tag:blogger.com,1999:blog-139348892024-03-16T14:08:55.002+07:00Kabar dari Permata TimurSitus Iwan Qodar Himawan - Uni Lubis - Darrel Cetta. Iwan, terakhir bekerja di GATRA. Uni, wartawan, pernah di Warta Ekonomi, Panji Masyarakat, TV7, kini di Antv. Darrel, murid Embun Pagi Islamic International School, Jakarta Timur.
Website of The Family of Iwan Qodar Himawan-Uni Lubis-Darrel Cetta. Iwan, journalist. Now running his own company. Uni, journalist, now working for Antv, Jakarta based private TV Station. We live in Permata Timur, Jaticempaka, Pondokgede, Indonesia.Unknownnoreply@blogger.comBlogger228125tag:blogger.com,1999:blog-13934889.post-13560880845829783762013-07-14T16:08:00.000+07:002013-07-28T20:42:27.281+07:00AKHIRNYA MEDICAL CHECK-UP JUGAK!
Diary Ramadan 2013
Day-1
AKHIRNYA MEDICAL CHECK-UP JUGAK!
“Ibu harus kurangi gorengan ya. Olahraga rutin sudah bagus. Nanti konsultasi lanjutan soal tiroidnya ke Prof. Muchlis ya. Gula darah puasanya di atas normal, tapi nggak banyak. Dua minggu lalu cek gula darah yaa. Lainnya sih lumayan bagus, Bu. Oh, iya karang gigi perlu dibersihkan. Ini di ginjal ada pasir-pasir kecil..kurang minum air putih niih...”
Daaan, masih panjang lagi catatan yang disampaikan oleh Bu Dokter yang saya temui di Unit Medical Check-Up salah satu rumah sakit swasta di Jakarta ini. Hiks..Tapi, alhamdulillah, tidak ada yang sangaaaat serius. Hm...ada sih...kemu ngkinan besar tiroid saya harus dioperasi karena ada massa padat yang membesar. Di punggung juga ada indikasi pengapuran. Tinggi badan saya ternyata 168 cm sajah!!! Menciut?? Selama ini tahunya sih 172 cm. Hm..
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi88XpgbjllZq7HdbwlY4WAVPhQk1toAUaHZvMyeSEigq0VzQyxT_3Hk9wqehY0AfxkxaP36_kv2EHhRsv-nd-V_wrqaEUv24M8LHRfvZw3v1_35cPc210BFR4pBcDXo8b8Xd0R/s1600/Aku+banget....jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi88XpgbjllZq7HdbwlY4WAVPhQk1toAUaHZvMyeSEigq0VzQyxT_3Hk9wqehY0AfxkxaP36_kv2EHhRsv-nd-V_wrqaEUv24M8LHRfvZw3v1_35cPc210BFR4pBcDXo8b8Xd0R/s400/Aku+banget....jpg" />
Ini hari Selasa, 9 Juli 2013. Hari pertama saya, suami dan anak berpuasa. Sejak dulu kami selalu mengikuti jadwal puasa dan lebarannya Muhamadiyah? Kenapa? Ya nggak apa-apa. Nggak perlu dibahas di tulisan ini yaa;-). Sesudah mengecek run down berita untuk Topik Siang, saya sempatkan mengambil hasil medical check up (MCU) yang saya lakukan seminggu sebelumnya. Iyess!!! Seumur hidup baru kali ini saya melakukan MCU secara lengkap. Komprehensif. Lho kog bisa??
Iya, karena selama ini merasa sehat-sehat aja sih.
Sakitnya paling pusing, demam, batuk-batuk. Tujuh tahun bekerja di ANTV padahal saya dapat fasilitas MCU. Ini juga nggak pernah saya gunakan. Baru keinget ketika diingatkan teman HRD yang mengantar saya ke rumah sakit dua bulan lalu saat saya tiba-tiba tumbang di tengah acara workshop dan harus dibawa ke IGD #hadeh.
Bulan-bulan belakangan saya memang sering merasa mudah lelah. Bagian pundak dan punggung sakit. Kepala sering pusing –tadinya mikir karena ukuran lensa kacamata berubah. Frekuensi perjalanan ke luar kota juga lumayan sih. Juni lalu saya ke Israel dan ke Australia. Lalu ke Pekanbaru. Sebelumnya, Mei kami sekeluarga ikut roadtrip dengan rombongan jip Thread Light Society ke Pacitan. Perjalanan Jakarta-Yogya kami tempuh 24 jam karena macet!!
Daaan, mungkin juga ini akumulasi dari tingginya kesibukan saya sebagai anggota Dewan Pers 2010-2013 yang berakhir Maret tahun ini. Selama tiga tahun, nyaris tiap pekan saya ke daerah untuk pelatihan, seminar, diskusi, pendataan dan sebagainya. Karena tak ingin terlalu memakan waktu urusan pekerjaan kantor, hampir selalu saya berangkat dengan pesawat paling pagi, alias nyaris nggak tidur semalaman, dan pulang hari yang sama. Capeeekkk..bouw.
Nggak nyesel karena pengalamannya juga tak ternilai, mengenal langsung kehidupan teman-teman media di daerah. Sekalian kulineran #Ups:p
</a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnq7GL12fxjftPKPAzUfL1jA3zKPprMim75pINFMIS6P0xRUF5u5OhtRHOSVc5icAk4qjrwWVih2jGSamN8CYrzH1eP5IZwXiNbAmkK0YQNPPMPbW0gT_p8yCof3LWaGmVSW58/s1600/Selamat+ber-Sabtu+ria.+Selamat+berolahraga.+D+dan+ibune+lagi+nggenjot...jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnq7GL12fxjftPKPAzUfL1jA3zKPprMim75pINFMIS6P0xRUF5u5OhtRHOSVc5icAk4qjrwWVih2jGSamN8CYrzH1eP5IZwXiNbAmkK0YQNPPMPbW0gT_p8yCof3LWaGmVSW58/s400/Selamat+ber-Sabtu+ria.+Selamat+berolahraga.+D+dan+ibune+lagi+nggenjot...jpg" /></a></div>
Jadi, setelah bekerja dengan ritme tinggi selama 22 tahun, akhirnya saya MCU jugak!
Bukannya saya nggak pernah periksa darah, urine dan sejenisnya. Itu sih beberapa kali. Saat proses kehamilan Darrel dan sebelumnya, saya menjalani pemeriksaan kesehatan lengkap juga. Juga saat menjalani operasi pengangkatan kista. Tapi ya itu, menjalani MCU lengkap belum pernah. Yang pake treadmill segala itu lhoh. Kalau treadmill di fitness club sih tiga kali seminggu. Tapi kan beda;-).
Saya mengambil MCU paket lengkap. Saking lengkapnya sampai capek juga lho, seharian di RS pindah dari satu dokter spesialis ke spesialis lainnya. Mulai dari dokter penyalit dalam dokter gigi, spesialis mata, dokter bedah dan spesialis tumor, dokter kandungan, dokter THT dan pemeriksaan rekam jantung, USG dan sebagainya.
Yang selama ini saya alami sama kayak tulisan seorang dokter di bawah ini. Banyak diantara kita yang baru periksa ke dokter atau cek kesehatan kalau merasa sakit beneran. Padahal yang terbaik adalah cek kesehatan minimal setahun sekali untuk mendeteksi potensi penyakit dan kelainan dalam tubuh. Baca niiih:
<i>The Importance of Annual Medical Check-Ups
By Dr Carlos Perez Date posted: September 3, 2012
E-mail
Carlos Perez, M.D.,
Family Medicine
Some people think that feeling well is reason enough to forget to visit their doctor. In fact, many of them wait until they feel sick to consider the possibility of seeking medical help. The experts, however, believe that the best way to fight disease is detecting it as early as possible, even before feeling any symptoms.
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmHBWS4iNCqQp-9E24onMJbO7yzxwwBnOJOgVO7XAQKYlZyz-iDpnhULbKP1JtIV5ginLtI3bSmyRFY6eHpfKMzyaLAhNAqsUaoD49dywriiaIAk5AeYOkXqTp-9gGgUhaS9Xj/s1600/20130714_100816.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmHBWS4iNCqQp-9E24onMJbO7yzxwwBnOJOgVO7XAQKYlZyz-iDpnhULbKP1JtIV5ginLtI3bSmyRFY6eHpfKMzyaLAhNAqsUaoD49dywriiaIAk5AeYOkXqTp-9gGgUhaS9Xj/s400/20130714_100816.jpg" /></a></div>
According to the Center for Disease Control, “Regular health exams and tests can help find problems before they start. They also can help find problems early, when your chances for treatment and cure are better. By getting the right health services, screenings, and treatments, you are taking steps that help your chances for living a longer, healthier life. Your age, health and family history, lifestyle choices (i.e. what you eat, how active you are, whether you smoke), and other important factors that impact what and how often you need healthcare.”
An annual physical exam is recommended for children and adults.
Dr. Carlos Pérez, family doctor affiliated with the Kendall Regional Medical Center, explains that “in the case of children and adolescents, it is very important to determine the normal progression of age-appropriate development. Cardiac malformations, neurological disorders, orthopedic problems, vision or speech irregularities and a multitude of other things can be treated successfully if they are caught early on by a health professional.”
With regards to adults, Dr. Pérez adds that the American Medical Association points out several reasons why it is important that an annual medical exam be performed.
One of the reasons are the routine exams or screenings. Routine screenings, such as cholesterol and diabetes tests, pap smears and breast exams, can detect signs of diseases at their earliest and most treatable stages.
The markers of prescribed screenings, such as blood or urine tests, or just body weight, are another good reason that deserves an annual medical check-up. These markers clearly show the doctor if there have been changes in the patient’s condition.
The yearly visit to the doctor is a valuable opportunity to ask him/her general questions, or to point out specific aspects about one’s health that could be improved, how to quit a harmful habit, or to ask for a referral to visit other health professionals.
An additional reason to have an annual medical exam is to maintain one’s medical history up-to-date. A clear and complete medical record can help detect hereditary problems.
Saya berjanji akan rutin melakukan MCU tiap tahun. Wis tuwo
Met puasa ya teman-teman, semoga puasanya lancar, begitu juga ibadahnya. Maaf lahir batin. </i>
Unknownnoreply@blogger.com30tag:blogger.com,1999:blog-13934889.post-79937139522702186442012-05-18T06:49:00.001+07:002012-05-18T07:03:39.716+07:00Penipu Bergentayangan Lewat Facebook<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTbhEYwxyMZ4NwGAnuIA83fdSHOXcw4uC2wEl4cwnUpM2HtlVE2sALAP9wv2eCscujmxX0aykWy1noREU-aOlGakuA6ne_jX_xCr2WKdiMdKP4MUJabx3ss7R1a1W3PDx16SS3/s1600/bandit-maling.jpg" imageanchor="1" style="margin-left:1em; margin-right:1em"><img border="0" height="400" width="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTbhEYwxyMZ4NwGAnuIA83fdSHOXcw4uC2wEl4cwnUpM2HtlVE2sALAP9wv2eCscujmxX0aykWy1noREU-aOlGakuA6ne_jX_xCr2WKdiMdKP4MUJabx3ss7R1a1W3PDx16SS3/s400/bandit-maling.jpg" /></a></div>
SEBUAH pesan masuk di ''dinding'' facebook saya. Yang menulis Pak Mohammad Singgih. Pak Singgih ini alumni Teknik Geodesi UGM, angkatannya sembilan tahun sebelum saya. Ia lulus tahun 1974. Figurnya dikenal baik, suka membantu, dan dikenal suka menjadi penggerak kegiatan.
Pesan di wall itu kira-kira bunyinya begini, ''Ini cerita beneran. Saya kira yang saya beli ini produk Cina. iPad cuma Rp 2,5 juta. Komputer Toshiba Rp 2,5 juta. Kamera Rp 2 - 4 juta. Eh, ternyata barangnya asli beneran. Masih dalam kemasannya. Dikirim lewat Tiki. Saya membelinya lewat saudara saya di Bea Cukai. Silakan kirim pesan ke inbox saya, bila berminat..''
Pesan menarik ini sampai ke wall facebook saya hari Minggu, 17 Mei 2012, sore sekitar jam 15.00. Ini informasi menarik. Apalagi dua bulan sebelumnya kami kehilangan iPad. Dalam sebuah acara di Hotel Dharmawangsa, iPad kami hilang. Wassalam. Dilacak ke sana ke mari, tetap saja barang canggih itu tidak ketemu.
Saya segera berchatting dengan Pak Singgih. Ini saya kutipkan percakapan saya dengan ''beliau'':
'' Hallo mas, barang-barang di beacukai itu serius?'' tanya saya.
''Hubungi saja no ini 082 187 195 516 namanya pak WAHYUDI,dia spupuku/ptinggi bea dan cukai,minta saja no rekeningnya,sperti sy kmaren.nanti barangnya d krim lwat TIKI/KURIR,blang sj nanti dapat dr sya no nya,di jamin bakal d kasih,dan barangnya original and new brand kok,sy jamin 100%,soalnya sy dah bli juga dan buktikan sndri.ok''
''Kalo kameranya tipe apa?''
''Tanya saja langsung ke sepupu saya biar jelas..''
Setiap kali bertanya lewat facebook, jawabannya segera muncul. Kesimpulan saya, Pak Singgih sedang online.
Saya segera men-SMS nomor yang diberikan. ''Pak, adanya kamera seri apa? iPad-nya seri 1 atau 2?
Si ''Wahyudi'' segera menjawab: telepon saya saja biar jelas..
Kemudian saya menelepon. Si ''Wahyudi'' mengabari bahwa iPad-nya seri 2. Kalau Nikon-nya seri D4, lengkap dengan lensanya. ''Saya tunggu 30 menit dari sekarang ya, transfernya.. Saya kirim segera nomor rekeningya..''
Tak lama kemudian masuk SMS mengabari nomor rekeningnya di Bank Panin. ''705 202 5563 ats nama Wahyudi, BANK PANIN. Kalo misalnya dr atm yg beda bank pake kode bank 019 lalu no rek tjuan.tk''.
Wow.. 30 menit untuk transfer? Jujur saja, harganya sangat menarik. Walau untuk itu saya justru bertanya-tanya: ini beneran atau tipuan? Sudah banyak cerita di internet berseliweran, mengabari penipuan lewat facebook.
Dua tahun lalu ada kabar seorang ibu tertipu US$ 100.000. Ia mendapat pesan di inbox dari ''suaminya'' bahwa si ''suami'' kecelakaan di Amerika Serikat. Si Ibu ini orang Jerman. Si suami minta dikirimi uang, untuk biaya pengobatan. Begitu uang dikirim, si ibu berhasil kontak suami sebenarnya. Ia baru tahu bahwa dirinya jadi korban penipuan.
Tahun lalu kakak saya, mbak Yeni Widowaty, mendapat pesan dari ''promotor''-nya kuliah S3. Pesan SMS itu intinya Pak Profesor minta bantuan biaya pengobatan. Mbak Yeni curiga, gaya minta-minta begini bukan modelnya Pak Profesor, yang ia kenal sangat baik, sangat santun, dan agamis. Begitu dikontak, ia tahu: pesan itu ternyata bohong.
****
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMsNm3QbQpCV-dwtsinVmZfgvg1HcpDM_VnexI-3AotThJVvxAKnTkD8fAOnb54v_A6tjmjTQFRsLUtVsNW6VWVsGMGh1eiOt4VRDfjQ61SiQ_Ph-t6hwRVFT4lAJHUeLRJ68F/s1600/cheap-ipads-076.jpg" imageanchor="1" style="margin-left:1em; margin-right:1em"><img border="0" height="300" width="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMsNm3QbQpCV-dwtsinVmZfgvg1HcpDM_VnexI-3AotThJVvxAKnTkD8fAOnb54v_A6tjmjTQFRsLUtVsNW6VWVsGMGh1eiOt4VRDfjQ61SiQ_Ph-t6hwRVFT4lAJHUeLRJ68F/s400/cheap-ipads-076.jpg" /></a></div>
Prinsip pertama untuk setiap hal adalah perlunya verifikasi. Kalau bahasa ustad: perlunya tabayun. Kalau dalam bahasa mommy Uni Lubis di <a href="http://unilubis.com"></a>, perlu cek ricek: benarkah Pak Singgih beli laptop dan barang elektronik lain dengan harga murah? Kenapa barangnya bisa murah?
Pertanyaan berikutnya menyangkut etika: Apakah ini barang halal? Apakah ini barang selundupan? Apakah ini barang curian?
Jawaban untuk beberapa pertanyaan terakhir, hampir pasti ini barang ilegal. Lagipula aneh, membeli barang pada orang yang belum dikenal, kok transfer duluan. Namun adanya rekomendasi dari ''Pak Singgih'' membuat saya yakin: masak sih sepupunya Pak Singgih menipu..
****
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFepJTg2CfrBx9PfVykj8ZVk78mt7USPhqi2D2o8Y5vNpC2suo5iJ5Q94j2vqHKdnFrZt7Fa9QJrkqSE94c9mFCtq1vxM7p-s12gWlXSGV3cR-LWhjjCibdyqXF5cFiSn7xInH/s1600/facebook-crime.jpg" imageanchor="1" style="margin-left:1em; margin-right:1em"><img border="0" height="369" width="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFepJTg2CfrBx9PfVykj8ZVk78mt7USPhqi2D2o8Y5vNpC2suo5iJ5Q94j2vqHKdnFrZt7Fa9QJrkqSE94c9mFCtq1vxM7p-s12gWlXSGV3cR-LWhjjCibdyqXF5cFiSn7xInH/s400/facebook-crime.jpg" /></a></div>
Sore itu setelah sekitar dua jam berusaha menghubungi, akhirnya saya berhasil mengontak Pak Singgih sebenarnya, lewat SMS. ''Iya mas, minta maaf, facebook saya di<i>hack</i>. Sudah delapan orang mengontak saya untuk konfirmasi. Alhamdulillah, tidak ada yang ketipu...''
Jadi jelas, ada orang kurang ajar yang menipu, yang membajak facebook-nya Pak Singgih. Gantian saya ''mengerjai'' si Wahyudi kurang ajar.
''Hallo Pak, saya sudah transfer Rp 4,5 juta. Mohon dicek. Bagaimana pengiriman barangnya?''
Sekitar 10 menit kemudian si Wahyudi menjawab, ''Lo, kok belum masuk. Transfernya lewat bank apa?''
Saya jawab lagi:''Lo, ini rekening saya sudah didebet.. Masak belum masuk. Coba dicek..''
Sekitar 10 menit kemudian ia menjawab, ''Kok uangnya belum masuk. Transfernya lewat bank apa?''
Setelah itu ia berkali-kali menelepon untuk konfirmasi. Selalu saya jawab ''sudah transfer''.
Hari ini saya mendapat hikmah penting lagi, dari perlunya verifikasi.Unknownnoreply@blogger.com21tag:blogger.com,1999:blog-13934889.post-49028096542372610582012-04-08T21:50:00.008+07:002012-04-08T23:27:30.107+07:00Merintis E-Bike di Indonesia<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh970KXLM4J2QsUkoVRUx3sAqywJC8Dg6WJeUA3gbSWl0NZyC-mjUS6u5cDLRezwyyG1AWsscGshwXibcIjmU9Rl0Mtp0kASV2qCjD1hj212Ow3HV71vsFR98IKf1crh3-ztUe_/s1600/P1030624.JPG"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh970KXLM4J2QsUkoVRUx3sAqywJC8Dg6WJeUA3gbSWl0NZyC-mjUS6u5cDLRezwyyG1AWsscGshwXibcIjmU9Rl0Mtp0kASV2qCjD1hj212Ow3HV71vsFR98IKf1crh3-ztUe_/s400/P1030624.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5729045122967791986" /></a><br /><br /><br />AHAD 8 Desember ini kami --saya dan Mommy Uni Lubis-- bertemu dua orang muda. Namanya David Hadi dan Angga. David Hadi adalah CEO E-Bike Indonesia, mengurusi aspek pemasaran dan pengembangan usaha, adapun Angga adalah mitranya dalam E-Bike yang bergelut dengan aspek teknis. Kantor mereka terletak di Cipete, persisnya di Garasi 66. Ini di Jalan Pangeran Antasari, Cipete. Kalau dari Blok M terletak di gang masuk di antara pilar jalan layang 16 dan 17.<br /><br />E-Bike Indonesia menjual berupa seperangkat alat yang terdiri dari batere, motor, dan sistem transmisi, yang dipasang pada sepeda untuk membuat genjotan jadi ringan. Dalam bahasa gampang, setelah peralatan yang dijual E-Bike itu dipasang, maka sepeda kita bisa ''berkelamin'' ganda: ya sepeda onthel, tapi juga sepeda bermotor listrik.<br /><br /><br />Kalau kita capek, atau merasa berat mengayuh, motor listrik tinggal dihidupkan. Wussss... Sepeda pun melaju, tanpa suara, kecepatannya bisa mencapai 30-an kilometer, tergantung pada kekuatan batere yang kita punya. Kalau batere habis, ya sepeda bisa kita kayuh sebagaimana sepeda biasa. Kalau pengin informasi lebih lengkap, silakan mampir ke www.ebikeindonesia.com.<br /><br />Batere listriknya punya kekuatan lumayan. Bila baterenya terisi penuh, dia bisa melaju hingga 60-an kilometer, ini dengan pemakaian kombinasi tenaga kaki plus motor. Untuk mengisi baterenya dari kosong hingga penuh, dibutuhkan waktu sekitar dua jam. <br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWiFfGPqLLLYMk8vWYf1P_gifUYssuF4uWyhkPPi47adP2jJO_vbxWUuAWVO609iKCaWcHnTZtbBRFUa8ON0_5Tdv-q2tg5gP9iUfR0e01I2eEeVHEqYo9jDl7ohIYnrb_KlTm/s1600/bike_side.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 307px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWiFfGPqLLLYMk8vWYf1P_gifUYssuF4uWyhkPPi47adP2jJO_vbxWUuAWVO609iKCaWcHnTZtbBRFUa8ON0_5Tdv-q2tg5gP9iUfR0e01I2eEeVHEqYo9jDl7ohIYnrb_KlTm/s400/bike_side.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5729045145040786210" /></a><br />Saya dan Mommy Uni Lubis mencoba sepeda ebike cukup lama. Kata Mommy Uni, ''Lumayan.. Menanjak tidak lagi bikin berkeringat..'' <br /><br />Alat ini memang cukup bermanfaat membantu kita yang sering kesulitan naik sepeda di tanjakan, atau mungkin merasa capek setelah cukup jauh menggowes. Jangan lupa untuk segera mengisi baterenya, setelah sepeda berhenti. <br /><br />Kalau kita ke kantor atau ke rumah saudara, insya Allah kita gampang mencari colokan untuk ngisi batere. Namun kalau kita pergi ke terminal, mal, pasar, atau tempat-tempat umum, mungkin kita kesulitan mencari colokan. Kampanye penggunaan motor listrik, sepeda listrik, atau mobil listrik sebagaimana digaungkan Menteri Dahlan Iskan, akan sukses bila disertai stasiun pengisian batere.<br /> ****<br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmyMM8cMR2nx4XsUpz5Bfv9yqqaYReoB39WfSf6A33oJe9OBKvIItrAR7ydNAVmBR4VtD6zes1YGsMv20wNN6Db2azwhcNSKwM0YZFX3Rrx0-g2OTTiTU5wpUHykAclkGFX7zm/s1600/yuji-fujimara-electric-bike.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 292px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmyMM8cMR2nx4XsUpz5Bfv9yqqaYReoB39WfSf6A33oJe9OBKvIItrAR7ydNAVmBR4VtD6zes1YGsMv20wNN6Db2azwhcNSKwM0YZFX3Rrx0-g2OTTiTU5wpUHykAclkGFX7zm/s400/yuji-fujimara-electric-bike.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5729045150019271202" /></a><br /><span style="font-weight:bold;">E-Bike buatan Yuji Fujimara, Jepang.</span><br /><br />Untungkah menggunakan sepeda listrik? <br />Dari sisi lingkungan, jelas. Tidak menimbulkan polusi, baik suara maupun asap. Untuk keperluan jarak dekat, sekitar 30-an kilometer, saya merekomendasi. Tapi kalau digunakan untuk jarak jauh, ya sementara ini saya tidak menyarankan.<br /><br />Bila kita menggunakan motor automatic, jarak 30 kilometer kira-kira menghabiskan premium satu liter, atau seharga Rp 4.500 untuk saat ini. Dengan sepeda listrik, kita hanya menghabiskan uang untuk nyetrum aki saja.. Pasti jauh lebih irit ketimbang biaya premium yang akan terus naik.<br /><br />Menurut keterangan Angga, aki bisa dipake sekitar dua tahun. Hitungan kasar, kalau sehari habis seliter, berarti dalam dua tahun bisa menghabiskan lebih dari Rp 1,6 juta. Hampir sama dengan harga batere sepeda.<br /><br />Karena alasan penghematan, sebuah perusahaan jasa kurir, JNE, ingin mencoba menggunakan sepeda listrik untuk kurirnya. Saya kutipkan di sini berita harian ekonomi Kontan, 28 Desember 2012. Beritanya bisa diakses di <a href="http://industri.kontan.co.id/news/bbm-naik-kurir-jne-akan-dibekali-sepeda-listrik/2012/03/28.">sini:</a>.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">SOLUSI KENAIKAN HARGA BBM</span><br />BBM naik, kurir JNE akan dibekali sepeda listrik<br />Oleh Asnil Bambani Amri - Rabu, 28 Maret 2012 | 17:49 WIB<br /><br />JAKARTA. <span style="font-style:italic;">Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) tak hanya bikin pusing kalangan masyarakat luas saja. Kenaikan tarif BBM juga bikin pusing pelaku industri, terutama industri logistik yang berorientasi pengiriman dan pendistribusian barang, seperti JNE.<br />Agar kenaikan harga BBM tidak membuat bocor brankas mereka, JNE berniat memfasilitasi kurir dengan sepeda listrik. Walaupun masih dalam tahap rencana, JNE akan melakukan ujicoba memakai sepeda listrik untuk kurir yang beroperasi di dalam kota Jakarta.<br />“Kami mau beli 10 sepeda listrik dulu untuk diujicobakan,” kata Visi Firman, Head of Corporate Communications JNE saat berkunjung ke kantor KONTAN, Rabu (28/3). Jika dalam ujicoba itu sukses, maka JNE akan membuat program pengadaan sepeda listrik untuk kurir mereka yang ada di dalam kota.<br />Menurut Visi, pengadaan sepeda listrik tidak hanya untuk menghemat operasional dari pemakaian BBM saja, tetapi juga untuk menjaga komitmen perusahaan terhadap lingkungan. "Selain membatasi pemakaian BBM, juga ramah lilngkungan," tambah Visi.</span><br /> ****<br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjT5aLcCcZLBLb6mGkwOxF7gvXEUxrbE6uzqJa5ZDKl2jnj6mgJg5ha-rPqvEoM1XmIZdG87C3wV-UGd4Pt4jRL4yjFLQM09ArhV_R3-HzSeOqQOBHw6F2x2n8pXnFS8v_Z2FT4/s1600/ebike+di+china.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjT5aLcCcZLBLb6mGkwOxF7gvXEUxrbE6uzqJa5ZDKl2jnj6mgJg5ha-rPqvEoM1XmIZdG87C3wV-UGd4Pt4jRL4yjFLQM09ArhV_R3-HzSeOqQOBHw6F2x2n8pXnFS8v_Z2FT4/s400/ebike+di+china.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5729050277071603346" /></a><br /><br />Di khasanah internasional, sepeda listrik dikenal sebagai e-bike. Ensiklopedia gratis wikipedia.org mendefinisikannya sebagai ''sepeda dengan motor elektrik sebagai tenaga penggerak''. Sepeda ini mampu berjalan 24-32 kilometer per jam.<br />Di banyak negara, sepeda listrik dikelompokkan sebagai sepeda, bukan motor. Sehingga pengemudinya tidak perlu memiliki surat ijin mengemudi.<br />Pemakaian sepeda listrik di seluruh dunia berkembang cepat sejak 1998. Diperkirakan saat ini terdapat 120 juta pemakai e-bike di China. Di India, Amerika Serikat, Nederland, dan Swiss, penjualan meningkat pesat. Pada 2010 sebanyak 700.000 sepeda listrik terjual di Eropa, naik 350% ketimbang dua tahun sebelumnya.<br />Di Indonesia? Semoga juga ikut mendulang sukses. Angga dan David sudah merintisnya.Unknownnoreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-13934889.post-80677794131227282832012-03-28T13:59:00.003+07:002012-03-28T14:20:40.589+07:00KISAH MAS TOTOK PENGUNGSI MERAPI<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUzUoDjyxNVbBpFyrMGyTDfTJ-UZwjoB54LClOXvUwbs8qqV4jzhOlaYx_AuETdp_undsXceuQLs66OntBPfuzKktghyphenhyphenWlUVlcQH3Jy2_ZPhxZ-KwqbB3zQ9Cu4dwAqMcWqoZ0/s1600/IMG03029-20120324-1740.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUzUoDjyxNVbBpFyrMGyTDfTJ-UZwjoB54LClOXvUwbs8qqV4jzhOlaYx_AuETdp_undsXceuQLs66OntBPfuzKktghyphenhyphenWlUVlcQH3Jy2_ZPhxZ-KwqbB3zQ9Cu4dwAqMcWqoZ0/s400/IMG03029-20120324-1740.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5724842698654140258" /></a><br /><br /><br /><span style="font-style:italic;">Liburan Nyepi tahun ini, Darrel dan kawan-kawan berlibur ke Yogya. Kunjungan ke Merapi paling berkesan baginya.</span><br /> “Kenapa kog kolam lelenya kosong?Waktu terjadi letusan Merapi Mas Totok lari ke mana? Kog posko pengamatannya dibangun dekat sekali dari Gunung Merapi? Kan bahaya? Nggak boleh!”.<br />Rentetan kalimat di atas datang dari Darrel. Yang dituju Mas @HartantoTotok, salah satu korban letusan Merapi 2010, Sabtu sore lalu (24/3). Selain Darrel yang banyak melontarkan pertanyaan, ada Rayhan Kamajaya putra @Ray_nia, Ebhin putranya @VenturaE dan Rayhan Galih putra @Blanthik_Ayu. Empat ibu berlibur menikmati akhir pekan panjang karena Hari Raya Nyepi. Tujuan liburan yang sudah direncanakan sejak dua bulan lalu ini: Yogyakarta. Berdelapan kami menumpang kereta Argo Dwipangga berangkat dari Stasiun Gambir Jam 8 pagi, tiba di Stasiun Tugu Yogyakarta Jam 4 sore. Perjalanan seru. <br /> Wisata kuliner adalah salah satu tema penting liburan ini. Tapi liburan yang mencerdaskan juga perlu bagi anak-anak (selain kesempatan belanja tas buatan pengrajin lokal buat ibu-ibunya....;-). Keempat jagoan sempat mengeksplorasi Taman Pintar, sebuah taman hiburan sekaligus arena pengenalan dunia sains. Darrel sudah pernah berkunjung ke sini bersama ayahnya (baca http://iwan-uni.blogspot.com/2006/11/taman-pintar-yogya_08.html).<br /> <br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCYmLqXR_G_7DVcCMFA7ZX5f7xzXiJiI0ojX4g5lrsS4HHHc_AsEMWA6OpRkDCwL1c8h1I0d5-WNCFwBJzRVGgtEylAjMME6VwDL-RuWOXH-eFYQjMtf-ADiFG9Czo-w0dS49q/s1600/IMG03016-20120324-1654.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCYmLqXR_G_7DVcCMFA7ZX5f7xzXiJiI0ojX4g5lrsS4HHHc_AsEMWA6OpRkDCwL1c8h1I0d5-WNCFwBJzRVGgtEylAjMME6VwDL-RuWOXH-eFYQjMtf-ADiFG9Czo-w0dS49q/s400/IMG03016-20120324-1654.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5724842696483011986" /></a><br /><br />Bagi Darrel, <span style="font-style:italic;">highlight</span> liburan bersama kawan kali ini adalah kunjungan ke Merapi. Kali ini Mas Totok yang baru saya kenal via Mas @budhihermanto, pentolan akun informasi dan komunitas @jalinmerapi, memandu kami ke posko 1 Kepuharjo, posko pengamatan Gunung Merapi. Letaknya paling dekat dengan Merapi, yakni 6 km dari puncaknya. Anak-anak (dan ibunya) sangat antusias menaiki bangunan posko ini. Sayang, saat kami ke sana, sudah sore dan kabut tebal menutupi keindahan gunung. Jadi, kami gagal melihat gunung. <br /><br />Pemandangan sekitar cantik. Sejauh mata memandang kami bisa melihat bekas aliran lahar hujan di Kali Gendol, juga hamparan tanah kosong yang ditinggalkan penghuninya. Di area posko 1 Kepuharjo beberapa warung makanan siap melayani ”turis” seperti kami. Ada juga rumah yang baru diperbaiki tak jauh dari posko. ”Kog masih boleh tinggal di sini? Bahaya kan,” gugat Darrel ke Mas Totok. Waks!<br /> Kepada kami, Totok bercerita bahwa dia adalah salah satu korban letusan Merapi. Rumahnya hancur tak berbekas. Tak ada harta tersisa. Ia menjadi salah satu penghuni Hunian Sementara (huntara) korban Merapi di Dongkelsari, Desa Wukirsari. Sebelum mengungsi, Totok dan keluarganya tinggal di Srodokan, Desa Wukirsari. “Saya dan keluarga sempat mengungsi ke Klaten saat terjadi erupsi Merapi,” kisah Totok. Darrel bertanya: “Jauh nggak Klaten?”. Kali ini saya yang menjawab, “Klaten itu kan tempat keluarganya eyang kakung. Darrel tiap tahun ke sana saat lebaran. Lumayan jauh dari sini. Sekitar satu sampai satu setengah jam perjalanan.” Darrel manggut-manggut. <br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVfQlhYs0w0whLeuJf1l31UWGLRbzleMXNorYiswQkPSnr6q6AJRBm7TXT7MiEdotVzVzHN0eX8-tRTTdUCZXzldiM9fqmrTdNNQy8XVVMm0omPTY65Cgn0Vcbq1kzofbEolYF/s1600/IMG03027-20120324-1710.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVfQlhYs0w0whLeuJf1l31UWGLRbzleMXNorYiswQkPSnr6q6AJRBm7TXT7MiEdotVzVzHN0eX8-tRTTdUCZXzldiM9fqmrTdNNQy8XVVMm0omPTY65Cgn0Vcbq1kzofbEolYF/s400/IMG03027-20120324-1710.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5724842683312047746" /></a><br />Di huntara Dongkelsari ada 204 Kepala Keluarga (KK), yang masing-masing menghuni rumah terbuat dari dinding gedek (anyaman bambu) seluas 30 meter persegi. Huntara dibangun di atas tanah kas desa. Ada dua jenis huntara bagi korban letusan Merapi, yakni huntara yang dibangun secara mandiri di atas tanah milik sendiri, maupun huntara yang dibangun di atas tanah kas desa. Yang diprioritaskan pemerintah daerah adalah huntara mandiri. <br />Kami sempat diajak mampir ke huntara Dongkelsari Sabtu sore itu. Sejumlah orang duduk di depan huntara. Puluhan kolam ikan lele nampak kosong, ada juga yang terisi air berlumut. Kolam ikan lele itu dibuat dengan menggali tanah, dilapisi plastik terpal tebal warna biru. “Ini program dinas sosial. Tapi warga enggan melanjutkan karena baunya menyengat.” Kata Totok. <br />Kolam-kolam itu memang dibangun bersisian dengan huntara. Membangun kolam lele menjadi sebuah program rutin yang ditawarkan dinas sosial manakala terjadi bencana alam. Belum tentu cocok untuk warga. Kini warga huntara memilih kembali ke pekerjaan lama, menjadi penambang pasir di Kali Gendol. Jatah hidup yang pernah diterima warga paska erupsi Merapi, senilai Rp 5.000/orang/hari cuma diterima sebulan pertama setelah Oktober 2010.<br />Menurut Totok, huntara Dongkelsari tergolong kurang diperhatikan. Kami memang melihat nyaris tak ada aktivitas komunitas di sana. Sekolah bagi anak-anak pun agak jauh. Listrik ada. Totok membeli voucher PLN senilai Rp 5.000, bisa bertahan selama sebulan dengan pemakaian minimal. Kini dia membantu Mas @budhihermanto menjadi community organizer di Combine, sebuah gerakan komunitas di lingkar Merapi. Huntara lain relatif baik keadaannya karena dibantu oleh sejumlah perusahaan besar baik swasta maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN). <br />Kami melihat sejumlah logo perusahaan dipasang di huntara yang ada di Desa Wukirsari. Padahal, warga huntara mulai resah karena tersiar kabar dua pekan lagi huntara mereka akan dibongkar. Di lokasi itu akan dibangun hunian tetap (huntap). “Kami belum tahu akan mengungsi ke mana? Warga ada juga yang kembali ke rumah lama yang masih bisa ditempati, atau menumpang di rumah saudaranya, “ kata Totok.<br />Bukan cuma Darrel yang suka mengingat kisah Mas Totok dari Merapi. Saya penasaran dengan kenyataan bahwa warga Dongkelsari resah akan dipindah. Selasa siang (27/3) saya menelpon Pak Urip Bahagia, pelaksana tugas kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman. Pak Urip menjawab dengan ramah saat saya menelpon ke ruangannya di BPBD Sleman. <br />Soal rencana pindah, menurut Pak Urip warga Dongkelsari tak perlu resah. Saat ini pembangunan huntap di Batur, Desa Kepuharjo sudah tahap akhir. Ada 194 rumah diperkirakan siap dihuni secara tetap pada awal April 2012. <br />“Prioritas pertama yang dipindahkan adalah warga Gondang 1,” kata Pak Urip. Huntap Batur dibangun di atas tanah kas desa. Awal April pula pembangunan hunian tetap Pager Jurang, Desa Kepuharjo. Akan dibangun 340-an rumah. Baik Batur maupun Pager Jurang adalah lokasi hunian baru, bukan eks lokasi hunian sementara. Tautan ini menunjukkan lokasi pembangunan huntap (http://www.mpbi.org/files/workshops/20111205-Rani-Sjamsinarsi-Pendekatan-Kultural-dalam-Relokasi.pdf).<br />Pemindahan warga dari huntara ke huntap akan menggunakan metode “dakon”. Ini nama permainan saat saya masih kecil. Mayoritas orang Jawa mengenalnya. Intinya, biji sawo yang digunakan untuk permainan dakon akan mengisi lobang yang kosong, susul menyusul. Jadi, jika huntap Batur selesai, akan diisi oleh warga Gondang1. Sampai Gondang 1 kosong, sehingga bisa dibangun huntap, begitu juga dengan pengisian huntam Pager Jurang. “Intinya warga Dongkelsari tak perlu kuatir,” kata Pak Urip.<br />Soal perhatian yang kurang, Urip malah mengeluhkan pihak pemberi bantuan yang seringkali memilih langsung ke lokasi untuk menyalurkan bantuan tanpa koordinasid dengan pemda atau instansinya. “Kalau kami di pemda, prinsipnya semua dapat perlakuan sama,” ujar Urip. Masalahnya, Dongkelsari secara lokasi memang dianggap “tidak menarik” bagi donatur untuk mengadakan acara penyerahan bantuan. Urip merasa instansinya tak memiliki kemampuan memaksa donatur untuk memperhatikan huntara yang luput dari perhatian. <br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYBnr4YExP-l3NhfWUTyEaHjjX0BpyTk-271j3vCba_hU4YnMuO-cgtGibgwqSGK2y5WBqKNxoI_WTrDql0lde2DVP63B5CX1mzHm29zpKVIdIaYm5owPkqjKiskjvAdjPssB1/s1600/IMG03025-20120324-1701.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYBnr4YExP-l3NhfWUTyEaHjjX0BpyTk-271j3vCba_hU4YnMuO-cgtGibgwqSGK2y5WBqKNxoI_WTrDql0lde2DVP63B5CX1mzHm29zpKVIdIaYm5owPkqjKiskjvAdjPssB1/s400/IMG03025-20120324-1701.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5724842676169982658" /></a><br />“Kalau perusahaan koordasi, kami siap bantu informasi area mana yang masih perlu, mana yang sudah banyak bantuan,” katanya. Good point! Kasus seperti ini sering terjadi dalam setiap penyaluran bantuan paska bencana. Informasi Pak Urip saya teruskan ke Totok. Lewat pesan pendek via telpon seluler dia menjawab, “ok makasih infonya mbak, ini rencana jam 1 mau rapat warga shelter bahas itu.’<br />Kunjungan ke Posko 1 Merapi di Kepuharjo dan Huntara Dongkelsari bagi Darrel adalah pengalaman ke sekian berinteraksi dengan bencana Merapi. Sepekan setelah Merapi meletus, dua tahun lalu, Darrel saya ajak mengunjungi posko pengungsian di Magelang dan Klaten. Bersama @VenturaE dan Ebhin, kami membantu menyalurkan bantuan dari teman-teman dari komunitas Twitter. <br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgInRK4Y0oNoC1oM4HJ6QGrAwV0DvPw7gjfJ5UijolwbXr5CZiV-vUr95lZeALpnmuiyoVOALpUt-FQBijaN_WEBx2iCDTLP6SuMiSYl0dvWO6GrT6s8XqHfr3VJzAbF0ytutfa/s1600/IMG03030-20120324-1742.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgInRK4Y0oNoC1oM4HJ6QGrAwV0DvPw7gjfJ5UijolwbXr5CZiV-vUr95lZeALpnmuiyoVOALpUt-FQBijaN_WEBx2iCDTLP6SuMiSYl0dvWO6GrT6s8XqHfr3VJzAbF0ytutfa/s400/IMG03030-20120324-1742.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5724842675335433186" /></a><br />Selain membagikan susu dan makanan, Darrel dan Ebhin berbagi buku gambar dan buku cerita untuk anak-anak. Lebaran tahun lalu, bersama sepupunya Darrel berkunjung ke kawasan yang terkena dampak Merapi di Wukirsari juga, tapi bukan lokasi yang kami kunjungi akhir pekan lalu. Di lokasi itu puluhan rumah tertimbun letusan, ditinggalkan kosong. Kunjungan yang berkesan. Dahsyatnya dampak sebuah bencana letusan gunung berapi.<br />Minggu malam saat belajar membuat puisi untuk tes bahasa, Darrel membuat puisi tentang Merapi. Isinya? Nanti baca di akun Facebooknya ya Unknownnoreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-13934889.post-88406238159857310642012-03-07T09:50:00.003+07:002012-03-07T10:08:04.435+07:00Menjadi Pasien Jantung By-Pass di USOleh: Didi Prambadi<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLSrkf6kDCNJ_pfQHnLnbJfjKWDjhgbCeIZc6q7yAt4q8oOl-k5uBFsbj1z08IeIAFEBnpNJi0PhXfAolmkZawj7UOqf-rRgnx_8BoPtvPTSbnDNdjv6vRX-bZR_WMhOzxT3rO/s1600/didi+prambadi-2.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLSrkf6kDCNJ_pfQHnLnbJfjKWDjhgbCeIZc6q7yAt4q8oOl-k5uBFsbj1z08IeIAFEBnpNJi0PhXfAolmkZawj7UOqf-rRgnx_8BoPtvPTSbnDNdjv6vRX-bZR_WMhOzxT3rO/s400/didi+prambadi-2.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5716982928188522098" /></a><br /><br /><br /> <br />Rasa senut-senut, nyeri di dada kiri yang datang dan pergi sejak tiga hari sebelumnya, kembali muncul saat saya di meja kerja, Senin dua pekan lalu. Melihat ini, teman saya langsung berinisiatif memanggil ambulans dan saya yang sudah lemas diangkut menuju ke rumah sakit terdekat, Montgome Medical Center. Selama perjalanan dua petugas mencecar dengan sejumlah pertanyaan seputar jantung, kapan dirasakan, adakah keluarga yg menderita jantung (ibu dan kakak saya meninggal karena jantung. Adik saya, satu kamar dan sama-sama oprasi dengan almarhum Mas Widi Yarmanto di RS Harapan Kita, Jakarta). Masuk ke ICU tidak terlihat tanda-tanda mengkhawatirkan, dan baru keesokan harinya menjalani stress tes (diminta lari dan jalan cepat di atas treadmill), tetap tak ada kelainan. Barulah setelah diperpanjang waktunya satu menit, saya gelagapan dan hampir pingsan. Saya lantas ingat almarhum Yulizar Kasiri yang tidak kuat lari saat dites ini bersama saya dulu.<br /><br />Saya pun dikirim menjalani tes kateter, pakai selang dimasukkan ke pinggang kanan. Hasilnya? Ada empat penyumbatan pembuluh darah menuju jantung. ‘’Anda harus operasi. Besok,’’ kata dokter. ‘’Kabar baiknya, jantung anda masih berfungsi 55%. Biasanya penderita lain hanya 5% sampai 10% saja, itu yg rawan,’’ lanjutnya. Malam itu juga saya dikirim ke Lankenau Medical Center, sebuah rumah sakit lebih lengkap yang letaknya di pusat kota. Menjelajah keramaian kota dalam ambulans tidak begitu menyenangkan, karena saya harus terbaring menatap pohon-pohon kering di jendela belakang.<br /><br />Tiba di Lankenau, masuk ke ruang biasa dan diberi penjelasan proses operasi oleh dua dokter ahli: Jantung dan Thoracic Surgery (ahli bedah rusuk/rongga dada). Dada akan dibuka dan beberapa rusuk dipotong, lantas dokter Roberto akan mencangkokkan pembuluh darah lain ke sana. ‘’Diambil dari pembuluh darah di lengan kiri, pembuluh dari paha kiri, plus satu pembuluh yang khusus disediakan oleh Allah SWT di dada anda. Proses ini semua berlangsung tanpa menghentikan detak jantung sedetik pun. Biasanya jantung dikendalikan di mesin. Ini tidak. Jantung tetap pada tempatnya dan bekerja seperti biasa!’’ kata ahli jantung Roberto Rodriguez, ditemani dr. Scholtz (ahli toracic) yang tampan seperti Richard Burton itu. Ada pertanyaan?<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXioVsVjKS2MQJ-AMrvsay-eFkgCBMud_nLiXqLvxH0cerUEsc2iiAQjxQAggPzbJy2DYY_mtUaWfQBV4EXthfpxLVxV-j6ZvlUVozJibyKIN3jwu6ePCApMHL72HmUQz_Riiu/s1600/didi+prambadi-4.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXioVsVjKS2MQJ-AMrvsay-eFkgCBMud_nLiXqLvxH0cerUEsc2iiAQjxQAggPzbJy2DYY_mtUaWfQBV4EXthfpxLVxV-j6ZvlUVozJibyKIN3jwu6ePCApMHL72HmUQz_Riiu/s400/didi+prambadi-4.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5716982920333841042" /></a><br /><br />(Bagaimana gue mau tanya, wong nggak tahu apapun soal jantung. Kalau soal laporan reporter sih bolehlah, tapi ini?) Berapa lama prosesnya? ‘’Memakan waktu sekitar tujuh jam! Anda tidak ingat apapun. Jangan khawatir, kami menangani ratusan pasien selama sebulan. Jantung anda bakal sehat kembali. Yang penting, setelah sembuh, jangan berlagak seperti orang normal. Anda sudah cacat dan tidak sempurna seperti remaja lagi,’’ kata Roberto. Hindari merokok, sodium (garam), dan banyak olahraga. (Saya ingat potret teman-teman seperti Iwan QH, Taufik Alwie dan lainnya main badminton tanpa henti, futsal, dll., sementara saya hanya naik sepeda. Paling-paling seminggu sekali keliling museum).<br />Pukul 1.00 siang saya digelandang masuk ke ruang operasi oleh seorang perawat lelaki berkulit hitam. Badan sudah disteril sejak pagi dan ditelanjangi, dan hanya mengenakan baju longgar. Lampur-lampu neon di langit-langit koridor yang berseliweran cepat, menandai ruang operasi itu cukup jauh. Begitu sampai, saya disambut perawat hitam lain yang membawa vakum dan mesin pencukur. ‘’Saya asisten pasien dan tugas saya membersihkan bulu di dada, tangan, kaki, termasuk ‘dua bola’ sahabat anda di sana, (dia menunjuk di kawasan pribadi),’’ katanya, langsung membuka baju saya sehingga saya kedinginan.<br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJU408JLY_mpFaGpY888mUgHjwLCTKIB07FS78AVJK45pGIPY2jVc4d6xJwh4tpLiVJ9cv3MhyvpBTP5KOZlnz1gGV-9zYNVRdoi3Sca8nMyU-vaiG-PNqmXeFZf26Rw3ee8pI/s1600/didi-prambadi.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJU408JLY_mpFaGpY888mUgHjwLCTKIB07FS78AVJK45pGIPY2jVc4d6xJwh4tpLiVJ9cv3MhyvpBTP5KOZlnz1gGV-9zYNVRdoi3Sca8nMyU-vaiG-PNqmXeFZf26Rw3ee8pI/s400/didi-prambadi.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5716982917007665218" /></a><br />Tetap cuek, dia cepat bergerak dan setelah bersih barulah saya disambut dr. Roberto dan Scholtz ditemani sejumlah perawat, ahli anestesia. Semuanya mengenakan topeng dan seragam operasi biru muda. ‘’Wah Di, saya sudah menunggu lama, ke mana aja?’’ katanya bercanda. Saya melirik perawat membuka plastik pembungkus peralatan operasi dan gunting lainnya. Oooh berarti benar-benar steril. Saya senyum saja dan pasrah (Mau ngapain lagi? Mau berontak? Saya pasrah dan berdoa semoga operasi ini tidak gagal! Aku masih pengin hidup. Aku ingin sembuh. Tiba-tiba ada rasa takut, kenapa operasi sejenis ini ada yang gagal? Kenapa Mas Widi wafat? Kenapa Yulizar wafat? Kenapa familiku ada yg wafat juga, tapi kenapa adikku masih bertahan? Dan… blessss…. Saya tidak ingat sama sekali. Sejumlah mimpi – entah apa saya lupa – menghiasi pikiran saya selama tujuh jam menjalani operasi.<br /><br />Saya baru siuman saat berada di ICU, melihat Billy Cristal nongol di televisi membawa acara Academy Awards 2012 (Oscar) di televisi. Mulut dimasuki pipa napas dan penyedot darah. Leher ditancapi jarum infus dan dada diberi perekat lem dan dipasangi dua pipa (penampung darah dan cairan dari dada). Saya melihat putri dan istri saya di samping tempat tidur. Mereka memberi isyarat agar tidak banyak bicara dan operasi berlangsung lancar. ‘’Bagaimana merasa sakit di mana?’’ tanya perawat. Saya tidak bisa menjawab karena saya tidak merasakan sakit apapun. Belakangan saya baru tahu saya diberi obat pain-killer Oxycodone yang dikonsumsi Michael Jackson dan Whitney Houston serta selebriti lainnya? Seumur-umur baru ngrasain hebatnya narkoba.<br /><br />Besoknya pipa napas dan penyedot darah di mulut sudah dilepas dan keesokan harinya dua kantung plastik penampung darah dan cairan di dada juga dilepas. Saya diminta turun dari tempat tidur dan berdiri. Tidak ada pusing atau mual, yang ada selera makan luar biasa dan pengin makan ‘Sayur Asem’ dan ‘Tempe Goreng’. Awalnya daging turki dan kentang rebus serta kopi terasa nikmat, tapi lama kelamaan bosen juga dan pengin masakan Indonesia. Hari ketiga sudah dikirim ke ruang biasa dan diberi obat sembilan macam sehari sekali. Oxycodone masih diberikan jika ada rasa sakit saja.<br /><br />‘’Kapan mau pulang?’’ tanya dokter Roberto sambil menekan dada saya agar batuk. ‘’Sering batuk dan latihan napas pakai ini’’ sambil memberi alat plastik pengukur napas dari angka terendah 250 sampai 2500 angka tertinggi. Keesokan harinya saya pulang sendirian naik taksi, karena sanak famili dan istri harus masuk kerja. Sampai di rumah sudah tersedia Sayur Asem dan Tempe Goreng. Saya makan sepuasnya sampai dua piring. ‘’Jangan makan banyak2, sedikit2 dulu,’’ kata istri saya mengingatkan. Hemm. Benar-benar nikmat rasanya sayur asem itu.<br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNzyJUcx7AfXe8AAJCE9PIXnuD0ZLxwo3qdpcCIcR9MIqUKsPHAml0xIcl_v5NjWWnICsAVEFnkv-SftnzB-SJEmXsqVevnZWMhyphenhyphenfI-eanIuk1IFHermH7OOLEzX2kBbXxvkAl/s1600/didi+prambadi-3.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNzyJUcx7AfXe8AAJCE9PIXnuD0ZLxwo3qdpcCIcR9MIqUKsPHAml0xIcl_v5NjWWnICsAVEFnkv-SftnzB-SJEmXsqVevnZWMhyphenhyphenfI-eanIuk1IFHermH7OOLEzX2kBbXxvkAl/s400/didi+prambadi-3.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5716982913972622802" /></a><br />Hingga kini saya latihan naik turun tangga, dan berjalan. Selain sayur asem, ada sup ikan, tempe, tahu dan nasi sedikit. Saya bersyukur karena operasi berlangsung lancar, dan ingin mengingatkan pada seluruh keluarga Eureka: Hati-hati bila ada terasa nyeri di dada kiri. Jangan dianggap remeh, karena itu gejala jantung. Periksa ke dokter agar ditangani sejak dini, karena di dunia – termasuk Indonesia – Serangan Jantung merupakan ‘The Silent Killer’ yang sewaktu-waktu mampu mencabut nyawa. Ribuan orang terkena penyakit ini setiap bulannya. Di samping itu, mendaftarlah ke asuransi kesehatan sejak awal, karena operasi ini membutuhkan biaya cukup banyak. Dan tentu saja sering olahraga seperti Iwan QH, Taufik A., dan teman2 lainnya. Badan terasa capek tapi sehat. Atau jalan kaki setiap hari selama 15 sampai 30 menit cukup. <br /><br />Saya baru tahu bahwa kegagalan Mas Widi karena proses pemulihannya (bukan operasi), akibat gula darah yang cukup tinggi sehingga luka di dalam tak sembuh2. Demikian pula Yulizar Kasiri dan salah satu famili saya yang gula darahnya tinggi dan membuat luka tetap becek tak sembuh-sembuh. Proses operasi di RS Harapan Kita, Jakarta tidak kalah dan tak berbeda dengan proses operasi di Lenkenau Medical Center, USA. Yang terpenting lagi berdoa dan pasrah kepada Allah SWT. Amiin…. Semoga pengalaman ini dapat bermanfaat bagi keluarga Eureka. <br /><br />*)Didi Prambadi, wartawan, pernah menjadi senior saya di TEMPO dan GATRA. Mas Didi, demikian saya memanggilnya, kini bekerja di Philadelphia, Amerika Serikat. Sewaktu tahun lalu kami sekeluarga ke Amerika Serikat, mas Didi dan istrinya menemui kami di hotel di New Jersey. Ketika itu mas Didi kelihatan sehat dan energik.. Semoga beliau segera sembuh.. Amien..Unknownnoreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-13934889.post-36722841168242330202012-02-23T14:32:00.002+07:002012-02-23T14:55:46.243+07:00Pesawat tanpa awak di Singapore Air Show<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNAdO0_xhkxzpUHS8Z5sEXWxAwCmewfFCHNVxrCB0QGiefjxiTm7oXp5L8NUxuZZUh9m-YTm5vgwMC5HYy8dZ4vJcSwn7byY9aruQDIWAGRRRFVEc0zi4izQrrQ6S-lrMf7CQq/s1600/P1030336.JPG"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNAdO0_xhkxzpUHS8Z5sEXWxAwCmewfFCHNVxrCB0QGiefjxiTm7oXp5L8NUxuZZUh9m-YTm5vgwMC5HYy8dZ4vJcSwn7byY9aruQDIWAGRRRFVEc0zi4izQrrQ6S-lrMf7CQq/s400/P1030336.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5712236131777897730" /></a><br /><br /><br /><br />PEKAN lalu, kami berkunjung ke Singapura untuk melihat Singapore Air Show. Yang dimaksud kami adalah saya (Iwan), mommy Uni Lubis, dan Darrel Cetta. Setiap dua tahun, negeri tetangga itu memang menyelenggarakan pameran dirgantara yang cukup besar. Lebih dari 20 negara, termasuk Indonesia, berpartisipasi. Pengunjung yang datang cukup melimpah.<br />Dua tahun lalu kami menginap di Singapura sehari sebelumnya, dan keesokan paginya meluncur ke bandara Changi, tempat pameran berlangsung. Kali ini kami berangkat dari Jakarta. Kami naik Lion Air, berangkat jam 06.00, dan kembali dari Singapura jam 19.55, dengan harga tiket yang lebih murah daripada ke Yogya. Tidak perlu menginap lagi, cuma risikonya harus meninggalkan rumah jam 03.30 pagi, saat yang nyaman untuk tidur.<br />Bagi Anda yang belum pernah melihat Singapore Air Show, informasi ini mungkin cukup bermanfaat. Untuk bisa masuk ke lokasi pameran, Anda harus membeli tiket. Tiket bisa dibeli langsung menjelang pintu masuk pameran, harganya US$30 untuk dewasa, dan US$ 14 untuk anak-anak. Kalau kita membeli jauh hari sebelumnya, harganya US$ 20 untuk dewasa, dan US$ 8 untuk anak-anak.<br />Membeli tiketnya cukup mudah. Masuk saja ke website-nya Singapore Air Show (www.singaporeairshow.com). Di situ tersedia link untuk membeli tiket. Setelah membeli tiket, jangan lupa, itu baru tanda pemesanan. Selanjutnya Anda harus menukarkan tanda pemesanan itu ke agen Sistic di Indonesia, yaitu Smailing Tour. Ada dua lokasi penukaran, Smailing tour cabang Senayan City dan cabang Jalan Majapahit, Jakarta. Untuk menukarkan tiket, Anda masih kena ‘b iaya administrasi’ lagi. Untuk tiga tiket, saya membayar total Rp 90.000.<br /> ****<br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgugEo3VtzQIOKhXtATDtLOGfsVzawijNxvtx06Uf5CKDMF05KUkLL3cAU03MAmcwxCgq4OmjI5Sjjc8hJPNDeJdcNhaxjIPkc7cZ88wDH1Cw8nqU-z0tzG6Kvxn7ohNFyXf6vU/s1600/P1030308.JPG"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgugEo3VtzQIOKhXtATDtLOGfsVzawijNxvtx06Uf5CKDMF05KUkLL3cAU03MAmcwxCgq4OmjI5Sjjc8hJPNDeJdcNhaxjIPkc7cZ88wDH1Cw8nqU-z0tzG6Kvxn7ohNFyXf6vU/s400/P1030308.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5712236122555005362" /></a><br />Dibanding dua tahun lalu, Singapore Air Show tahun ini terasa lebih senyap. Mungkin ini karena Eropa tengah limbung dihantam krisis ekonomi. Dua tahun lalu saya melihat pesawat helikopter cheenox, pesawat yang punya mulut ikan hiu, dan stand Boeing-Airbus yang lebih luas. Tahun ini cheenox tidak hadir. Pesawat bermulut ikan hiu tidak datang. Stand Boeing-Airbus terasa lebih kecil. Hari Minggu pagi, sekitar jam 10.00, kami masuk ke hall pameran. Hall terasa sepi. Baru siangnya, sekitar jam 13.00, rame.<br />Dari Indonesia ada dua stand yang saya temui. Yang pertama, Garuda Maintenance Facility, biasa disingkat GMF. Ini merupakan unit di bawah Garuda Indonesia yang bertugas memelihara pesawat. Dulunya GMF hanya untuk keperluan internal. Kini GMF sudah jadi raksasa sendiri. Maskapai Timur Tengah banyak yang jadi pelanggannya.<br />Yang kedua adalah Susi Air. Silakan masuk ke www.susiair.com untuk informasi lebih detail mengenai perusahaan penerbangan yang banyak meladeni daerah terpencil ini. Susi Air memamerkan pesawat Cessna Caravan (berpenumpang 13 + 2 pilot dan crew), dan Piagio Avanti, pesawat eksklusif berpenumpang tujuh orang.<br />Di tabloid Aviation Week yang kami dapatkan di lokasi pameran, kami membaca berita gembira. Yang jadi gambar utama adalah Susi Pudjiastuti, perempuan asli Pangandaran pemilik Susi Air. Ia akan menambah 16 pesawat baru, tahun ini. Wow!! Ia menyebut beberapa merk: Cessna Caravan, Pilatus Porter PC6, Dornier, Agusta, dan Citation Sovereign. Pokoknya mantep.<br />Semoga pembeliannya berlangsung sukses. Semoga makin menambah kesejahteraan.<br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEig4nezJPULH1c-u7SJetnAFAymuzdhr5ffnLlsp4AUsutMQ-Yf1hC7uMApZrhK1Pho-aYoPeLejF_ayUn6E5WvV5mS_Jn_lIZsTzIkVP8hjkwi81y6Ng81ejq7Yl65pkqbySev/s1600/P1030300.JPG"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEig4nezJPULH1c-u7SJetnAFAymuzdhr5ffnLlsp4AUsutMQ-Yf1hC7uMApZrhK1Pho-aYoPeLejF_ayUn6E5WvV5mS_Jn_lIZsTzIkVP8hjkwi81y6Ng81ejq7Yl65pkqbySev/s400/P1030300.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5712236118089396946" /></a> *****<br />Dalam pandangan saya, bintang Air Show kali ini adalh Israel. Negeri di pojokan semenanjung Timur Tengah ini warganya 7 juta jiwa. Perasaan terpencil, serba tidak aman, ini mendorong Israel membangun pertahanannya (dan penyerangannya) dengan kuat.<br />Israel membuka stand cukup luas: IAI alias Israel Aerospace Industry. IAI memamerkan pesawat tanpa awak berbagai seri. <br />• Tipe Machatz-1. Jenis ini mampu terbang terus-menerus selama 52 jam. Ketinggian maksimum 35.000 kaki. Lama terbang dan tinggi terbang bisa berkurang tergantung pada berat muatan.<br />• Tipe Hermes. Hermes ini tipenya bermacam-macam. Ada seri 450, seri 900. Kegunaannya untuk menyerang, mengintai, dan menghancurkan. Jangan bayangkan pesawat UAV ini hanya untuk mainan. Panjangnya saja yang ini sampai 10 meter. Bisa terbang terus-menerus sampai 20 jam. Di film youtube, disebutkan, jenis ini sudah pernah menjalankan 20.000 misi penyerbuan. Silakan klik di http://www.youtube.com/watch?v=cTAN9oXZT-o.<br />• Tipe Heron. Ini sudah dipakai untuk berbagai misi penggempuran. Dipakai pertama kali waktu operasi Israel untuk mengenyahkan pejuang Palestina di jalur Gaza, pada 2008-2009. Gerakannya dipandu satelit GPS. Beratnya total 250 kgr. Kini, Heron dipakai di Australia, Singapura, Canada, Turki, Prancis. Berbagai misi sudah diemban. Dari Afghanistan, Palestina, hingga Irak. <br /><br /><br />Jangan kaget, Heron juga bisa mencapai Jakarta dari pangkalannya di Singapura sana...Unknownnoreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-13934889.post-12859588231730148762011-11-29T09:38:00.002+07:002011-11-29T11:12:18.657+07:00Naik Merpati dari Jogja ke Jakarta<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkL5CKXBTz3EgLA5hIVnXOp4a-0u0QKfHG-We6HHOpCSikMZPTLHEAAekjB4psoT-J4hF8FOkLCGaM-xvSF-gy0mEJazEd0SbZNRfk2ZRli5SqVTdxj86Arki929Ey-tvM9bF0/s1600/Merpati_Xian_MA-60_Spijkers.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 282px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkL5CKXBTz3EgLA5hIVnXOp4a-0u0QKfHG-We6HHOpCSikMZPTLHEAAekjB4psoT-J4hF8FOkLCGaM-xvSF-gy0mEJazEd0SbZNRfk2ZRli5SqVTdxj86Arki929Ey-tvM9bF0/s400/Merpati_Xian_MA-60_Spijkers.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5680244747281549010" /></a><br /><br />PEKAN lalu, dari tanggal 18 sampai 21 November 2011, saya ke Jogja. Ada acara penting di situ. Kakak paling besar saya, mbak Yeni Widowaty, menjadi doktor dalam bidang ilmu hukum pidana. Sehingga kakak saya yang bekerja sebagai dosen di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta itu sekarang namanya cukup panjang: Dr. Yeni Widowaty Herindrasti, SH, Mhum. Satu kata terakhir ‘’Herindrasty’’ hanya pernah nongol di rapor sekolah dasar, tapi tidak ada di ijazah. Sehingga sampai sekarang namanya hanya ‘’Yeni Widowaty’’.<br />Acara ujian terbuka itu berlangsung di Universitas Diponegoro, Semarang. Namun karena bapak dan ibu saya tinggalnya di Jogja, saya pulang dulu ke Jogja untuk mengambil mobil, menjemput beliau. Sebetulnya Pak Syarief dan Bu Siti Asiyam –demikian nama beliau—sudah ditawari untuk menginap di Hotel Ibis Semarang, bergabung dengan mbak Yeni dan keluarga (suami –mas Faisal Heryono, dan dua puterinya –Cita dan Bella. Si bungsi Tifa ada di Jepang, sehingga tidak bisa bergabung). Namun beliau sudah wanti-wanti: aku kuwi nek nginep neng hotel rasane ora penak tenan je… (dalam bahasa Inggris: it’s really unconvenience to stay at hotel).<br />Alhamdulillah, acara berlangsung lancar. Setelah lebih kurang lima tahun kuliah S3, mb.ak Yeni kini sudah lulus kuliah S3.<br /> *****<br />Bukan promosi doktor itu yang mau saya ceritakan di sini kali ini. Sepulang dari acara di Jogja, saya pulang pakai pesawat Merpati rute Adi Sucipto-Halim Perdanakusuma. Rute ini sangat menarik bagi saya: mendarat di Halim, hanya sekitar 5 Kilometer dari rumah.<br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7FMkB5LvEQXjyagOxTGSSkmTfSD6GjpuLlfIBHLGYyn1zIUvb7WhFqhnGz0JRkbFMhfCxpWRH0n8ShPrBabr95SMfUDjsAezXvxYVGI9gsr37ucbH63NVdnmaeby4NBlVrpCt/s1600/P1030090.JPG"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7FMkB5LvEQXjyagOxTGSSkmTfSD6GjpuLlfIBHLGYyn1zIUvb7WhFqhnGz0JRkbFMhfCxpWRH0n8ShPrBabr95SMfUDjsAezXvxYVGI9gsr37ucbH63NVdnmaeby4NBlVrpCt/s400/P1030090.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5680244749742068290" /></a><br />Merpati rute Jakarta-Jogja merupakan trayek baru. Sebelum krismon 1998, saya bersama mommy Uni pernah juga naik Merpati dari Halim ke Jogja. Kalau tidak salah pesawatnya CN 235. Waktu itu penumpangnya hanya empat orang. Jumlah pilot dan pramugarinya lebih banyak ketimbang penumpangnya. Penerbangan itu rugi, dan rute Jakarta-Jogja ditutup. Entah kenapa kalau maskapai lain mendapatkan duit banyak dari rute Jakarta-Jogja, kalo Merpati malah merugi.<br />Sejak Maret lalu, Merpati membuka kembali rute ke Jogjakarta. Berbeda dengan jalur dahulu kala, kali ini rutenya Merpati berbeda: Jakarta-Bandung-Jogjakarta. Berangkat dari Halim jam 09.00 sampai di Jogja jam 15.00.. Lama sekali? Karena pesawat ini harus mampir dulu di Bandung.Tiba jam 10.00, tapi baru berangkat dari Bandung jam 14.00. Mungkin, Merpati ingin memberi kesempatan para wisatawan yang lagi belanja di factory outlet. Jadi kalo bapak ibu ingin berbelanja dulu di Bandung, Merpati ini pilihan yang pas. Tapi kalo buru-buru ke Jogja, ya jangan naik Merpati.<br />Maka saya berangkatnya ke Jogja naik Lion Air. Baru pulangnya naik Merpati. Jadwal pulangnya Merpati cukup menarik: dari Jogja jam 15.40, berhenti di Bandung jam 16.40, terus jam 17.00 berangkat dari Bandung ke Jakarta, sampai di Halim jam 18.00. Kalau semua tepat waktu, setengah jam kemudian saya sudah sampai di rumah.<br /> ****<br />Saya mencoba mencari tahu mengenai rute Merpati ke Jogjakarta. Menurut penjelasan distrik manager Merpati Bandung, Yanuar Fadhillah, ketika peluncuran rute ini Maret lalu, rute Bandung-Jogja merupakan rute penting: untuk wisata, seni, dan pendidikan. Bandung punya pabrik tekstil, Jogja adalah pasar tekstil Bandung. Kedua kota sama-sama dikenal punya nilai lebih di bidang seni. Ketika itu Bandung-Jogja diarungi dengan Boeing 737-300, tiga kali seminggu: Rabu-Jumat-Minggu. Tarifnya pukul rata: Rp 297.000.<br />Sejak peluncuran Maret lalu hingga kini sudah terdapat beberapa perubahan. Pertama, kini rute Bandung-Jogja diarungi tiap hari. Pesawatnya juga berubah. Tidak lagi Boeing, melainkan pesawat MA-60.<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixcMhSpD6JB7SAskN3NzrVl4Op9OGQhpknB4WvARMnhvCaHLVjs7rKpejhSv3_FnamrxgEWMeWbd9P_7eY0eJcBh5zVUHTy5MaDrmBWoJlUIRzIXpUjZhyphenhyphenykk-v78YiGahpoQw/s1600/P1030092.JPG"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixcMhSpD6JB7SAskN3NzrVl4Op9OGQhpknB4WvARMnhvCaHLVjs7rKpejhSv3_FnamrxgEWMeWbd9P_7eY0eJcBh5zVUHTy5MaDrmBWoJlUIRzIXpUjZhyphenhyphenykk-v78YiGahpoQw/s400/P1030092.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5680244767970577890" /></a><br />Kalau Boeing 737-300 berpenumpang 148 orang, Xian MA60 ini lebih kecil, bisa mengangkut 58 penumpang. Merpati memiliki 14 unit pesawat MA60, satu di antaranya jatuh di perairan Kaimana, Papua, pada Mei 2011. Label kata ‘’MA’’ merupakan kependekan dari ‘’Modern Ark’’ alias ‘’Perahu Modern’’. Wah, top..<br />Pesawat MA 60 dibuat oleh Xi’An Aircraft Industrial Corporation. Pesawat ini mendapatkan sertifikasi dari Badan Penerbangan Sipil China pada Juni 2000. Tapi belum mendapatkan sertifikat dari Federal Aviation Administration, Amerika Serikat. Sehingga pesawat ini belum boleh diterbangkan di Amerika. Ketiadaan sertifikat FAA ini yang menimbulkan gonjang-ganjing ketika Mei lalu pesawat MA60 jatuh di perairan Kaimana: mengapa Merpati membeli pesawat yang tanpa sertifikat FAA. Namun pejabat Indonesia dan petinggi Merpati ketika itu berpendapat: sertifikat FAA bukan suatu keharusan.<br />Pesawat MA60 ini tidak hanya dioperasikan oleh Merpati. Dewasa ini beberapa MA60 juga mengangkasa di beberapa negara. Di antaranya Laos, Burundi, Myanmar, Ghana, Ecuador, Kamerun, Filipina. Namun, yang terbanyak membeli memang Merpati. Agen penjualan MA60 patut diacungi jempol, karena sukses memasarkan MA60 ke Merpati. Bahkan yang dibeli Merpati jauh lebih banyak ketimbang yang dibeli maskapai di China. Di negeri pembuatnya itu, terbanyak sebagai pembeli adalah YingAn Airlines, 10 unit. Dua maskapai lainnya adalah Wuhan Airlines (tiga unit), dan Sichuan Airlines (dua unit).<br /> Dalan pandangan Merpati, pesawat MA60 kinerjanya yahud. Maka Mei lalu Merpati mengumumkan, akan mendatangkan dua pesawat baru. Sehingga total Merpati akan memiliki 15 unit.<br /> ****<br /><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwCeMdvR1iVY7P_k_7ZxSHi-_6QvFrwZwTSyt9ed1wRws9omM7aBJYzlEYGz94A305fE9AETd0z_Suk5_vLmAN2tmMW1HThAhDSBBkRSO-UQhuih4klR3keWJdVrJhu94YBMrm/s1600/P1030091.JPG"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwCeMdvR1iVY7P_k_7ZxSHi-_6QvFrwZwTSyt9ed1wRws9omM7aBJYzlEYGz94A305fE9AETd0z_Suk5_vLmAN2tmMW1HThAhDSBBkRSO-UQhuih4klR3keWJdVrJhu94YBMrm/s400/P1030091.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5680244763495101810" /></a><br /><br />Saya sudah biasa naik pesawat lebih kecil dari MA 60. Hubungan dekat saya dengan Susi Pudjiastuti, pemilik maskapai Susi Air membuat saya beberapa kali naik pesawat Cessna Caravan rute Jakarta-Pangandaran, yang punya 14 tempat duduk. Saya juga pernah naik Piagio Avanti, yang hanya berpenumpang tujuh orang. Karena itu ketika naik MA60, saya tidak takut.<br />Memang bukan pada kinerja MA60 ini yang saya keluhkan. Saya percaya, China, yang sudah sukses membuat peluru kendali jarak jauh, meluncurkan roketnya ke ruang angkasa, juga mampu menembak satelit di orbitnya, bisa membuat pesawat terbang dengan baik.<br />Yang saya keluhkan adalah pada pengoperasian pesawat MA60 oleh Merpati. Bila sesuai jadwal, harusnya saya tiba di Jakarta jam 18.00. Namun hari itu saya apes..<br />Semula saya dikabari via sms bahwa pesawat Merpati akan berangkat ke Bandung jam 18.40, mundur tiga jam dari jadwal. Karena itu saya berangkat ke Adisucipto jam 17.00. Ketika check in saya dapat kabar dari petugas bahwa Merpati masih ’’ tetap sesuai jadwal’’, jam 18.40.<br />Saya menunggu di lounge Borobudur, Adisucipto, yang sudah nyaris kosong menu makanannya karena terlalu banyak penumpang yang menunggu. Tempe goreng, tahu goreng, kacang, emping, nasi goreng, semua ludes. Tinggal kue. Minuman cocacola, fanta, masih tersedia..<br />Sampai jam 19.00 ternyata pesawat belum datang. Lalu muncul pengumuman: pesawat diperkirakan tiba dari Bandung jam 20.15. Dan balik ke Bandung sekitar jam 20.40. Wah… kok molor lagi.<br />Alhamdulillah, kali ini Merpati tidak ingkar janji. Jam 20.40 pesawat terbang beneran. Sampai di Bandung jam 21.30. Begitu turun, saya dapat informasi: penerbangan ke Jakarta dibatalkan, sehingga penumpang yang berangkat ke Jakarta diantar dengan jalan darat, via tol Cipularang.<br />Kali ini Merpati menepati janjinya. Dari Bandung saya diantar dengan Suzuki APV ke Halim Perdanakusuma. Sampai Halim jam 23.30. Bukan perkara gampang mencari angkutan dari Halim di malam selarut itu. <br /><br />Musibah lain, malam itu saya kehilangan acara penting: final sepakbola Sea Games antara Indonesia-Malaysia..Unknownnoreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-13934889.post-73102867854134491662011-10-22T10:33:00.005+07:002011-10-22T11:59:54.333+07:00iPad yang Ruwet<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjsIGomhOGkEXtsq1nIqGj0SAXfRI0SfyHny5oaVLMWPu-xBiKWV_LPLWgXuzDu3M0ZXAQdudaxH37nyoziKvi5NDvwuPYqBW30Ky-CTabruJ0znr2HQVfrTd_QRT-k8wcu6olG/s1600/iPad.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 267px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjsIGomhOGkEXtsq1nIqGj0SAXfRI0SfyHny5oaVLMWPu-xBiKWV_LPLWgXuzDu3M0ZXAQdudaxH37nyoziKvi5NDvwuPYqBW30Ky-CTabruJ0znr2HQVfrTd_QRT-k8wcu6olG/s400/iPad.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5666176431289613186" /></a><br /><br /><br /><br />SEBAGAI produk teknologi baru, harus diakui iPad amat sangat sukses. Gamenya cukup banyak, dan menarik. Darrel Cetta sangat suka pada game global war. Ia juga suka main game superhero, angry bird, dan airportmania. <br /><br />Game yang disediakan memang beragam. Anda suka fashion, memasak, perang, terbang, semua ada. Namun di luar berbagai keunggulan itu, saya masih merasakan banyak hal yang membuat iPad kurang menarik.<div><br /></div><div>Tulisan pendek ini saya buat ketika Steve Jobs, sang pendiri Apple, sudah wafat, dua pekan lalu. Tulisan ini juga nongol karena saya habis dikerjain oleh iPad: file-file penting ketlingsut, dan kini masih dalam proses pencarian. Insya Allah sih ketemu.Sekadar informasi, iPad punya Mommy Uni Lubis itu seri pertama.</div><div><br /></div><div>Komplain saya soal iPad adalah, peralatan ini egois. Hanya mau menerima program yang dikeluarkan Apple, atau konco-konconya. Di luar berbagai program itu, wassalam. Jangan harap. Anda pernah mendonlod program google chrome yang terkenal itu? Atau google earth? Atau pernah menginstall flash di iPad? Kalau belum, tidak usah mencoba, karena mubazir. iPad akan menolaknya.</div><div><br /></div><div>Maka untuk menonton program yang butuh flash, seperti pada banyak game, kita tidak akan bisa melakukannya via iPad. Mau nonton televisi via internet, juga tidak bisa.</div><div><br /></div><div>Masalah lain yang saya hadapi adalah, iPad tidak nyaman untuk bekerja. Anda pernah membuat tulisan sampai satu halaman di iPad? Dijamin jauh lebih susah ketimbang kita membuat tulisan yang sama di notebook atau komputer meja.</div><div><br /></div><div>Yang ketiga, mungkin karena saya terbiasa dengan program Microsoft, memakai iPad ini terasa sulit. Alkisah, saya mau memback up file penting yang ada di iPad. Untuk itu, iPad saya hubungkan dengan iTunes yang ada di laptop. Perintah di iTunes menyatakan, bahwa sistem di iPad itu ternyata sudah lama, harus diupdate.<div><br /></div></div><br /><br />Eh, begitu update selesai, file yang mau diback up malah nyelip nggak tahu di mana... Jadi ceritanya saya sekarang lagi mencari file yang tersembunyi itu.. <br />Begitulah ceritanya.Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-13934889.post-22593852433352803452011-08-02T09:01:00.000+07:002011-08-02T09:02:52.971+07:00Uni Lubis: Ready, willing and able<h2 class="heading" style="margin-top: 5px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 10px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-family: Georgia; clear: both; font-size: 20px; ">Uni Lubis: Ready, willing and able</h2><div class="info" style="margin-top: 5px; margin-right: 0px; margin-bottom: 5px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; color: rgb(153, 153, 153); ">Dina Indrasafitri, The Jakarta Post, Jakarta | Mon, 08/01/2011 8:00 AM<div class="text-size" style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; float: right; font-size: 14px; "><a class="link-large-font" id="link-large-font" title="Large Font" href="http://www.thejakartapost.com/news/2011/08/01/uni-lubis-ready-willing-and-able.html" style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 5px; padding-bottom: 0px; padding-left: 5px; text-decoration: none; color: rgb(204, 51, 0); font-weight: 700; font-size: 14px; ">A</a> | <a class="link-normal-font" id="link-normal-font" title="Normal Font" href="http://www.thejakartapost.com/news/2011/08/01/uni-lubis-ready-willing-and-able.html" style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 5px; padding-bottom: 0px; padding-left: 5px; text-decoration: none; color: rgb(204, 51, 0); font-weight: 700; font-size: 12px; ">A</a> | <a class="link-small-font" id="link-small-font" title="Small Font" href="http://www.thejakartapost.com/news/2011/08/01/uni-lubis-ready-willing-and-able.html" style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 5px; padding-bottom: 0px; padding-left: 5px; text-decoration: none; color: rgb(204, 51, 0); font-weight: 700; font-size: 10px; ">A</a> |</div></div><p style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; line-height: 16px; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; ">Zulfiani Lubis took a deep breath when asked about her current activities. “My main job is of course the chief editor of ANTV,” the woman popularly known as “Uni” said, referring to the private television station under her care. <br /><br />She is also serving a term as a member of the Press Council until February 2013 and as the Association of Indonesian Private Television Station’s (ATVSI) commission of news and inter-institutional relations head. <br /><span class="inline inline-right" style="margin-top: 5px; margin-right: 0px; margin-bottom: 5px; margin-left: 5px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; display: block; float: right; "><img class="image image-main story " src="http://www.thejakartapost.com/files/images2/p28-a_27.main%20story.jpg" alt="JP/Dina Indrasafitri" title="JP/Dina Indrasafitri" width="380" border="0" height="285" style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-style: none; border-right-style: none; border-bottom-style: none; border-left-style: none; border-width: initial; border-color: initial; " /><span class="caption" style="margin-top: -2px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 5px; padding-right: 5px; padding-bottom: 5px; padding-left: 5px; font-size: 11px; line-height: 14px; text-align: left; width: 378px; display: block; ">JP/Dina Indrasafitri</span></span></p><p style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; line-height: 16px; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; ">According to Uni, her most time-consuming duties are those at the television station and the Press Council. <br /><br />“At least once a week I go to the regions to conduct trainings because I am the head of the commission for reporter education, training and development,” Uni said. <br /><br />With the throng of activities related to journalism and her various campaigns, it is hard to conceive that the mother of one initially had almost no interest in working in the media.<br /><br />Yet, the woman who drew the attention of fellow media workers with her swift, soaring career, which included becoming the chief editor of Panji Masyarakat magazine at the age of 32, said at first her profession was something that simply happened to her. <br /><br />Uni was in her last year of studying agribusiness at the Bogor Institute of Agriculture and was organizing a seminar. One of the speakers was Erlangga Ibrahim, the leader of Warta Ekonomi magazine. <br /><br />Her effort to approach him for the event evoked the unpredictable consequence of being offered a job at the magazine. “When you graduate, come to [work at] my place,” she recalled Erlangga saying. <br /><br />She sent a letter, partly because she was “lazy at applying for jobs” and was accepted as a reporter. “And, I loved it,” Uni said. <br /><br />Eyebrows may rise at her story from then on. After just one year, she was promoted to one of the editors at Warta Ekonomi. She then moved to Panji Masyarakat and quickly became the chief editor there. <br /><br />Uni then sailed through top positions at private television station TV7 and eventually got to where she is now. <br /><br />Her secret to success is far from miraculous or shady, she said. She was simply ready, willing and able. <br /><br />This was evidently the reason she was quickly entrusted to write cover stories for Warta Ekonomi despite having spent only nine months in the newsroom. She was the only one available and ready to cover a banking scandal during a holiday when most reporters were on leave, and she delivered a decent report.<br /><br />It was one of many more that followed. “My career at Warta Ekonomi was rather fast. In fact, I was promoted within a year as an editor because I wrote a record number of cover stories in one year,” Uni said. <br /><br />Her promotion to chief editor at Panji Masyarakat in 1999 was another case of her being ready, willing and able. <br /><br />Uni said she was asked by several of the magazine’s investors, including former finance minister Fuad Bawazier, to join Panji Masyarakat’s revitalization, and was at first appointed the deputy. She was also endorsed by another former finance minister, Marie Muhammad. At that time, she was a reporter covering the monetary and finance beat, and one of her posts was at the Finance Ministry. <br /><br />Panji Masyarakat had been known as a magazine with strong Islamic tendencies. But, a team that included Uni gave the magazine a face lift so it could garner a larger audience. It resumed publication after a hiatus in 1997 with a fresh start. <br /><br />“[At that time] there wasn’t a woman who was a leader of a general news magazine, let alone an <br />Islamic one,” she said. <br /><br />Panji Masyarakat published a cover story in 1999 centering on an alleged recorded conversation between former president B.J. Habibie and then attorney general Andi M. Ghalib. The alleged conversation suggested that inquiries on corruption charges toward former president Soeharto were to be held ceremoniously or less intensely than that imposed on the others who were being questioned at the same time. <br /><br />According to Uni, she took the initiative to publish the story, which was already circulating in the media, because she felt the public needed to know. She said the question of how far journalists should go in investigating cases remained. <br /><br />An upcoming discussion by the Press Council is slated to carry the theme of journalists invading privacy. This theme was partly fueled by the recent alleged hacking scandal involving the now defunct News of the World owned by Rupert Murdoch. The case, which saw former editor and Murdoch’s close aide Rebekah Brooks arrested, has drawn public attention to media ethics. <br /><br />“Personally, I think [the alleged hacking] was wrong… If we oppose ruthless tapping of civilians in the intelligence bill then the press should be consistent in not engaging in such activities as well,” Uni said, referring to the currently deliberated bill. <br /><br />She is obviously equipped with guts and a sense of justice.<br /><br />Her father, who was a judge, taught her valuable lessons, Uni said. <br /><br />“I learned about integrity. Seeing so many judges arrested for receiving money [illegally] reminds me of my father who had a 26-year career and could barely afford a house and a car,” she said. <br /><br />Her father quit six years before his retirement age. According to Uni, it was due to a decision he made at that time linked to the July 27, 1996, riot near the Indonesian Democratic Party (PDI) headquarters in Jakarta. <br /><br />According to Uni, her father’s decision at that time leaned toward the innocence of Budiman Sudjatmiko, the former chairman of the Democratic People’s Party and now a near Indonesian Democratic Party of Struggle legislator. <br /><br />“After [his decision], he was assigned to Papua. To him, it was equal to being scrapped,” she said.</p>Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-13934889.post-21505694879306832012011-05-17T06:37:00.005+07:002011-05-17T06:50:37.784+07:00Media Convergence in the US and in Indonesia: A Talk with Uni LubisPosted by dinidjalal | on May 13, 2011 | No comment | Cat : weekly-champion PrintMail<br /><br /><br />As a veteran journalist who is now Chief Editor of ANTEVE, Uni Lubis thought she knew quite a lot about the media business. Yet halfway through the 7-week fellowship with the Eisenhower Foundation that is taking her across the United States — meeting with fellow journalists, academics, politicians and enterpreneurs — Uni is learning much more than she expected.<br />The focus of her study? Media convergence in the age of digital media. In an age when traditional media businesses are trying to redefine themselves through digital outlets, and when news companies are increasingly being sold to conglomerates, this topic could not be timely. And as a member of Indonesia’s National Press Council, Uni felt it is her duty to help find answers to the challenges now faced by Indonesian media.<br />Uni spoke with The Indonesia Network recently to explain the bumpy path ahead:<br />Q: Why did you pick Media Convergence as your study focus?<br />A: Well, besides being a journalist, I head the Association of Indonesian Television Stations, which has 10 members. I’m also a member of the National Press Council, and we are currently discussing the Media Convergence bill, or Undang-Undang Konvergensi Telematika, in Bahasa Indonesia.<br />We already have the Press Freedom Bill, the Broadcasting Bill, and the Information and Electronic Transaction Bill. Our objective is that, if we really want to establish a Media Convergence Bill, then we don’t need all the other laws, because then all the media becomes one. The internet provides the structure, and the press provides the content.<br />But now that we have this Media Convergence Bill, everyone, especially those involved in the internet and media, is criticizing the bill endlessly, because the bill talks only about telecommunications, and not about the media, all multi-media.<br />Q: Do you feel that Media Convergence is a concrete threat against press freedom?<br />A: I talked earlier with Tom Rosenstiel and Bill Kovach (former Washington Post journalist), who wrote ‘Blur’, and asked them, what is the biggest threat to press freedom? Well, in the era of media convergence, content is produced by big corporations, such as Comcast, which just bought NBC.<br />In the future, there will be less and less big corporations which can control distribution as well as content. This consolidation has been happening in the last 10 years already, and we can already see the effects. For example, the media started focusing on entertainment, on what the public wants to know, not what the public needs to know.<br />I also learned that the United States does not like to make laws concerning technology, because technology is always changing. They just make short-term regulations, between the Federal Communication Commission (FCC) or Congress. These regulations do not need to go through a complicated process. I am learning a lot about these regulations.<br />Regulations impacting technology are very important in Indonesia. For example, ANTEVE is now streaming through the intent, through various channels. So, if, say, one of our affiliates like Vivanews streams our content and it’s problematic, then we will face charges on multiple levels, as a broadcaster and as internet content provider.<br />The bonus of being here is that while I am learning about making laws, I am also meeting experts of digital media. I spent three days meeting with digital media professors at the Medill School of Journalism in Chicago, and also at Stanford.<br /><br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgl-RFgorN56rDkbMd2HTMGcOtTjOdikcOqQKTVWIaoTxhgdsYbIgvJWjcPw8N6ULS38Nf8FatAG80lMDcp-NkoM-9d8kivYBWGmmR6lMqrbtf-n-FGUK7bmoEtxd46Sw6iuqAj/s1600/understanding+media+convergence.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 335px; height: 400px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgl-RFgorN56rDkbMd2HTMGcOtTjOdikcOqQKTVWIaoTxhgdsYbIgvJWjcPw8N6ULS38Nf8FatAG80lMDcp-NkoM-9d8kivYBWGmmR6lMqrbtf-n-FGUK7bmoEtxd46Sw6iuqAj/s400/understanding+media+convergence.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5607463602341184226" /></a><br /><span style="font-style:italic;">Book on understanding media convergence.</span><br /><br /><br />Q: What lessons from the US can apply for Indonesia?<br />A: I learned, what needs to be regulated and what does not. What needs regulation is infrastructure, but not technology. Infrastructure means the networks, the laying down of cables and fiber optics. Other aspects of the industry do not need laws, but simple business regulations.<br />We have deadlines in Indonesia about television going digital. Here, there are no laws regarding this. Your company goes digital based on its ability to do so. Here, the market sets the rules, so that if your market demands that you go digital, then you will have to follow these market demands.<br />Content does not need regulation, unless it involves, say, child pornography. The best supervisor of content remains traditional, and that’s the public, but this system does not need to be formalized. For example, these days we get our criticism through Twitter. Social media is much more effective at prompting us to make corrections than traditional media. If our news items get criticised through Facebook or Twitter, we will investigate the issue and recant the item.<br />Our Press Council should focus on education, not necessarily whether this media has violated regulations or not. There are no sanctions anyway at the moment, all you have to do if you violate the rules is say sorry. So the sanction of social media is more scary. When we read on Twitter people saying, oh your questions are so stupid, we take this criticism very seriously.<br />Q: What are the threats to the media in Indonesia?<br />A: One of the biggest threats is the intimidation and interference a media company can get from its owners, who are increasingly big corporations. Another threat is intimidation from the public, such as protesters coming from your office demanding a retraction. This is already happening in Indonesia. The first threat will happen to Indonesia too.<br />Indonesia is a country that still likes to make laws. So even though we are in the era of takeovers by big corporations, we can still make laws that will ensure freedom of expression and freedom of creation. We should learn the trends happening in the United States, because whatever happens here, will likely happen in Indonesia five years down the road.<br />Q: And how have these takeovers impacted American media?<br />A: The Americans I’ve talked to have said, on principle, they do not like these take-overs. But they also say that they had hoped initially that the take-overs would improve the quality of production. And the technology part of it, for the most part, has gotten better. There is much more capacity for going digital. But the content is not improving. For example, the US was subject to non-stop airing of the royal wedding, and that is strictly a profit-oriented decision. The bosses were hoping for content that is easy to sell, not content that may be more beneficial to the public.<br />And look at Fox News. They produce mostly talk-shows because talk-shows are cheap! As a result, other networks like CNN follow suit, and what you get are shows with people yelling at each other. It’s not necessarily beneficial to the public.<br />Q: What about positive examples from the US that Indonesia can emulate?<br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgaf3Eyfo6xvoH-VDagDfUmz9RUxyAgFg5NNc16a1YtyZYwHZCgie86SMKePf8zcTHB7GPdMXi7P_1wu5ABS5tAi4j-859NM_dXn7VK6zLIMDxpCrB3KhHsU3MeY0bbFxkvHxSU/s1600/mobile+phone+will+be+the+main+player.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 224px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgaf3Eyfo6xvoH-VDagDfUmz9RUxyAgFg5NNc16a1YtyZYwHZCgie86SMKePf8zcTHB7GPdMXi7P_1wu5ABS5tAi4j-859NM_dXn7VK6zLIMDxpCrB3KhHsU3MeY0bbFxkvHxSU/s400/mobile+phone+will+be+the+main+player.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5607463603611660050" /></a><br /><span style="font-style:italic;">Mobile phone will become main player of media convergence.</span><br /><br /><br />A: Number one, media literacy. People are much more media literate here. And media literacy should be one of the top priorities of the Press Council and the government. Instead of focusing on regulations, the government should focu on media literacy. In the US, media literacy is part of the education curriculum. In Indonesia, it is not. Rather than make threatening regulations, the government should work on educating the public. Media literacy is also the responsibility of the private sector. Companies can incorporate media literacy programs into their Community Service Programs (CSR).<br />A second lesson we can learn from is the ethical code here. The US media is quite strict in adhering to their code of ethics. For example, the Bin Laden story. I asked fellow journalists here, if they get a video of Osama Bin Laden, what do they do? Their answer: only the pictures would be aired, not his voice declaring jihad. In Indonesia, that’s the part we would play over and over again! Here in the US, there is still consideration towards an item’s impact on the public. There is still discussion in the newsroom about why we should broadcast a news item, and what benefit would it serve the public. Journalists and editors here still ask, what is the good in this? In Indonesia, we just think about ratings!<br />It seems that here, this code of ethics is already ingrained. Education likely plays a part. In Indonesia, many of the working journalists are journalists because that’s the only work they got.<br />Q: So you have learned quite a lot during your time here.<br />A: Well, I learned while I am here that I still have a lot to learn. Engagement with the audience is something I still have a lot to learn. American media takes this engagement very seriously, they do a lot of research on what it is audiences want to see and hear about. Meanwhile, in Indonesia, ratings for TV news are all falling.<br />Q: Why are ratings declining?<br />A: Because we think that what the audience wants to see is violence. We think that they want to watch people fighting. But we learned from the Japanese coverage of the tsunami, that Japanese television showed not one single body. In Indonesia, we even provoke the victims, and ask them, please cry. We exploit pain and suffering. Here, they may also exploit suffering but they will also show the optimism in a situation. They will show that although there is a disaster, not everyone is suffering.<br />In Indonesia, I am one of the people guilty of exploitation. If there is a disaster, we exploit it. If there is conflict, we push them to have more conflict. And if there is any happy news, like the one of that Indonesian soldier who became famous dancing on youtube, we exploit it endlessly too and air it constantly as if there is no other news.<br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYKv7e1sYRXePUH15xXjQ_cZ35HcKWXKB7j9is2Kg1O97zlTJO_iz1i3oOJ_bDmC1G4_BniTvlGvD4Xxmp0pYGqTm2SIFp4EBEYXIxxzxDeJTKsrwqChm8nks2oetbxkcysCcx/s1600/salah+satu+acara+di+tv+swasta.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 328px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYKv7e1sYRXePUH15xXjQ_cZ35HcKWXKB7j9is2Kg1O97zlTJO_iz1i3oOJ_bDmC1G4_BniTvlGvD4Xxmp0pYGqTm2SIFp4EBEYXIxxzxDeJTKsrwqChm8nks2oetbxkcysCcx/s400/salah+satu+acara+di+tv+swasta.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5607463605566696338" /></a><br /><span style="font-style:italic;">Entertainment program at antv, one of private channel in Indonesia.</span><br /><br />Indonesians often wonder, why is Indonesia always depicted as an unstable place, prone to bombs going off? Because that is what we like to exploit: the bomb attacks, the political demonstrations and protests. As a result, the outside world also thinks, these are the biggest concerns in Indonesia. When in fact, it is not necessarily true.Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-13934889.post-25031177030506851982011-05-16T12:36:00.006+07:002011-05-16T13:15:22.962+07:00Mimpi di Sebuah Halaman Facebook<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDFepeBSSO01kQixvMFVwMGuXmL9zuj5WwQTbaD-k3ZnJtd7Yvvdi_eMgRbFOeOmcXJxDHL3FwSaehUIjrQhoZ_a6NOz7sQcwwe8WzbURt41YIQTW_JS_Gu-RBqV4UZS_1_5MC/s1600/Hosni+MObarak+dalam+karikatur+--dari+muzic-world.com.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 278px; height: 400px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDFepeBSSO01kQixvMFVwMGuXmL9zuj5WwQTbaD-k3ZnJtd7Yvvdi_eMgRbFOeOmcXJxDHL3FwSaehUIjrQhoZ_a6NOz7sQcwwe8WzbURt41YIQTW_JS_Gu-RBqV4UZS_1_5MC/s400/Hosni+MObarak+dalam+karikatur+--dari+muzic-world.com.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5607188720085238210" /></a><br /><span style="font-weight:bold;">Hosni Mobarak dalam karikatur. Foto dari www.muzic-world.com<span style="font-style:italic;"></span></span><br /><br /><br /><span style="font-style:italic;">Revolusi Mesir berhasil menurunkan rejim otoriter, memakzulkan Presiden yang berkuasa selama 30 tahun. Anak-anak muda penggeraknya mulai kuatir, setelah Revolusi, apa?<br /></span><br /><br /><br />DIA mendeskripsikan dirinya sebagai: Constantly changing, Serious Joker, Internet Addict, Human, Egyptian who loves challenging status quo. <br /><br />Dia adalah Wael Ghonim, kita bisa menemukan deskripsi ini di akun Twitter-nya, @Ghonim. Pekan lalu anak muda yang menjadi wajah dari revolusi Mesir yang berhasil menurunkan Presiden Hosni Mubarak dari kekuasaan selama 32 tahun itu, berkunjung di Bay Area, sebutan untuk kawasan di Palo Alto, Mountain View sampai Silicon Valley. Di sinilah “rumah” dari perusahaan seperti Twitter, Google, Facebook dan lainnya. Ghonim mendunia namanya bukan karena ia –sampai dua pekan lalu- adalah eksekutif Google. <br /><br />Dia membawahi operasi perusahaan mesin pencari di Internet ini untuk wilayah Timur Tengah. Ghonim dikenal karena dia membuat akun Facebook yang menjadi pemicu mobilisasi kaum muda Mesir untuk menggerakkan mesin revolusi di Mesir. Revolusi yang dikenal dengan nama Gerakan 25th January itu berhasil melengserkan rejim Hosni Mubarak. <br /><br />Saya tengah berada di Palo Alto, California, Jumat pagi (21/4) lalu, ketika membaca berita di www.cnn.com soal kunjungan Ghonim ke Bay Area. Ghonim akan berbicara soal Revolusi dan Masa Depan Mesir di Stanford University. Hari itu saya memang berencana ke Stanford, mengikuti sebuah seminar yang diadakan dalam rangka Earth Day. <br /><br />Diskusi dengan Ghonim berlangsung Jumat malam itu, di Cubberley Auditorium, School of Education, Stanford. Hanya berjarak 300-an meter dari tempat seminar yang saya ikuti dalam rangkaian program Eisenhower Fellowships, Bishop Auditorium Mengenai Eisenhower Fellowships, bisa dibaca di <a href="http://www.efworld.org"></a> <br /><br />Saya mengikuti perjalanan Revolusi Mesir setiap hari, setiap jam, lewat Al Jazeera dan CNN selama 18 hari di bulan Januari dan Februari tahun ini. Sebuah Revolusi yang bahkan AS, sekutu kental rejim Hosni Mubarak tak pernah menduga. Sebuah Revolusi 2.0, karena disebarkan lewat media sosial seperti Twitter dan Facebook. Saya mengikuti cerita soal Ghonim. <br /><br />Dia baru saja dinobatkan menjadi salah satu dari 100 orang paling berpengaruh di dunia bersama Presiden Barrack Obama, Oprah Winfrey dan Justin Beiber! Kunjungannya ke AS pun, dengan tujuan utama menghadiri Makan Malam yang diadalan Majalah TIME bagi para orang paling berpengaruh itu. Saya memutuskan mencoba mendaftar via online ke panitia, Muslim Student Awareness Network (MSAN) Stanford. Alamat email pendaftaran menunjukkan bahwa Tech Wadi, sebuah perusahaan teknologi di Bay Area menjadi pengundang juga, dan menyeponsori acara ini. <br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_Qn7-YAyPnuvghwgWPgBcEudNLBifTW4pD4n7dNDA2Wm0TKBT-qlY3iZqE6CL-mzKAMtVPBIxklhyphenhyphenuZJHMc6z_SWGKAsBWcFr_V0O3l9_i7QhZXlligW9CAUTqDS5RWtxOCZq/s1600/WaelGhonim-stanford.png"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 309px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_Qn7-YAyPnuvghwgWPgBcEudNLBifTW4pD4n7dNDA2Wm0TKBT-qlY3iZqE6CL-mzKAMtVPBIxklhyphenhyphenuZJHMc6z_SWGKAsBWcFr_V0O3l9_i7QhZXlligW9CAUTqDS5RWtxOCZq/s400/WaelGhonim-stanford.png" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5607188722320061650" /></a><br /><span style="font-weight:bold;">Poster mengenai ceramah Ghonim di Stanford. Foto dari author32.blogspot.com<span style="font-style:italic;"></span></span><br /><br /> <br />Saya jelaskan bahwa saya dari Indonesia, ingin hadir. Jawabannya saya dapatkan tiga jam kemudian, sekitar tengah hari, ada satu kursi untuk saya. Alhamdulillah. Melihat Ghonim dari dekat, tentu pengalaman menarik.<br /> <br />Ghonim adalah magnet. Satu jam sebelum acara yang dimulai pada Pukul 8 malam waktu setempat, auditorium sudah penuh, sebagian berdiri di gang di kiri-kanan deretan kursi. Auditorium itu memuat sekitar 450an kursi. Saya termasuk datang paling duluan, karena seminar yang saya ikuti berakhir Pukul 6 sore. Tiga deretan kursi terdepan diisi oleh warga sekitar California, asal Mesir. <br /><br />Bapak, Ibu berkerudung, anak-anak mereka, dengan semangat mengisi kursi-kursi terdepan. “Kami bangga pada Ghonim, dan ingin melihatnya langsung, “ kata seorang ibu yang duduk di sebelah saya, di deretan keempat dari depan. Dia datang dengan rombongan keluarga besarnya. 15an orang. Ketika Ghonim memasuki ruangan, semua berdiri memberikan tepuk tangan panjang. Anak muda berambut keriting, berkulit agak gelap, kerap tersenyum ini nampak agak malu. <br /><br />“Tolong, kamera video dimatikan. Juga jangan memotret saya. Saya alergi dengan sorot kamera,” pintanya. Agak kecewa juga saya, karena sudah menyiapkan dua kaset untuk merekam pembicaraan malam itu. Apaboleh buat. Tak ada yang mencoba merekamnya dengan kamera video selama acara yang berlangsung dua jam itu, tapi banyak yang tak tahan untuk memotretnya dengan kamera foto. Kapan lagi?<br /><br />Ketika saya menulis ini, saya mencari tahu berapa usianya. Ghonim baru 30 tahun! Teringat kembali betapa bijaksana dan rendah hatinya dia ketika menjawab sejumlah pertanyaan dari hadirin di Stanford. “Terus-terang saya tidak nyaman kalau disebut sebagai wajah Revolusi Mesir. Saya tak ingin mengambil kredit dari apa yang terjadi. Warga Mesir melakukannya bersama-sama, anak-anak muda yang berani. Saya hanyalah salah satu dari mereka,” kata Ghonim. Dia memakai sweater warna gelap malam itu. “Nggak usah terlalu serius ya, malam ini saya ingin banyak melontarkan lelucon saja,” kata dia. Bisa dibayangkan, pertemuan malam itu adalah pertemuan yang kesekian kalinya sejak Revolusi Mesir. <br /><br />Ghonim sibuk meladeni undangan berbicara. Pastilah pertanyaan yang harus dia jawab agak mirip dari satu acara ke acara lainnya. Ghonim memang lucu. Seperti bio Twitter-nya. Dia banyak melontarkan lelucon, menyerempet soal politik, yang memancing tawa hadirin. Sebagian dalam bahasa Arab. “Bahasa Inggris saya tidak terlalu baik,” katanya. Tentu dia bercanda.<br /><br />Dia menjadi serius ketika bicara soal kekuatirannya akan masa depan Mesir pasca Revolusi 25 Januari. “Tantangan sebenarnya bukan menyingkirkan rejim otoriter Mubarak. Itu bagian mudah. Tantangan terbesar adalah memastikan bahwa kehidupan rakyat Mesir menjadi lebih baik setelah rejim berganti, dan demokrasi hadir di negeri saya,” kata Ghonim. Dia meminta panitia menampilkan halaman Facebooknya, yang menampilkan tulisannya pada 17 Januari 2011. Dalam bahasa Inggris tertulis judul tulisan itu: My Dream. Tulisan lengkap dalam bahasa Arab. <br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcOrFykb5vVEiAhReA-iczhS4lB0oO6e-hAIbbED9875zvRao9SbW1GUMpqxIWk-QuO_uEzn1wEw8jOLqvV9KFjo7D3yHzFNB3_Ox_e9eInmfq0a_sxVsVWPDgHWKIfZFJxNs4/s1600/Wael+ghonim+di+tahrir+square+kairo.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 273px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcOrFykb5vVEiAhReA-iczhS4lB0oO6e-hAIbbED9875zvRao9SbW1GUMpqxIWk-QuO_uEzn1wEw8jOLqvV9KFjo7D3yHzFNB3_Ox_e9eInmfq0a_sxVsVWPDgHWKIfZFJxNs4/s400/Wael+ghonim+di+tahrir+square+kairo.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5607188732238336978" /></a><br /><span style="font-weight:bold;">Ghonim di Tahrir Square. Foto dari Latimes.com<span style="font-style:italic;"></span></span><br /><br />Di situ, beberapa hari sebelum Revolusi 25 Januari dimulai, Ghonim menulis,” Saya ingin bisa bersuara di negeri saya, saya berharap korupsi bisa diberantas di negeri saya, saya ingin para guru memastikan murid-muridnya mencintai belajar.” “Kita punya mimpi,” lanjut Ghonim. “Hosni Mubarak adalah mimpi buruk bagi kita, dan kita berhasil menyingkirkan mimpi buruk itu, tapi kita masih perlu menggapai mimpi kita,” ujar Ghonim. Dia nampak serius. Dan seluruh ruangan terdiam.<br /><br />Ghonim tak menyembunyikan kekuatirannya. Revolusi Mesir sejauh ini baru berhasil menurunkan rejim, menurunkan Presiden Hosni Mubarak yang berkuasa sejak tahun 1981. Tapi setelah euforia gerakan rakyat di lapangan Tahrir, di Alexandria, kini rakyat Mesir mulai resah. Banyak yang kehilangan pekerjaan. Setelah lelah mendukung anak-anak muda menurunkan rejim, selanjutnya apa? “Saya mulai dapat pertanyaan yang bernada menyalahkan, mengapa kami melakukan revolusi? Apa setelah revolusi? Apakah menurunkan Mubarak membuat hidup saya lebih baik?” kata Ghonim. <br /><br />Jika penggantian rejim dan hadirnya demokrasi tak membawa kebaikan dan manfaat kehidupan yang lebih baik bagi rakyat Mesir, Ghonim kuatir hal ini akan memberikan sinyal buruk bagi upaya meniupkan angin demokrasi dan mengakhiri rejim otoritarian di negara lain. “Revolusi Mesir sebenarnya diinspirasi oleh rakyat Tunisia. Kami cemburu pada mereka,” kata Ghonim. <br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjo-Fo9zOj68a0SzOc98dY0GhUL0NpssbxIugvZfID_SkOs63I2XW9z4-DV9bUc8r867Ebm-NTD8N2xOBHiTBd8HPCpZsLEJNAf0H0DHoUJnR_MBJFHZ3W6zuO7YVrupG8w4N1D/s1600/wael_ghonim-twitter.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 202px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjo-Fo9zOj68a0SzOc98dY0GhUL0NpssbxIugvZfID_SkOs63I2XW9z4-DV9bUc8r867Ebm-NTD8N2xOBHiTBd8HPCpZsLEJNAf0H0DHoUJnR_MBJFHZ3W6zuO7YVrupG8w4N1D/s400/wael_ghonim-twitter.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5607188733746925106" /></a><br /><span style="font-weight:bold;">Ghonim di twitter. Foto: news.softpedia.com<span style="font-style:italic;"></span></span><br /><br /><br /><br />Efek dominonya jelas. Setelah Tunisia dan Mesir, Yaman, Bahrain, Libya dan Suriah bergolak. Dua yang terakhir bahkan mengalami pergolakan berdarah yang memprihatinkan dunia. “Kalau kita gagal meyakinkan rakyat Mesir, maka para diktator akan berkata: Lihat yang terjadi di Mesir,” kata Ghonim.<br /><br />Bagaimana membantu rakyat Mesir? “Terus-terang saya tidak tahu jawabnya. Anda yang peduli Mesir saya harapkan membantu. Ghonim lantas mempersilahkan Dr Ossama Hassanein, pimpinan Tech Wadi untuk menyampaikan sejumlah usulan. Tech Wadi adalah sebuah perusahaan di Silicon Valley yang melakukan upaya melatih kewirausahaan di Timur Tengah dan Afrika Utara. Ada sejumlah program yang bisa ditawarkan untuk membantu rakyat Mesir, dari mendorong usaha kecil, membantu pendidikan, sampai kesehatan. <br /><br />Beberapa orang yang hadir serta-merta menyampaikan niatnya membantu. “Saya bekerja di Intel. Apa yang bisa kami lakukan untuk rakyat Mesir?” kata seorang hadirin. Begitulah suasana malam itu, keinginan kuat bertanya soal seluk-beluk Revolusi Mesir yang dibawa oleh semua yang hadir di sana, seketika luntur, karena ada hal yang lebih penting untuk dilakukan dan dipikirkan, ketimbang mendengar langsung dari mulut Ghonim, mengapa dia melakukan Revolusi Mesir? “Saya sudah menjawab itu berkali-kali,” ujarnya sambil tersenyum. <br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbi5Piv-GAP3ZkYJ-WMmvwRwGtuw2Mn79usz_to65lGYtVl-HWIs8-H8ERcvvjkjp1UhTM0MOyn9lfYljsiQOkdH8a_4gX5jgO6LHGcCDCQGt_zgk7VZT3fMfHXcnQdqupZBlA/s1600/Uni+Lubis.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbi5Piv-GAP3ZkYJ-WMmvwRwGtuw2Mn79usz_to65lGYtVl-HWIs8-H8ERcvvjkjp1UhTM0MOyn9lfYljsiQOkdH8a_4gX5jgO6LHGcCDCQGt_zgk7VZT3fMfHXcnQdqupZBlA/s400/Uni+Lubis.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5607188725518352818" /></a><br /><span style="font-weight:bold;">Uni Lubis di salah satu kegiatan Eisenhower Fellowship.<span style="font-style:italic;"></span></span><br /><br /><br />Malam itu saya merasa berada di tengah kepungan orang-orang Mesir di AS, yang mendadak disadarkan untuk segera melakukan aksi nyata membantu rakyat Mesir. “Ayo kita buat gerakan membangun desa di Mesir. Anda juga bisa menyeponsori pendirian sebuah usaha kecil, atau membiayai pelajar Mesir mendapatkan pendidikan lebih baik,” kata Ghonim. Dia menggaris bawahi perlunya berkunjung ke Mesir untuk membuktikan bahwa Mesir adalah negara yang aman. Bangkirnya pariwisata akan mendatangkan pekerjaan bagi rakyat Mesir dan mendorong pertumbuhan ekonomi.<br /><br />Tak kurang dari 20 pertanyaan dia jawab malam itu. Sekitar 20an orang yang sudah mengantre berdiri di belakang mikrofon terpaksa tak mendapat kesempatan. Ghonim menjawab pertanyaan soal apakah benar ia sempat dilarang berbicara di Lapangan Tahrir, soal penahanannya selama dua pekan, soal seorang blogger yang masih ditahan militer Mesir, soal minoritas Koptik, kekuatiran Persaudaraan Muslim akan membawa bibit fundamentalisme jika terlibat dalam pemerintahan baru pasca Pemilu, dan banyak lagi. <br /><br />Seorang hadirin yang mengaku warga Libya meminta pendapat Ghonim, apa yang harus dilakukan rakyat Libya? Ghonim terdiam. “Maaf, tak semua pertanyaan saya punya jawabannya,“ kata dia.<br /><br />Dia punya kharisma. Agak idealis. Sosok yang selalu gelisah. Malam itu Ghonim tampil sebagai “leader’. Pemimpin yang menginspirasi. Tak berhenti di situ, ia juga mengumumkan bakal berhenti sementara dari Google untuk membangun sebuah lembaga swadaya masyarakat, yang bisa mewujudkan impiannya memberi kehidupan yang lebih baik bagi rakyat Mesir. “Saya ingin membagi pengalaman dalam menggunakan teknologi,” kata Ghonim. Hadirin bertepuk-tangan. Menurutnya, membantu rakyat Mesir bisa dilakukan oleh siapapun yang peduli, meski tidak punya kelebihan yang. Berbagi pengalaman pun bakal membantu.<br /><br />Ketika acara berakhir, semua berdesakan ingin menyalami, berfoto bersama. Saya ikut berdesakan, bukan untuk berfoto, tapi menyerahkan sebuah dvd soal Internet Sehat yang dititipkan Dr Onno Purbo, dan Donny BU, penggagas Internet Sehat, kepada saya sebelum berangkat ke AS. Malam itu saya kembali ke hotel di Palo Alto naik bis gratis yang meladeni kampus Stanford dan beberapa lokasi di Palo Alto, bersama sejumlah hadirin. Semua kagum. Semua terkesima akan kedewasaan Ghonim, dan betapa rendah hatinya dia. <br /><br />Ghonim membuat semua berpikir, merenung. Revolusi, menurunkan rejim, bukanlah akhir. Justru perjuangan sebenarnya baru dimulai. Ghonim menghibur kami dengan menebar kekuatiran, optimisme, lelucon. Dia juga mengingatkan pentingnya siap berubah. Kualitas yang penting bagi seorang pemimpin. Dia mengumumkan perubahan itu, dimulai dari dirinya. Kita akan melihat Wael Ghonim yang lain. Di bio akun Facebooknya, dia menulis: Politician. Ups! Semoga ini juga canda.<br /><br />*Uni Z. Lubis, Pemimpin Redaksi ANTV, sedang di AS, berkunjung ke beberapa kota dalam rangka Eisenhower Fellowships.Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-13934889.post-48331579668188183782011-02-10T15:26:00.004+07:002011-02-10T16:18:33.366+07:00DI BALIK TABIR KONTROVERSI RIM vs TIFATUL SEMBIRING<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjgCVLsBuI5JZ3Gjk7hVIkRDiEXThyphenhyphenqPC7p2tOxUNDElEuQqoXIV_DRkWCIl2tUDu9LU6qzb8PYa6JxjnxR1DPJr1CFq-8BhnJpcG8ihx_jEOwBVeKK3OtrRqIjHWoZdE0FWqdR/s1600/uni+lubis+memegang+blackberry.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjgCVLsBuI5JZ3Gjk7hVIkRDiEXThyphenhyphenqPC7p2tOxUNDElEuQqoXIV_DRkWCIl2tUDu9LU6qzb8PYa6JxjnxR1DPJr1CFq-8BhnJpcG8ihx_jEOwBVeKK3OtrRqIjHWoZdE0FWqdR/s400/uni+lubis+memegang+blackberry.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5571985465585381730" /></a><br /><br /><br /><br /><br /><br />Niat Pemerintah mengontrol lalu-lintas komunikasi warganya rawan disalahgunakan. Pornografi hanyalah pintu masuknya.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Uni Z. Lubis, Anggota Dewan Pers<br /></span><br /> <br /> <br /><span style="font-style:italic;">“Those who would give up Essential Liberty to purchase a little Temporary Safety deserve neither Liberty nor Safety” (Benjamin Franklin, penulis, penemu, wartawan, diplomat, negarawan AS, 1775)</span><br /> <br />***<br /> <br /> <br />Diskusi Panas di Ranah Kicauan<br /> <br />”Jadi, RIM itu kategorinya apa? Penyelenggara jasa nilai tambah? ISP? Atau penyelenggara jaringan? Pak @tifsembiring? #nanyaserius. Thanks.” Ini kicauan saya di Twitter, 11 Januari 2011, Pukul 13.49 wib.<br /> <br />Hari Selasa siang yang mendung. Pendingin udara di kantor saya, Redaksi ANTV, yang terletak di kawasan Kuningan, Jakarta membuat tubuh menggigil. Padahal di dunia kicauan microblogging Twitter, suhu kembali panas. Menteri Komunikasi dan Informasi Tifatul Sembiring baru saja memuat 11 poin penguat alasan mengapa kementeriannya anggap layanan RIM patut dihentikan jika tak penuhi peraturan pemerintah. <br /><br />Di antara kicauan Menteri Tifatul adalah :“Semua operator yang lain sudah menjalankan dan mematuhi UU dan peraturan RI, spt: bayar BHP frekw, pajak, rekrut naker, CSR, bantu korban2..” (lihat boks: Kicauan Sang Menteri). Ini poin keenam dalam 11 poin itu. Garis waktu (timeline) bergetar. Saya tergelitik untuk menanyakan hal di atas karena ingin tahu, bagaimana sebenarnya Pemerintah menempatkan Research In Motion (RIM), perusahaan penyedia layanan BlackBerry itu? <br /><br />Terasa kuat bahwa Pemerintah, lewat pernyataan Tifatul, ingin mendapatkan pemasukan lebih besar dalam bentuk pajak –pajak dan biaya hak penggunaan (BHP). Perlakuan yang dialami para operator alias penyelenggara jaringan. Kata yang dipilih pun bernuansa vulgar. JATAH. Isu ini nampak lebih ‘nasionalis’ ketimbang isu menyaring konten porno yang sejak awal kental melekat pada kebijakan konten Menteri Tifatul sejak menjabat Menkominfo Oktober 2009. <br /><br />Tak mau tanggung-tanggung dalam menonjolkan kesan nasionalis itu, Menteri Tifatul juga memuat artikel dari sebuah media online. Artikel itu berjudul “Pilih BlackBerry atau Kedaulatan Negara”. @tifsembiring: Bagusnya rekan2 baca lengkap artikel ini: http://ht.ly/3DD71 baru komentar. ☺"Pilih BlackBerry atau Kedaulatan Negara?"<br /> <br />Pertanyaan saya siang itu tak ditanggapi @tifsembiring. Kritikan terhadapnya kian pedas. Ada yang menjelaskan dengan runut kepada sang menteri bahwa RIM sudah memenuhi sebagian besar dari tuntutan Kemkominfo. @DanielTumiwa menyampaikannya dengan cerdas. Tapi yang menyerempet personal pun ada, bahkan ada usul untuk melaporkannya ke Twitter melalui layanan “Report Spam”. Banyak yang kontra usulan ini. Begitu pula saya. <br /><br />Tapi di tengah derasnya kecaman terhadap rencana Kemkominfo menghentikan layanan BB itu, saya melihat mulai banyak yang mendukung sikap pemerintah setelah isu “kedaulatan”, layanan konsumen, dan soal pajak diangkat. Menteri Tifatul bahkan memuat sambungan ke artikel di JPNN yang mendukungnya: @tifsembiring: Klik yg ini jg http://ht.ly/3DD5v baca dulu pelan2 baru komentar. Biar tidak lebay. ☺ "YLKI Dukung Rencana Pemerintah Blokir Blackberry". <br /><br />Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia mendukung perlunya RIM membangun pusat data (data center/server) di Indonesia untuk menjamin layanan bagi pengguna BB yang menurut data ahli Teknologi Informasi yang dikutip Menteri Tifatul sudah mencapai tiga juta pengguna. Satu juta di antaranya memakai pesawat BB yang diperoleh di pasar gelap.<br /> <br />Suara dukungan juga muncul dari kalangan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII). Lewat sebuah artikel yang dimuat di Bisnis Indonesia versi online, Ketua Bidang Regulasi APJIII Yadi Heryadi menyatakan RIM seharusnya berlisensi ISP (Internet Service Provider), dan karenanya harus memenuhi regulasi di Indonesia termasuk membayar pajak, menyerap tenaga kerja lokal dan lainnya. Sambungan atas artikel itu dimuat penggiat media sosial Nukman Luthfie, Selasa (12/1). Kata @nukman: Jika ini tuntutan yg dimaksud @tifsembiring http://bit.ly/gXbx0a jelas logis! #rim.<br /> Sampai di sini saya bingung. Boleh jadi perasaan yang sama dialami sebagian yang mengamati komunikasi publik yang tengah dilakukan Menteri Tifatul atas rencananya terhadap RIM/BB. Jadi, RIM ini operator? ISP? Penyelenggara Jasa Nilai Tambah?<br /><br />Jumat siang, 14 Januari, saya mengirim pesan singkat ke Menteri Tifatul, meminta konfirmasi atas beberapa pertanyaan yang ada di kepala saya, pula informasi yang saya kumpulkan dari berbagai pihak. Kalangan pelaku usaha ada yang menggolongkan RIM sebagai penyedia konten, bahkan aplikasi konten. Kalau ini benar, maka kepada RIM tak patut dikenakan BHP, juga pajak atas penggunaan jaringan. “Kan sudah dibayar operator. Kalau penyedia konten bayar juga terjadi pengenaan pajak ganda,” ujar sumber di asosiasi penyedia konten, Mobile dan Online (IMOCA). <br /><br />Sumber di asosiasi bahkan menyebutkan, RIM sudah pernah dapat lampu hijau untuk menyelenggarakan layanan BB bagi korporasi dan lembaga secara internal. Tapi tidak dalam payung UU Telekomunikasi No 36/1999, apalagi dibawah koordinasi Kemkominfo. RIM jelas sudah memberikan kontribusi pajak baik lewat penjualan perangkat BB maupun tidak langsung melalui kerjasama bisnisnya dengan penyelenggara jaringan.<br /><br />Tak sampai lima menit kemudian Menteri Tifatul yang tengah berada di Kuala Lumpur untuk menghadiri sebuah seminar membalas pesan singkat saya dengan menelpon. Pertanyaan saya soal pajak dan kecenderungan pengenaan pajak berganda juga soal BHP untuk RIM dijawab, “Siapa yang mau menarik pajaknya RIM? Saya kan tidak pernah bilang demikian.” <br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjv20sKFNMP5jWWTjUq3CxIZkTHPEAcN6wmkEJ9BylnlfPdMZ8NaXrH_sox7mi9A_fh_74UtJIZjcpcacDxb9GezFM0Wqa0kuSxMA8t8KVCEzjCo8Qf6RRHzjzdIUCk_j_qX5ik/s1600/blekcberry.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 334px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjv20sKFNMP5jWWTjUq3CxIZkTHPEAcN6wmkEJ9BylnlfPdMZ8NaXrH_sox7mi9A_fh_74UtJIZjcpcacDxb9GezFM0Wqa0kuSxMA8t8KVCEzjCo8Qf6RRHzjzdIUCk_j_qX5ik/s400/blekcberry.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5571985463214437794" /></a><br />Saya ingatkan kepada Menteri Tifatul soal poin dalam kicauan dia via Twitter yang mengatakan RIM selama ini sudah mengeruk banyak dari konsumen Indonesia namun tidak membayar BHP frekuensi, pajak dan lainnya. Kata Tifatul, “Angka-angka itu saya sampaikan sebagai gambaran berapa banyak yang sudah dikantongi RIM dari Indonesia. Tapi tujuan utama saya bukan itu. Tujuan saya adalah, RIM memasang filter pornografi dan menempatkan server di Indonesia. Supaya kita bisa akses data.”<br /><br />Diskusi selanjutnya lewat telpon adalah soal pemasukan. Juga soal tekanan atas RIM justru muncul atas keinginan pihak operator yang kesal karena RIM tak mau menanggung biaya yang muncul dari berbisnis dengan RIM. Dalam wawancara di media online detik.com, pakar telematika Didin Pataka yang sehaluan dengan Kemkominfo dalam soal RIM menyatakan 6 (enam) operator yang sudah menjalin kerjasama dengan RIM, yakni Indosat, Telkomsel, Axis, XL, Smart dan 3 menyatakan keberatan dengan perjanjian kerjasama dengan RIM yang mereka nilai sepihak. <br /><br />Operator merasa sudah menanggung banyak biaya dari pajak, layanan pelanggan, promosi, kanal distribusi. RIM dianggap tidak punya kontribusi apapun. RIM mengaku punya anggaran pemasaran tapi untuk global. “Itu sama saja dengan RIM mempromosikan diri sendiri, tidak mempromosikan operator.” Didin rmenambahkan beberapa operator mengaku memiliki hitungan-hitungannya sendiri dan bahkan mereka mengaku mensubsidi pelayanan itu (BB). <br /><br />Operator perlu dibantu promosi BB? Rasanya produk ini sudah sangat dikenal. Tidak tanggung-tanggung yang menjadi “duta” tak resmi BB adalah Presiden Barrack Obama. Sepanjang kampanye pemilihan Presiden AS tahun 2008, Obama selalu terlihat menggunakan BB. Bahkan setelah berkantor di Gedung Putih pun Obama bersikukuh gunakan BB. Dinas keamanan AS mengingatkan Obama akan risiko bocornya percakapan via telpon seluler termasuk BB. Tapi Obama tetap gunakan alat ini dengan alasan ingin berkomunikasi langsung dengan kawan-kawan seperjuangan dan keluarga. <br /><br />Obama menjadi Presiden AS pertama yang menggunakan alat komunikasi personal. Pakar pemasaran dunia menaksir “nilai” promosi atas BB oleh sosok paling popular sejagat, sekaligus bos negeri adi kuasa itu senilai US $ 25-US$ 50 juta dolar! Priceless! Kalau operator perlu promosi, tentu saja karena manajemen dan efisiensi usaha masing-masing berbeda. <br /> <br />Soal tarif layanan BB menurut Tifatul data yang ia sodorkan berasal dari ATSI, Asosiasi Telepon Seluler Indonesia. RIM mendapat US$ 7 dolar per pelanggan per bulan, sehingga mengeruk tak kurang dari Rp 189 milyar/bulan dari Indonesia. Data yang saya peroleh dari operator, RIM menarik sekitar US$ 3,5 dolar sampai US$7 dolar bergantung jenis layanan, apakah full, atau sebagian. <br /><br />Tarif juga ditentukan oleh banyaknya koneksi dari masing-masing operator. Makin banyak, harganya dikenakan lebih murah. Di atas harga koneksi layanan dari RIM, operator mengenakan tambahan biaya dalam penentuan harga ke konsumen. Termasuk biaya data, koneksi, jaringan dan lain-lain. “Layanan BB itu bawa pelanggan dan pemasukan tak sedikit buat operator,” kata pengurus ATSI. Tak heran jika operator lain di luar 6 yang pertama mengincar kerjasama dg RIM.<br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipUtJjCwVcvH08UUOYv6sCHOTKNbp_dXOymS9Xkgd28rr48OmBpcxGMCsq5_kmQOGhHnj_WN_CjxTD2UEETrJH3B-Wixxh_V_LYPE_EzaKiJyVXE9A81vh-AUO8ZmJJrC5ajlw/s1600/blekberry-2-garuda.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 246px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipUtJjCwVcvH08UUOYv6sCHOTKNbp_dXOymS9Xkgd28rr48OmBpcxGMCsq5_kmQOGhHnj_WN_CjxTD2UEETrJH3B-Wixxh_V_LYPE_EzaKiJyVXE9A81vh-AUO8ZmJJrC5ajlw/s400/blekberry-2-garuda.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5571985460091462242" /></a><br />Benarkah tekanan kepada RIM atas masukan operator? Ini jawaban salah satu operator. “Pemerintah menanyakan pendapat operator dan operator telah menyatakan pendapatnya. Jika BB menempatkan data center di Indonesia seharusnya akan lebih efisien karena biaya sewa bandwith diharapkan turun,” kata Febriati Nadira, Kepala Komunikasi PT XL Axiata Tbk, kepada Kompas (Selasa, 11/1/2011). Sementara soal fulus ada informasi dari Telkomsel. <br /><br />GM Corporate Communicationnya, Ricardo Indra, mengatakan, sulit bersikap dengan ultimatum pemerintah terhadap BB, apalagi masih jadi pembicaraan kedua belah pihak. Pihaknya menunggu sampai ada keputusan tetap. “Sejauh ini nikmati saja berbagai layanan yang sudah disiapkan Telkomsel, Dan kami tetap berupaya memberikan kepuasan bagi pelanggan,” katanya. <br /><br />Sampai akhir 2010 Telkomsel punya 960 ribu pelanggan BB. Target tahun 2011 bertambah 1 juta pelanggan sehingga akhir tahun mencapai 2 jutaan. Dengan jumlah 960 ribu pelanggan per bulan Telkomsel bukukan sekitar Rp 86,4 milyar. Nampak bahwa bisnis dengan RIM adalah bisnis dengan prospek cerah dan menguntungkan. Kalau tidak, buat apa ekspansi pelanggan? Data Juni 2010, ada 100 juta pengguna BB di seluruh dunia, dan jumlahnya terus bertambah meski BB mendapatkan pesaing seperti Andrioid dan Iphone.<br /> <br /> <br /><span style="font-weight:bold;">Antara Pajak, Keamanan, Porno, Porno dan Porno<br /> </span><br />Diskusi soal BB di media sosial sudah panas sejak Sabtu, 8 Januari 2011, saat Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring menanggapi protes pengguna BlackBerry (BB) atas rencana kementeriannya menghentikan layanan BB. Alasannya, RIM ingkar janji dalam beberapa hal, termasuk janji untuk memasang penyaring konten pornografi yang pernah disampaikan RIM tahun lalu. Lewat situs kantor berita Antara, Jumat, 7 Januari 2011, Menkominfo mengatakan, ”Dalam beberapa pekan ini RIM sudah harus menutup situs konten pornografinya atau tidak kami akan tutup.” Gempar.<br /> <br /> Ini bukan kali pertama Menteri Tifatul mengancam RIM. Agustus tahun lalu, Kemkominfo menyurati RIM agar segera memasang pusat data di Indonesia. Alasannya kalau pusat data di Kanada, dan RIM cuma menumpang infrastruktur jaringan yang dibangun operator, itu tidak adil dan mengancam posisi penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Setiap tahun, kata Tifatul, para operator telekomunikasi membayar biaya hak penggunaan (BHP) frekuensi senilai Rp 10,5 Trilyun. <br /><br />RIM juga wajib memasang penyaring konten porno, sesuai UU 11/2008 tentang Informatika dan Transaksi Elektronik. Pasal 17 dari UU ini mewajibkan Pemerintah mencegah penyebaran produk mengandung pornografi lewat berbagai medium. Seperti ramai didiskusikan oleh publik, UU ini dianggap tak bisa dijalankan tanpa adanya peraturan pelaksanaan. Sesuatu yang belum diterbitkan oleh Kemkominfo. Setidaknya publik belum tahu apakah aturan pelaksanaan itu sudah ada sampai kini (Baca: artikel di majalah ini, edisi Oktober 2010: Blokir Internet, How Far Can You Go?).<br /> <br />Saat menyampaikan hal ini Menteri Tifatul juga menyampaikan tekadnya memblokir konten porno dengan mewajibkan ISP dan Operator memasang penyaring. “Selama Ramadhan, target kami 90% dari 4 juta situs porno akan kami blok,” katanya. Di konperensi pers itulah, seorang wartawan yang sering meliput soal Teknologi Informasi menunjukkan kepada sang menteri, bahwa layanan BB bisa digunakan akses konten porno. Sumber di kalangan Kemkominfo mengatakan, di depan sang menteri dia mengakses situs www.17th.us yang isinya konten cabul. Menteri Tifatul kian semangat mengejar RIM.<br /> <br />Desember 2010, Menkominfo meminta agar RIM segera membangun server BB di Indonesia. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pihak berwenang melakukan penyadapan pada transaksi data BB. Selain itu Menkominfo juga meminta BB memerlakukan sensor internet pada konten pornografi. ”jadi kalau aparat berwajib punya suspect (tersangka), bisa di-tapping pada akses BBnya,” kata Menkominfo. Masuk lagi satu isu baru: penyadapan komunikasi via BB. Yang diincar, selain layanan surat elektronik via BB, juga layanan BlackBerry Messenger (BBM) yang dikenal anti sadap dan aman. <br /> <br />Lalu, datanglah batas akhir 17 Januari 2011 itu. <br /> <br />Kali ini RIM menangkap nuansa serius. Terutama soal tuntutan memasang penyaring konten porno. Ada dasar hukumnya, yakni UU No 11/2008, meski lagi-lagi belum ada peraturan pelaksanaannya. Soal menyediakan pusat data lokal? Tak ada dasar hukum yang memaksa. Baik kalangan industri maupun regulator yang saya kontak mengakui, tak ada UU yang bisa memaksa RIM melakukan hal itu. Kecuali kalau mau menerbitkan peraturan setingkat menteri seperti Permenkominfo yang ditolak asosiasi penyedia konten itu.<br /><br />Inilah tanggapan RIM,yang tengah mengadakan forum Development Conference Asia, di Bali. Untuk pertama kalinya acara digelar di luar negerinya, dan bertempat di Indonesia. Soal prioritas Kemkominfo mengimplementasikan solusi penyaringan konten internet di Indonesia, RIM menegaskan sependapat dengan Menteri Tifatul Sembiring dalam hal ini dan berkomitmen penuh untuk bekerjasama dengan operator di Indonesia untuk menyediakan solusi penyaringan konten bagi pelanggan BlackBerry di Indonesia sesegera mungkin. <br /><br />RIM telah bekerjasama dengan mitra operator dan pemerintah dalam hal ini dan terus menjadikan penerapan solusi teknis yang memuaskan bagi mitranya sebagai prioritas utama sesegera mungkin.” “Kalau memang hukum di Indonesia mengatur demikian, kami ikuti. Tetap pendekatan yang kami gunakan adalah bagaimana struktur legalnya,” ujar Gregory Wade, managing director South East Asia RIM, di sela-sela BlackBerry Developer Conference di Nusa Dua, Bali, 13-14 Januari 2011 (Kompas, 14 Januari 2011). <br />Layanan BlackBerry memang dirancang untuk pengguna profesional yang membutuhkan tingkat keamanan data yang tinggi. “Ibarat semua rumah, setiap orang punya kuncinya. Kalau hukum membolehkan rumah tersebut dimasuki orang lain, ya akan kami ikuti,” kata Gregory Wade. Untuk sensor pornografi RIM telah memutuskan patuh sesuai aturan di Indonesia, namun soal data center masih menunggu kepastian hukumnya. Nah!<br /> <br /> <br /><span style="font-weight:bold;">Antara Keamanan dan Hak Privasi<br /></span> <br />BB Messenger adalah layanan unggulan RIM. Layanan komunikasi ini dikembangkan atas prinsip layanan BES (BlackBerry Enterprises Services) dengan pelanggan korporasi yang kemudian penggunaannya meluas ke publik. Membuka kerahasiaan layanan email BB baik yang berbasis BES maupun BIS (BlackBerry Internet Services) adalah incaran banyak negara yang memiliki masalah dengan soal keamanan nasional. Pemerintah India, misalnya, memaksa RIM membangun pusat data dan membuka akses atas data yang telah disandi atau dienkripsi, setelah terjadinya Mumbai Attacks, tahun 2008. Aksi teror ini menewaskan sedikitnya 170 orang. Pihak Dinas Keamanan dan Intelejen India mendapati bahwa kelompok teroris menggunakan peralatan komunikasi berteknologi tinggi untuk merencanakan serangan.<br /> <br />Sampai pertengahan tahun lalu, RIM dalam posisi tak menentu di India. Dinas keamanan dan intelejen India tak mampu menembus kerahasiaan kode-kode layanan BB. India mengaku sulit untuk menangkal ancaman terorisme dan keamanan nasional. India memang didera ancaman dari kelompok radikal Islam, juga separatis.<br />Agustus 2010, pemerintah Uni Emirat Arab menyatakan akan menghentikan sebagian dari layanan BB ada solusi pemenuhan aturan di sana. Negeri modern di jazirah Arab itu punya pelanggan BB sekitar setengah juta. RIM mengatakan bahwa enskripsi di layanan BB dimaksudkan untuk menjamin kerahasian dalam sebuah proses negosiasi bisnis, dan hal itu tak bisa ditawar. <br /><br />Konsumen memilih layanan BB karena kerahasiaan. Mereka juga anggap layanan BB Mesenger antar pengguna lebih murah. Saya merasakannya saat bertugas di luar negeri. Komunikasi dengan kolega di kantor di Jakarta atau teman seperjalanan dengan BBM membuat tagihan di akhir bulan tak mencekik leher. UAE mengancam menutup layanan email, web dan lainnya pada 11 Oktober 2010. Tanggal 8 Oktober 2010 pemerintah di sana mengumumkan layanan BB tetap berjalan norma. Di India, pemerintahnya memberikan batas waktu sampai 20 Januari 2011 untuk RIM membangun server lokal atau buka akses ke server pusatnya di Kanada. Selain India, UAE dan Indonesia, negara lain yang mengancam menutup layanan RIM adalah Saudi Arabia, Cina, Aljasair, Barbados dan Pakistan.<br /> <br />Zack Whittaker, seorang analis di ZDNet, yang meneliti soal media sosial dan kaitannya dalam pemberantasan terorisme menemukan setidaknya dua hal dalam kontroversi BB dan keamanan nasional. Fakta pertama, RIM ingin memastikan privasi penuh bagi pelanggan. Tentu saja RIM tidak berniat produk layanannya digunakan oleh teroris untuk melancarkan aksinya kapan pun, di manapun. Fakta kedua, India ingin mencegah aksi terorisme dan kekerasan senjata namun hadapi kesulitan karena tak sanggup menembus data yang diacak secara canggih. Repot kan?<br /> <br />India menghadapi ancaman terorisme karena unsur-unsur dalam masyarakatnya. Ada elemen radikal di sana. Sama halnya dengan negara berkembang, yang tak hanya hadapi ancaman terorisme, juga ancaman kelompok separatis. Teroris mendapatkan lahan subur untuk beraksi di tempat dia mana masih ada ketimpangan sosial. Ketidakadilan. Seperti di Indonesia. Teroris memanfaatkan perkembangan teknologi komunikasi, sebagaimana masyarakat lain. Mulai dari penggunaan surat elektronik, pesan singkat lewat telpon seluler, sampai layanan BB Messenger.<br /><br /> Dinas Intelijen India perlu mengakses informasi yang diacak untuk mencegah serangan teroris dalam waktu yang tertentu. Ada polanya. Kalau di Indonesia, aparat biasanya bersiaga di saat tertentu, semisal Malam Natal, Malam Tahun Baru, Malam Takbiran Idul Fitri. Belakangan, berdasarkan hasil penyelidikan atas sejumlah pelaku teror yang ditangkap, polisi dan intelejen Indonesia juga bersiaga penuh saat Upacara Kenegaraan 17 Agustus di Istana Merdeka. Saat itu digelar peringatan ulang tahun proklamasi kemerdekaan yang dihadiri Presiden, Wakil Presiden, pimpinan lembaga tertinggi dan tinggi negara, dan tentu saja anggota kabinet.<br /> <br />Sebenarnya, di berbagai negara maju, misalnya di AS dan Inggris, sudah jamak diketahui bahwa pemerintah melalui aparaturnya memiliki kemampuan mengakses komunikasi antar warganya, melalui berbagai medium komunikasi modern. Perlengkapan canggih dan kehandalan ahli teknologi informasi yang dipunyai pemerintah adalah kuncinya. Whittaker menjelaskan dalam artikel berjudul “Blackberry encryption ‘too secure”: National Security vs consumer privacy?” (ZDNet, Juli 2010), , pesan singkat tidak aman penyadapan. Email yang dikirim via ’exchange dan POP/IMAP bisa ditembus. Percakapan telepon apalagi, mudah disadap dengan alat yang harganya murah dan mudah didapat di pasaran. Email via BB sebenarnya relatif aman, tapi bisa ditembus.<br /> <br />Nah, layanan BB Mesenger paling aman. Tidak bisa ditembus. Begitu amannya sampai pemerintah Cina yang dikenal memasang alat yang bisa menyadap komunikasi informasi dan komunikasi warganya tak bisa menyadap percakapan via BBM. Inilah yang membuat BlackBerry sangat popular di Cina, apalagi dengan tumbuhnya kalangan muda, pula profesional yang rakus dengan gadget terbaru.<br /> <br />Begitupun, pada waktu bersamaan, kepedulian terhadap perlindungan privasi konsumen juga merebak. Demokrasi adalah muasalnya. Fenomena maraknya media sosial yang membuat kian terbukanya data personal ke publik melalui berbagai medium, tak membuat keinginan akan privasi itu menurun. Jejaring sosial semacam Facebook, Twitter pun memasang fasilitas perlindungan privasi bagi penggunanya. Intinya, membuka data personal ke publik adalah pilihan. Bukan paksaan regulator.<br /> <a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwrl4t1EEv9tSVwGDorcn1bVwm_doSTxmMhBNkGMELzVm5mtdpT5Y3Qxa3j-TAQ7xh-E-CQZaw4XjUCuXPj3xz76HFVsMO9fG2Frf6kOzg6sOZvcaawwkf3YSdUduEjIKKT0eM/s1600/blackberry+blokir.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 400px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwrl4t1EEv9tSVwGDorcn1bVwm_doSTxmMhBNkGMELzVm5mtdpT5Y3Qxa3j-TAQ7xh-E-CQZaw4XjUCuXPj3xz76HFVsMO9fG2Frf6kOzg6sOZvcaawwkf3YSdUduEjIKKT0eM/s400/blackberry+blokir.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5571985452678312850" /></a><br />Mana yang lebih penting: keamanan nasional atau privasi konsumen? Mengapa?<br /> <br />Diskusi untuk menjawab pertanyaan di atas mengerucut pada pro-kontra. Saya memilih sepakat dengan Whittaker. Ada hal yang sifatnya sementara. Hari ini relevan, besok tidak. Namun ada hal yang selalu relevan sepanjang masa. Hak asasi manusia. Hak untuk hidup. Hak untuk mendapatkan pendidikan. Hak mendapatkan informasi dalam berbagai bentuknya. Kutipan Benjamin Franklin soal pertukaran antara kemerdekaan indiividu dengan kepentingan keamanan adalah hal yang menurut saya akan relevan sepanjang jaman.<br /> <br />Pejabat pemerintah dan politisi yang ingin memata-matai komunikasi warganya dengan alasan pornografi, pemberantasan korupsi, keamanan negara, akan menyesalinya saat mereka tak menjabat lagi. Saat mereka menjadi warga biasa. Sekali saja kita membiarkan hak-hak kita diambil demi alasan apapun, termasuk alasan pornografi dan keamanan nasional, maka sejak itu pula hak privasi kita sebagai warganegara hilang dengan sendirinya. Pertarungan sebenarnya bukan antara pemerintah dengan teroris, melainkan antara warga dengan pemerintahnya dalam hal membatasi kekuasaan pemerintah dan menjaga kemerdekaan dan hak asasi warga negara.<br /> <br />Negara maju seperti AS dan Inggris dapat mengakses layanan BB, termasuk yang rahasia sekalipun, karena diduga memiliki teknologi canggih yang membuat mereka mampu menembus kode kerahasiaan. Namun, tanpa itupun, mereka bisa menembus kerahasiaan itu. Dalam sebuah artikel di Reuters, 3 Agustus 2010, pejabat keamanan di AS menyatakan bahwa mereka dapat mengakses surat elektronik dan bentuk percakapan lain melalui BlackBerry asalkan mereka memiliki surat perintah dari pengadilan.<br /> <br />RIM memiliki keunikan dan ini membuat posisinya berbeda dengan produsen telpon seluler cerdas lainnya dalam hal akses terhadap komunikasi penggunanya. Produsen lain seperti Apple Inc, Nokia, HTC, Motorola Corp. menyerahkan kerja mengelola data kepada para operator telekomunikasi mitra bisnis mereka. RIM memilih mengelola sendiri lalu-lintas data dan percakapan yang menggunakan alat mereka, yakni BB. Sebagaimana disebut sebelumnya, Ide awal dari BB sendiri memang komunikasi internal dalam sebuah komunitas di perusahaan atau grup yang bersifat aman.<br /> <br />Data percakapan yang dilindungi kode super rahasia oleh RIM, serta lalu-lintasnya disimpan di server yang terletak di kantor pusatnya di Kanada. Pada awalnya, ketika BlackBerry digunakan untuk komunikasi internal di perusahaan, RIM dapat menempatkan server di perusahaan tersebut. Mark Rasch, mantan kepala unit kejahatan komputer di Departemen Kehakiman AS mengatakan, boleh jadi RIM tak mau berikan akses bagi pemerintah Uni Emirat Arab misalnya, ke server induk mereka atas alasan ketidakpercayaan. “Ada kekuatiran pemerintah akan menyalahgunakan data komunikasi warganya untuk kepentingan kekuasaan,” kata Rasch kepada Reuters.<br /> <br /> <br />David Yach, kepala teknologi RIM, Agustus tahun lalu mengatakan bahwa RIM tak mungkin berikan akses kepada pemerintah negara konsumen untuk mengakses komunikasi email internal di perusahaan. “Sebaiknya pemerintah minta akses langsung ke perusahaan yang bersangkutan sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku,” kata Yach, sebagaimana dikutip Reuters Agustus tahun lalu (RIM CTO: Government rely too much on BlackBerry to ban<br />it)<br /> Di Indonesia kekuatiran itu bukannya tak ada. Pemerintah dan DPR sedang membahas RUU Kerahasiaan Negara. Pasal yang kontroversial menyangkut definisi Rahasia Negara yang menurut rancangan yang ada ditentukan oleh penguasa, dalam hal ini Presiden. Jika pemerintah punya akses memonitor percakapan pribadi warganya tanpa perintah pengadilan, ada ancaman abuse of power. Padahal ancaman hukumannya dari pidana penjara rata-rata tiga tahun untuk kategori informasi rahasia, sampai 20 tahun untuk sangat rahasia. Dendanya mulai dari Rp 100 juta sampai Rp 5 milyar. Di waktu perang ancaman hukumannya bisa seumur hidup atau hukuman mati.<br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCl9Ph7odWe2BY6UhaASaUBZQytSIU9L51SS7d_cKptwqY01_dvMUeYJgrd32Sfn9JbjbyqTYBnfhaSTsBwyjz5Dd5Jhw-j2qTsLOv8C7QwdsVp5pvJgcQcVDCtAsOpIKfGvI5/s1600/blackberry+logo.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCl9Ph7odWe2BY6UhaASaUBZQytSIU9L51SS7d_cKptwqY01_dvMUeYJgrd32Sfn9JbjbyqTYBnfhaSTsBwyjz5Dd5Jhw-j2qTsLOv8C7QwdsVp5pvJgcQcVDCtAsOpIKfGvI5/s400/blackberry+logo.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5571985459173251874" /></a><br /><br />Belum lagi rencana Menkominfo Tifatul Sembiring menerbitkan Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Penyadapan/Intersepsi yang menuai kontroversi tahun 2009. Tifatul merujuk ke beberapa negara lain yang menempatkan aturan penyadapan di bawah kementrian Information, Communication and Technology (ICT). Draf Tifatul ditolak oleh Komisi Pemberantasan Korupsi yang menurut UU KPK memiliki kewenangan menyadap dalam perkara korupsi. <br /><br />Tifatul beralasan PP Penyadapan bertujuan memberikan payung hukum yang lebih kuat kepada KPK. Namun masyarakat sipil pro pemberantasan korupsi menolak, karena RPP bertendensi mengurangi kewenangan penyadapan yang dimiliki KPK. “Masak kalau mau menyadap tersangka korupsi harus menunggi birokrasi dan proses di pemerintah?,” kata Agus Sudibyo, anggota Dewan Pers 2010-2013 saat itu. Agus adalah koordinator masyarakat sipil untuk UU kebebasan Informasi Publik (KPI). RUU Kerahasiaan sendiri potensial bertentangan dengan UU KIP dan UU Pers.<br /> <br />Di India akhirnya RIM bersedia membuat Network Data Analysis System (NDAS) di India sehingga pihak keamanan India bisa mengakses pembicaraan lewat layanan BBM tanpa membangun server lokal. Alasannya, pada BBM lalulintas data hanya diacak dan dikompresi sehingga RIM bisa menghadang dan menyusun kembali data itu. Beda dengan email. <br /><br />Layanan email yang gunakan BIS (BlackBerry Internet Services) maupun BES (BlackBerry Enterprises Services), lalu lintas email mengalami proses enkripsi. Pada jalur BIS proses enkripsi terjadi saat email dikirim dari perangkata BB ke server RIM. Di server RIM, enkripsi dibuka dan dikirim ke pelanggan tanpa enkrips. Email bisa disadap. Pada BES, enkripsi terjadi di seluruh jalur, RIM tak bisa buka email tersebut. Kalau dipaksa, maka rusaklah konsep layanan BlackBerry itu.<br /> <br />Enkripsi email bukan hanya milik RIM. Email via Google dan Yahoo pun gunakan jalur terenskripsi. Yang berniat jahat bisa gunakan jalur tersebut. Belajar dr India nampaknya Pemerintah akan dapatkan jalur BBM dan BIS. Menteri Tifatul mengatakan kepada saya, “pasang filter porno dulu. Itu harus segera.”. Maka bagi pengguna BB di Indonesia, yang akan ditutup jika RIM tak kunjung penuhi janjinya pasang penyaring porno adalah fasilitas Bb Browsing, atau mengakses data. Andaikata BBM pun diminta aksesnya oleh pemerintah demi alasan keamanan, sebenarnya para pelaku kejahatan yang pandai bisa pindah ke layanan lain . <br /><br />Orang bisa gunakan folder draft Gmail atau Yahoo yang bisa diakses oleh seluruh pelaku dalam grup. Email tak pernah terkirim, berarti tak bisa dilacak. Atau kirim email via layanan YouSendIt yang juga terekskripsi. (bralinknews.blogspot.com, Pelajaran dari India : RIM vs Kominfo, 11 Januari 2011)<br /><br />Niat untuk terus menggerogoti kemerdekaan berekspresi di ranah internet tertangkap jelas saat Rapat Kerja Terbatas Dewan Ketahanan Nasional, Maret 2010. Rakertas itu dilakukan tak lama setelah aksi demo menentang pemerintahan Presiden Susillo Bambang Yudhoyono yang dilakukan aktivis dan menggunakan hewan Kerbau yang ditulisi SiBuYa. Di liputan media, SBY nampak masygul. Dalam pembukaan Rakertas dinyatakan bahwa Wantanas diminta mengaji tiga hal. <br /><br />Pertama, Pemanfaatan Pulau-Pulau Tak Berpenghuni untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat dan Menjaga Keutuhan RI. Kedua, Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum Berdasarkan Norma Demokrasi. Ketiga, Melindungi Warga Negara dari Dampak Negatif Pemanfaatan Jejaring Sosial Berbasis Teknologi Internet. Saya diundang sebagai anggota Dewan Pers dan bergabung di grup dua, mengaji UU Kemerdekaan Menyatakan Pendapat. <br /><br />Tak ayal, diskusi sela,a tiga hari di sebuah hotel di kawasan Kota, Jakarta, banyak membahas soal media yang dianggap “kebablasan” dari sudiut pandang penguasa dan kaum konservatif. Kebebasan internet dianggap sebagai ancaman. Apalagi jejaring sosial termasuk Twitter jadi ajang pelampiasan ketidakpuasan terhadap pemerintah. Sekitar 80-an orang dari berbagai profesi termasuk pimpinan fakultas di beberapa universitas diundang. Juga praktisi dan aktiivis. Saya menangkap nuansa mayoritas peserta merasa kebebasan informasi dan media sudah terlalu jauh. <br /><br />Kegelisahan penguasa yang nampaknya didukung kaum politisi dan akademisi yang konservatif itu mengkhawatirkan. Ada indikasi untuk menarik mundur kemerdekaan berekspresi, padahal itu dijamin Konstitusi UUD 45 dan UU HAM. Kalangan media tradisional sudah mengalaminya. Wartawan dipenjara. Wartawan tewas dibunuh tanpa keseriusan aparat untuk mengungkap pelakunya. Kekerasan terhadap wartawan. Cepat atau lambat pengalaman yang sama akan dialami penggiat media sosial. Dialami warga. Pintu masukkya adalah mencegah pornografi. Pemanis bisnisnya adalah Kedaulatan Negara dan Keamanan Nasional. Tapi tujuan akhirnya adalah merampas kedaulatan warga atas hak berkomunikasi yang bebas intervensi penguasa. <br /><br />Dewan Pers dalam pernyataan akhir tahun 2010 mencermati kecenderungan upaya menarik garis mundur kemerdekaan pers, kemerdekaan berekspresi, kemerdekaan mengakses informasi dari berbagai saluran yang tersedia. Dalam konteks itu Dewan Pers menyatakan belum perlu ada revisi terhadap UU Pers No 40/1999. Revisi akan menjadi pintu masuk pengekangan kemerdekaan pers. Itu cuma awalnya. Sama dengan mencegah pornografi sebagai pintu masuk pengekangan hak privasi warga.<br /> <br />Ada yang mengkritisi kutipan Benjamin Franklin soal menukar keamanan dengan kemerdekaan sebagai hal yang bernuansa romantis masa perang, jaman dulu. Menurut saya tidak. Keamanan adalah sesuatu yang sesaat. Bergantung pada situasi, pada kemauan penguasa. Sekali kita membiarkan kemerdekaan asasi ditukar untuk keamanan yang definisinya ditentukan penguasa, maka selanjutnya kita tak akan pernah merdeka. Maukah kita?###End<br /> <br /> <br /> <br /> <br />-------------------------------<br /><span style="font-weight:bold;">Boks: Kicauan Sang Menteri</span><br /> <br />Ini kicauan Menteri Tifatul lewat @tifsembiring menanggapi protes soal rencana tutup layanan RIM di Indonesia:<br /> <br />Sabtu, 8 Jan 2011<br /> <br />”Kita bukan sedang bernegosiasi, kalau RIM tdk mematuhi peraturan dan UU RI, enough is enough!!!<br /> <br />”Kita bukan sedang bernegosiasi, kalau RIM tdk mematuhi peraturan dan UU RI, enough is enough!!!”.”<br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkD7k60qTKOtnT8nIXAPact9O2rw08tXEVo7rToh86te75kOb2F-lwOMrXhcyT600NeNxmg1k9eGVe-TK1pqerqTSg2_3Yn3kwul5usA4T6JmUQfWTMGIeJ4qMmMUCyKexs8-m/s1600/tifatul+blackberry.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 200px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkD7k60qTKOtnT8nIXAPact9O2rw08tXEVo7rToh86te75kOb2F-lwOMrXhcyT600NeNxmg1k9eGVe-TK1pqerqTSg2_3Yn3kwul5usA4T6JmUQfWTMGIeJ4qMmMUCyKexs8-m/s400/tifatul+blackberry.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5571986665087159154" /></a> <br />”92% capex telco dikuasai oleh asing, kita sedang nego: buka service center di INA, serap naker INA, gunakan konten local. Ko bela asing??<br /> <br />Kicauan diatas menuai kritikan tajam, ada pula yang mendukung. Tifatul menanggapi kritik tajam di media sosial dan koran serta media online dengan memuat pernyataan berikut, via Twitter:<br /> <br />Minggu, 9 Januari 2011<br /> <br />1.”Kita minta RIM agar hormati & patuhi Peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia, terkait dengan UU 36/1999, UU 11/2008 & UU 44/2008””<br /> <br />2.”Kita minta RIM agar buka perwakilan di Indonesia karena pelanggan RIM di Indonesia untuk BlackBerry sdh lbh dari 2 juta.” #RIM<br /> <br />3.”Kita minta RIM agar membuka service center di Indonesia untuk melayani & mudahkan pelanggan mereka yang juga WNI.” #RIM<br /> <br />4.”Kita minta RIM agar merekrut dan menyerap tenaga kerja Indonesia secara layak dan proporsional.” #RIM<br /> <br />5.“Kita minta RIM agar sebanyak mungkin menggunakan konten local Indonesia, khususnya mengenai software.” #RIM<br /> <br />6. “Kita minta RIM agar memasang software blocking thd situs2 porno, sebagaimana operator lain sudah mematuhinya.” #RIM<br /> <br />7. “Kita minta RIM agar bangun server/repeater di Indonesia, agr aparat hokum dpt lakukan penyelidikan thd pelaku kejahatan tmsk koruptor.” #RIM<br /> <br />“Sejauh ini terkesan #RIM mengulur-ulur waktu untuk menjalankan komitmen mereka. Apakah kita sebagai bangsa mau diperlakukan spt itu?.”<br /> <br />“Kalau ada nasionalisme di dada kita % ingin jd bangsa yang berwibawa, pasti sebagian kita akan setuju poin2 yang saya sampaikan tentang #RIM<br /> <br />Selasa, 11 Januari 2011, protes tak kunjung reda dan debat soal RIM vs Kemkominfo jadi kepala berita sejumlah koran. Kontroversi justru munculo karena pantun yang disampaikan Tifatul Senin dini hari (10/1), yang bunyinya:<br />“Berburu ke padang datar, dapat rusa di belang kaki, agar anak tak kurang ajar, mari berantas si pornografi.”. Dari soal pajak, BHP, nasionalisme, menyadap komunikasi koruptor, eh kembali lagi ke isu pornografi? <br /> <br /> <br />Tifatul lagi-lagi menggunakan medium Twitter untuk menyampaikan tanggapannya, dalam 11 poin:<br /> <br /> <br />1. Tweeps yg budiman, berikut saya akan jelaskan beberapa hal terkait kontroversi peringatan kpd RIM yang mengoperasikan Black Berry di INA.<br /> <br />2. Data Pakar IT: ada 3 juta pelanggan RIM/BB di Indonesia. 2 jt resmi dan 1 jt black market<br /> <br />3.Dg rata2 menagih $ 7 USD/org/bulan. RIM menangguk pemasukan bersih Rp 189 Milyar/bln atau Rp 2,268 Trilyun/th. Uang rakyat INA utk RIM<br /> <br />4.CATAT: RIM Tanpa bayar pajak sepeserpun kepada RI, tanpa bangun infrastruktur jaringan apapun di RI. Seluruh jaringan adalah milik 6 operator di INA<br /> <br />5.Salahkah kita meminta ”JATAH” buat NKRI spt. Tenaga Kerja, konten lokal, hormati dan patuhi ketentuan Hukum dan UU di RI yang berdaulat ini<br /> <br />6.Semua operator yang lain sudah menjalankan dan mematuhi UU dan peraturan RI, spt: bayar BHP frekw, pajak, rekrut naker, CSR, bantu korban2<br /> <br />7....Merapi, korban Mentawai, korban Wasior, bencana2 lainnya dan blokir pornografi<br /> <br />8.Kelirukah kita jika minta RIM menjalankan UU dan aturan yang sama? Apakah RIM perlu diberi keistimewaan dan perkecualian?<br /> <br />9.Saya sdh baca komentar2, haruskah kita selalu me-nunduk2 kpd asing? Arogankah kalau mengingatkan asing agr hormati hukum dan UU di INA.<br /> <br />10. Ini u/kepentingan yg lebih luas. Diberi sepotong ”kue kecil” lantas mati2an bela asing. Minta hak yg besar u/bangsa yg terhormat ini<br /> <br />11. Mudah2an tweeps budiman maklum adanya.Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-13934889.post-62193117357192882352011-01-02T17:36:00.004+07:002011-01-03T00:09:33.035+07:00Berdoa di Masjid Kowloon Hongkong<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOTjbTDsK7gjlJgVhGeWjR91hlyt0LaMyREOC1HoD4qFCC966CtxR01HQRWKl3-DtJlC0oPChEfmXP4Orx50YxtUbmEFyMr7fBOc945WL6jhk8ux6T6nVT-KbDiJmbe7w4xboy/s1600/P1000816.JPG"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOTjbTDsK7gjlJgVhGeWjR91hlyt0LaMyREOC1HoD4qFCC966CtxR01HQRWKl3-DtJlC0oPChEfmXP4Orx50YxtUbmEFyMr7fBOc945WL6jhk8ux6T6nVT-KbDiJmbe7w4xboy/s400/P1000816.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5557536947013678370" /></a><br /><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjirtUDLfDoffsbHGNWAeMq1th-_2bOe-_vJwzSSH_JA-VUhlD6FhC1Vt-YhQiz4MMqxVv5Rq_Wp3vGe1dJV6DJmHXuBkDdr99QFUlfqQwl97bpjYxbV1y4ToohELnk15aWKNcW/s1600/P1000806.JPG"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjirtUDLfDoffsbHGNWAeMq1th-_2bOe-_vJwzSSH_JA-VUhlD6FhC1Vt-YhQiz4MMqxVv5Rq_Wp3vGe1dJV6DJmHXuBkDdr99QFUlfqQwl97bpjYxbV1y4ToohELnk15aWKNcW/s400/P1000806.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5557536938349800690" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8Q9OP_c9h0JydyF0w5PdXiC09edcyix3qLj5hLEt3cVbjrV_CjkhL3t-aqamTpCZvd_R0QcrmefzdI4YEytggnlDHKtwLPn5-mlgsZvSKRSsPYhnswb3E1lcBk0wrfaotJ_a-/s1600/P1000807.JPG"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8Q9OP_c9h0JydyF0w5PdXiC09edcyix3qLj5hLEt3cVbjrV_CjkhL3t-aqamTpCZvd_R0QcrmefzdI4YEytggnlDHKtwLPn5-mlgsZvSKRSsPYhnswb3E1lcBk0wrfaotJ_a-/s400/P1000807.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5557536934836291234" /></a><br /><br /><br />PADA 22-28 Desember 2010 ini, kami sekeluarga berwisata ke Hongkong dan Beijing. Peserta wisata ini empat orang: Mommy Uni Lubis, Darrel Cetta, Iwan QH, dan Tante Agustina Lubis. Tante Agustina Lubis ini adiknya Mommy Uni. Ia sengaja mengambil cuti dari tempatnya bekerja di sebuah bank, untuk bisa menemani keponakannya, Darrel Cetta, menikmati pemandangan di Hongkong dan Beijing. <br />Terima kasih ya tante.<br /><br />Saya akan memulai serial perjalanan ini dengan acara hari terakhir, yaitu berkunjung ke masjid di Jalan Nathan –bahasa aslinya Nathan Road—di salah satu pusat keramaian di Hongkong. Sejak jauh hari, saya sudah berniat untuk ikut salat subuh di masjid yang dari luar terlihat bersih dan asri itu. Apa daya, dinginnya cuaca minta ampun. Walhasil, saya hanya sempat datang ke masjid untuk salat sunnah tahiyatul masjid dan salat dluha, ketika matahari sudah agak tinggi sehingga tak terlalu dingin.<br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQctTGCwyaCCqwV7rkZy65PgfRiXdV9J_CGzff4x3oz1vdmICWnQKbxIgZX5H3kEJQA2AjjbI9Ulkh8L8Gngu6dJY9SSGWG5kGv9EgPCphTRy4MZzWk0TQj5aIS57ZbAvDkOm_/s1600/P1000805.JPG"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQctTGCwyaCCqwV7rkZy65PgfRiXdV9J_CGzff4x3oz1vdmICWnQKbxIgZX5H3kEJQA2AjjbI9Ulkh8L8Gngu6dJY9SSGWG5kGv9EgPCphTRy4MZzWk0TQj5aIS57ZbAvDkOm_/s400/P1000805.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5557536937976199250" /></a><br />Masjid di kawasan Kowloon ini terletak di kawasan bisnis. Lokasinya betul-betul strategis. Untuk dijadikan daerah komersial, pastilah laku. Andaikata dijadikan bangunan bertingkat lima, dengan empat lantai di bawahnya menjadi toko, pasti pengelola masjid akan mendapat penerimaan yang cukup besar dari uang sewa. <br /><br />Persis di samping masjid itu terletak salah satu pintu stasiun Tsim Sha Tsui. Di seberang masjid terdapat toko-toko jam mewah, kosmetik, baju, dsb. Kalau di Yogya, kira-kira masjid ini terletak di Malioboro. Kalau di Jakarta, mirip di Jalan Thamrin. Bedanya, kalau Jalan Thamrin lebih banyak gedung perkantoran, yang ini gedung pertokoan.<br /><br />Lantai satu masjid itu dipakai untuk jamaah laki-laki. Lantai dua digunakan jamaah perempuan. Ketika saya datang, ada enam orang pria tengah mengaji. Mereka duduk di kursi. Dari wajahnya, plus model bajunya, mereka kemungkinan besar berasal dari India, Bangladesh, dan Pakistan. <br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjgVpMtqi3sCauSlD2Wub6xPmuhz6KPBVICmg0ZWWJ7cFyISZuKRaEngrHxBxPfb3DGLCIObAwM9DAU51JGihRAdy1NAJ2JsB07hCjHGpUqfxuS6U_zN6FQQQk70Tr7t_k9TPOv/s1600/P1000804.JPG"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjgVpMtqi3sCauSlD2Wub6xPmuhz6KPBVICmg0ZWWJ7cFyISZuKRaEngrHxBxPfb3DGLCIObAwM9DAU51JGihRAdy1NAJ2JsB07hCjHGpUqfxuS6U_zN6FQQQk70Tr7t_k9TPOv/s400/P1000804.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5557536941062964706" /></a><br />Bangunan masjid di Hongkong mempunyai keunggulan dibanding masjid di Indonesia pada umumnya: memenuhi standar HSE—health, safety, environment. HSE ini standar yang kini banyak diterapkan oleh perusahaan perminyakan dan pertambangan, untuk menjaga keselamatan pekerja, kenyamanan bekerja, serta keamanan hasil kerja.<br /><br />Salah satu indikasi penerapan HSE di masjid di kawasan Kowloon ini adalah rambu-rambu informasi di dalam masjid yang sangat jelas: pintu keluar, pintu naik, tempat wudhu, hidran untuk pemadam kebakaran, kantor imam, tempat rapat, semua diberi tanda yang sangat jelas dan mencolok. Tabung gas pemadam kebakaran, juga dipasang beberapa buah.<br /><br />Pintu emergensi bila terjadi kebakaran, juga disiapkan, diberi tanda dengan huruf mencolok dan menyala. Pintu juga dibuat lebar-lebar, membuat jamaah gampang meninggalkan masjid bila keadaan darurat. <br /><br />Saya melihat ini sebagai nilai plus yang pantas kita contoh.<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqkQHmVtKd8S1-US1qxCftAAMmdW1R9yeSo1EfYskTxmpaImg6uc__U_f1KpeIA3MAMVK60jMkXWcL0beGqwl1GdvOcAloYvJ1BDpIxj7n1f5AlHl06-4O2CksffVLFS_ZlMXe/s1600/P1000814.JPG"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqkQHmVtKd8S1-US1qxCftAAMmdW1R9yeSo1EfYskTxmpaImg6uc__U_f1KpeIA3MAMVK60jMkXWcL0beGqwl1GdvOcAloYvJ1BDpIxj7n1f5AlHl06-4O2CksffVLFS_ZlMXe/s400/P1000814.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5557538262560803490" /></a><br />Di Indonesia, kita sering mengalami kesulitan untuk mencari tempat wudhu di sebuah masjid. Kadang-kadang kita harus bertanya lebih dulu: di mana tempat wudhu kepada jamaah yang lebih dulu hadir, karena pengelola masjid tidak memasang petunjuk tempat wudhu. Di berbagai bangunan modern pun kadang kita juga kesulitan mendapatkan petunjuk arah menuju toilet atau pintu keluar.<br /><br /><br /> ****<br />Seusai salat dluha, saya melihat papan pengumuman. Di situ ada laporan keuangan dari pengurus masjid. Alinea pertama pengumuman itu berbunyi: Dengan ini pengurus masjid menyampaikan laporan pengelolaan keuangan dan aset masjid. Laporan disusun berdasar standar akuntansi Hongkong ...dst.<br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEir74rCxgWCfPCa8HOqTjde_ZfBeCHp_Yyv8wHiFKDtFVW4F5H6skdeCKzteSpG_ObWa1A-ZVW_jk97mSUU6nOSsQ14fdPWM_1AceA5_sgf_zrURlJKBuKQfmquqY8WsVaRt_tT/s1600/P1000803.JPG"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEir74rCxgWCfPCa8HOqTjde_ZfBeCHp_Yyv8wHiFKDtFVW4F5H6skdeCKzteSpG_ObWa1A-ZVW_jk97mSUU6nOSsQ14fdPWM_1AceA5_sgf_zrURlJKBuKQfmquqY8WsVaRt_tT/s400/P1000803.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5557538264122549362" /></a><br />Luar biasa juga, untuk ukuran saya, sebuah masjid membuat laporan keuangan dengan standar akuntansi. Apalagi laporan itu betul-betul dibuat kantor akuntan.<br /><br />Beda lagi dengan gaya masjid kita: takmir masjid Kowloon ini punya saham yang dimainkan di bursa. Di salah satu asetnya, mereka menulis memiliki saham. <br /><br />Namanya hidup di daerah bisnis, pengelola masjid pun amat sangat melek bisnis...Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-13934889.post-57011288416277734092010-12-29T21:39:00.006+07:002010-12-30T14:44:53.405+07:00Tetap Bangga Pada Indonesia<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYoYozXojaebQzmjU-8kw3JOHKC4LG8KAY9Y4RedTxnSB1bUttBcSdqCyw3ZrEo-54Z2UM_lnhPkjAuGa5pqd-KisFMmfKYeq99lVP8u4v9QaVjkeNPuSzOXm2Thd80uKmRRmW/s1600/indonesia+football-supporter-2.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 332px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYoYozXojaebQzmjU-8kw3JOHKC4LG8KAY9Y4RedTxnSB1bUttBcSdqCyw3ZrEo-54Z2UM_lnhPkjAuGa5pqd-KisFMmfKYeq99lVP8u4v9QaVjkeNPuSzOXm2Thd80uKmRRmW/s400/indonesia+football-supporter-2.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5556114321053046066" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJ6YP8ueyeJv8_m_9fpNiF8pknU6I3Iw98sgXIr9xZy2huSsDVLaKdvVDEBMwJBlxZpm2UrV6yjdylwnMrJThFzdch8RqpdAzp_N4Jg_0JAYH7o0uZBFKPQaJOIoUwesqpgUHj/s1600/indonesia+football+supporter.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 253px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJ6YP8ueyeJv8_m_9fpNiF8pknU6I3Iw98sgXIr9xZy2huSsDVLaKdvVDEBMwJBlxZpm2UrV6yjdylwnMrJThFzdch8RqpdAzp_N4Jg_0JAYH7o0uZBFKPQaJOIoUwesqpgUHj/s400/indonesia+football+supporter.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5556114316361166658" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjIlZJXJio9TdOp1vIbSeM8knk9zUayyTXmvRQuLP2wjYne47-jPHDLBUtROG2Ubb0OmzuRBk9O7HEFM1sSgJ9sL493b8L4jR_-JIPPbI9xkQVcSMqcZcIIl1kWN42MaNRqJHPW/s1600/indonesia+football+2--timnas.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 248px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjIlZJXJio9TdOp1vIbSeM8knk9zUayyTXmvRQuLP2wjYne47-jPHDLBUtROG2Ubb0OmzuRBk9O7HEFM1sSgJ9sL493b8L4jR_-JIPPbI9xkQVcSMqcZcIIl1kWN42MaNRqJHPW/s400/indonesia+football+2--timnas.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5556114312789684706" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivfjjOOXezlTy5pupC2DJ-dIZRUfz7igBf4e-h7rGaIr4cgrnaxo3-3tQnVAwZJBy43cJS71FFIPXC8IVjc9KlKt8cexUqbU2A1vmLmqZIVeuxg_qjdDjWm-cQzYXwbDU-CR4p/s1600/indonesia+football+1.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivfjjOOXezlTy5pupC2DJ-dIZRUfz7igBf4e-h7rGaIr4cgrnaxo3-3tQnVAwZJBy43cJS71FFIPXC8IVjc9KlKt8cexUqbU2A1vmLmqZIVeuxg_qjdDjWm-cQzYXwbDU-CR4p/s400/indonesia+football+1.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5556114307439868674" /></a><br /><br />Rabu malam 29 Desember 2010, tim nasional sepakbola Indonesia menang melawan Malaysia, 2-1 dalam Suzuki AFF, kejuaraan sepakbola se Asia Tenggara. Dua gol diciptakan masing-masing oleh Muhammad Nasuha dan Muhammad Ridwan. Namun dua gol ini belum cukup untuk mengantar Indonesia menjadi juara. Dalam pertemuan pertama babak final di Kuala Lumpur, Indonesia kalah 3-0. Sebuah kekalahan yang mengejutkan.<br /><br />Sebelumnya, Indonesia membantai Malaysia 5-1, di babak penyisihan grup. Hasil dari <br />kemenangan ini mengantar Indonesia menjadi juara grup, dan Malaysia di runner up. Setelah masing-masing menekuk lawannya di semi final, Indonesia ketemu Malaysia lagi. Duh, sayang kalah.<br /><br />Meskipun Indonesia kalah, ijinkan saya untuk tetap bangga pada tim nasional kita. Mereka bertempur bersungguh-sungguh. Berjuang, meski hasilnya belum memuaskan kita. Meski hasilnya lumayan bagus, tetapi the winner takes all. Alhasil, Malaysia takes all.<br /><br />Apalagi melihat semangat penonton yang luar biasa. Sebagian foto penonton yang penuh semangat itu saya kirim di sini. Mohon maaf kepada bapak-bapak yang memotret, saya memilih foto Anda untuk blog. <br /><br />Puluhan ribu orang mencari tiket, antre sejak pagi. Ketika tiket tidak berhasil didapat, mereka balik lagi keesokan harinya. Pokoknya, semangat penonton boleh diacungi jempol. Untuk urusan pengelolaan penjualan tiket ini, yang pantas diberi kritik tajam memang panitia. <br /><br />Mereka seperti panitia tutup tahun sebuah SMA, yang menjual tiket di kampung-kampung. Serba amatiran, konyol, memalukan. Ketika ada korban jatuh, Ketua Umum PSSI Nurdin Halid di media bilang begini: ada provokator...<br /><br />Menyalahkan provokator tanpa menyebut siapa sebenarnya yang dimaksud, memang paling gampang. Ini seperti menyalahkan cuaca di kecelakaan pesawat ataupun kereta api. Padahal mungkin saja biang kecelakaan ini pada peralatan atau manusianya.<br /><br />Singkat kata, timnas sepakbola Indonesia memang belum beruntung. Insya Allah tahun depan kita akan lebih baik. Dengan catatan, kompetisi ditertibkan, stadion diperbaiki, dsb. <br /><br />Yang saya heran, sebagian orang Indonesia kini sibuk mencari scapegoat alias kambing hitam atas kekalahan ini. Sepanjang si kambing hitam dicari dalam rangka SWOT --alias untuk menganalisis kekuatan,kelemahan, peluang dan ancaman, menurut saya bagus-bagus saja. Yang jadi soal, si kambing hitam ini dicari untuk menjatuhkan orang lain.<br /><br />Pak Aburizal Bakrie disalahkan karena mengundang timnas ke kediamannya, di Jalan Ki Mangun Sarkoro. Ia juga disalahkan karena menjanjikan bonus Rp 3 milyar bila tim nasional jadi juara. Sebelumnya ia menghadiahi Rp 2,5 milyar untuk pemain, bila menembus semi final.<br /><br />Ini dia: orang memberi bonus atas sebuah prestasi kok malah disalahkan. Kalau mau mengumpat, umpatlah mereka yang malah tidak memberi bonus... Umpatlah mereka yang merasa menjadi pakar sepakbola, padahal ke lapangan sepakbola saja belum pernah. Paling waktu pelajaran olahraga di SMA jaman baheula dulu..<br /><br />Pak SBY juga disalahkan politisi Golkar, Bambang Soesatyo, sebagai kurang memperhatikan pembinaan olahraga.<br /><br />Kok suasana jadi terasa manyun begini. Saling menyalahkan.<br />Benar kata pepatah: keberhasilan adalah anak kandung semua orang. kegagalan adalah anak tiri semua orang.<br /><br />Dari media massa kita tahu, kekalahan terjadi setelah pemain Indonesia walk out gara-gara diganggu lemparan mercon, tembakan dengan sinar laser. Setelah itu mereka seperti kurang konsentrasi. Alhasil, dalam 15 menit tiga gol bersarang di gawang Markus Horizon. Ladalah. Kemenangan 2-1 di Senayan pun belum cukup untuk mengangkat Indonesia menjadi juara.<br /><br />Hidup Indonesia!!<br /><br /><br />NB: foto-foto diambil dari Google. Minta maaf kepada para pemilik foto yang akreditasinya tidak disebutkan di sini.Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-13934889.post-66097916478127577982010-12-16T22:08:00.005+07:002010-12-16T22:35:03.093+07:00RUU Keistimewaan Provinsi DIYPengantar:<br />Menindaklanjuti posting sebelumnya, saya tampilkan RUU Keistimewaa DIY. Sebagaimana kita tahu, polemik keistimewaan ini berlangsung panjang lebar. Kita tidak tahu, apa yang terjadi di masa lalu tatkala SBY jadi Komandan Korem 072 Pamungkas, dalam berhubungan dengan Sultan Yogya.<br />iwan qodar himawan<br /><br /><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEi-8yZao-_R-5coTrHwCsVSI6HEMifk0bPM0DZh42u6wF6VqCdHiWyGM4I48E2pGcVIK-2Q3wg0gp9HRefGFRD8Hcjrpk_HuI2aWaSgD3lf1O0mYXosmGT-3DRTnh_NhD1soN/s1600/raja+jogja.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 300px; height: 400px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEi-8yZao-_R-5coTrHwCsVSI6HEMifk0bPM0DZh42u6wF6VqCdHiWyGM4I48E2pGcVIK-2Q3wg0gp9HRefGFRD8Hcjrpk_HuI2aWaSgD3lf1O0mYXosmGT-3DRTnh_NhD1soN/s400/raja+jogja.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5551300690668263794" /></a><br /><br /><br /><br />RANCANGAN<br />UNDANG -UNDANG REPUBLIK INDONESIA<br /><br />NOMOR ……. TAHUN ……..<br /><br />TENTANG<br /><br />KEISTIMEWAAN PROVINSI<br />DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA<br /><br />DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA<br />PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,<br /><br />Menimbang:<br /><br />a. bahwa Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan Undang-Undang; <br />b. bahwa Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kadipaten Pakualaman telah mempunyai wilayah, pemerintahan, dan penduduk sebelum lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 berperan dan memberikan sumbangsih yang besar dalam mempertahankan, mengisi, dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;<br />c. bahwa Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa Yogyakarta sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1955 belum mengatur secara lengkap mengenai keistimewaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta;<br />d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu membentuk Undang-Undang tentang Keistimewaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta;<br /><br />Mengingat:<br /><br />1. Pasal 4 ayat (1), Pasal 5 ayat (1), Pasal 18, Pasal 18A dan Pasal 18B, dan Pasal 20 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;<br />2. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa Yogyakarta sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1955 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1955 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Nomor 827);<br />3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);<br /><br />Dengan Persetujuan Bersama<br />DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA<br />dan<br />PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA<br /><br />MEMUTUSKAN:<br /><br />Menetapkan :<br />UNDANG-UNDANG TENTANG KEISTIMEWAAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.<br /><br /><br />BAB I<br />KETENTUAN UMUM<br /><br />Pasal 1<br /><br />Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:<br />1. Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan Pemerintahan Negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.<br />2. Keistimewaan adalah kedudukan hukum yang dimiliki oleh Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan sejarah dan hak asal-usul menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 untuk mengatur dan mengurus kewenangan istimewa. <br />3. Kewenangan Istimewa adalah wewenang tambahan tertentu yang dimiliki Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta selain wewenang sebagaimana ditentukan dalam Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah.<br />4. Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, selanjutnya disebut Kesultanan, adalah warisan budaya bangsa yang dipimpin oleh Sri Sultan Hamengku Buwono.<br />5. Kadipaten Pakualaman, selanjutnya disebut Pakualaman, adalah warisan budaya bangsa yang dipimpin oleh Sri Paku Alam. <br />6. Kebudayaan adalah nilai-nilai, norma, adat istiadat, benda, seni dan tradisi luhur yang mengakar dalam Masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta.<br />7. Pemerintahan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Gubernur Utama dan Wakil Gubernur Utama.<br />8. Gubernur Utama dan Wakil Gubernur Utama adalah lembaga yang terdiri dari Sri Sultan Hamengku Buwono dan Sri Paku Alam sebagai satu-kesatuan yang mempunyai fungsi sebagai simbol, pelindung dan penjaga budaya, serta pengayom dan pemersatu Masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta. <br />9. Pemerintah Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, selanjutnya disebut Pemerintah Daerah Provinsi, adalah Gubernur Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta beserta perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.<br />10. Gubernur Provinsi Daerah Istimewa, selanjutnya disebut Gubernur, adalah unsur penyelenggara Pemerintah Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang berkedudukan sebagai Kepala Daerah dan Wakil Pemerintah. <br />11. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, selanjutnya disebut DPRD Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, adalah lembaga perwakilan rakyat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.<br />12. Peraturan Gubernur Utama adalah peraturan yang dibentuk oleh Gubernur Utama untuk menyelenggarakan kewenangannya berdasarkan Undang-Undang ini dan diundangkan dalam Lembaran Daerah.<br />13. Keputusan Gubernur Utama, adalah keputusan yang ditetapkan oleh Gubernur Utama untuk menyelenggarakan kewenangannya berdasarkan Undang-Undang ini.<br />14. Peraturan Daerah Istimewa Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, selanjutnya disebut Perdais, adalah Peraturan Daerah yang dibentuk oleh DPRD Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta bersama-sama dengan Gubernur dengan persetujuan Gubernur Utama untuk mengatur penyelenggaraan Kewenangan Istimewa.<br />15. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, selanjutnya disebut Perda Provinsi, adalah Peraturan Daerah Provinsi yang dibentuk DPRD Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan persetujuan bersama Gubernur untuk mengatur penyelenggaraan urusan provinsi sebagaimana diatur dalam Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah. <br /><br />BAB II<br />BATAS DAN PEMBAGIAN WILAYAH<br /><br />Bagian Kesatu<br /><br />Batas Wilayah<br /><br />Pasal 2<br /><br />1) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki batas-batas:<br />a. sebelah utara dengan Kabupaten Magelang dan Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah;<br />b. sebelah timur dengan Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah;<br />c. sebelah selatan dengan Samudera Hindia; dan<br />d. sebelah barat dengan Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah.<br /><br />2) Batas wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam peta yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Undang-Undang ini.<br /><br /><br />Bagian Kedua<br />Pembagian Wilayah<br /><br />Pasal 3<br /><br />Wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta terdiri atas:<br />a. Kota Yogyakarta;<br />b. Kabupaten Sleman;<br />c. Kabupaten Bantul;<br />d. Kabupaten Kulonprogo; dan<br />e. Kabupaten Gunung Kidul.<br /><br /><br /><br />BAB III<br />ASAS DAN TUJUAN <br /><br />Bagian Kesatu<br />Asas<br /><br />Pasal 4<br /><br />Keistimewaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta disusun berdasarkan asas pengakuan atas hak asal-usul, demokrasi, kerakyatan, ke-bhinneka-tunggal-ika-an, efektivitas pemerintahan, kepentingan nasional, dan pendayagunaan kearifan lokal. <br /><br /><br />Bagian Keempat<br />Tujuan<br /><br />Pasal 5<br /><br />1) Pengaturan Keistimewaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta bertujuan untuk:<br />a. mewujudkan pemerintahan yang demokratis;<br />b. mewujudkan kesejahteraan dan ketentraman masyarakat;<br />c. mewujudkan tata pemerintahan dan tatanan sosial yang menjamin ke-bhinneka-tunggal-ika-an dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia;<br /><br />d. menciptakan pemerintahan yang baik; dan<br />e. melembagakan peran dan tanggung jawab Kesultanan dan Pakualaman dalam menjaga dan mengembangkan budaya Yogyakarta yang merupakan warisan budaya bangsa.<br /><br />2) Pemerintahan yang demokratis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, diwujudkan melalui:<br />a. pengisian Gubernur secara demokratis;<br />b. pengisian anggota DPRD Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta melalui Pemilihan Umum;<br />c. pembagian kekuasaan antara DPRD, Gubernur dan Wakil Gubernur, dan Gubernur Utama dan Wakil Gubernur Utama; <br />d. mekanisme penyeimbang antara Pemerintah Daerah Provinsi dan DPRD Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta; dan<br />e. membuka ruang partisipasi dan kontrol warga masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan dengan memanfaatkan media kebudayaan.<br /><br />3) Kesejahteraan dan ketentraman masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, diwujudkan melalui kebijakan-kebijakan yang berorientasi kepada kepentingan publik dan pengembangan kemampuan masyarakat.<br /><br />4) Tata pemerintahan dan tatanan sosial yang menjamin ke-bhinneka-tunggal-ika-an dalam kerangka Negara Kesatuan Republik<br /><br />5) Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, diwujudkan melalui:<br />a. pengayoman dan pembimbingan masyarakat oleh Pemerintahan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta; dan<br />b. pemeliharaan dan pendayagunaan nilai-nilai musyawarah, gotong royong, solidaritas, tenggang rasa, toleransi dan nir-kekerasan oleh Pemerintahan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan seluruh masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta.<br /><br />6) Tata pemerintahan yang baik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, diwujudkan melalui pelaksanaan prinsip-prinsip efektivitas, transparansi, akuntabilitas, partisipasi, kesetaraan, dan penegakan hukum.<br /><br />7) Pelembagaan peran dan tanggung jawab Kesultanan dan Pakualaman dalam menjaga dan mengembangkan budaya Yogyakarta sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diwujudkan melalui pemeliharaan, pendayagunaan, pengembangan dan penguatan nilai-nilai, norma, adat istiadat, serta tradisi luhur yang mengakar dalam masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta.<br /><br /><br />BAB IV<br />KEWENANGAN <br /><br />Pasal 6<br /><br />Keistimewaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta berada di Provinsi.<br /><br />Pasal 7<br /><br />1) Kewenangan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai daerah otonom mencakup kewenangan dalam urusan-urusan pemerintahan Provinsi sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah dan urusan-urusan istimewa yang ditetapkan dalam Undang-Undang ini.<br /><br />2) Kewenangan dalam urusan istimewa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup:<br />a. penetapan fungsi, tugas dan wewenang Gubernur Utama dan Wakil Gubernur Utama;<br />b. penetapan kelembagaan Pemerintah Daerah Provinsi; <br />c. kebudayaan; dan<br />d. pertanahan dan penataan ruang.<br /><br />3) Penyelenggaraan kewenangan dalam urusan-urusan istimewa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) didasarkan pada nilai-nilai kearifan lokal dan keberpihakan kepada rakyat.<br /><br />4)Pengaturan lebih lanjut kewenangan dalam urusan-urusan istimewa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan Perdais.<br /><br /><br />BAB V<br />BENTUK DAN SUSUNAN PEMERINTAHAN<br /><br />Bagian Kesatu<br /><br />Umum<br /><br />Pasal 8<br /><br />1) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki bentuk dan susunan pemerintahan yang bersifat istimewa.<br />2) Pemerintahan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta terdiri atas Gubernur Utama dan Wakil Gubernur Utama, Pemerintah Daerah Provinsi dan DPRD Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. <br /><br />Bagian Kedua<br />Gubernur Utama dan Wakil Gubernur Utama <br /><br />Pasal 9<br /><br />1) Sri Sultan Hamengku Buwono dan Sri Paku Alam yang bertahta karena kedudukannya ditetapkan sebagai Gubernur Utama dan Wakil Gubernur Utama.<br /><br />2) Penetapan Sri Sultan Hamengku Buwono dan Sri Paku Alam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan Keputusan Presiden.<br /><br />3) Ketentuan lebih lanjut mengenai kelembagaan Gubernur Utama dan Wakil Gubernur Utama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah atas usul Sri Sultan Hamengku Buwono dan Sri Paku Alam. <br /><br />Pasal 10<br /><br />Gubernur Utama dan Wakil Gubernur Utama berwenang:<br />a. Memberikan arah umum kebijakan dalam penetapan kelembagaan Pemerintah Daerah Provinsi, kebudayaan, pertanahan, penataan ruang, dan penganggaran;<br />b. Memberikan persetujuan terhadap rancangan Perdais yang telah disetujui bersama oleh DPRD Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Gubernur;<br />c. Memberikan saran dan pertimbangan terhadap rencana perjanjian kerjasama yang dibuat oleh Pemerintah Daerah Provinsi dengan pihak ketiga yang membebani masyarakat.<br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxck3rDu5k0fTp41DcRER9Tl9Mxv0qP0Pw2GrA0G5rDdv6FLwp_rQFPkgSwv7UdbSa50TgFIJwIv7HWwqIN62G0sVpbfpS-uo5pBiG_JmBvO2v4p7lwP1qEUWA3wIVcHdD_3kF/s1600/tugu-malioboro.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 300px; height: 400px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxck3rDu5k0fTp41DcRER9Tl9Mxv0qP0Pw2GrA0G5rDdv6FLwp_rQFPkgSwv7UdbSa50TgFIJwIv7HWwqIN62G0sVpbfpS-uo5pBiG_JmBvO2v4p7lwP1qEUWA3wIVcHdD_3kF/s400/tugu-malioboro.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5551300684611019602" /></a><br />Pasal 11<br /><br />Gubernur Utama dan Wakil Gubernur Utama berhak: <br />a. menyampaikan usul dan/atau pendapat kepada Pemerintah dalam rangka penyelenggaraan Kewenangan Istimewa;<br />b. mendapatkan informasi mengenai kebijakan dan/atau informasi yang diperlukan untuk perumusan kebijakan menyangkut keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta;<br />c. mengusulkan perubahan dan/atau penggantian Perdais;<br />d. memiliki hak protokoler; dan <br />e. kedudukan keuangan yang diatur dengan peraturan pemerintah.<br /><br />Pasal 12<br /><br />1) Apabila Sri Sultan Hamengku Buwono sebagai Gubernur Utama berhalangan tetap, pengisian Gubernur Utama dilakukan setelah Sri Sultan Hamengku Buwono yang baru naik tahta. <br />2) Apabila Sri Paku Alam sebagai Wakil Gubernur Utama berhalangan tetap, pengisian Wakil Gubernur Utama dilakukan setelah Sri Paku Alam yang baru naik tahta. <br /><br />Bagian Ketiga<br />Pemerintah Daerah Provinsi<br /><br />Pasal 13<br /><br />(1) Pemerintah Daerah Provinsi dipimpin oleh Gubernur.<br />(2) Dalam hal Sri Sultan Hamengku Buwono dan Sri Paku Alam sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur, Pemerintah Daerah dipimpin oleh Gubernur dibantu Wakil Gubernur.<br /><br /><br />Pasal 14<br /><br />Dalam hal Gubernur Utama tidak menjabat sebagai Gubernur, Gubernur wajib:<br />a. mengikuti arah umum kebijakan yang ditetapkan oleh Gubernur Utama dan Wakil Gubernur Utama; <br />b. melakukan konsultasi dengan Gubernur Utama dan Wakil Gubernur Utama untuk urusan-urusan pemerintahan yang diatur dalam undang-undang tentang Pemerintahan Daerah; <br />c. melakukan konsultasi kepada Gubernur Utama dan Wakil Gubernur Utama dalam penyusunan anggaran; <br />d. memberikan laporan penyelenggaraan kewenangan istimewa kepada Gubernur Utama dan Wakil Gubernur Utama setiap tahun; dan<br />e. memberikan tembusan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah dan laporan keuangan pemerintah daerah sesuai peraturan perundang-undangan kepada Gubernur Utama dan Wakil Gubernur Utama. <br /><br />Bagian Keempat<br />DPRD Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta<br /><br />Pasal 15<br /><br />1) DPRD Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai kedudukan, susunan, tugas, serta wewenang sebagaimana ditentukan dalam peraturan perundang-undangan.<br /><br />2) Selain mempunyai tugas dan wewenang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), DPRD Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai tugas dan wewenang bersama-sama dengan Gubernur untuk membentuk Perdais.<br /><br />3) Pelaksanaan tugas dan wewenang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dalam Peraturan Tata Tertib DPRD Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sesuai dengan peraturan perundang-undangan.<br /><br />Pasal 16<br /><br />Dalam melaksanakan keistimewaan, DPRD Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta wajib:<br />a. mengikuti arah umum kebijakan yang ditetapkan oleh Gubernur Utama dan Wakil Gubernur Utama;<br />b. melakukan konsultasi dengan Gubernur Utama dan Wakil Gubernur Utama untuk urusan-urusan istimewa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2); <br />c. melakukan konsultasi kepada Gubernur Utama dan Wakil Gubernur Utama dalam penyusunan anggaran.<br /><br /><br /><br />BAB VI<br /><br />TATA CARA PENGISIAN JABATAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR<br /><br />Bagian Kesatu<br /><br />Sumber Calon<br /><br />Pasal 17<br /><br />1) Calon Gubernur dan Wakil Gubernur dapat berasal dari:<br />a. Sri Sultan Hamengku Buwono dan Sri Paku Alam yang bertahta;<br />b. kerabat kasultanan dan kerabat Pakualaman;<br />c. masyarakat umum. <br /><br />2) Dalam hal calon Gubernur diikuti oleh Sri Sultan Hamengku Buwono, maka Sri Sultan Hamengku Buwono berpasangan dengan Sri Paku Alam sebagai calon Wakil Gubernur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.<br /><br />3) Pasangan calon Sri Sultan Hamengku Buwono dan Sri Paku Alam sebagaimana dimaksud pada ayat (2), otomatis didaftar sebagai calon Gubernur/Wakil Gubernur melalui mekanisme perseorangan khusus. <br /><br />4) Dalam hal Sri Sultan Hamengku Buwono ikut mencalonkan diri sebagai Gubernur, kerabat kasultanan dan kerabat Pakualaman tidak dapat mencalonkan diri sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur.<br /><br />5) Dalam hal Sri Sultan Hamengku Buwono tidak sebagai calon, pemilihan hanya dilakukan untuk memilih Gubernur.<br /><br />6) Dalam hal Sri Sultan Hamengku Buwono tidak mencalonkan diri sebagai Gubernur, Sri Paku Alam tidak dapat mencalonkan diri sebagai Gubernur.<br /><br /><br />Bagian Kedua<br />Mekanisme Pencalonan Sri Sultan Hamengku Buwono dan Sri Paku Alam<br /><br />Pasal 18<br /><br />1) Penyelenggara Pemilihan Kepala Daerah Provinsi menanyakan kesediaan Sri Sultan Hamengku Buwono dan Sri Paku Alam sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur.<br /><br />2) Kesediaan Sri Sultan Hamengku Buwono dan Sri Paku Alam sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dituangkan dalam surat pernyataan kesediaan.<br /><br />3) Surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), harus diserahkan kepada Penyelenggara Pemilihan Kepala Daerah Provinsi selambat-lambatnya sebelum masa pendaftaran berakhir.<br /><br />Bagian Ketiga<br />Mekanisme Pencalonan Kerabat Kasultanan dan Kerabat Pakualaman serta Masyarakat Umum<br /> <br />Pasal 19<br /><br />1) Calon yang berasal dari kerabat Kasultanan dan kerabat Pakualaman dan masyarakat umum diajukan melalui mekanisme pengajuan oleh partai politik atau gabungan partai politik.<br /><br />2) Persyaratan calon sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) berlaku persyaratan umum sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan. <br /><br />3) Mekanisme pencalonan calon dari partai politik atau gabungan partai politik berlaku ketentuan peraturan perundang-undangan tentang pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah.<br /><br />4) Bakal calon Gubernur yang dinyatakan telah memenuhi persyaratan, wajib mendapat persetujuan dari Gubernur Utama apabila Gubernur Utama tidak mencalonkan diri sebagai Gubernur.<br /><br />5) Tata cara pemberian persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan peraturan pemerintah.<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipULNJAKyQOdmNO8vCnXM_54ZszZ2WoIbQ-7F0hCDR_5_3aoe-Xfz_lLsrB8OPbpBgCVEQg4WEzxKryNKFlRTC85C1okdcztPPagizoL7FYz6oGBPE5uzmwMgB-7m5bawBDvNs/s1600/prajuritkeraton1.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipULNJAKyQOdmNO8vCnXM_54ZszZ2WoIbQ-7F0hCDR_5_3aoe-Xfz_lLsrB8OPbpBgCVEQg4WEzxKryNKFlRTC85C1okdcztPPagizoL7FYz6oGBPE5uzmwMgB-7m5bawBDvNs/s400/prajuritkeraton1.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5551300680672653058" /></a><br /><br />Bagian Keempat<br />Pemilihan dan Pengesahan Calon Gubernur<br /><br />Pasal 20<br /><br />1) Penyelenggara Pemilihan Kepala Daerah Provinsi menyerahkan daftar calon Gubernur kepada DPRD Provinsi.<br /><br />2) DPRD Provinsi melakukan pemilihan terhadap calon Gubernur yang diusulkan oleh Penyelenggara Pemilihan Kepala Daerah Provinsi.<br /><br />3) Calon Gubernur dinyatakan sebagai pemenang apabila memperoleh suara 50% (lima puluh persen) ditambah 1 (satu). <br /><br />4) Dalam hal tidak ada calon Gubernur yang memperoleh suara 50% (lima puluh persen) ditambah 1 (satu) dilakukan pemilihan putaran kedua terhadap 2 (dua) pasangan calon yang memperoleh suara terbanyak.<br /><br />5) DPRD mengajukan calon terpilih kepada Presiden untuk disahkan sebagai Gubernur.<br /><br />6) Dalam hal hanya Sri Sultan Hamengku Buwono dan Sri Paku Alam yang bertahta menjadi pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur, DPRD Provinsi melakukan musyawarah untuk mufakat dalam menetapkan dan mengusulkan kepada Presiden guna disahkan sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur.<br /><br />7) Ketentuan tentang tata cara pemilihan Gubernur sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) sampai dengan Ayat (6) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah. <br /><br />Pasal 21<br /><br />1) Dalam hal Gubernur dijabat Sri Sultan Hamengku Buwono berhalangan tetap atau diberhentikan sebelum berakhirnya masa jabatan Gubernur, Presiden menetapkan Wakil Gubernur sebagai penjabat Gubernur.<br /><br />2) Dalam hal Gubernur dijabat selain Sri Sultan Hamengku Buwono berhalangan tetap atau diberhentikan sebelum berakhirnya masa jabatan Gubernur, Presiden menunjuk penjabat Gubernur dari Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi persyaratan sesuai peraturan perundang-undangan.<br /><br />3) Penjabat Gubernur sebagaimana dimaksud pada ayat (2) memegang jabatan paling lama 6 (enam) bulan untuk mempersiapkan pemilihan Gubernur baru. <br /><br />Pasal 22<br /><br />(1) Gubernur dan Wakil Gubernur dilantik oleh Presiden Republik Indonesia;<br />(2) Apabila Presiden Republik Indonesia berhalangan, dapat diwakilkan kepada Wakil Presiden Republik Indonesia;<br />(3) Masa jabatan Gubernur adalah 5 (lima) tahun dan dapat dipilih kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan;<br />(4) Pembatasan masa jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur dengan 2 (dua) periode masa jabatan tidak berlaku bagi Sri Sultan Hamengku Buwono dan Sri Paku Alam apabila menjabat sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur. <br /><br />Pasal 23<br /><br />1) Ketentuan tentang hak, kewajiban, larangan, dan kewenangan Gubernur dan Wakil Gubernur sebagaimana diatur dalam Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah berlaku pula dalam Undang-Undang ini.<br /><br />2) Pemberhentian Gubernur dan/atau Wakil Gubernur dilaksanakan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah berlaku pula dalam Undang-Undang ini.<br /><br />BAB VII <br />PELAKSANAAN URUSAN ISTIMEWA<br /><br />Bagian Kesatu<br />Kelembagaan <br /><br /><br />Pasal 24<br /><br />1) Kewenangan penetapan kelembagaan pemerintahan daerah provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) huruf b, diselenggarakan untuk mencapai efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik berdasarkan prinsip-prinsip responsibilitas, akuntabilitas, transparansi, dan partisipasi dengan memperhatikan bentuk dan susunan pemerintahan asli. <br />2) Pengaturan lebih lanjut tentang penetapan kelembagaan pemerintahan daerah provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Perdais setelah mendapat persetujuan dari Pemerintah.