Tidak beberapa saat kemudian Jibril a.s. pun turun dan duduk dekat kepala Rasulullah s.a.w.

Saat Rasulullah s.a.w. melihat kedatangan Jibril a.s. maka Rasulullah s.a.w. pun berkata: "Wahai Jibril, tahukah kamu bahwa ajalku sudah dekat" Berkata Jibril a.s.: "Ya aku memang tahu." Rasulullah s.a.w. bertanya lagi: "Wahai Jibril, beritahu kepadaku kemuliaan yang menggembirakan aku di sisi Allah s.w.t." Berkata Jibril a.s.: "Sesungguhnya semua pintu langit telah dibuka, para malaikat bersusun rapi menanti rohmu di langit. Kesemua pintu-pintu syurga telah dibuka, dan kesemua para bidadari sudah berhias menanti kehadiran rohmu."

Berkata Rasulullah s.a.w.: "Alhamdulillah, sekarang kamu katakan pula tentang umatku di hari kiamat nanti." Berkata Jibril a.s.: "Allah s.w.t. telah berfirman yang bermaksud: "Sesungguhnya aku telah melarang semua para nabi masuk ke dalam syurga sebelum engkau masuk terlebih dahulu, dan aku juga melarang semua umat memasuki syurga sebelum umatmu memasuki syurga."

Berkata Rasulullah s.a.w.: "Sekarang aku telah puas hati dan telah hilang rasa susahku." Kemudian Rasulullah s.a.w. berkata: "Wahai lzrail, dekatlah kamu kepadaku." Selelah itu Malaikat lzrail pun memulakan tugasnya, apabila roh nya sampai pada pusat, maka Rasulullah s.a.w. pun berkata: "Wahai Jibril, alangkah dahsyatnya rasa mati." Jibril a.s. mengalihkan pandangan dari Rasulullah s.a.w. apabila mendengar kata-kata beliau itu.

Melihatkan telatah Jibril a.s. itu maka Rasulullah s.a.w. pun berkata: "Wahai Jibril, apakah kamu tidak suka melihat wajahku?" Jibril a.s. berkata: "Wahai kekasih Allah, siapakah orang yang sanggup melihat wajahmu dikala kamu dalam sakaratul maut?" Anas bin Malik r.a. berkata: "Saat roh Rasulullah s.a.w. telah sampai di dada beliau telah bersabda: "Aku wasiatkan kepada kamu agar kamu semua menjaga shalat dan apa-apa yang telah diperintahkan ke atasmu."

Ali r.a. berkata: "Sesungguhnya Rasulullah s.a.w. ketika menjelang saat-saat terakhir, telah mengerakkan kedua bibir beliau sebanyak dua kali, dan saya meletakkan telinga, saya dengan Rasulullah s.a.w. berkata: "Umatku, umatku." Telah bersabda Rasulullah s.a.w. bahwa: "Malaikat Jibril a.s. telah berkata kepadaku; "Wahai Muhammad, sesungguhnya Allah s.w.t. telah menciptakan sebuah laut di belakang gunung Qaf, dan di laut itu terdapat ikan yang selalu membaca selawat untukmu, kalau sesiapa yang mengambil seekor ikan dari laut tersebut maka akan lumpuhlah kedua belah tangannya dan ikan tersebut akan menjadi batu."

Diambil dari milis Ida-Krisna Show, sebuah program Radio Delta FM, Jakarta. Kisah ini dipostingkan di sini di hari terakhir Ramadhan 1426 H, sebagai sebuah renungan. Semoga Allah SWT melimpahi kita pahala. Dan puasa kita diterima Allah SWT.

Monday, October 31, 2005

Melihat Kapal di Merak


MUSIM mudik menjadi saat yang menyesakkan, bagi para pelintas pulau, pelintas kota, dan pelancong dari terminal satu ke lainnya. Darrel, Ayah, dan Mommy, menyaksikan repotnya jadi pemudik, Ahad lalu (30 Oktober 05). Berdua kami ke Merak, mengantar Mommy yang tengah inspeksi pasukannya. Sejak tiga hari sebelumnya, pasukan Mommy di TV7 bertugas melaporkan arus mudik. Ada 15 orang anak buahnya bertugas di situ. Mommy, yang punya jabatan sebagai wakil pemimpin redaksi TV7, sudah berjanji akan sesekali menengok anak buahnya.

Kebetulan, Kak Reza datang dari Yogya, dijemput papanya, Pakde Rusdi, di Stasiun Gambir. Jadilah kami berlima dalam mobil Kijang, meluncur ke Merak. Jalanan pagi itu terasa lengang. Mobil bisa berjalan sampai kecepatan 130 Kilometer/jam. Sewaktu di pintu tol, kami juga tidak perlu antre. Sepi. Padahal, menurut siaran televisi, Ahad kemarin merupakan puncak arus mudik. Apa benar ya, stasiun televisi cenderung membesar-besarkan? Hehe... biar Mommy yang menjawab.


Merak merupakan kota tempat kapal penyeberangan Jawa Sumatera berlabuh. Dari Merak, kapal menyeberangi Selat Sunda sepanjang

25 Kilometer, untuk melabuh di Bandar Laut Bakauheni, Provinsi Lampung. Tahun ini, jumlah sepeda motor tampak banyak sekali. Bahkan, ada satu sepeda motor bebek yang dipakai berempat: ayah, mommy, dan dua anaknya. Wuah... Darrel harus bersyukur, sejak lahir, ayah dan mommynya sudah punya mobil.


Dibanding lebaran tahun lalu, suasana Merak tak begitu riuh. Sekarang pemudik bisa langsung sampe di pelabuhan. Tidak seperti

dua tahun lalu, tatkala panjangnya antrean sampe dua kilometer dari pelabuhan. Om Taufik Alwie, ini kawannya ayah di kantor,

sampe perlu menginap semalam di Cilegon, karena menunggu antrean kapal.

Di Merak inilah untuk pertama kalinya Darrel melihat kapal. Sebelumnya ia hanya menyaksikan di televisi.
''Itu apa Mom?''
''Kapal. Kapal laut. Ferry,'' kata Mommy.
''Kalo itu?''
''Oh, yang kecil itu, kapal cepat. Itu, ada Pakde Rusdi dan kak Reza. Ayo dada...''
Darrel berfoto-foto. Menonton motor yang mau diseberangkan. Juga menyaksikan juru kamera TV yang tengah bertugas.

Sebetulnya, bila jembatan, atao terowongan Nusantara yang menyatukan Jawa dan Sumatera jadi dibangun, antrean seperti ini tak

perlu terjadi. Setiap tahun sekitar 25 juta orang menyeberang dari Banten ke Merak. Jumlah kendaraannya melimpah ruah. Tapi diperkirakan, pada 2040, ada 8,2 juta kendaraan per tahun bakal melintasi Selat Sunda.


Saya pernah ketemu Pak Kuntoro Mangkusubroto, yang aktif menggiatkan gagasan perlunya pembangunan terowongan Jawa-Sumatera. Ia sudah punya data lengkap di wilayah mana saja terowongan bisa dilewatkan. Bila tidak berhati-hati, pembangunan terowongan bisa mubazir. Daerah sekitar jalur Merak-Bakauheni bukanlah daerah stabil. Di situ juga terdapat Gunung Krakatau.

Saya, Mommy, dan Darrel tentu berharap, jalur penghubung Jawa-Sumatera, entah itu berupa terowongan atau jembatan di atas laut, segera dibangun. Kalau penghubung itu sudah terwujud, kami sekeluarga gampang bermain ke tempat Bude Tiwi. Bisa ketemu kak Shifa, Kak Fita, Kak Shila. Kalau harus pake ferry, wah... lama banget je...

Saturday, October 29, 2005

Meong di Teras Depan



KUCING sebetulnya bukan binatang menakutkan. Bahkan, sahabat Nabi, Abu Hurairah, dijuluki Nabi sebagai si penyantun. Karena, suatu pagi, Nabi mendapatinya tengah menggendong kucing kecil. Abu Hurairah oleh umat Islam dikenal sebagai salah satu periwayat tindakan Rasulullah. Salah satu ucapan Nabi yang sering dikutip mengenai kucing adalah adanya seorang wanita yang masuk neraka karena mengurung kucing. Ia tidak memberinya makan, dan tidak pula melepaskannya untuk mencari sendiri makan.

Saya menafsirkannya, kalo ogah memiara kucing, silakan. Tapi jangan menyiakannya. Apalagi menyakitinya.

Kalo daging kucing, Anda mau? Saya sih, hiiii, nggak kebayang makan daging si meong. Saya cenderung mengharamkannya. Apalagi, mazhab besar Islam cenderung memakruhkannya, ato mengharamkannya sama sekali. Imam Malik berpendapat bahwa makruh memakan daging kucing, baik yang liar maupun yang jinak. Sedang dalam pandangan mazhab Hanafi dan mayoritas ulama, haram memakannya, baik yang jinak maupun yang liar.

