Search This Blog

Friday, December 09, 2005

Sepuluh Langkah Bagi Ayah-Ibu Bekerja



MEMBESARKAN anak dengan baik memang tidak mudah bagi pasangan suami
istri yang bekerja. Dengan sepuluh panduan berikut mudah-mudahan mereka
dapat menjalankan tugas sebagai orang tua dan pasangan karier secara
seimbang.

Lebih dari tiga puluh tahun terakhir, dengan pelbagai alasan
sosio ekonomi, semakin banyak pasangan suami-istri yang harus bekerja.
Kegiatan masing-masing anggota keluarga di luar juga meningkat,
akibatnya waktu berkumpul antara anak dan orang tua atau saudara-saudara
mereka semakin sedikit. Anak lebih banyak menghabiskan waktu bersama
pengasuh atau malah bermain sendiri di rumah.

Kecenderungan ini, menurut Daniel Amen, M.D., direktur medis The
Center For Effective Living
, akan menimbulkan dampak sosial serius
jika orang tua tidak memberikan kepemimpinan yang kuat kepada anak-anak
mereka. Psikiater anak, remaja dan dewasa ini menyodorkan sepuluh
panduan untuk membesarkan anak secara sehat dalam keluarga dengan kedua
orang tua bekerja.


1.Waktu. Hubungan orang tua-anak yang baik memerlukan waktu yang
memungkinkan mereka berkumpul secara fisik. Tidak perlu berjam-jam. Yang
penting, orang tua secara konsisten meluangkan sedikit waktu bersama
anak-anak hampir setiap hari. Ketika bersama mereka, jauhkan gangguan
dan konsentrasikan perhatian kita kepada mereka. Waktu adalah tonggak
penyangga pengasuhan yang baik.

2.Jadilah pendengar yang baik. Bila anak-anak mengetahui bahwa kita
benar-benar mendengarkan apa yang mereka katakan, mereka akan lebih
bersemangat untuk berbagi perasaan dan pikiran. Sebaliknya, kalau orang
tua merendahkan gagasan anaknya atau "rajin" mengkritik kata - katanya,
anak itu akan menarik diri dan memilih lebih dekat pada teman. Karenanya,
jika ingin memiliki pengaruh dalam kehidupan anak, mari menjadi pendengar
yang baik. Mereka akan menerima kita bila kita membantu mereka memecahkan
masalah.

3.Tentukan harapan yang jelas. Memberitahukan anak apa yang kita
harapkan darinya akan membentuk perilaku yang baik. Jangan ragu-ragu
melibatkan mereka dalam pekerjaan sehari-hari dan untuk membantu
menyelesaikan tugas-tugas di lingkungan rumah. Kebanyakan anak pasti akan
mengeluh. Begitupun, kita harus berusaha agar mereka senang dilibatkan.
Pada anak yang berperan serta dalam urusan rumah tangga, akan tumbuh
etika kerja dan umumnya ia lebih merasa menjadi bagian dari keluarga.


4.Jangan membiarkan rasa bersalah. Banyak orang tua merasa bersalah
karena bekerja seharian di luar rumah. Sebagai kompensasinya, mereka
membiarkan anak berperilaku buruk dan tidak disiplin. Orang tua yang
baik adalah yang tegas. Merasa bersalah merupakan tindakan
kontraproduktif.

5.Jangan menggantikan kasih sayang atau waktu dengan uang. Memang
penting untuk mengajarkan anak-anak bagaimana mengelola uang, tetapi
jangan gunakan uang sebagai pengganti waktu atau kasih sayang kita.
Pesan materialistis di televisi mudah sekali merasuki anak dan
membangkitkan keinginan mereka untuk membeli ini dan itu. Bagaimana kita
dapat membentengi mereka dari pengaruh buruk ini? Kita buat mereka untuk
selalu berusaha bila ingin memperoleh sesuatu. Sesuatu yang diperoleh
melalui bekerja, akan lebih terasa nilainya.

6.Jangan terlalu sering gonta-ganti pengasuh. Satu dari kebutuhan
psikologi yang penting pada anak adalah bahwa ia terasuh dengan baik dan
penuh kasih secara terus-menerus. Oleh karena itu kita memerlukan
pengasuh. Dengan menggunakan pengasuh kecemasan kita akan berkurang
selama kita bekerja. Namun sebelum menyerahkan anak pada seorang
pengasuh, berikanlah kesempatan untuk terciptanya keakraban dan
kedekatan antara anak dan si calon pengasuh. Sering gonta-ganti pengasuh
dapat membahayakan anak. Untuk mencari orang yang tepat atau situasi
yang baik bagi anak, kalau perlu, pergilah ke tempat yang jauh!

7.Kuncinya: pengawasan. Sering kali ketika ditinggalkan orang tua, anak
terjerumus dalam masalah. Penelitian menunjukkan bahwa anak- anak
bermasalah sering berasal dari keluarga yang kurang atau tidak diawasi.
Anak-anak tidak begitu saja tahu sejak lahir, mana perilaku baik, mana
yang buruk. Mereka perlu diajari dan kemudian diawasi. Karenanya,
sangatlah penting bagi orang tua untuk mengetahui di mana anaknya,
sedang bersama siapa, dan sedang ngapain. Memang, anak sering mengeluh
kalau ia diawasi ketat, tetapi anak-anak yang tidak diawasi juga sering
merasa bahwa orang tua mereka tidak peduli dengan mereka!

8.Beri perhatian lebih saat ia baik. Ini bagian paling berat
sebagai orang tua. Kita cenderung lebih memperhatikan anak-anak ketika
mereka menjengkelkan. Sebaliknya, jauh lebih sulit untuk memperhatikan
perilaku baik mereka. Namun, jika ingin anak berperilaku baik, berilah
perhatian pada hal-hal yang kita sukai dari mereka. Kalau anak merasa
diabaikan, secara bawah sadar ia akan berperilaku salah untuk menarik
perhatian kita. Memperhatikan mereka sewaktu mereka baik, memang
memerlukan usaha.


9.Hukuman itu untuk mendidik. Orang tua yang bekerja di luar rumah,
cenderung mengalami kelelahan dan mudah jengkel. Maka mereka lebih mudah
kehilangan kontrol terhadap anak-anak. Ini dapat menimbulkan masalah.
Jangan pernah menghukum anak ketika kita sendiri tidak dapat mengontrol
diri. Gunakan hukuman untuk mendidik, bukan untuk melampiaskan
kemarahan.

10.Berikan teladan dalam relasi. Anak belajar berelasi dari orang tua
mereka. Mereka juga merasa paling aman jika melihat orang tua saling
memperlakukan pasangannya dengan baik. Maka hal terbaik yang dapat
dilakukan bagi anak-anak kita adalah mencintai pasangan kita.

Dari Majalah Intisari , Juli 2001.

No comments: