Search This Blog

Monday, July 17, 2006

Rapat DPR-Dewan Pers Ricuh

MENJADI moderator bukan suatu profesi bagi Mommy Uni Lubis. Tapi karena ia sudah terlanjur sering nongol di televisi, wajahnya dikenal, ia sering diminta tampil.
Kesibukan mommy memang lumayan banyak. Ia jadi anggota Dewan Pers. Juga Ketua Harian Asosiasi Televisi Siaran Indonesia. Di dua posisi inilah ia sering nongol. Sebagai Dewan Pers, misalnya, ia harus banyak jalan, berceramah untuk sosialisasi kode etik wartawan indonesia yang baru. Sudah tahu kan kode etik yang baru? Kalau belum, akan saya posting di blog ini.
Sebagai anggota Dewan Pers pula, mommy juga harus datang bila dipanggil untuk dengar pendapat dengan DPR. Ada kalanya, dengar pendapat itu berlangsung hangat.
Koran Tempo edisi 20 Juli lalu menulis berita heboh: ''Rapat DPR-Dewan Pers Ricuh''.
Saya muatkan di sini berita di Koran Tempo itu. Sayang, saya tidak memotret acara penting itu.




Jakarta- Rapat dengar pendapat umum Komisi Pertahanan DPR dengan Dewan Pers kemarin ricuh. Dua anggota Komisi Pertahanan, AS Hikam dan Effendy Choirie merasa direndahkan oleh Uni Lubis dari Dewan Pers.

‘’Semua orang bisa menjadi wartawan sama seperti semua orang bisa menjadi anggota DPRD pasca reformasi,’’ kata Uni dalam rapat yang dipimpin Ketua Komisi Pertahanan Theo L Sambuaga di Gedung DPR/MPR, Jakarta itu. ‘’Ada mantan tukang becak menjadi anggota DPRD di Jawa Barat.’’

Hikam dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa mengajukan interupsi. Menurut dia, profesionalisme DPR tak bisa disamakan dengan wartawan. Uni diminta tak merendahkan tukang becak.

Awalnya Uni menggambarkan konsekuensi reformasi pada pers. Berbeda dengan dulu, menurut dia, kini wartawan boleh berlatar belakang pendidikan apa pun asalkan memenuhi syarat. Ia menyamakan kondisi itu dengan kriteria anggota Dewan.

Menurut Effendy Choirie, juga dari Partai Kebangkitan Bangsa, analogi yang disampaikan Uni tidak tepat. ‘’Coba cari contoh lain,’’ tuturnya. Uni menyangkal pernyataan Hikam dan Uni pun adu mulut dengan nada tinggi tapi dilerai Theo.

Di penghujung rapat, situasi panas lagi. Gantian Effendy cekcok dengan Uni.
AQUA SWAMURTI.
Koran Tempo 20 Juli 2006
***
Pagi-pagi, Kamis 20 Juli, sewaktu membaca koran itu, saya bilang ke mommy. ''Nih, berita soal dikau.''
''Iya. Biarkan saja. Memang faktanya begitu kok.''

No comments: