Situs Iwan Qodar Himawan - Uni Lubis - Darrel Cetta. Iwan, terakhir bekerja di GATRA. Uni, wartawan, pernah di Warta Ekonomi, Panji Masyarakat, TV7, kini di Antv. Darrel, murid Embun Pagi Islamic International School, Jakarta Timur. Website of The Family of Iwan Qodar Himawan-Uni Lubis-Darrel Cetta. Iwan, journalist. Now running his own company. Uni, journalist, now working for Antv, Jakarta based private TV Station. We live in Permata Timur, Jaticempaka, Pondokgede, Indonesia.
Search This Blog
Friday, November 11, 2005
Memilih Sekolah Untuk Anak
Kiat Memilih Pendidikan Prasekolah
Tiap orangtua tentu akan berusaha memberikan pendidikan yang terbaik buat putra-putrinya bahkan sejak usia prasekolah. Peranan pendidikan prasekolah dianggap makin penting karena diyakini bisa memberikan landasan yang kuat untuk tingkatan sekolah selanjutnya.
BELAKANGAN ini, ada banyak sekali tawaran program pendidikan bagi anak-anak usia prasekolah, seperti kelompok bermain (play group) dan taman kanak-kanak (TK). Orangtua harus memilihkan anaknya pendidikan prasekolah yang tepat. Karena, jika keliru memilih tempat, tak hanya berarti kerugian secara finansial, juga risiko mempertaruhkan anak menghadapi masa depannya. Lalu, bagaimanakah memilih tempat pendidikan prasekolah yang tepat yang sesuai dengan kemampuan keuangan keluarga?
Berikut ini adalah beberapa pertimbangan praktis dalam memilih prasekolah yang tepat, disarikan berdasarkan pengalaman penulis bekerja sebagai Assistant Group Leader di Uni Playhouse & Child Care Centre, Brisbane, Australia, selama dua tahun. Sebelum memutuskan memilih tempat pendidikan prasekolah, orangtua bisa mempertanyakan beberapa hal berikut.
* Pengaturan program. Sudahkah program yang diterapkan terarah sesuai dengan kelompok umur, berdasarkan minat anak sehingga dapat meningkatkan perkembangan fisik, intelektual, sosial emosional dan kemampuan berkomunikasi untuk mengemukakan pendapatnya. Sebaiknya kegiatan dirancang dengan konsep "belajar sambil bermain" sehingga anak-anak dapat betah "belajar", dan merangsang keterlibatan anak secara aktif dalam segala aktivitas sehingga dapat meningkatkan kemandirian anak.
* Merancang aktivitas. Sebaiknya aktivitas anak dirancang sebagai pelaksanaan dari rencana program yang telah disebutkan di atas. Aktivitas harus bervariasi sehingga anak-anak tak merasa cepat bosan. Tiap aktivitas seharusnya dilengkapi alat bantu/peraga yang menarik bagi anak. Misalnya untuk pengenalan huruf dan angka, sebaiknya menggunakan balok-balok huruf dan angka yang berukuran agak besar dengan warna-warni. Anak-anak dibiasakan mengikuti pembacaan cerita oleh guru untuk merangsang minat baca anak. Buku cerita sebaiknya bergambar jelas dengan warna menarik. Aktivitas lain yang biasa diberikan untuk mencegah kebosanan anak, antara lain memasang balok-balok (lego), melukis, bernyanyi, menari yang diiringi lagu/musik, bermain komputer dan menonton (video) program anak-anak. Anak-anak juga perlu diajak bermain di luar ruangan seperti menggunakan ayunan, prosotan, bermain air dan pasir. Jenis mainan harus sesuai dengan kelompok umur agar tidak membahayakan.
