Search This Blog

Monday, July 16, 2007

Sekolah Setelah Libur Panjang










KEMBALI KE SEKOLAH SETELAH LIBURAN PANJANG Liburan sekolah nyaris usai. Anak-anak pun harus kembali ke rutinitas mereka sehari-hari: bangun pagi, berangkat sekolah, kena macet di jalanan, mengerjakan PR/tugas di sore hari, dan seterusnya. Bagi sebagian anak, kembali ke sekolah bisa membuat mereka merasa takut atau was-was. Terutama siswa yang harus menempati sekolah baru karena telah lulus SD/SMP. Begitu juga anak-anak yang baru pertama kali masuk kelompok bermain atau TK. Nah, berikut ini sejumlah saran untuk memperlancar dan mempermudah anak agar dengan riang gembira menyambut hari pertama sekolah. Atur Jam Tidur Pada liburan panjang seperti sekarang ini, jadwal tidur anak-anak biasanya tidak teratur. Sesudah melakukan sejumlah kegiatan di siang hari, keesokan paginya mereka bangun sesuka hati mereka. Anda pun biasanya cenderung mengizinkan mereka untuk berbuat "sesuka hati" dan tidak menerapkan jam tidur yang ketat. Toh, mereka tengah menikmati masa istirahat setelah sekian bulan memeras otak dan tenaga di sekolah. Sebaiknya, satu minggu sebelum masuk sekolah, atur kembali jam tidur mereka seperti pada waktu hari sekolah. Biasakan anak untuk tidur dan bangun pada jam tertentu agar ia kembali terbiasa dan tidak kaget dengan perubahan yang tiba-tiba ketika harus menghadapi hari pertama sekolah. Hal ini juga mengurangi stres di hari pertama. Jangan lupa, lakukan setidaknya seminggu sebelum hari pertama sekolah. Ingatkan Yang Menyenangkan Bila anak terluhat agak resah menghadapi tahun ajaran baru, entah karena pindah sekolah atau khawatir tak sekelas lagi dengan sahabat-sahabatnya, tunjukkan padanya sikap positif. Maksudnya, ingatkan akan hal-hal yang menyenangkan mengenai sekolah seperti berdarmawisata bersama teman-teman sekelas, pertandingan olah raga antar-kelas, acara kesenian, yang sudah dialaminya pada tahun-tahun sebelumnya. Yakinkan anak, pasti akan ada hal-hal baru yang menyenangkan yang akan dialami pada tahun ini. Kunjungan Ini sangat dianjurkan terutama bagi anak-anak yang masih duduk di kelompok bermain, Taman Kanak-Kanak, atau baru masuk kelas 1 SD. Se-baiknya ajak mereka mengunjungi dan mengenal sekolah barunya. Kalau bisa, minta izin dari para pengajar atau pegawai sekolah agar dapat membawa anak mengelilingi sekolah dan melihat kelas yang akan ditempatinya. Dengan demikian rasa canggung serta kekhawatiran anak akan berkurang karena dia merasa sudah mengenal sekolah tersebut dan anak akan menjadi lebih percaya diri pada hari pertama masuk sekolah. Lengkapi Kebutuhan Sekolah Akan sangat menyenangkan bila dapat pergi bersama anak membeli keperluan sekolah mereka. Ini sekaligus memberi rasa tanggung jawab kepada mereka. Biarkan ia memilih sendiri keperluan-keperluan tersebut seperti tas sekolah, kotak roti, botol minum, pensil, krayon, tempat pensil, dan lainnya. Bila anak Anda lebih besar, mungkin perlu dibelikan kamus, kalkulator atau atlas. Biasanya para guru akan meminta murid-murid un-tuk menceritakan liburan mereka dan untuk itu ingatkan anak untuk menyiapkannya. Kalau perlu, bantu mereka. Laporan Kegiatan Adalah penting untuk mengetahui apa yang dialami anak di sekolah. Jelaskan padanya, pendidikan sangat berharga bagi mereka dan Anda berusaha memberi pendidikan yang terbaik baginya. Hindari pertanyaan, "Bagaimana tadi di sekolah?", karena kalimat ini hanya memerlukan satu jawaban. Buat pertanyaan seperti sebuah permainan, misalnya, minta anak memberi penilaian terhadap hari yang dilaluinya (antara 1 sampai 5, misalnya) dan tanyakan padanya, mengapa ia memberi angka tersebut. Dengan demikian, pembicaraan antara Anda dan anak akan lebih berkembang. Pekerjaan Rumah Membantu anak mengerjakan pekerjaan rumahnya merupakan cara yang efektif untuk memperlihatkan padanya, Anda peduli dengan apa yang mereka pelajari di sekolah. Tentu saja bukan membantu membuatkannya, melainkan menemaninya saat bikin PR, menolong jika memang diperlukan. Bila orang tua tidak peduli dan tidak menyadari pentingnya pelajaran yang diikuti anaknya, tidak heran bila anak tersebut tidak perduli dengan pelajaran yang diberikan kepada mereka. Libatkan Diri Dengan melibatkan diri Anda pada kegiatan yang diadakan di sekolah, menunjukkan dukungan dan antusiasme terhadap pengalaman belajar anak Anda. Anda dapat berpartisipasi pada bazar sekolah, ikut menyiapkan acara kesenian, darmawisata, dan sebagainya. Berpartisipasi seperti ini juga memudahkan Anda berkomunikasi mengenai perkembangan anak Anda dan mengenai apa-apa yang terjadi di sekolah baik dengan guru, karyawan sekolah, maupun sesama orang tua murid. Buka Mata & Telinga Bila kebiasaan makan atau tidur anak berubah secara drastis, biasanya merupakan tanda-tanda ia mempunyai masalah dalam menyesuaikan diri de-ngan kelas atau sekolah barunya. Perubahan lain yang perlu diperhatikan adalah bila anak yang tadinya biasa menceritakan mengenai kejadian di sekolah, tiba-tiba berhenti melakukan kebiasaan tersebut. Bisa jadi dia punya masalah di sekolah. Baca & Baca Meluangkan waktu untuk membaca buku bersama anak merupakan hal yang tidak ternilai harganya. Usahakan Anda dapat melakukannya setiap hari untuk beberapa waktu. Untuk anak yang sudah agak besar, minta ia membaca beberapa halaman setiap harinya. Jalin Hubungan Berkomunikasi dengan guru secara teratur merupakan hal yang penting yang dapat mempengaruhi pendidikannya. Guru dapat memberitahu bila anak Anda mengalami masalah-masalah yang berhubungan dengan emosi, hubungan sosial, juga soal pelajaran. Demikian juga sebaliknya. Bila anak sakit, Anda bercerai dari suami, meninggalnya salah satu anggota keluarga, atau hal-hal lain yang dapat mempengaruhi pelajaran anak, Anda dapat menceritakannya kepada guru sehingga Anda dan guru bisa bekerja sama mengatasi masalah belajar, bila ada, yang dihadapi anak.TIPS JALIN HUBUNGAN DENGAN GURU & SEKOLAH 1. Bicarakan dengan anak tentang sekolahnya tiap hari. Ini cara yang baik untuk mengetahui apa yang ia pelajari di sekolah dan un-tuk mengenali permasalahan yang mungkin ada dan harus Anda diskusikan dengan gurunya. Sebaiknya percakapan dengan anak dimulai dengan pertanyaan, "Apa kegiatan yang kamu sukai hari ini?" dan bukan "Bagaimana di sekolah hari ini?" 2. Baca semua catatan atau pengumuman yang dibawa anak dari sekolah. Biasanya guru mengirimkan laporan berkala harian atau mingguan yang berisi informasi mengenai berbagai hal. Karena biasanya anak lupa menyampaikannya pada orangtua, sering-seringlah memeriksa tas sekolahnya. Ada juga guru yang memberi informasi melalui website sekolah. Jadi, periksalah website sekolah secara teratur. 3. Ceritakan semua. Kirim surat ke sekolah atau datang langsung ke guru dan ceritakan tentang segala sesuatu yang terjadi di dalam kehidupan anak Anda yang mungkin akan mempengaruhinya di sekolah. Entah itu krisis yang dialami ketika sakit, perceraian orang tua, mendapat adik baru, atau ibu harus kembali bekerja. Jika anak menderita sakit tertentu, sebutkan juga obat yang biasa ia konsumsi. 4. Jadilah pembimbing yang baik. Andalah pembimbing yang terbaik bagi anak dan juga yang paling tahu tentang kemampuan dan minat anak Anda. Jangan terfokus hanya pada masalah-masalah yang ada. Biarkan guru memahami juga kelebihan dan kekurangan anak. 5. Patuhi jadwal. Dalam keadaan mendesak, jangan ragu untuk menghubungi sekolah setiap saat. Untuk hal-hal yang rutin, pilihlah waktu yang tepat untuk menghubungi guru. Pada umumnya mereka menyediakan waktu khusus untuk pertemuan guru-orang tua murid. 6. Luangkan waktu. Berkunjung secara teratur ke sekolah anak, bahkan ke kelasnya adalah cara yang baik untuk mengetahui kegiatan anak dari dekat. Tawarkan diri sebagai tutor bagimurid-murid secara individu (mendengar mereka membaca buku, misalnya) atau membantu rencana khusus sekolah seperti bazar, acara kesenian. Anda bisa juga mengawal anak-anak pada waktu karyawisata, menceritakan tentang karier atau latar belakang budaya Anda, atau memberi pelajaran di kelas mengenai cara membuat hidangan khusus atau pertunjukan kesenian. 7. Bawa pengetahuan ke rumah. Kontribusi terbesar yang dapat dilakukan orangtua adalah membacakan buku untuk anak-anak mereka. Terapkan pula aktivitas sehari-hari di rumah ke konsep yang dipelajari anak di sekolah. Misalnya, menjelaskan perihal gizi pada sarapan pagi dengan menggunakan informasi yang tercantum pada bagian belakang kotak sereal atau tentang persentase kandungan lemak pada susu skim dan susu biasa. 8. Jangan sungkan bertanya. Guru juga ingin mendengar dari Anda mengenai anak Anda. Ada guru yangbaik dalam berhubungan dengan orang tua, ada juga yang tidak. Tapi sebagian besar dari mereka menghargai kontribusi dan pehatian orang tua murid. Jadi, bila ada yang ingin ditanyakan pada guru tentang anak Anda atau sekolahnya, jangan ragu untuk bertanya!

(naskah diambil dari http://www.tabloidnova.com/articles.asp?id=9100)


2 comments:

Anonymous said...

Aww...
Salam kenal mas Iwan,saya mamanya M Luqman Dirgantara.Dulu anak saya sekelas dengan Darrel waktu di K1B.Kemana Mommy Uni???apa ikutan baca juga?mau dong ngobrol2...Mommy Uni ikut dalam rapat POMG besok Jumat 1 Agustus 2008 jam 9.00WIB ?Ok cukup sekian dulu...senang liat2 foto darrel lho..

YOGYAKARTA said...

mbak,
salam kenal kembali. saya sih sering ketemu luqman, kalo mengantar anak. kata Darrel: kalo Luqman itu gendut, kalo aku ini gemuk...hehehe..
hari ini ada rapat POMG ya? wah, kok hari Jumat..
OK, saya kabari Uni, entar habis salat subuh.
trims ya.
iwan