Hal ini didasarkan Hadis Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan Ibnu Majah melalui sahabat Nabi Jabir bin Abdillah, bahwa Nabis SAW melarang umatnya memakan kucing dan memakan harganya, karena dia melawan dengan taringnya. Hadis ini dinilai
lemah oleh sementara ulama.

Yang mengijinkan makan hanya mazhab syafi'ie. Tapi, kalo saya boleh usul, kalo masih ada daging sapi, kambing, mending daging kucing dihindari.


Kalaupun Anda suka daging kucing, silakan. Tapi, silakan berhati-hati. Dalam kejinakannya itu, si kucing kadang menyimpan mara bahaya. Bisa-bisa ia mencakar. Apes lagi, sebagai hewan, ia bisa menyimpan penyakit. Dari TBC, asma, cacing pita, hingga kotoran yang melekat di tubuhnya.

Saya juga tak begitu suka pada kucing. Saya takut, bila memiara kucing, ia membawa berbagai penyakit ke dalam rumah. Belum kotorannya. Berbahaya bagi Darrel.
Meski demikian, tentu saya tak bisa menolak bila ada meong yang bertamu ke rumah. Tiap malam, ada kucing putih belang hitam yang menginap di rumah. Ia tidur di teras depan. Tepatnya di atas meja.

Sabtu lalu, Darrel bangun siang. Sehabis minum sebotol susu, ia ke teras depan. Maunya ia mengajak saya ‘’pergi jauh ke Pasar Minggu’’. Tiap kali ngomong ‘’pergi jauh’’, Darrel menyebutnya ‘’pergi ke Pasar Minggu, naik mobil’’.

Di teras depan, si meong lagi tidur.
‘’Ayah ada meong,’’ katanya. Saya waktu itu lagi berdiri di dekat pintu mobil KIA Sportage.
Saya menengok. ‘’Coba deh dielus.’’
Darrel kemudian berdiri sejenak. Ia mendekat. Eh, tiba-tiba si meong bangun. ‘’Meongggnnggg…’’ teriaknya sambil menggeliat.
Darrel takut. ‘’Ayah.. aku takut..’’ Badannya ditarik mundur.
Si meong berdiri. Diam. Tapi Darrel tetap saja takut.
Ia kemudian masuk ke dalam rumah. Kepalanya kemudian dilongokkan sedikit, ia mengintip ulah si meong.
Si meong sih tenang saja. Ia tak mencakar. Tak menggigit.
Tapi kalo Darrel takut, wajar kan?

*****


Anda suka kucing? Baiknya, Anda bergabung dengan Cat Fancy Indonesia. Ini adalah perkumpulan para penggemar kucing. Kelompok ini terbentuk seusai ada pameran ihwal kucing, pada 1996, di Cipanas, Puncak. Ternyata banyak sekali orang yang mencintai
kucing dan memelihara kucingnya. Jadilah, para penggemar meong ini berkumpul, berhaha-hihi, saling tukar informasi.

Salah satu kegiatan mereka adalah mencari kucing asli Indonesia. Ada kucing anggora, india, persia. Tapi kucing Indonesia? Diduga kuat, kucing madura --asalnya memang dari Pulau Madura-- sebagai meong asli Indonesia. Para ''pengucing'' tengah berusaha menyelidiki asal-usul silsilah kucing madura.
Kucing madura mempunyai ciri yang sangat menonjol, yakni kemiripan bentuk muka dan postur tubuh dengan leopard dan kucing hutan. Ukuran tubuhnya lebih besar daripada kucing kampung biasa. Bulu kucing ini biasanya berwarna abu-abu kebiruan polos (sering disebut warna buso), tetapi ada juga yang berwarna kecubung, mirip
warna kucing myanmar. Sayangnya, kucing dengan bulu warna kecubung memiliki bentuk wajah yang mirip dengan kucing kampung, yaitu lebih oval.

Kucing madura ini memiliki ekor dengan panjang yang sedang,
tetapi bengkok di ujungnya (kinky tail). Bentuk ekor yang bengkok ini
menegaskan kucing madura adalah kucing Asia. Eropa telah lama
mengeliminasi kucing dengan ekor bengkok karena dianggap cacat.
Di Pulau Ra'as sendiri diperkirakan jumlah kucing ini tidak
sampai 100 ekor. Langkanya kucing ini karena tingkat kematian yang
sangat tinggi, baik di Pulau Ra'as maupun di Madura. Lagi pula
kucing jantan yang dibawa keluar Pulau Ra'as umumnya telah dikebiri
terlebih dulu sehingga tidak ada pembiakan terjadi di luar Pulau
Ra'as.
Saya tidak tahu, apakah kelak kalo sudah dewasa, Darrel akan suka kucing atao tidak. Semua ini, tentu saja diserahkan padanya. Dia punya pilihan. Mau memelihara, berbisnis, atao sama sekali tak bersentuhan dengan kucing.

Parcel Etnik Nan Unik



Tiap menjelang Lebaran kami mulai nyicil menyiapkan parcel, alias
bingkisan Lebaran buat orang tua, saudara, teman, relasi, tetangga, yang
mbantuin nemenin Darrel di rumah, Pak Ojek yang suka mangkal di lapangan
dekat rumah, tukang sampah, satpam, office boy di kantor mommy dan
ayah...dan banyak lagi deeeh....Alhamdulillah, masih ada THR yang
membiayai belanja parcel kami.

Perburuan bingkisan dilakukan jauh hari sebelum Lebaran, agar beban tidak mengumpul menjelang hari-H. "Biar nggak terasa belanjanya, Yah, " begitu kata mommy.
Setiap ada kesempatan ke daerah tiga bulan jelang Lebaran, mommy sudah belanja
bingkisan yang cocok dan unik untuk orang per orang. Kebetulan
September lalu mommy tugas ke New York, AS. Jadi, beberapa bingkisan
untuk teman dan saudara, juga keponakan sekaligus dibeli di sana. Mulai
dari tas, kaus sampai parfum. Dalam perjalanan umroh setelah tugas ke
NY pun, sejumlah relasi mommy dan ayah dapat bingkisan oleh-oleh umroh
sekalian keperluan Lebaran. Yang menerima terharu juga, lho. Kami jadi
senang juga.

Jangan dibayangin parcel buatan mommy harus mewah dan mahal.....'ah
tidakk...ah tidakk" (meniru kebiasaan Darrel kalau sedang ngeyel, red).
Parcelnya tidak mahal. Yang penting unik. Bermanfaat bagi yang
menerima (insyaallah). Tahun ini, mommy memilih tema parcel untuk
relasi berupa barang kerajinan lokal dari berbagai daerah yang diisi
makanan lokal khas daerah juga.

Ide itu muncul ketika mommy mengunjungi pameran produk Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang digelar Departemen Koperasi dan UKM, Departemen Perdagangan dan Departemen Perindustrian di Gedung UKM, Jl. Gatot Subroto, Jakarta. Pameran ini digelar setiap tahun. Mommy tidak pernah absen mengunjungi pameran semacam ini.
Selain ingin mendapatkan info produk dan alamatnya, mommy gemar dengan
barang kerajinan. Hampir semua pameran kerajinan yang digelar, gede
atau kecil, tak luput dari kunjungan mommy.

Nah, waktu ke pameran UKM itu, mommy kagum dengan hasil karya para
pengusaha dari berbagai provinsi. "Waduuhhhh..barang dan makanannya
menarik, unik, dan harganya murah. Kemasannya juga bagus. " Terpikir
ide, harusnya dalam keadaan ekonomi sulit gara-gara kenaikan BBM begini,
ada gerakan untuk memilih produk UKM sebagai bingkisan Lebaran. Selain
unik, menarik, juga membantu memasarkan produk UKM. Ide ini baiknya
disosialisasikan ke pengusaha parcel yang selama ini cenderung milh
produk impor macam barang elektronik, kristal Swarzofski (nulisnya bener
gak yaa..), porselin made in China, sampai coklat dan biscuit bikinan
bule,. Tapi, yo wis, ide begitu sudah telat yaa, yang penting, mengutip
kalimat AA Gym, dai kondang, "mulalah dari yang kecil, mulailah
sekarang, dan mulailah dari diri sendiri".

Jadilah beberapa parcel kiriman mommy terdiri dari toples makanan
terbuat dari rotan jualannya paviliuni Jawa Timur, wadah dari kayu
kerajinan Lombok, besek hias dari Bali, nampan kayu motif batik dari
Yogya, dll. Isinya, pisang sale bentuk bulet-bulet lucu dan kue
Manco,dari Trenggalek, keripik singkong pedas sanjay merek Christine
Hakin dari Padang (waduh, mereknya pakai copy right gak yaa), kopi
Bengkulu, rendang paru dan rendang daging merek Yolanda dari
Payakumbuh, kerupuk ikan dari Samarinda, abon ikan Telang dari
Banjarmasin, kerupuk dari buah waluh asli Malang, sampai keripik tempe
wangi daun jeruk dari Surabaya.....muantaappp kan.....rasanya enak-enak.
Kan sudah dicoba sewaktu buka puasa!!!!

Friday, October 28, 2005

Bagi-bagi Kado Lebaran



SEJAK sebulan sebelum puasa, mommy terbilang hiperaktif berbelanja. Makanan yang ia beli termasuk barang awet, seperti kerupuk, sirop, dan abon. Ia juga membeli sarung, dan berbagai keperluan lebaran. Jumlahnya cukup banyak.
‘’Buat apa sih mom, kok melimpah. Mau coba-coba jadi pedagang ya?’’ tanya saya.
‘’Enggak. Ini buat persiapan kado lebara. Kalo belinya sudah menjelang lebaran, harganya mahal,’’ kata mommy.
Mommy memang punya tempat khusus untuk lemari kado, termasuk untuk lebaran. Kalo anak temannya ada yang berulang tahun, ia tinggal membuka laci, dan memilih barang. Ada vcd, buku cerita, buku untuk ibu-ibu, dan berbagai souvenir cantik yang dibeli dari mancanegara.
Untuk lebaran kali ini, mommy memilih tema etnik. Ia membeli berbagai barang khas dari berbagai daerah. Ada yang dari Sidoarjo, Malang, Banjarmasin, Aceh, juga Padang. Barang-barang itu ia beli dari Indocraft Expo di Jakarta Hilton Convention Center, dan di Pameran UKM, di Gedung SME, Jalan Gatot Subroto. Di Gedung SME pula, kami membeli kelinci.

Barang-barangnya cukup unik. Ada toples yang dibuat dari rotan, anyaman bambu, atao batok kelapa. Di tangan para pengrajin, barang yang tak ada harganya itu jadi nyaman dinikmati. Kesannya eksotis.
Sepekan sebelum Idul Fitri, mommy mengepak barang-barang itu menjadi parcel. Ia menggarap sendiri. Ada yang dikirimkan ke tetangga. Sebagian ke kawan-kawan urusan pekerjaan. Lumayan jauh lo. Ada yang sampai ke Kebayoran Lama, Cijantung.
‘’Ini kalo beli di luar mahal lo Yah,’’ kata Mommy.
Memang sih, pasti mahal, dan tidak terbeli. Apalagi pada saat menjelang lebaran begini, pengeluaran jadi bertingkat-tingkat. Mulai dari yang sifatnya wajib, seperti zakat mal, zakat fitrah, membayar THR untuk sopir, Mur, dan Minah, hingga yang sifatnya sosial. Walhasil, beli parcel pastilah tidak terjangkau.
Jumat lalu, 29 Oktober 2005, mommy mengepak lagi barang-barang yang belum sempat dikirimkan. Jam 7 pagi, Darrel bangun, langsung ikut ngrusuhi. Tapi mommy sudah piawai menangani si D. ‘’Ayo, Darrel, ini tolong diantar ke rumahnya Kak Pasha,’’ kata mommy.


Mendengar kata kak Pasha, Darrel langsung tertarik. Ia, bersama Mbak Minah, kemudian berjalan ke rumah sebelah, mengantar kado lebaran. Selain itu juga ke rumah tetangga se-kompleks yang rumahnya dekat, Pak Harry dan Bu Silvi.
Mommy juga membuat kado lebaran untuk tetangga belakang rumah. Seperti Usman, satpam paling lama yang bekerja di kompleks. Usman tinggal di daerah di belakang rumah. Pak Madi, tukang yang sudah lima tahun lebih jadi langganan, juga dikirimi. Pak Madi tinggal persis di belakang rumah.
Insya Allah, dengan makin banyak yang dibagikan, rejeki mommy juga makin lancar.
Amien.

Thursday, October 27, 2005

Bertemu Susi Ratu Pangandaran


MULANYA hanya percakapan telepon. ‘’Ada banjir di Kutacane, Aceh. Kalo wartawan you mau berangkat, aku ada seat kosong.’’
Telepon itu datang dari Susi Pudjiastuti, pengusaha ikan dari Pangandaran, Jawa Barat, yang bulan lalu mendapat anugerah Primaniarta sebagai UKM teladan, dari Presiden SBY. Sejak bencana tsunami melanda Aceh, Desember lalu, Susi banyak tinggal di Medan. Ia mendirikan markas di ibukota Sumatera Utara itu, membuka jasa penyewaan pesawat udara. Susi tak sekadar menyewakan. Ia juga menyediakan kursi gratis bagi wartawan, serta pihak-pihak sosial yang akan membantu korban tsunami.
Mommy termasuk yang pernah menikmati kursi Cessna Caravan, pesawat milik Susi. Ia pernah ke Meulaboh, Nias, Banda Aceh, dengan pesawat seharga US$ 2,7 juta itu.
Mommy mengenal Susi lewat saya. Susi adalah kawan SMA saya sewaktu sekolah di SMA 1 Yogya. Ia satu kelas. Hanya saja, sewaktu kelas satu, Susi sakit, hingga ia pulang kampung untuk berobat. Eh, tahu-tahu namanya muncul di koran Kompas sebagai aktivis anti-sodetan Citanduy.

Perkawanan saya dengan Susi pun akhirnya bukan sekadar hubungan kantor. Saya sering ngobrol untuk tukar kabar mengenai kawan-kawan sekolah. Pekan lalu, seusai mengontak saya soal Kutacane itu, ia menawari saya untuk ikut ke Pangandaran. Pagi meninggalkan Halim Perdana Kusuma, sorenya balik. Saya oke. Apalagi, kantor sudah berkurang kegiatannya.
‘’Wan, nek iso Dinar diajak melu neng Pangandaran…’’
Yang dia maksud adalah Dinar Utami Rahajeng, kawan sekelas di SMA, yang kini bekerja di sebuah lembaga riset. Saya segera mengirim pesan singkat ke Dinar. Rupanya ia lagi banyak pekerjaan. ‘’Aku jane pengin melu tenan. Tenan. Ning gaweanku lagi okeh banget, ora iso ditinggal tenan…’’

Saya berangkat Rabu pagi, 26 Oktober, dari Halim, bersama Heru dan Tantan. Heru Pamuji adalah redaktur ekonomi yang kini diperbantukan untuk mengelola advertorial. Hidayat ‘’Tantan’’ Suntana kini redaktur pelaksana kompartemen gaya hidup dan kesehatan. Ia tengah menantikan kelahiran puteranya yang kedua.
Saya duduk di depan, di samping Susi. Christian, suami Susi, jadi pilotnya. ‘’Nggak usah khawatir Wan. Pesawat ini dilengkapi radar cuaca. Kita diberi tahu satelit ada ato tidak ada badai, petir. Aman lah,’’ katanya. Ia rupanya tahu, saya dag-dig-dug. Puluhan kali saya naik pesawat terbang, selalu yang berbadan lebar. Waktu umrah kemarin, malah naik Airbus yang penumpangnya 400 orang. Pesawat Cessna Caravan ini penumpangnya 12.
Saya lumayan deg-degan ketika pesawat menembus awan. Sesekali menyentak turun, seperti kita habis melewati tanjakan. Tiba-tiba hukkk, seperti ada yang menghantam perut. Eh, Susi tenang saja. Ia tetap ngobrol dengan santai. Demikian pula Christian. Ketika mau mendarat di Bandara Nusawiru, Pangandaran, pesawat sudah menyentuh landasan. Eh, naik lagi. Rupanya ada kambing plus angin dari buritan.
Dari Nusawiru, saya naik mobil ke rumah Susi, sebuah kompleks seluas 6 hektare. Di situ ada bangunan pabrik, rumah tinggal, penginapan, dan pendopo. Bangunan terakhir ini menjadi arena bagi Susi untuk mengundang konco-konconya, termasuk untuk merumuskan kegiatan politik.

Saya diajak masuk ke pabriknya, instalasi pengolahan ikan seharga Rp 35 milyar. Udang, lobster, ikan bawal, ikan gergaji, semua ada. Hanya saja semenjak kenaikan BBM, pasokan ikan berkurang. ‘’Biasanya dapat 5 ton, kini cuma 2 ton. Itu sudah bagus,’’ katanya. Waktu saya, Heru, dan Tantan berkunjung, pasokan yang datang malah cuma 2 kwintal. ‘’Berat Wan. Hidup makin berat. Kalo ada yang bilang suasana membaik, itu bohong,’’ katanya. Dalam sehari, Susi harus dapat omset Rp 200 juta. Kurang dari itu, nombok.

Suasana paceklik ikan memang amat terasa. Ketika saya ke pantai, kapal-kapal pada ndongkrok. Nelayan tak melaut karena tak punya duit untuk beli solar. Kapal bercat biru hanya terdampar di pantai.
Ada sebab lain. Kata Susi, nelayan Pangandaran tak hati-hati menggunakan jaringnya. Udang kecil, juga lobster bayi, juga ditangkap. ''Kalo udang seukuran kelingking, harganya paling Rp 3.000. Padahal mau nunggu tiga bulan lagi, sudah sampai Rp 80.000,'' kata Susi. Kasihan.
Saya meninggalkan Pangandaran sorenya, jam 17.00. Cuaca mendung. Adanya radar cuaca membuat perjalanan, walau menyentak-nyentak, terasa sedikit tenang. Christian sengaja memilih jalan memutar, untuk menghindari petir dan cuaca buruk. Dari Pangandaran, Bandung, Subang, Purawakarta, baru Jakarta.

Tuesday, October 25, 2005

Merancang Perjalanan Mudik

Lebaran tahun ini sangat berbeda artinya bagi Darrel. Ia kini sudah bisa bicara. Tahun lalu, ia baru bisa berucap sepatah kata ''becak''. Lebaran tahun ini, usianya 2 tahun 5 bulan. Lumayan. Ia sudah bisa ngeyel, ngeyel luar biasa. Mau maem, mau bobok, bahkan mau pipis, ia ngeyel. Tak apa-apa ya?
Lebaran tahun ini, Darrel juga mau mudik, ke Eyang di Yogya. Anda juga mau mudik? Ini tips agar mudik tidak bikin morat-marit.



MEMBERI HADIAH LEBARAN PADA ANAKOleh: Safir Senduk
Dikutip dari Tabloid NOVA No. 721/XIV

Ketika Lebaran tiba, apakah Anda adalah salah satu dari orang tua yang suka memberikan hadiah kepada anak? Ibu Yus, misal-nya adalah ibu rumah tangga berusia 37 tahun yang punya dua anak lelaki berusia 7 dan 6 tahun. Sebelumnya, dia tidak pernah memberikan hadiah Lebaran kepada anak-anaknya. Namun demikian, ibu-ibu tetangga di sekitar rumahnya selalu bercerita bahwa adalah merupakan "kebiasaan" untuk memberikan hadiah Lebaran kepada anaknya.

Akibatnya, Ibu Yus sekarang kebingungan, apakah dia perlu memberikan hadiah Lebaran kepada anaknya yang masih kelas 1 dan 2 SD? Kalaupun diberikan, ia juga bingung hadiah apa yang akan ia berikan. Apakah baju, mainan, atau malah uang?

Perlukah Memberikan Hadiah Lebaran?
Kebiasaan pemberian hadiah Lebaran kepada anak sebetulnya bisa dipahami, mengingat orang tua biasanya mendapatkan THR (Tunjangan Hari Raya). THR itu, pada gilirannya lalu disisihkan pada orang tua dalam bentuk hadiah Lebaran. Entah itu berupa pemberian barang atau uang. Namun demikian, jangan lupa bahwa tidak semua orang tua mendapatkan THR, sehingga orang tua tidak selalu dalam kondisi keuangan yang memungkinkan untuk memberikan hadiah Lebaran.

Tapi bagi si anak, seringkali pemberian hadiah Lebaran itu memiliki akibat lain. Saya sendiri kebetulan juga merayakan Lebaran. Ketika masih kecil, saya ingat sekali bahwa orang tua saya pernah beberapa kali memberikan hadiah Lebaran. Sejak saat itu, bagi saya, Lebaran selalu identik dengan hadiah. Akhirnya, ketika suatu kali Lebaran tiba dan orang tua saya tidak memberikan hadiah, saya pun protes, "Mana hadiahnya?"

Kalau tak salah, saat itu saya kelas 6 SD. Saya tidak tahu kenapa mereka absen memberikan hadiah. Tapi yang mungkin tidak saya sadari, bisa saja waktu itu keadaan keuangan orang tua saya tidak begitu bagus. Tapi sejak orang tua saya tidak lagi memberi hadiah Lebaran, maka pada tahun-tahun berikutnya saya tidak lagi mengidentikkan Lebaran dengan adanya keharusan mendapatkan hadiah.

Saya menganggap bahwa Lebaran memang suatu hari yang harus dilewati tiap tahunnya. Dan hadiah hanyalah seperti pemberian bonus dari orang tua pada anak. Namanya bonus, tentu tidak dikasih juga tidak apa-apa dong?

Mengerti maksud saya? Yang ingin saya tekankan disini adalah, walaupun sepele, tidak ada salahnya bila Anda berhati-hati dengan pemberian hadiah Lebaran. Jangan sampai anak menganggap hadiah Lebaran adalah hak mereka. Tekankan bahwa bila Anda memberikan hadiah, sifatnya cuma sesekali dan itu lebih mirip bonus. Dengan demikian, bila kelak situasi dan kondisi tidak memungkinkan Anda memberi hadiah Lebaran, anak tidak akan "menuntut".

Anak Remaja Tidak Perlu Hadiah?
Banyak yang berhadiah Lebaran hanya pantas diberikan pada anak kecil, bukan pada anak-anak yang sudah remaja. "Ah, masak anak sudah besar masih harus diberikan hadiah sih?" Begitu mungkin pikir Anda. Jangan salah, hadiah sebetulnya bisa diberikan kapan saja dan kepada orang dengan umur berapa pun.

Kalau Anda datang ke sebuah Acara Ulang Tahun, misalnya, seringkali kita melihat bahwa orang yang berulang tahun mendapatkan hadiah, bahkan nilainya cukup besar. Padahal mereka yang berulang tahun tersebut seringkali tidak bisa dibilang muda lagi. Malahan, banyak orang tua merasa senang kalau mereka yang justru diberi hadiah oleh anak-anaknya sebagai tanda perhatian pada orang tua.

Jadi, walaupun anak Anda sudah remaja, tidak jadi masalah kalau Anda memang ingin memberikan hadiah Lebaran untuknya. Asalkan itu tadi, jangan sampai si anak merasa bahwa hadiah Lebaran hak yang wajib diberikan padanya.

Hadiah Apa yang Pantas?
Lagu anak-anak tentang Lebaran yang biasa diperdengarkan ketika saya masih kecil biasanya selalu mengandung kalimat bahwa Lebaran biasanya identik dengan hadiah berupa baju baru. Akhirnya, saya sempat mengganggap bahwa hadiah Lebaran harus selalu berupa baju.

Namun demikian, seringkali hadiah baju tidak terlalu menarik perhatian saya. Maklum, namanya juga anak lelaki. Kebanyakan mungkin lebih senang kalau diberikan hadiah berupa mainan, entah itu mainan kecil atau besar. Mainan yang paling saya suka ketika kecil dulu adalah lego, sebuah mainan kreativitas yang memungkinkan saya untuk membuat berbagai macam barang.

Dengan lego saya bisa membuat sebuah mobil yang ­ dengan bantuan mesin kecil ­ bisa berjalan dan memenuhi imajinasi saya akan sebuah mobil. Dengan lego, saya bisa membuat sebuah bangunan, entah itu rumah atau gedung tinggi, dan membuat kota kecil disekelilingnya. Pendeknya, lego membuat saya bisa mewujudkan kreativitas saya.

Selain mainan, barang yang biasanya saya minati adalah buku-buku bacaan. Entah itu komik atau bacaan biasa tanpa gambar. Dengan membaca, maka ketika besar saya jadi sudah terbiasa membaca berbagai macam buku. Ini tentunya sangat bermanfaat buat saya mengingat ada banyak sekali ilmu yang bisa didapatkan pada sebuah buku. Dan sekarang, alih-alih hanya membaca, saya malah sudah menulis beberapa buah buku tentang keuangan keluarga.

Selain hadiah berupa barang atau bacaan, maka Anda juga bisa memberikan hadiah berupa uang tunai. Suatu kali ketika saya menginjak remaja, saya pernah senang sekali ketika ­ setelah beberapa tahun tidak memberikan hadiah lebaran ­ ayah saya memberi saya hadiah Lebaran berupa uang tunai. Jumlahnya kalau tidak salah tiga bulan uang saku saya. Hanya saja saya lupa untuk apa uang itu saya gunakan.

Buat Anda yang berpikir untuk memberikan hadiah Lebaran berupa uang tunai, mungkin Anda bisa juga melihat apa yang akan dilakukan anak Anda dengan uang tunai tersebut. Apakah ia akan membelanjakannya atau malah menabungkannya? Mungkin ini kesempatan buat Anda untuk mengajarkannya tentang apa yang sebaiknya ia lakukan dengan uangnya. Dengan demikian, bila kelak ia memiliki uang tunai yang cukup banyak, ia jadi sudah tahu apa yang akan ia lakukan dengan uang tersebut.

Yang Perlu Diperhatikan
Lihat kondisi keuangan. Bila memang memungkinkan untuk memberi hadiah, lihat apakah Anda memang perlu memberikan hadiah tersebut. Apakah dengan hadiah tersebut anak Anda jadi lebih termotivasi untuk melakukan hal-hal yang sudah menjadi kewajibannya seperti belajar, ikut membersihkan rumah atau apapun itu? Anda sendiri yang bisa menjawabnya.

Hadiah tidak selalu harus berbentuk baju. Barang-barang yang membangkitkan minat berpikir anak seperti mainan kreativitas atau buku bacaan juga bisa diberikan. Atau, bila Anda ingin mengajarkan tentang masalah uang kepada anak, bisa juga Anda memberikan hadiah berupa uang tunai dan memberitahukannya tentang apa yang sebaiknya ia lakukan dengan uang pemberian tersebut.

© 2000 Safir Senduk & Rekan

EMPAT POS PENGELUARAN SAAT MUDIK
Oleh: Safir Senduk
Dikutip dari Tabloid NOVA No. 819/XVI

Mudik. Kata-kata itu mungkin sering Anda dengar sekarang-sekarang ini, dan akan sering Anda dengar pada minggu-minggu mendatang. Betul, mudik memang sudah menjadi tradisi di Indonesia selama bertahun-tahun setiap kali terjadi Hari Raya. Pertanyaannya sekarang, apakah Anda juga mudik? Kalau memang iya, apakah mudik kali ini adalah mudik yang pertama kalinya untuk Anda? Atau justru tahun ini adalah yang kesekian kalinya Anda mudik?

Masih ingatkah Anda apa yang terjadi saat tahun lalu atau beberapa tahun lalu Anda mudik? Yah, suka cita dan kegembiraan saat bertemu dengan orang tua, sanak saudara atau teman-teman yang sudah lama tidak dikunjungi. Walaupun harus mengalami nikmatnya macet total di jalan tol, berdesakan di terminal bis atau stasiun kereta api, kehabisan tiket pesawat, dan berbagai pengalaman merepotkan lainnya. Anda tidak akan pernah jera bukan?

Yang pasti, setiap kali mudik kita harus menyediakan dana tambahan untuk membiayai pengeluaran kita disana. Bukan hanya transportasi pulang balik yang harus Anda tanggung, tetapi juga pengeluaran-pengeluaran lain seperti hadiah, oleh-oleh, rekreasi, makan dan lain lain.

Masalahnya, segala hiruk pikuk serta sukacita mudik inilah yang seringkali membuat pengeluaran-pengeluaran Anda ketika mudik menjadi tidak terkontrol. Nah, agar Anda tidak kebobolan saat mudik, maka mungkin tidak ada salahnya bila Anda mulai mempersiapkan anggaran untuk kegiatan Anda yang satu ini. Kita sebut saja ini: 'Anggaran Mudik'.

Sebaiknya sih anggaran mudik ini tidak hanya mencantumkan angka total perkiraan biaya mudik yang Anda lakukan, tapi sebaiknya juga dibagi lagi ke dalam beberapa pos-pos pengeluaran yang berisi rincian dari pengeluaran yang akan dilakukan saat mudik. Umumnya, ada 4 pos penting yang harus Anda rencanakan jumlahnya saat mudik. Bila Anda mengetahui apa saja mereka, maka Anda akan dengan mudah membuat anggaran untuk mudik Anda kali ini. Berikut ini adalah pos-pos tersebut:


Transportasi
Ya, Transportasi menjadi pos pertama. Berapa uang yang Anda keluarkan untuk transportasi ini akan sangat bergantung pada alat transportasi apa yang Anda pilih. Selain itu, juga akan ditentukan dari apakah Anda membeli banyak makan dan minum di perjalanan, belum lagi kalau Anda harus berhenti dan menginap selama Anda belum sampai di tempat tujuan. Entah itu dalam perjalanan pergi maupun perjalanan pulang.

Hadiah & Oleh-oleh

Hadiah biasanya menjadi salah satu pos yang harus Anda anggarkan untuk diberikan kepada sanak keluarga Anda di kampung halaman. Hadiah tersebut bisa berupa barang atau uang. Buatlah daftar dari orang-oarang yang akan Anda beri hadiah beserta anggaran untuk masing-masing orang. Saran saya, sesuaikan pembelian hadiah tersebut dengan persediaan dana yang Anda miliki. Selain hadiah, ada juga oleh-oleh. Biasanya sih, kita ingin membawa souvenir atau kue-kue khas kampung halaman untuk diberikan ke teman atau tetangga kita di tempat kita bekerja.

Rekreasi

Rekreasi juga menjadi salah satu hal yang mungkin Anda lakukan saat berada di kampung halaman. Saran saya, cobalah menganggarkan biaya maksimal yang bisa Anda bayar untuk rekreasi tersebut. Jika ternyata biaya tersebut melebihi anggaran Anda, sebaiknya carilah alternatif tempat rekreasi lain. Prinsipnya disini, rekreasi tidak harus mahal. Pengalaman saya selama ini, seringkali kebersamaan Anda pada saat rekreasi akan jauh lebih menaikkan kualitas rekreasi itu daripada mahal tidaknya rekreasi yang Anda lakukan.

Biaya Tak Terduga
Nah, ini yang justru paling penting. Seringkali ketika mudik, Anda akan banyak mengeluarkan uang untuk membayar pengeluaran-pengeluaran yang tidak Anda duga sebelumnya. Siapkan dana untuk membayar pengeluaran-pengeluaran seperti ini. Ibaratnya, Anda seperti menyediakan payung sebelum hujan karena kita tidak pernah tahu apa saja yang akan terjadi selama Anda mudik. Jadi jika ada pengeluaran yang tidak ada dalam anggaran, bayarlah dari persediaan dana ini. Nah, bapak ibu, itu saja dari saya kali ini. Saran saya, sebelum mudik, siapkan ke-4 hal tersebut dengan baik. Mudah-mudahan mudik Anda tahun ini membawa arti yang besar bagi Anda sekeluarga. Salam.
© 2000 Safir Senduk & Rekan

MENYIAPKAN KEUANGAN`SAAT MUDIK LEBARAN
Oleh: Safir Senduk
Dari Tabloid NOVA No. 669/XIII

Lebaran sebentar lagi tiba. Apakah Anda salah satu dari mereka yang mudik ke kampung halaman Anda? Apabila ya, maka selamat untuk Anda. Anda adalah salah satu dari mereka yang sangat merasakan berartinya berlebaran bersama keluarga di kampung halaman.

Beberapa di antara Anda ada yang mudik dari kota besar ke pelosok, seperti dari Jakarta ke daerah ­ misalnya - Kebumen. Ada juga yang mudik dari kota besar ke kota besar, seperti dari Jakarta ke ­ misalnya - Surabaya. Sebagian di antara Anda ada juga yang mudik dari kota kecil ke kota kecil juga.


Saya harap Anda sudah mempersiapkan segalanya untuk mudik kali ini. Sudah? Betul sudah semuanya? Syukur kalau sudah. Termasuk keuangan Anda? Oo, jangan salah bukan hanya oleh-oleh saja yang perlu Anda persiapkan, keuangan Anda pun juga harus dipersiapkan dengan baik.

Bagaimana cara mempersiapkan keuangan Anda saat mudik? Di bawah ini adalah alternatif-alternatif yang bisa Anda pertimbangkan:

Uang Tunai
Anda perlu tahu berapa jumlah uang tunai yang perlu Anda bawa. Untuk bisa menentukan jumlah tersebut, tentu saja Anda perlu tahu terlebih dahulu kapan saja Anda akan memerlukan uang tunai. Yang jelas, Anda perlu uang tunai untuk segala urusan transportasi Anda. Bila Anda bepergian dengan kendaraan, Anda perlu uang tunai untuk membayar bensin Anda (walaupun beberapa pom bensin sudah menerima Kartu Debit BCA, tetapi kebanyakan pom bensin masih hanya menerima uang tunai).

Bila Anda bepergian dengan bis atau kereta, Anda juga perlu membayar tunai walaupun pembayarannya dilakukan di muka. Kalau Anda mudik dengan menggunakan mobil sewaan, Anda juga perlu uang tunai untuk membayar mobil sewaan tersebut.

Perhitungkan baik-baik berapa uang tunai yang akan Anda perlukan untuk membayar segala urusan transportasi Anda, baik sejak Anda berangkat sampai pulang lagi ke tempat Anda sekarang. Sebagai contoh, biaya sewa kendaraan (yang cukup untuk mengangkut satu keluarga: suami-istri dan tiga anak serta banyak bagasi dan oleh-oleh berupa barang) dari Jakarta ke Jawa Tengah mungkin sekitar sekian ratus ribu rupiah. Belum lagi pulangnya. Total untuk urusan transportasi saja ­ bila Anda menggunakan kendaraan sewaan ­ bisa beberapa ratus ribu rupiah.

Selain untuk urusan transportasi, Anda juga perlu membawa uang tunai untuk keperluan selama di perjalanan, seperti membayar makanan Anda, membayar penginapan (kalau Anda berhenti semalam dan menginap di sebuah kota), dan segala tetek bengek lainnya.

Sekarang, selama Anda di kampung, apakah Anda termasuk orang yang suka membagi-bagikan uang kepada sanak keluarga Anda? Ini jelas perlu uang tunai yang bagus sekali apabila sudah dipersiapkan sejak sekarang. Kalau misalnya ada 10 orang sanak keluarga Anda ­ yang masih SD ­ yang hendak Anda bagi uang Lebaran, maka bila satu anak Anda beri ­ katakan ­ Rp 50.000, maka Anda tentu perlu uang Rp 500 ribu hanya untuk dibagikan kepada sanak keluarga Anda.

Perhitungkan baik-baik semuanya, dan pastikan Anda membawa jumlah uang tunai yang cukup.


Kartu ATM


Bila Anda takut membawa uang tunai dalam jumlah banyak, Anda bisa saja membawa Kartu ATM Anda. Dengan membawa Kartu ATM, Anda tidak perlu khawatir akan kehilangan uang Anda selama di perjalanan. Hanya saja, perlu diketahui bahwa bagaimanapun Anda tetap perlu membawa uang tunai. Ini untuk mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan terburuk seperti:

Tidak tersedianya Uang Tunai di ATM Anda.
Pada saat Natal dan Lebaran yang datang hampir bersamaan kali ini, frekuensi dan jumlah penarikan di ATM biasanya jauh lebih besar daripada hari-hari biasa. Ini bisa mengakibatkan habisnya uang tunai di ATM tersebut, dan bisa saja bank Anda belum sempat mengisi lagi ATM tersebut dengan uang tunai.

Apa jadinya kalau Anda datang ke ATM dan kebetulan ATM-nya sedang belum diisi kembali dengan uang tunai? Saya saja yang tinggal di Jakarta masih sering datang ke ATM dan tidak bisa mengambil uang tunai karena ATM-nya belum diisi kembali. Padahal, pada saat Anda sedang di kampung halaman mungkin saja Anda lebih membutuhkan uang tunai itu untuk keperluan Lebaran Anda bukan?

ATM Rusak.
Wah, keluhan yang satu ini jangan ditanya. Saya seringkali menemukan banyak ATM yang rusak ketika ingin mengambil uang. Padahal bukan tidak mungkin ATM itu adalah ATM satu-satunya dari bank Anda yang ada di kampung halaman Anda.

Uang Terdebet Secara Tidak Sengaja.
Saya juga pernah mengalami uang terdebet secara tidak sengaja di ATM saya. Waktu itu saya ingin mengambil uang sejumlah tertentu: uangnya sendiri tidak keluar, tapi saldo di ATM sudah berkurang seolah-olah uangnya sudah keluar. Saya lalu datang ke bank dan mengadu, dan uang saya baru dikembalikan dalam waktu dua minggu. Bayangkan kalau uang Anda terdebet secara tidak sengaja di ATM Anda, dan uang Anda baru kembali dalam waktu 2 minggu di mana Lebaran sudah selesai. Padahal, uang itu Anda butuhkan selama Lebaran dan mungkin 3 - 4 hari sesudahnya, bukan 2 minggu sesudahnya.

Jumlah Pengambilan Dibatasi.
Bila Anda mengambil uang di ATM, Anda terkena pembatasan jumlah pengambilan yang bervariasi jumlahnya antara satu bank dengan bank yang lain. Bayangkan apabila Anda perlu mengambil Rp 1,2 juta, padahal batasan Anda untuk mengambil di ATM tersebut hanya Rp 1 juta dalam sehari. Repot kan?

Saran saya untuk Anda selama mudik kali ini, tetaplah membawa uang tunai. Jangan terlalu percaya pada bank yang memasang iklan seperti: "Selama Lebaran, ATM Kami Siaga Penuh Selama 24 Jam Di Seluruh Pulau Jawa dan Sumatra." Siaga sih siaga, tapi yang namanya teknologi mesin, siapa yang bisa menjamin kalau ATM di kampung halaman Anda tidak akan kehabisan uang tunai, rusak, atau bisa mendebet uang Anda secara tidak sengaja?

Kartu Debet dan Kartu Kredit
Pada saat Anda berada di kampung halaman, mungkin ada beberapa transaksi yang bisa Anda bayar dengan kartu debet atau kartu kredit Anda. Restoran misalnya. Kartu debet dan kartu kredit juga berguna bila Anda berbelanja ke pertokoan bersama sanak keluarga Anda di kampung halaman tersebut (artinya ketika Anda sudah berada di sana).


Saran saya untuk Anda, tetap bawa uang tunai walaupun Anda memiliki kartu debet dan kartu kredit. Tetapi bila Anda harus membayar sesuatu dan kasir Anda memang menerima kartu debet atau kartu kredit, prioritaskan untuk menggunakan kartu pembayaran tersebut. Dengan demikian, Anda tidak perlu mengurangi jumlah uang tunai di tangan Anda sehingga Anda tak akan kehabisan uang tunai dan tidak perlu harus selalu bolak-balik ke ATM untuk mengambil uang.

Cek Perjalanan
Kenapa Anda tidak mencoba membawa Cek Perjalanan? (Traveller's Check). Cek perjalanan adalah cek senilai jumlah tertentu yang bisa Anda beli di kota Anda sekarang, untuk lalu Anda cairkan kembali di kota tujuan Anda. Dengan demikian, Anda tidak perlu membawa uang tunai selama di perjalanan itu. Sebagai contoh, Anda ingin membawa uang Rp 1 juta ke kampung halaman Anda. Anda bisa datang ke bank yang menjual cek perjalanan dan membeli cek perjalanan senilai Rp 1 juta. Sampai di kota tujuan, Anda bisa tukarkan lagi cek itu dengan uang Rp 1 juta di cabang bank Anda atau agen yang ditunjuk. Dengan demikian, Anda tidak perlu membawa uang tunai senilai Rp 1 juta bukan?

Ada hal-hal yang perlu Anda perhatikan kalau Anda membawa Cek Perjalanan:

Tanyakan kepada bank Anda, apakah di kota tujuan Anda terdapat cabang bank atau agen di mana Anda bisa menukarkan kembali cek perjalanan tersebut. Bila tidak ada, maka percuma saja Anda membeli cek perjalanan tersebut karena Anda toh tidak akan bisa mencairkannya di kota tujuan Anda.

Bila di kota tujuan tersebut memang terdapat cabang bank atau agen di mana Anda bisa mencairkan cek perjalanan tersebut, tanyakan jadwal buka bank atau agen tersebut. Setelah sampai di kota tujuan Anda, Anda tentu tidak ingin datang ke bank atau agen tersebut dan mendapati tulisan: "Bank kami tutup karena Lebaran," sehingga Anda tidak bisa mencairkan cek Anda.

Cek Perjalanan sendiri sebetulnya terbagi dua, yaitu Cek Perjalanan Atas Unjuk dan Cek Perjalanan Atas Nama. Yang pertama, siapa pun pembawanya ke bank atau agen yang ditunjuk bisa mencairkannya. Sedangkan Cek Perjalanan Atas Nama adalah cek perjalanan yang mencantumkan nama Anda, sehingga hanya Andalah yang bisa mencairkannya cek itu nantinya dengan hanya menunjukkan KTP dan tanda tangan Anda. Untuk keamanan, saran saya untuk Anda adalah dengan memilih Cek Perjalanan Atas Nama. Dengan demikian, apabila cek Anda jatuh atau dicuri orang, maka tetap hanya Anda-lah yang bisa mencairkan cek tersebut, bukan orang lain yang kebetulan mencuri cek itu. Tapi kalau Anda ingin memberikan hadiah berupa uang kepada sanak keluarga Anda, maka mungkin Anda bisa memberikannya Cek Perjalanan Atas Unjuk. Dengan demikian, dia bisa mencairkannya sendiri nanti.


TIPS KEUANGAN PADA SAAT MUDIK

Bawalah jumlah Uang Tunai yang cukup. Cukup di sini artinya bisa digunakan untuk membayar transportasi, makan, dan penginapan selama perjalanan mudik pulang pergi, serta pemberian uang yang kecil-kecil kepada sanak keluarga Anda di kampung halaman.

Untuk berbelanja selama di kampung halaman, Anda bisa mengambil uang dari ATM Anda. Saya ingatkan agar jangan terlalu mengandalkan ATM dan menganggap ATM Anda tidak akan rusak atau kehabisan uang tunai. Anda perlu ATM, tetapi Anda tetap harus mengantisipasi kalau-kalau ATM Anda rusak atau tidak bisa dipakai.

Selama di kampung halaman, Kartu Debet atau Kartu Kredit bisa Anda gunakan bila Anda berbelanja di pertokoan bersama sanak keluarga Anda.

Bila Anda ingin membawa jumlah uang yang cukup besar untuk bisa dicairkan dan digunakan di kampung halaman, Anda bisa menggunakan Cek Perjalanan. Untuk keamanan, saya sarankan agar Anda menggunakan Cek Perjalanan Atas Nama.

Bila Anda ingin memberikan jumlah uang yang cukup besar untuk bisa diberikan kepada sanak keluarga Anda di kampung halaman, Anda bisa menggunakan Cek Perjalanan. Sangat disarankan agar Anda menggunakan Cek Perjalanan Atas Unjuk, sehingga biar dia sendiri nanti (orang yang Anda berikan) yang akan mencairkannya.
Selamat mudik. Semoga perjalanan Anda selamat.

Saturday, October 22, 2005

Garfield, Liberty, dan Baju Lainnya



DESEMBER tahun lalu, mommy berkelana ke berbagai kota di Eropa. Tepatnya Brussel, Paris, dan Berlin. Dulu, tatkala Darrel belum ada, kalo pergi begitu yang dibeli paling cuma asbak, souvenir, atau oleh-oleh untuk kerabat. Kini, tiap kali jauh dari rumah, yang teringat pasti Darrel. Demikian pula waktu ke Belgia.
Mommy berkunjung ke Antwerpen, sebuah kota pelabuhan di perbatasan Belanda dan Belgia. Di situ pandangan matanya menumbuk pada kaos bergambar garfield, anjing malas yang film kartunnya bertaburan di televisi. Harganya cukup mahal, 30 euro. Toh mommy tetap membelinya. Kaos penghangat itu tidak langsung diberikan ke Darrel. Mommy menyimpannya.
Pekan lalu, sewaktu membongkar-bongkar lemari, mommy mengambil kaos panjang itu. ‘’Wah, ternyata sudah pas untuk Darrel,’’ katanya. Kaos itu, menurut penjualnya, harusnya untuk anak berusia 5 tahun. Eh, la kok pas buat Darrel, yang baru 2 tahun 5 bulan.
‘’Ayah, ini untuk naik motor,’’ katanya. Hehe. Tiap pagi, kalau mau diantar ke rumah eyang, Darrel memang selalu dibalut baju jaket.
Tak gampang lo membelikan baju buat Darrel. Om dan tantenya sering keliru ukuran. Agar tak salah, sebelum pergi mommy biasanya mengukur badan Darrel lebih dulu. Lengannya, pundak, dada, dan perut. Di dalam tasnya selalu ada meteran. Praktis kan?

September lalu, sewaktu bertugas ke Amerika Serikat untuk meliput kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, mommy membeli kaos untuk Darrel. Kali ini harganya tak begitu mahal, paling tidak bagi ukuran Amerika. Di China Town, istilah jawanya pecinan, harganya US$ 5. Gambarnya patung liberty, simbol khas kota New York.
Kebanyakan ibu memang selalu berpikir untuk membelikan baju buat anaknya, dengan model beraneka. Pastilah, semua orang tua bangga bila si kecil tampil rapi, chic, dan wangi. Wajar kan, bila mommy ribut soal baju untuk Darrel, sejak sebelum si D lahir?

Kalau Anda juga pembelanja baju untuk anak, setiap kali membeli, pedoman utamanya adalah kenyamanan. Si baju haruslah nyaman, gampang dipakai, dan enak dicuci.
Mommy memberi beberapa tips bagi Anda bila mau berbelanja baju anak:
1.Tahu ukuran yang dapat dipakai bayi selama dua bulan. Walaupun perusahaan pakaian bayi sering mempunyai ukuran yang tidak sama.
2.Mudah dicuci, dengan mesin dan tidak luntur.
3.Tidak menyebabkan kerepotan waktu mengganti popok baik bagi diri anda maupun bagi si kecil.
4.Sebaiknya dari bahan handuk atau kaos yang lentur dan elastis dengan adanya pembuka pada bagian bawah di sela lubang kaki. Pakaian yang dapat dibuka di bagian depan atau berleher lebar sangat cocok, karena bayi tidak suka bila wajahnya terhalang atau tertutup sewaktu ganti baju. Dengan pakaian seperti ini maka anda tidak perlu membalikkan bayi sewaktu merapihkannya.
5.Bahan sebaiknya lembut dan nyaman, hindari pakaian dengan jahitan yang kasar.

6.Hindari warna putih karena cepat kotor dan memerlukan perawatan lebih pada waktu mencucinya. Warna yang cocok untuk bayi adalah warna-warna yang cerah atau warna pastel.
7.Bila Anda merasa perlu membelikan topi untuk si kecil, pilihlah yang mempunyai pita atau bahan pengikat. Kebanyakan bayi merasa risih memeakai topi dan berusaha untuk menariknya, oleh karena itu ikatlah pita di bawah dagu.
8."T-shirt" dan celana pendek adalah pakaian yang paling sesuai karena sejuk dan kaki bayi dapat bergerak dengan bebas.

Itu semua rumus umum yang diambil mommy dari internet. Barangkali, Anda juga punya rumus sendiri? Ya tidak apa-apa.

Makan? Minum? Beginilah Caranya


DARREL paling suka ‘’cucu capi’’. Ini adalah istilahnya untuk menyebut ‘’susu sapi’’. Mau tidur, mau main, atau pas nonton TV, ia ngotot untuk minum susu sapi. Padahal rasanya, dijamin aneh bagi lidah orang dewasa.
Menurut saran dokter anak, yang sudah saya posting sebelumnya, anak umur 2-3 tahun sebaiknya minum 500 mililiter susu saja. Itu sudah cukup. Kelebihan, akan ditumpuk menjadi lemak.
Yang diminum Darrel pasti lebih dari 500 mililiter. Satu botol saja, yang kecil, 125 mili. Antara waktu maghrib sampai menjelang bobok, kira-kira ia minum tiga botol. Sekitar jam 4 ia bangun, minta minum. Setelah itu, ia bobok lagi. Paginya, jam 7, begitu bangun ia langsung minta susu. Banyak kan? Maka, mommy selalu wanti-wanti: kalo memberi minum untuk Darrel sebaiknya pake botol kecil saja. ‘’Dia sudah gemuk lo….’’ Timbangan terakhir, beratnya 24,5 kilogram. Coba bandingkan dengan Kak Shifa, keponakan yang tinggal di Bandar Lampung. Di usianya yang empat tahun, beratnya baru 18 Kilogram.

Urusan minum, juga maem, memang gampang bagi Darrel. Kami harus bersyukur atas hal itu. Namun, kami juga harus menjaga, agar jangan sampai ia suka jajan. Bahaya.
Makanan yang dijual di jalanan banyak yang tak sehat. Hampir setiap tahun terjadi kasus keracunan makanan. Dari seluruh kasus keracunan makanan yang ada, menurut Kepala Badan POM Sampurno, semua bersumber pada pengolahan makanan yang tidak higienis. Sebagian besar dibuat di industri rumah tangga, yang jumlahnya 500.000-an. Ironisnya makanan tidak higienis ini banyak dijual di kantin sekolah.
Industri makanan ini sering menggunakan bahan pewarna seenaknya. Bahan pokok pembuatnya juga sering dipilih sembarangan. Ada yang kualitasnya rendah. Ada pula yang sudah basi. Misalnya, ada yang menggunakan formalin dan boraks pada bakso dan mi untuk pengenyal dan pengawet. Untuk sirup mambo, digunakan bahan pewarna Rhodamin B, yang sering dipakai pada tekstil. Pokoknya mengerikan.


Padahal, makanan untuk anak harus terjaga betul kualitasnya. Anak-anak membutuhkan lebih banyak asam lemak dibandingkan orang dewasa. Tambahan lemak dalam diet mereka adalah ide yang baik. Kandungan seratnya harus rendah, karena sistem pencernaan anak yang belum sepenuhnya berkembang tidak dapat mencernanya. Kandungan energi di dalam makanannya harus lebih banyak ketimbang untuk orang dewasa. Vitamin B12 juga harus ada, dalam jumlah cukup.
Berbagai syarat itu tentu tak bisa dipenuhi oleh makanan jajanan. Malah, kata Pak Sampurno, selain kurang kandungan gizinya, jajanan sekolah sering jadi sumber racun. Sumber terbesar keracunan makanan di Indonesia terjadi pada usaha jasa boga atau katering untuk karyawan maupun jajanan anak sekolah. Bakteri nakal, yang hinggap pada makanan bermutu jelek itu jenisnya Staphyllococcus areus.
Syukur, Darrel belum suka jajan. Ia memang belum paham soal itu. Komunikasinya baru sebatas dengan ayah, mommy, mbak-mbaknya, serta eyang. Kadang-kadang ia bermain dengan Krisna, yang umurnya sama dengan Darrel.

