KAMI muatkan di sini foto tersisa dari kunjungan Mommy Uni Z Lubis ke Israel, Oktober tahun lalu. Foto itu kami muatkan baru sekarang karena mommy baru mendapat kiriman fotonya pekan ini, pekan terakhir Agustus 2008. Meski kunjungan itu sudah hampir setahun lewat, tapi foto itu dirasa cukup penting mengingat ketokohan yang difoto.
Tokoh yang difoto itu bernama Tzipi Livni, kini 50 tahun. Oktober tahun lalu ia menerima rombongan sejumlah wartawan Indonesia. Termasuk di dalamnya Mommy Uni Lubis, ibunya Darrel Cetta.
‘’Orangnya sibuk. Tidak berdandan. Kalo ngomong langsung, tidak pake muter-muter,’’ kata Mommy. Sebagai contoh, setelah sesi dengan wartawan Indonesia selesai, stafnya langsung datang mengerubung. Padahal pada saat itu wartawan Indonesia masih di dalam ruangan.
Wajahnya nyaris tanpa senyum. Gerakannya cepat. Mungkin ini karena ia pernah bekerja sebagai agen Mossad. Mossad?
*****
Mossad adalah lembaga agen intelijen punya pemerintah Israel, yang dikenal amat ampuh. Mossad ini kira-kira semacam CIA untuk Amerika Serikat dan BIN untuk Indonesia. Silakan klik www.mossad.go.il, ini situs resminya. Tapi jangan harapkan Anda akan mendapat informasi berbagai operasi Mossad. Yang ada di dalamnya sekadar visi, misi, dan berbagai bla-bla.
Agen Mossad diberi pelajaran krav maga, ini ilmu beladiri yang dikembangkan tentara Israel. Berbeda dengan silat atau kungfu yang juga menekankan unsur seni, krav maga betul-betul bicara bagaimana cara membunuh dengan cepat, menghancurkan dengan dahsyat, dan meloloskan diri dengan sigap.
agen, Tzipi Livni diberi pelajaran krav maga. Kalau mau melihat bagaimana krav maga beraksi, silakan klik www.youtube.com. Gerakannya serba sederhana, ringkas, dan secepat mungkin melumpuhkan lawannya.
Mungkin prinsip krav mamga ini bisa kita camkan bersama-sama: jangan sampai luka; secepat mungkin lumpuhkan penyerang; secepat mungkin berganti posisi dari bertahan ke menyerang; latih gerak reflek Anda; pelajari titik-titik lemah tubuh; biasakan gunakan alat bantu seadanya sebagai sarana melumpuhkan.; jangan berlama-lama dalam berkelahi; hancurkan sebanyak mungkin dan segera lari secepatnya; jangan merasa grogi akan serangan lawan.
*****
Livni adalah putri dari Eitan Livni, bekas anggota sayap militer Irgun Tzwai Le'umi, yang juga merupakan anggota partai Likud. Tapi sampai sejauh mana Tzipi Livni ini menjadi agen Mossad, tidak banyak informasi yang beredar. Ini namanya intel yang benar. Kalau sampai ada intel mengaku-aku keahlian dan operasinya, itu namanya intel-intelan. Ada yang menyebut ia sebagai pemburu teroris.
Ensiklopedia gratis, www.en.wikipedia.org menulis cerita tentang profil Tzipi Livni. Di situ disebutkan bahwa sewaktu tinggal di Paris, Livni tinggal di sebuah apartemen biasa. Diduga, pada saat ini ia masih menjadi agen Mossad. Ia lalu berhenti menjadi agen pada 1983 untuk menikah dengan seorang akuntan, Naftali Spitzer, dan mempunyai dua anak, Omri and Yuval.
Karier hidupnya memang berwarna. Ia pernah menjadi letnan di Angkatan Pertahanan Israel. Setelah itu baru menjadi agen Mossad. Lalu menjadi pengacara praktek selama 10 tahun. Ia memang lulusan Fakultas Hukum Universitas Bar-Ilan. Setelah itu, ia baru terjun ke dunia politik, bergabung dengan Partai Likud. Kini, ia bergabung dengan Partai Kadima, bentukan Perdana Menteri Ehud Olmert. Ia menjadi kandidat kuat perdana menteri berikutnya.
****
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Condoleezza Rice, termasuk yang memuji Tzipi Livni. Saya kutipkan di sini tulisan Rice tentang Livni, yang dimuat di Majalah Time edisi 25 April 2007, edisi tentang orang-orang yang mampu menerobos pemikiran biasa.
‘’Tzipi, like me, became the second woman ever to hold her nation's top foreign policy job. Those early months were anything but easy: violence in Gaza, a war in Lebanon, a radical President in Iran. Tzipi's strength to endure, indeed to excel, in what were difficult, often heartbreaking, conditions was a testament to her character. Tzipi and Prime Minister Ehud Olmert have the foresight to know that a Palestinian state is in Israel's greatest interest, and that they must pursue the cause of peace with their Arab neighbors. President Bush and I deeply share this goal. And for Tzipi and me, it is now the focus of our work together.
Tzipi has not just been my colleague; she has become my friend. We have sat together for hours debating ideas—freely, openly, even combatively at times. I have learned of her deep pride in her children. We share an abiding respect for our now deceased fathers—mine, a successful son of the old segregated American South; hers, a defender of the Jewish homeland in its first days of independence.
Tzipi, 48, is a woman of conviction, intelligence and peace. I deeply respect her. I like being around her. And I know that long after we have both exited the world stage, we'll still be friends.’’
Mungkin Anda kurang begitu suka terhadap politik luar negeri Israel. Atau kurang nyaman melihat perlakuannya terhadap Palestina. Tapi tak bisa dimungkiri, Israel memiliki kekuatan luar biasa. Sebagai sebuah negara kecil ia bisa selamat, bahkan terus makin maju, meski ia berada di tengah kepungan negara-negara dengan sumber daya lebih besar.
Dalam kaitan inilah kami menuliskan cerita soal Tzipi Livni.