Situs Iwan Qodar Himawan - Uni Lubis - Darrel Cetta. Iwan, terakhir bekerja di GATRA. Uni, wartawan, pernah di Warta Ekonomi, Panji Masyarakat, TV7, kini di Antv. Darrel, murid Embun Pagi Islamic International School, Jakarta Timur. Website of The Family of Iwan Qodar Himawan-Uni Lubis-Darrel Cetta. Iwan, journalist. Now running his own company. Uni, journalist, now working for Antv, Jakarta based private TV Station. We live in Permata Timur, Jaticempaka, Pondokgede, Indonesia.
Search This Blog
Wednesday, September 28, 2005
''Silakan Masuk Tuan''
‘’Ayah, ada angin topan.’’
Kalimat itu diucapkan Darrel pada Jumat 23 September lalu. Sambil berkata begitu, ia melongokkan kepalanya ke halaman belakang. Di situ angin bertiup lumayan kencang.
‘’Angin topan?’’
‘’Ya. Tuh, daunnya goyang-goyang…’’
Saya kaget, dari mana Dayen mendapat istilah angin topan.
Setelah itu, saya bertanya pada Mur, mbak yang mengasuh Darrel, serta mengantarnya ke sekolah. ‘’Oh ya Pak, kemarin Darrel nonton berita ada badai katrina di Amerika. Ia mendengar ada istilah angin topan….’’
Wow.., rupanya dari sini, kata ‘’angin topan’’ ia dapat.
Kalau Anda membaca tabloid Nakita, juga membaca ‘’Bagaimana Membuat Cerdas Otak Bayi Anda’’, sejumlah keajaiban memang akan kita temui di anak yang berusia 2 tahun lewat sedikit. Mohamad Darrel Cetta Askara masuk kriteria itu. Ia lahir pada 5 Juni 2003. September tahun ini, usianya baru 2 tahun 3 bulan.
Menurut Nakita dan buku ‘’Bagaimana Membuat ..’’ itu, anak usia 2 tahun mendapat tambahan kosakata yang luar biasa. Kalau pada tahun sebelumnya penambahan kata, serta latihan bicaranya berjalan lambat, kali ini mereka seperti berlari speed. Kencang.
Volume anak usia 2 tahun sudah mencapai lebih dari 60% dari manusia dewasa. Pada usia 5 tahun, mencapai 75%. Setelah itu, penambahan berjalan lambat, sampai mencapai 100% tatkala pertumbuhan manusia berhenti. Kemudian, otak menyusut perlahan-lahan, seiring dengan makin uzurnya usia.
Saya sudah membaca buku dan tabloid itu. Mommy-nya Dayen, Mommy Uni, juga membaca, dengan tingkatan yang lebih sering.
Toh kami sering kaget, terkaget-kaget melihat ucapan-ucapannya.
Semalam, Selasa 25 September, saya tengah menemani mommy makan di ruang keluarga bagian belakang.
Darrel tiba-tiba lari dari depan, membuka pintu. ‘’Silakan masuk, Tuan…’’
Ia mempersilakan saya dan mommmy masuk kamar. Saya kaget. Uni juga kaget. ‘’Dari mana ia belajar kalimat itu Yah,’’ tanya mommy. Saya tidak bisa menjawab.
Sejak tiga bulan lalu, ada kata yang dihapal Darrel di luar kepala: pukung. Ini pengucapan tidak jelas dari kata ‘’pukul’’.
‘’Awas, ayah saya pukung…’’ Kalimat ini menunjukkan bahwa Dayen tak suka atas apa yang dilakukan ayahnya. ‘’Ayah, pergi sana…’’ juga ‘’Ayo, ayah nangis…’’
Begitu cepat pertambahan kata. Begitu cepat ia menambah kekayaan bahasanya.
Saya, juga mommy, kadang-kadang tidak paham. Dari mana ya, anak kami mendapat tambahan kata-kata secara luar biasa itu?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
Aduh mommy Uni kecapekan ya, blog-nya Dayen gak diupdate2x hehehe....
Cup cup aja ah buat Dayen.
Post a Comment