Darrel maem di luar kalao diajak mommy dan ayah. Misalnya, di restoran two fish, di kawasan Kebayoran Baru. Restorannya lumayan enak. Tempatnya resik. Harganya? Kalo dibandingkan dengan warteg, ya jauh lebih mahal. Tapi masih terjangkao kok, untuk kantong ayah dan mommy. Syaratnya, makannya sesekali saja.

Dua pekan menjelang puasa, Darrel diajak jalan ke Mal Artha Gading, di kawasan Kelapa Gading, Jakarta. Di situ, ia bermain-main, naik jerapah dan singa. Setelah itu, mommy menraktir Darrel makan. Sepiring nasi goreng habis lo.

Wednesday, October 19, 2005

Kelinci Versi Wikimedia

Kelinci
Saka Wikipédia, Ènsiklopédhi Bébas ing basa Jawa / Saking Wikipédia, Bauwarna Bébas mawi basa Jawi
Kelinci kalebu bangsaning Mamalia utawa kewan menyusui, lan tansah sapadhuluran karo Terwelu lan Pika. Kelinci wis kasebar saindhenging jagad kecuali ing tlatah Antartika. Jeneng latine yaiku Oryctolagus cuniculus.

Bab lan Paragraf [delikna]
1 Tetengering Kelinci
2 Uriping Kelinci
3 Pakan
4 Jenising Kelinci
5 Kelinci ing uriping manungsa

[sunting]
Tetengering Kelinci
Kelinci bobote isa nganthi 5 kilo yen dhadi raja kaya, lan ing alas mung nganthi 3,5 kilo. Kelinci ndhuwe kuping dhawa sing bisa dianggo ngrungokake swara saka kadhohan, rupane lucu dhadi bisa didhadekake dholanan utawa klangenan. Kelinci uga ndhuwe ceker sing kuwat kanggo mencolot lan awake bunthek tur lucu.

Anakane kelinci biasane lair ora ndhuwe wulu lan wutha, ora kaya anake trewelu.

[sunting]
Uriping Kelinci
Kelinci ing alas biasane urip ing bolongan-bolongan siti, utawa wit-witan. Kelinci liar biasane ngedhuk lemah kanggo susuane lan ngasuh anak-anake ing kana. Uga, kelinci misuwur karna cacah laire sing dhuwur banget. Kelinci wis isa kawin mila umur wulanan lan bisa metheng 31-35 dina. Anak sing dilairake isa lara nganti 12 iji.

Kelinci uga kewan sing paling enggal ngepaske kahananing alam, dhadi cepet ndhuwe anak. Ing Australi, saking akehe, kelinci wis dhadi kewan sing nyusahake pramila mangani asil kebuning para tani ing kana.

[sunting]
Pakan
Kelinci kalebu herbivora utawa mangan tetandhuran. Ing peternakan, kelinci saliyane dipakani tetandhuran, dheweke uga dipakani pelet lan campuran-campuran tambahan kanggo kesehataning kewan iki. Suket, wortel, kangkung, lan sapanunggale sae kanggo thukuling kelinci.

[sunting]
Jenising Kelinci
Kelinci saindhenging jagat rupa-rupa, ana sing jenis bunthut kapas, angora, nganthi ana sing wulune dhawa. Ing Indonesia, kelinci akeh-akehane diimpor saka negara manca.

[sunting]
Kelinci ing uriping manungsa
Kelinci biasane didhadekake kewan raja kaya, kanggo pakan, nganthi dhadi klangenan. Kelinci sing didhadekake panganan biasane ndhuwe ukuran sing gedhe, lan sing dadi klangenan biasane ndhuwe wulu sing apik. Panganan saka dhaging kelinci sing paling misuwur yaiku sate kelinci.

Bono dan Boni



NAMANYA Bono dan Boni. Keduanya adalah nama kelinci yang masih kecil. Satunya cowok, lainnya perempuan. Kami membelinya Ahad lalu, tepatnya 16 Oktober 2005, di pameran usaha kecil dan menengah, di Jalan Gatot Soebroto, Jakarta.

Rencana membeli ‘’Mr Rabbit’’ sebetulnya sudah lama. ‘’Ayah, beli dong, biar Darrel punya mainan. Kalo sejak kecil memiara binatang, dia kan bisa sekalian latihan tanggung jawab,’’ kata Mommy. Kalimat itu ia lontarkan sudah lama. Mungkin enam bulan lewat.

Saya sempat mau membeli kelinci di Pasar Tanah Abang, Agustus lalu. Waktu itu ada peresmian masjid di Blok A Pasar Tanah Abang. Di halaman pasar, ternyata ada penjual kelinci. Eh, harganya mahal. Ditawarkan Rp 75.000 sebuah. Apalagi, waktu itu saya naik motor. Nggak mungkin bisa mengangkut dua kelinci.

Di pameran UKM itu, satu kelinci dihargai Rp 25.000. Sepasang, cowok-cewek, Rp 50.000. Begitu lihat si Rabbit, Mommy langsung angkat telepon. ‘’Ayah, ini bagus. Beli ya…’’ Akhirnya, untuk si D, sepasang kelinci pun dibeli.

Kalau mau serius, beternak kelinci sebetulnya juga tidak sulit. Di situs keluaran BPPT, (http://www.iptek.net.id/ind/warintek/ Budidaya_peternakan_idx.php?doc=4a10 - 32k, ada penjelasan seputar bagaimana beternak kelinci dengan nyaman. Di awal tulisan, disebutkan begini: Kelinci semula adalah hewan liar yang sulit dijinakkan. Kelinci dijinakkan sejak 2000 tahun silam dengan tujuan keindahan, bahan pangan dan sebagai hewan percobaan.

Hampir setiap negara di dunia memiliki ternak kelinci karena kelinci mempunyai daya adaptasi tubuh yang relatif tinggi sehingga mampu
hidup di hampir seluruh dunia. Kelinci dikembangkan di daerah dengan
populasi penduduk relatif tinggi, Adanya penyebaran kelinci juga menimbulkan
sebutan yang berbeda, di Eropa disebut rabbit, Indonesia disebut kelinci,
Jawa disebut trewelu dan sebagainya.

Makanannya tidak terlalu sulit. Jenis pakan yang diberikan meliputi hijauan meliputi rumput lapangan, rumput gajah, sayuran meliputi kol, sawi, kangkung, daun kacang, daun turi dan daun kacang panjang, biji-bijian/pakan penguat meliputi jagung, kacang
hijau, padi, kacang tanah, sorghum, dedak dan bungkil-bungkilan. Bagus juga bila diberi konsentrat yang dapat dibeli di toko pakan ternak.

Makan dan minum diberikan di pagi hari sekitar pukul 10.00. Kelinci diberi pakan dedak yang dicampur sedikit air. Pukul 13.00 diberi rumput sedikit/secukupnya dan pukul 18.00 rumput diberikan dalam jumlah yang lebih banyak. Pemberian air minum perlu disediakan di kandang untuk mencukupi kebutuhan cairan tubuhnya.

Kalo sehat, kelinci adalah binatang yang lucu. Tapi, ada kalanya si dua kuping ini mendapat gangguan sakit. Macam-macam. Mulai dari bisul, kudis, eksim, hingga jamur di kepala. Masing-masing butuh obat.


Alhamdulillah, hingga saat ini si Bono dan si Boni masih sehat wal afiat. Kami tidak khawatir bila Darrel berdekatan dengannya. Hingga hari ketiga ini, si Bono dan si Boni punya dua rumah. Kalo malam, ia ditempatkan di taman bagian dalam. Paginya, dipindahkan ke halaman belakang. Di situ, ia bisa makan rumput sepuasnya.

Darrel masih takut bila ketemu Bono dan Boni. Tak apa. Yang penting, ia mulai mengenal dunia binatang. Dunia kelinci.

RIP
Kamis lalu, 20 Oktober 05, si Bono meninggal. Waktu Subuh, pas habis sahur, saya menengoknya, ia masih lincah bermain. Eh, jam 7 pagi, ia sudah tidur, tak bernyawa. ''Wah, mati ya Yah,'' kata Darrel. Bono dikubur di halaman belakang. Kasihan, Boni belum punya teman.