Search This Blog

Saturday, July 12, 2008

DARREL DAN TROPHY



INI cerita tersisa dari ‘’Year End Party and Graduation’’ yang diadakan sekolah Darrel Cetta, 21 Juni lalu. Seperti biasa, panitia menempatkan acara pembagian door prize di akhir acara. Maksudnya gampang ditebak, biar pengunjung mau menunggu acara sampe selesai.
‘’Hadiah pintu’’ –bingung kan? Ini maksudnya ‘’door prize’’—cukup banyak. Ada pemanas nasi, setrika, pemasak air. Juga ada hadiah gede-gede, saya nggak tahu apa isinya, karena dibungkus kertas. Eh, sampai menjelang akhir acara, kami tidak juga dapat hadiah. Padahal keluarga Darrel punya empat tiket lo: ada mommy, tante Uti, ayah, dan mbak Mur. Kok ya satu pun tidak ada yang nyangkut.
Saya mendekati mommy. Pandangan saya malah keganggu melihat Darrel yang duduk sambil memejamkan mata. ‘’Ya Rozaq.. Ya Rozaq.. Ya Rozaq,’’ begitu mulutnya berkomat-kamit. Saya tertawa. Mommy tertawa. Kami paham, Ar Rozaq merupakan salah satu dari 99 nama Allah di asmaul husna. Artinya, Maha-pemberi rejeki. Siapa tahu, kebagian door prize… hehehe..
***
Tapi yang kami dapat ternyata lebih dari sekadar door prize. Di akhir acara, ada pengumuman ‘’ The Best Student’’ untuk tiap kelas. Alhamdulillah, Darrel mendapat predikat itu untuk kelasnya, K1B. Dia senang sekali. Kami sebagai orang tuanya juga merasa senang.
Kami kemudian diminta maju, mendampingi Darrel yang menerima tropi. Tropinya cukup tinggi, sekitar 40 cm, ada foto Darrel, dengan tulisan ‘’The Best Student of K1B’’ di undakan bawah.
Penghargaan untuk Darrel ini kami terima dengan suka cita. Di sisi lain, kami juga sadar, kami tak boleh berpuas diri. Tatkala Darrel menyelesaikan sekolahnya, insya Allah 18 tahun lagi, pertempuran dalam mendapatkan ladang nafkah akan jauh lebih hebat dari saat ini. Orang tak hanya diminta melek komputer. Mungkin pada saat itu, orang diminta cakap dalam bahasa Inggris plus sejumlah bahasa asing lain.
Kami tak menuntut Darrel menjadi pencari kerja yang baik. Akan jauh lebih baik bila ia bisa menjadi pencipta kerja. Namun, baik menjadi pencari kerja maupun pencipta kerja, keduanya membutuhkan kualifikasi yang bagus.
****
Kata Miss Yayuk dan Miss Balquis, Darrel bagus di bidang matematika. Ada kalanya ketika guru belum selesai mengucapkan soal matematika, Darrel sudah selesai menjawab. Waktu mengerjakan soal tertulis matematika, dia juga cepat.
Tapi soal kerapihan tulisan, hehehe… itulah persoalan besar yang harus diperbaiki. Demikian pula dalam bidang menggambar. Darrel juga masih takut berenang. So many homeworks we have to do.
Kata Miss Balquis dan Miss Yayuk, Darrel juga sering melontarkan pertanyaan susah. Saya sependapat dengan kedua guru Darrel itu.
Ayah dan mommynya sering mendapat pertanyaan yang rada sulit untuk menjawabnya dengan sederhana.
Mengapa bulan itu selalu bergerak mengikuti kita?
Kalau betul bumi itu berputar, mengapa kita tidak tertinggal dari bumi?
Bumi dan bulan itu diciptakan Allah. Allah sendiri diciptakan siapa?
Mengapa Allah itu menciptakan surga dan neraka? Mengapa bukan surga saja?
*****
Senin 14 Juli 2008 ini, Darrel masuk sekolah lagi. Ia masuk ke K2. Kalau bahasa jaman dulu, ia masuk TK nol besar. Ia tidak lagi ketemu dengan Miss Yayuk. Guru favoritnya Darrel ini pindah ke Cikarang, ke sebuah sekolah di dekat rumahnya.
Kami memaklumi kepindahan itu. Dari Cikarang ke Pondok Kelapa, Jakarta Timur, membutuhkan waktu dan biaya cukup banyak. Semoga Miss Yayuk mendapat kebahagiaan di tempat barunya.
Kami juga mengucapkan terima kasih atas segala pengetahuan, kebaikan, dan kesabaran yang diberikan Miss Yayuk terutama untuk Darrel, dan juga kawan-kawan lainnya, selama ini.
*****
Di tahun ajaran baru ini, sekolah Darrel menggunakan pola baru. Murid tidak lagi tergabung dalam satu kelas. Para murid berpindah-pindah dari satu kelas ke kelas lain, tergantung pada pelajaran yang diikuti. Kalau pas pelajaran matematika, ya dia di kelas matematika. Kalau setelah itu pelajarannya craft, ya pindah ke kelas craft. Ini mengadopsi cara pendidikan di Amerika.
Kami berharap, metode ini akan membawa hasil. Kata kakak sepupunya Darrel, namanya Kak Reza, moving class membuat suasana pelajaran tidak membosankan. Dari satu pelajaran ke pelajaran yang lain ada istirahat. Kak Reza adalah lulusan SMA 1 Yogya, yang tahun 2008 ini diterima di Fakultas Ekonomi UI. SMA 1 menerapkan cara moving class.
Sistem kelas berpindah membuat para guru menjadi lebih fanatik terhadap kelasnya. Guru matematika, misalnya, akan berupaya keras agar kelas yang diasuhnya menarik perhatian, dan membuat suka para murid.
Namun moving class, kata Kak Reza, mempunyai kelemahan. Salah satu di antaranya, guru merasa kurang bertanggungjawab terhadap murid. Andaikata ada murid yang sakit, atau murid yang tidak datang ke kelasnya, si guru sering tidak merasa perlu untuk mengecek musababnya. Ini berbeda dibandingkan dengan model wali kelas.
*****
Kami akan memonitor dengan seksama metode baru yang diterapkan di sekolah Darrel ini. Semoga sistem baru ini bisa berjalan dengan baik.







Darrel with his lovely tante Uti.
Bersiap menunggu hadiah.
Masih pakai baju Hawaii
Setelah menerima trophy
Posted by Picasa

1 comment:

atikmp said...

BRAVO MAS DARREL!!!!
OW....TROPHYNYA GA MAU KALAH GEDE DG MAS DARREL YA...