* Lama sekolah. Pengalaman menunjukkan, makin pendek waktu sekolah anak dan/atau makin jarang mereka mengikuti program dalam seminggu, makin stres anak mengikuti program prasekolah. Ini terjadi karena secara psikologis anak mengalami proses adaptasi dengan lingkungan sekolahnya setelah hampir seharian penuh di rumah bersama orangtua atau pengasuh. Proses adaptasi ini perlu waktu yang tak cepat sesuai dengan pribadi masing-masing anak. Hanya sedikit anak yang dapat cepat beradaptasi dengan lingkungannya. Faktor yang menghambat proses adaptasi anak dalam aktivitas prasekolah adalah rasa kedekatan yang berlebihan dengan orangtua atau pengasuhnya. Anak umumnya minta ditunggui pada saat mengikuti prasekolah. Tak jarang orangtua atau pengasuhnya harus ikut masuk kelas menunggu si anak. Proses berpisah antara anak dengan orangtua atau pengasuh pada saat mengikuti prasekolah inilah yang sangat menghambat keberanian dan kemandirian anak.
Jika program pendidikan prasekolah hanya dilaksanakan dalam waktu 2 jam sehari, maka pada saat naluri keberanian anak mulai muncul ternyata anak sudah harus pulang karena bel tanda pulang sudah berbunyi. Demikian juga halnya dengan program prasekolah yang hanya tiga kali seminggu menyebabkan anak harus mengulangi proses adaptasinya tiap kali datang ke sekolah karena kemarinnya seharian anak bersama orangtua atau pengasuh di rumah. Kedua hal di atas akan menghambat keberanian anak sehinggga kelihatannya tak ada kemajuan yang menyenangkan terhadap keberanian dan kemandirian anak. Hal ini seringkali memusingkan dan membuat para orangtua frustrasi dan menganggap si anak belum siap untuk mengikuti program prasekolah.
Kalau program prasekolah dibuat lebih lama dan rutin, misalnya 4 jam dalam sehari selama 5 - 6 kali seminggu, maka anak akan lebih mudah mengikuti program yang direncanakan dan lebih leluasa mengekspresikan dirinya, karena mereka sudah melewati masa adaptasi dengan lingkungan sekolahnya. Belajar dari pengalaman penulis di Australia bahwa sampai kurun waktu tertentu, anak justru tidak mau pulang karena mereka telah "menemukan" dirinya dalam lingkungannya, yaitu punya teman bermain dan sudah beradaptasi dengan lingkungan sekolahnya (guru-guru). Anak pada kondisi ini sudah mulai bisa menguasai dirinya sendiri, punya rasa percaya diri yang pada akhirnya anak akan berani dan mandiri. Hal ini akan dapat dicapai apabila didukung oleh program-program yang menarik yang mampu merangsang anak untuk tergabung dan larut dalam kelompoknya.
* Rasio jumlah guru dan anak. Rasio antara jumlah guru dan anak sangat ditentukan usia anak. Jika tempat prasekolah itu menyediakan fasilitas penitipan bayi, maka rasio yang baik adalah satu orang pengasuh menangani maksimum empat bayi (0-2 tahun). Jumlah bayi dalam satu kelompok berkisar 8-10 bayi. Agar efektif, satu kelompok terdiri dari 10 bayi dan diasuh oleh 3 orang pengasuh. Untuk program Kelompok Bermain/Playgroup (2-4 tahun), maksimum rasionya adalah satu guru menangani 10 anak. Satu kelas yang efektif berisi 20-25 anak, diasuh 2 guru dan seorang asisten. Sedangkan untuk TK (5-6 tahun), rasio ideal adalah satu guru menangani 10 anak. Untuk dapat efektif, jumlah anak maksimum tiap kelas TK adalah 25-30 anak (tergantung besar/kecilnya ruangan yang digunakan), diasuh 2 guru dan seorang asisten. * Kenyamanan dan keamanan anak. Perhatikan fasilitas yang dimiliki seperti gedung, ruang kelas, sarana dan prasarana yang mendukung aktivitas anak seperti media pengajaran dan te! mpat untuk bermain. Telitilah media pengajaran yang dipergunakan seperti buku-buku dan alat bantu belajar lainnya. Perhatikan alat permainan yang dimiliki -- aktivitas dalam ruangan (indoor) maupun luar ruangan
(outdoor)
-- apakah sudah sesuai dengan harapan? Aspek keamanan dan kenyamanan dalam aktivitas anak sangat penting diperhatikan untuk menghindari kejadian-kejadian yang tidak diinginkan. Misalnya untuk aktivitas outdoor, apakah dilakukan di atas tanah yang telah ditanami rumput atau ditutup dengan karpet untuk mengurangi efek benturan seandainya ada anak yang terbentur ke tanah akibat terjatuh dari tempat mainannya? Perhatikan pula jenis mainan yang disediakan, ukuran dan bahan yang digunakan harus aman dan tidak membahayakan kesehatan dan keselamatan anak.
* Penerapan disiplin. Guru atau pengasuh sebaiknya memakai pendekatan positif dalam memberikan pengarahan dan menerapkan disiplin terhadap anak. Memberikan contoh kepada anak adalah cara yang terbaik sehingga anak-anak tidak akan merasa stres dan terbebani untuk mengikuti disiplin yang ditetapkan.
* Pemeriksaan kesehatan. Kesehatan anak berpengaruh besar tehadap perkembangan anak. Carilah kejelasan, apakah tempat prasekolah itu menyediakan sarana pemeriksaan kesehatan secara rutin oleh tenaga medis (dokter/perawat).
* Program kunjungan. Kunjungan ke tempat-tempat yang menarik dan penting akan menambah wawasan bagi anak-anak anda. Apakah kunjungan tersebut dilakukan secara berkala dan terorganisasi dengan baik? Apakah diperlukan persetujuan orangtua untuk mengikutsertakan anak mereka dalam kegiatan ini dan bagaimana peranan orangtua dalam kegiatan ini? Apakah perlu mambayar untuk kegiatan ekstra atau biayanya sudah termasuk dalam uang sekolah?
* Perbedaan budaya dan agama. Perlu ditanyakan apakah sekolah/guru akan memberikan perlakuan yang sama terhadap semua anak? Ini penting untuk meyakinkan bahwa semua anak akan memperoleh perhatian dan perlakuan yang sama dengan menghargai perbedaan agama dan latar belakang budaya.
Sejumlah informasi ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam memilih tempat pendidikan prasekolah yang terbaik bagi anak. Tentunya harus tetap memperhatikan kondisi keuangan keluarga karena makin berkualitas fasilitas dan program yang ditawarkan maka makin mahal biayanya.
*) diambil dari milis idakrisnashow@yahoogroups.com, edisi 9 November 2005.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
3 comments:
SAYA SEKELUARGA INGIN MENGUCAPKAN BANYAK TERIMAH KASIH KEPADA AKI NAWE BERKAT BANTUANNNYA SEMUA HUTANG HUTANG SAYA SUDAH PADA LUNAS SEMUA BAHKAN SEKARAN SAYA SUDAH BISA BUKA TOKO SENDIRI,ITU SEMUA ATAS BANTUAN AKI YG TELAH MEMBERIKAN ANKA JITUNYA KEPADA SAYA DAN ALHAMDULILLAH ITU BENER2 TERBUKTI TEMBUS..BAGI ANDA YG INGIN SEPERTI SAYA DAN YANG SANGAT MEMERLUKAN ANGKA RITUAL 2D 3D 4D YANG DIJAMIN 100% TEMBUS SILAHKAN HUBUNGI AKI NAWE DI 085-218-379-259
cheap jordans
balenciaga trainers
jordan retro
nike jordans
supreme outlet
nike air max
michael kors outlet
balenciaga shoes
michael kors outlet
yeezy
o2n00r0m74 r9t82q4j02 q3h56c6h28 s8x55n0v92 m1s03d8q56 t2p87p3x96
Post a Comment