<br /><br />Bagian Kedua<br />Kebudayaan<br /><br />Pasal 25<br /><br />1) Kewenangan kebudayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) huruf c, diselenggarakan untuk memelihara dan mengembangkan hasil cipta, rasa, karsa, dan karya yang berupa nilai-nilai, pengetahuan, norma, adat istiadat, benda, seni, dan tradisi luhur yang mengakar dalam masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta.<br />2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Perdais. <br /><br /><br />Bagian Ketiga<br />Pertanahan dan Penataan Ruang<br /><br />Pasal 26<br /><br />1) Dalam rangka penyelenggaraan kewenangan pertanahan dan penataan ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) huruf d, Kasultanan dan Pakualaman ditetapkan sebagai Badan Hukum.<br />2) Sebagai Badan Hukum, Kasultanan mempunyai hak milik atas Sultanaat Grond.<br />3) Sebagai Badan Hukum, Pakualaman mempunyai hak milik atas Pakualamanaat Grond.<br />4) Sebagai Badan Hukum, Kasultanan dan Pakualaman merupakan subyek hukum yang berwenang mengelola dan memanfaatkan Sultanaat Grond dan Pakualamanaat Grond dengan sebesar-besarnya ditujukan untuk pengembangan kebudayaan, kepentingan sosial, dan kesejahteraan masyarakat.<br />5) Ketentuan lebih lanjut tentang Badan Hukum diatur dengan Peraturan Pemerintah.<br />6) Tata guna, pemanfaatan, dan pengelolaan Sultanaat Grond dan Pakualamanaat Grond serta penataan ruang Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta diatur lebih lanjut dengan Perdais.<br /><br /> <br />BAB VIII<br />PERATURAN GUBERNUR UTAMA, PERDAIS, <br />PERDA PROVINSI, DAN PERATURAN GUBERNUR <br /><br />Pasal 27<br /><br />1) Gubernur Utama berwenang membentuk peraturan dan keputusan Gubernur Utama.<br />2) Peraturan dan Keputusan Gubernur Utama sebelum diberlakukan, mendapat pengesahan dari Menteri Dalam Negeri.<br />3) Peraturan dan Keputusan Gubernur Utama sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diundangkan dalam Lembaran Daerah. <br /><br />Pasal 28<br /><br />1) Rancangan Perdais dapat diusulkan oleh DPRD Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta atau Gubernur berdasarkan Arah Umum Kebijakan yang ditetapkan oleh Gubernur Utama.<br />2) Apabila dalam suatu masa sidang, DPRD Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Gubernur menyampaikan rancangan Perdais mengenai materi yang sama maka yang dibahas adalah rancangan Perdais yang disampaikan oleh DPRD Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, sedangkan rancangan Perdais yang disampaikan Gubernur dipergunakan sebagai bahan persandingan.<br />3) Dalam menyiapkan dan membahas rancangan Perdais, DPRD Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Gubernur wajib mendayagunakan nilai-nilai, norma, adat istiadat, dan tradisi luhur yang mengakar dalam masyarakat dan memperhatikan masukan dari Masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta.<br />4) Rancangan Perdais yang telah disetujui bersama oleh DPRD Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Gubernur disampaikan kepada Gubernur Utama dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari sejak tanggal persetujuan.<br />5) Dalam hal Gubernur Utama tidak menyetujui atas rancangan Perdais sebagaimana dimaksud pada ayat (4), dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak rancangan Perdais tersebut disetujui bersama oleh DPRD Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Gubernur, Gubernur Utama mengembalikan kepada DPRD Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta untuk disempurnakan.<br />6)Dalam hal rancangan Perdais disetujui oleh Gubernur Utama, rancangan Perdais sebelum diberlakukan, mendapat pengesahan dari Menteri Dalam Negeri, untuk selanjutnya diundangkan dalam Lembaran Daerah.<br /><br />Pasal 29<br /><br />1) Perda Provinsi dibentuk dan ditetapkan dengan persetujuan bersama DPRD Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Gubernur sesuai dengan peraturan perundang-undangan. <br />2) Perdais dibentuk oleh DPRD Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Gubernur dengan persetujuan Gubernur Utama untuk melaksanakan kewenangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2). <br /><br />Pasal 30<br />(1) Pelaksanaan Perda Provinsi atau Perdais diatur dengan Peraturan Gubernur dan/atau keputusan Gubernur.<br />(2) Peraturan Gubernur dan/atau keputusan Gubernur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak boleh bertentangan dengan kepentingan umum, nilai-nilai luhur, budaya, Perda, Perdais dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. <br /><br />Pasal 31<br /><br />(1) Perda Provinsi, Perdais, dan Peraturan Gubernur diundangkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.<br />(2) Perda Provinsi, Perdais, dan Peraturan Gubernur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib disebarluaskan oleh Pemerintah Daerah Provinsi. <br /><br /><br />BAB IX<br />PENDANAAN<br /><br />Pasal 32<br /> <br />Semua peraturan perundang-undangan yang mengatur keuangan daerah berlaku bagi Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.<br /><br /><br />Pasal 33<br /><br />1) Pendanaan pemerintahan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan yang bersifat istimewa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.<br />2) Dana dalam rangka pelaksanaan keistimewaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan bersama antara Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat berdasarkan usulan Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.<br />3) Dana sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan anggaran yang diperuntukkan dan dikelola oleh Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang pengalokasiannya melalui kementerian/lembaga terkait.<br />4) Gubernur pada setiap akhir tahun anggaran wajib melaporkan seluruh pelaksanaan kegiatan dan pertanggungjawaban keuangan yang terkait dengan keistimewaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta kepada Pemerintah melalui kementerian/lembaga terkait dengan memberikan tembusan kepada Gubernur utama.<br /><br />BAB X<br />KETENTUAN LAIN-LAIN<br /><br />Pasal 34<br /><br />1) Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Sri Paku Alam IX yang menjabat sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada saat ini, ditetapkan menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta untuk waktu paling lama 2 (dua) tahun sejak diundangkannya Undang-Undang ini.<br />2) Dalam kedudukannya sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Sri Paku Alam IX mempunyai tugas untuk mempersiapkan pelaksanaan kewenangan Pemerintahan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebagaimana ditentukan dalam Undang-Undang ini.<br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjO5_7fHgUh6boj2IW1qbJS8WMEnPcTcvBjdKKHjYMR9Y8t9OBs0mWgv3oEeoR8Hygoih2i_gEVPYr-isMTTvODtcW1dkBBFSdYyEK41P6afKztkhlOQPrzf-k5f_35XsYSpkax/s1600/prajurit+bugis.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 267px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjO5_7fHgUh6boj2IW1qbJS8WMEnPcTcvBjdKKHjYMR9Y8t9OBs0mWgv3oEeoR8Hygoih2i_gEVPYr-isMTTvODtcW1dkBBFSdYyEK41P6afKztkhlOQPrzf-k5f_35XsYSpkax/s400/prajurit+bugis.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5551300676440695746" /></a><br />Pasal 35<br /><br />1) Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Sri Paku Alam IX masing-masing dalam kedudukannya sebagai Sri Sultan dan Sri Paku Alam memiliki tugas:<br />a. melakukan pembakuan tata cara penggantian Sri Sultan dan Sri Paku Alam dalam lingkungan Kasultanan dan Pakualaman yang merupakan pedoman bagi proses pergantian kepemimpinan dalam lingkungan Kasultanan dan Pakualaman;<br />b. mengumumkan kepada publik hasil pembakuan sebagaimana dimaksud pada huruf a; <br />c. melakukan konsolidasi dan klasifikasi Sultanaat Grond dan Pakualamanaat Grond; <br />d. mendaftarkan hasil klasifikasi dan konsolidasi tanah sebagaimana dimaksud pada huruf c kepada Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia; <br />e. melakukan inventarisasi dan konsolidasi seluruh kekayaan Kesultanan dan Pakualaman selain sebagaimana dimaksud pada huruf c yang merupakan warisan budaya bangsa; dan<br />f. bersama-sama merumuskan tata hubungan antara Sri Sultan Hamengku Buwono dan Sri Paku Alam sebagai satu-kesatuan.<br />2) Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Sri Paku Alam IX dalam kedudukannya sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 mempunyai tugas:<br />a. mempersiapkan perangkat Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta untuk melaksanakan Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan Undang-Undang ini;<br />b. Menyiapkan arah umum kebijakan penataan kelembagaan Pemerintah Provinsi DIY sebagaimana ditentukan dalam undang-undang ini.<br />c. menyiapkan syarat-syarat yang diperlukan sebagai pedoman Gubernur Utama dan Wakil Gubernur Utama dalam menerima atau menolak perseorangan bakal calon atau bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur; <br />d. menyiapkan kerangka umum kebijakan di bidang kebudayaan;<br />e. menyiapkan kerangka umum kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan Sultanaat Grond dan Pakualamanaat Grond, serta penataan ruang Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta;<br />f. membentuk Perda Provinsi bersama-sama dengan DPRD Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tentang tata cara pembentukan Perdais;<br />g. menyiapkan mekanisme konsultasi antara Gubernur dan/atau Wakil Gubernur dengan Gubernur Utama dan Wakil Gubernur Utama, serta antara DPRD Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan Gubernur Utama dan Wakil Gubernur Utama sebagai dasar bagi Gubernur dan/atau Wakil Gubernur terpilih dan DPRD Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dalam melaksanakan konsultasi dengan Gubernur Utama dan Wakil Gubernur Utama; dan <br />h. mempersiapkan masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta dalam pelaksanaan Keistimewaan sebagaimana ditentukan dalam Undang-Undang ini. <br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEge8dxjxD4zIccNUkvpVNWyS81NlTno1QUR8gTl-PMeUHrJi0C09zoMM55MJk58x2CH27eJ8sEVLXefej09IgGheh_cx8HS5dnBd48hKwh54XOFnLJROmn_hVSlBm8QTGAZ5HVL/s1600/jogjakarta-nyepeda.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 269px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEge8dxjxD4zIccNUkvpVNWyS81NlTno1QUR8gTl-PMeUHrJi0C09zoMM55MJk58x2CH27eJ8sEVLXefej09IgGheh_cx8HS5dnBd48hKwh54XOFnLJROmn_hVSlBm8QTGAZ5HVL/s400/jogjakarta-nyepeda.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5551300671619288274" /></a><br /><br />Pasal 36<br /><br />Pembiayaan yang diperlukan dalam masa peralihan ini dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.<br /><br /><br />BAB XI<br /><br />KETENTUAN PERALIHAN<br /><br />Pasal 37<br /><br />Pengelolaan dan/atau pemanfataan Sultanaat Grond atau Pakualamanaat Grond yang dilakukan oleh masyarakat atau pihak ketiga tetap berlaku sepanjang pengelolaan dan/atau pemanfaatannya sesuai dengan ketentuan dalam Undang-undang ini.<br /><br />Pasal 38<br /><br />Pada saat berlakunya Undang-Undang ini, susunan organisasi Pemerintah Provinsi, Perangkat Daerah Provinsi dan Jabatan dalam Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta serta peraturan perundang-undangan yang ada tetap berlaku sampai dengan terbentuknya Pemerintahan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan Undang-Undang ini.<br /><br />BAB XII<br />KETENTUAN PENUTUP<br />Pasal 39<br /><br />Pada saat berlakunya Undang-Undang ini, seluruh materi peraturan perundang-undangan yang bertentangan dengan Undang-Undang ini dinyatakan tidak berlaku.<br /><br />Pasal 40<br /><br />Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.<br /><br />Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-Undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.<br /><br />Disahkan di Jakarta <br />pada tanggal …<br /><br />PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,<br /><br /><br />DR.H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO<br /><br />Diundangkan di Jakarta <br />pada tanggal ……..<br /><br />MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA<br />REPUBLIK INDONESIA,<br /><br />PATRIALIS AKBAR<br /><br />LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN .....NOMOR ......Unknownnoreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-13934889.post-68343712510781632312010-12-15T15:01:00.002+07:002010-12-15T15:15:44.641+07:00Yogya Memang Istimewa<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDuCMXtYz5G_Vfw6U-rUsFAJNwqsdAHgSg5sl0NNfpdw1c-1GCbrCuZUxGOEVF-l4qowuF_ZPoU0GG0LNct4VQctozZksv1kumv3eIqeHSXpO7BABdU-Pbe8QmERJGGmWnDtTz/s1600/600px-Royal_Seal_of_the_Sultanate_of_Yogyakarta.svg.png"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 399px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDuCMXtYz5G_Vfw6U-rUsFAJNwqsdAHgSg5sl0NNfpdw1c-1GCbrCuZUxGOEVF-l4qowuF_ZPoU0GG0LNct4VQctozZksv1kumv3eIqeHSXpO7BABdU-Pbe8QmERJGGmWnDtTz/s400/600px-Royal_Seal_of_the_Sultanate_of_Yogyakarta.svg.png" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5550817648427631970" /></a><br /><br />MINGGU-minggu ini mata kita disibukkan oleh tontonan di televisi yang gencar menayangkan polemik soal keistimewaan Yogyakarta. Hampir semua televisi menyiarkan dengan gencar. Metro TV dan TV One, dua televisi berita 24 jam, bahkan sering membuat siaran langsung dari Yogya. Yogya, provinsi dengan penduduk 3,5 juta alias 1/60 dari total populasi Indonesia, seakan bergolak.. Duh..<br />Bagi saya yang memang tumbuh dan besar di Ngayogyakarta Hadiningrat, Yogya memang istimewa. Saya lulus dari SD Keputran 4, sebuah sekolah yang didirikan para pangeran Kasultanan, lokasinya persis di sebelah timur Alun-alun Utara. Kalau orang Bandung atau Jakarta harus susah payah melihat Keraton Kasultanan, sewaktu SD saya tiap hari melewatinya.<br />Eyangnya Darrel, alias ibu mertua, punya rumah di Panembahan, sekitar 500 meter dari Keraton Yogyakarta. Malah sekarang rumah itu diperbaiki, dijadikan tempat penginapan di bagian belakang. Namanya: Omah Djokja. Sesekali Mommy Uni Lubis dan Darrel berkunjung ke Omah Djokja.<br /><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCMya5UPGdsLWKwD-_cvn76fXS-rwAZwCi36D7R3Tp_aa96hyphenhyphenIYvg3s6KWqznWWumpwsNQRgpRAFpyJKm6S885QssPHEnvqcjbuN68OM-QtzsaDa769J4xxMYScwTEsKOChQ8f/s1600/miniatur+prajurit.JPG"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCMya5UPGdsLWKwD-_cvn76fXS-rwAZwCi36D7R3Tp_aa96hyphenhyphenIYvg3s6KWqznWWumpwsNQRgpRAFpyJKm6S885QssPHEnvqcjbuN68OM-QtzsaDa769J4xxMYScwTEsKOChQ8f/s400/miniatur+prajurit.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5550817656073218722" /></a><br /><br /><br />Pagelaran keraton, kalau dalam bahasa sekarang mungkin disebut sebagai hall atau tempat pentas, tiap hari saya lihat. Kalau pulang sekolah, ada kalanya saya melewat rumah para pangeran, yang disebut sebagai ndalem. Kalau melewati ndalem para beliau itu, sepeda harus kita tuntun. Kalau kita ngotot naik? Kita akan ditegur oleh warga, dan dianggap sebagai ‘’tidak tahu diri’’.<br />Sewaktu SD, saya memiliki teman yang keturunan pangeran. Ada RR Siti Nikandaru Chairina. RR ini kependekan dari Raden Rara, yang menunjukkan bahwa Jeng Rina –kami memanggilnya ‘’Jeng’’, untuk menunjukkan penghormatan kepadanya—adalah kerabat Sultan. Jeng Rina ini rumahnya di dekat pasar Ngasem, di bangunan yang dulu milik keraton.<br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDvvJQZFlvl9jzp3wto3dNuqi6ksfMOtObrmw7n5BlEvhVgqREqujG2ETUWTU9fjug1wGn0kc_Yd4_cx2vB2ehCm2ewcVU92ih-Y9AGkVpUasbrKW0PLz2VO2o2figESIIBEYf/s1600/kraton_resize.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 265px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDvvJQZFlvl9jzp3wto3dNuqi6ksfMOtObrmw7n5BlEvhVgqREqujG2ETUWTU9fjug1wGn0kc_Yd4_cx2vB2ehCm2ewcVU92ih-Y9AGkVpUasbrKW0PLz2VO2o2figESIIBEYf/s400/kraton_resize.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5550817651576315570" /></a><br /><span style="font-weight:bold;">Pagelaran Keraton Yogyakarta<span style="font-style:italic;"></span></span><br /><br /><br />Sewaktu SMP hingga perguruan tinggi, saya ikut perkumpulan pencak silat yang asalnya dari keraton. Nama perguruannya Krisna Murti. Latihannya di Ndalem Tejokusuman. Bagi Anda yang bukan orang Yogja, istilah ‘’Ndalem Tejokusuman’’ menunjukkan ini adalah kediaman Pangeran Tejokusumo. Gusti Tejo, demikian beliau dulu sering disebut, adalah putera Sultan Hamengku Buwono VII. Pangeran Tejokusumo dikenal sebagai salah satu pelopor semangat kerakyatan, dengan mendirikan Krida Beksa Wirama, perkumpulan tari yang mengijinkan masyarakat biasa berguru. <br />Di Ndalem Tejokusuman ini saya berkenalan dengan dua teman, masih cucu Pangeran Tejokusumo. Dua teman baik ini adalah RA Lintang Johar dan RA Retno .. (nuwun sewu Jeng Rento, saya lupa nama lengkap panjenengan). Jeng Lintang ini lulusan Fakultas Kedokteran Gigi UGM, sedang Jeng Retno kini bekerja di Dinas Kesehatan Yogyakarta. Saya memanggil kedua teman ini ‘’Jeng’’.<br /> ****<br />Ketika di SD itu saya masih melihat banyaknya bangunan keraton yang dipinjamkan untuk sekolah. Ndalem Pugeran dan Ndalem Mangkuwilayan, dipakai oleh Fakultas Kedokteran UGM sebagai rumah sakit. Ndalem Mataraman digunakan untuk laboratorium. Ndalem Mangkuyudan digunakan oleh Fakultas Kedokteran UGM untuk Rumah Sakit Ibu dan Anak. Ndalem Yudonegaran digunakan untuk Fakultas Farmasi.<br />Pagelaran keraton semula juga dipakai untuk Fakultas Hukum. Tetapi ketika saya di SD Keputran, Fakultas Hukum sudah punya kampus sendiri di Bulaksumur. Nah, area Bulaksumur ini adalah tanah pemberian keraton. Luas wilayahnya sekitar 125 hektare. Bangunannya diserahkan oleh keraton kepada UGM.<br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMoJw8nkYPHcwfKWHUlnYeADcB0Keqd-QK43Nr-t_6QjuHMTtMoNG6b7vwAUcEO5REuBPr3JZXjneWVXuvDxRGG12z0WjDkTDSUDkiprb8K0tfhSaP8_2JFmiWbgmZjGUvipgD/s1600/salah+satu+rumah+pangeran.JPG"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMoJw8nkYPHcwfKWHUlnYeADcB0Keqd-QK43Nr-t_6QjuHMTtMoNG6b7vwAUcEO5REuBPr3JZXjneWVXuvDxRGG12z0WjDkTDSUDkiprb8K0tfhSaP8_2JFmiWbgmZjGUvipgD/s400/salah+satu+rumah+pangeran.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5550817664429354034" /></a><br /><span style="font-weight:bold;">Salah satu rumah pangeran.<span style="font-style:italic;"></span></span><br /><br /><br />Saya pernah mendapat informasi dari salah seorang priyayi Solo yang kemudian kuliah di UGM. Si priyayi ini pernah menjadi direktur utama sebuah bank pemerintah. Katanya, sebetulnya Presiden Soekarno semula ingin mendirikan kampus UGM di Solo. Presiden Soekarno kemudian kulonuwun ke Kasunanan, untuk meminjam fasilitas keraton agar bisa dipakai perkuliahan. Namun pihak Kasunanan keberatan. <br />Untuk masa sekarang, keberatan itu bisa dimaklumi. Banyaknya mahasiswa akan membuat keraton terkotori. Lagi pula, perawatan gedung siapa yang menanggung? <br />Namun Sultan Hamengku Buwono IX ketika itu punya pandangan yang berbeda. Pendirian kampus UGM di Yogya akan membawa berkah yang besar: Yogya menjadi kota mahasiswa, pusat penelitian, dan menjadi magnet bagi kedatangan mahasiswa dari luar daerah. Maka Sultan pun dengan suka hati merelakan pagelaran dan berbagai rumah kediaman pangeran untuk perkuliahan.<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7z1HAqMf9WHWkb_P81aqgKipDUwy9HVUE5NZ7-OKxrcKoehcAKlrzO6wcIBx-n5J6nRRCn1ldKKumV71JBJkDNvVHYyje4KI1-xdQZRYwiq3mL9ZNcXFmiRt_jFVAnEWz31sK/s1600/P1100507.JPG"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7z1HAqMf9WHWkb_P81aqgKipDUwy9HVUE5NZ7-OKxrcKoehcAKlrzO6wcIBx-n5J6nRRCn1ldKKumV71JBJkDNvVHYyje4KI1-xdQZRYwiq3mL9ZNcXFmiRt_jFVAnEWz31sK/s400/P1100507.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5550817659190040962" /></a><br /><span style="font-weight:bold;">Berwisata di salah satu peninggalan keraton.<span style="font-style:italic;"></span></span><br /><br /><br /><br />Pikiran Sultan HB IX terbukti benar. Adanya UGM menjadi magnet bagi lahirnya berbagai perguruan tinggi lain. Para mahasiswa yang sudah terlanjur datang ke Yogya, tetapi tidak tertampung di UGM, bisa bersekolah di kampus lainnya. Kehadiran UGM ikut membentuk ciri khas Yogyakarta, yang kini dikenal sebagai kota yang hidup dari industri pendidikan dan industri pariwisata.<br />Itu semua tak lepas dari jasa Sultan HB IX, dan kemudian diteruskan para putera-puteri dan kerabatnya. Jadi wajar kan, kalau Yogyakarta memang istimewa?Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-13934889.post-91890015986644779802010-12-14T09:02:00.006+07:002010-12-14T09:35:04.183+07:00KETIKA KEADILAN DITEGAKKAN DI ATAS ASUMSI DAN STIGMA<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPoTbhw43rRL7WdZhS4SVxjS4IAn9SCRT2uP7lUQrARkbhHNsi9yaHk4dMOMLS4dE4KsyGed-sRu2XpzQZhM3LXUCkF27cLstzRcDoggKW_q31syf2_XmIA3tqqIeOdixx5oz9/s1600/erwin-arnada-dengan+playboy-3.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 269px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPoTbhw43rRL7WdZhS4SVxjS4IAn9SCRT2uP7lUQrARkbhHNsi9yaHk4dMOMLS4dE4KsyGed-sRu2XpzQZhM3LXUCkF27cLstzRcDoggKW_q31syf2_XmIA3tqqIeOdixx5oz9/s400/erwin-arnada-dengan+playboy-3.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5550357650561324722" /></a><br /><br /><br /><br /><br /><span style="font-style:italic;">Mantan Pemimpin Redaksi Majalah Playboy Indonesia dijebloskan ke penjara. Putusan MA didasarkan pada pasal-pasal kriminalisasi yang di<br />negara lain tak lagi dikenakan kepada pers. Senjakala kemerdekaan<br />berekspresi.<br /></span><br /><br /> Pada sebuah siang yang panas. Dia tampak rilek. Kaus hijau<br />tanpa leher dan jins belel. Ada robek di bagian lutut. Dia duduk<br />sendiri di bawah tenda payung, satu dari beberapa tenda serupa di<br />halaman dalam Lembaga Pemasyarakatan Cipinang, Jakarta Timur. Ketika<br />dia berdiri menyambut saya dan keluarganya yang menjenguknya siang itu,<br />nampak tulisan di bagian depan kausnya: "Give Peace A Chance". Kalimat<br />itu pernah saya baca di Twitter, Sabtu, 8 Oktober 22010, Pukul 13.32<br />Wib. "Kalau John Lennon blg "GIVE PEACE A CHANCE," blh nggak saya<br />nambahi buat di sini "GIVE JUSTICE A CHANCE." Kicauan itu milik Erwin<br />Arnada, mantan Pemimpin Redaksi Majalah Playboy Indonesia. Kita sebut<br />"mantan" karena majalah itu memang sudah lama mati. Terbit hanya tujuh<br />edisi dan sejak lahirnya menuai kontroversi. Saat menulis kicauan itu,<br />Erwin tengah berjuang melawan ketidakadilan vonis Mahkamah Agung yang<br />memenjarakannya karena menerbitkan majalah.<br /><br />Ketika saya menjenguknya di LP Cipinang, Erwin sudah menginap selama 10 malam, sejak Sabtu sore, 8 Oktober 2010. Dia merayakan ulang tahunnya yang ke 47 tahun, pada 17 Oktober lalu, di hotel prodeo. "Tiga hari pertama paling sulit. Sekarang saya lebih tenang," kata Erwin. Dia memegang fotokopi Memori Peninjauan Kembali perkaranya. Ada corat-coret di situ. Memori PK itu memang tumpuannya agar tak perlu menghuni penjara selama dua tahun sebagaimana amar putusan kasasi Hakim Mahkamah Agung No 972 K /Pid/2008, tertanggal 29 Juli 2009. Erwin Arnada diputuskan bersalah melanggar Pasal 282 ayat (3) KUHP jo. Pasal 55 ayat(1) ke-1 KUHP jo. Pasal 65 ayat (1) KUHP, soal mempublikasikan materi yang melanggar asusila. Dia menjadi wartawan pertama yang dipenjarakan gara-gara karya jurnalistiknya di era kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Era reformasi. Negara demokrasi lain sudah lama takmenggunakan pasal kriminalisasi ini untuk menjerat wartawan.<br /><br /><br /><span style="font-style:italic;">Sebuah Eksekusi Atas Ekspresi</span><br /> <br /><br /> <span style="font-weight:bold;">Mata itu. <br /> Ada kaget.<br /> Bingung.<br /> Gusar.<br /> Pasrah.</span><br /> <br /><br />Dikepung puluhan polisi berseragam. Nyaris diseret<br />petugas Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan. Erwin Arnada nampak tegar. Ada teriakan puluhan wartawan, juru kamera yang berdesakan ingin mengambil gambarnya. Teriakan yang disambut hardikan aparat keamanan yang menjagai lelaki bertubuh agak kecil itu. Ia dijaga bak seorang pelaku kriminal. Lebih ketat dari penjagaan atas tiga orang pembawa barang haram, narkotika, yang digiring polisi di pintu kedatangan Terminal F2, Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, 3 jam sebelum Erwin mendarat Pukul 14.30 Wib, Sabtu, 8 Oktober 2010. Erwin adalah salah satu penumpang pesawat GA 403 dari Denpasar, Bali. Dia ditemani pengacaranya, Todung Mulya Lubis S.H., LLM. Ada petugas Kejaksaan yang diutus Kepala Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan mengawasi Erwin sejak di Bali di pesawat yang sama. Tapi sejak di Bali mereka tak pernah mendekati Erwin. Apalagi menangkapnya.<br /> Semuanya berjalan cepat. Marah, dan panik. Kuatir akan keadaan<br />Erwin, saya berteriak protes kepada aparat. Wartawan berteriak mencemooh polisi yang bertindak berlebihan. Saya coba menerobos kepungan penjagaan, polisi lapangan mendorong saya dan rekan wartawan lain. Saya sempat mencoba berteriak memanggil namanya. "Erwin!". Dia menoleh ke arah saya. Tak berdaya. Nampak kecil di tengah puluhan tubuh kekar polisi. Mata itu. Bukan takut. "Saya kaget," kata Erwin ketika saya tanya perasaanya saat kericuhan di bandara itu. Erwin mengenakan celana jins biru yang sedikit robek di lututnya. Kemeja putih dan sepatu keds.<br /> Petugas mendorong Erwin Arnada ke mobil tahanan Kejaksaan yang<br />sudah diparkir di teras Terminal F2. Kali ini saya kaget. Masih teringat pembicaraan telepon dengan Kepala Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan, M. Yusuf, S.H., Sabtu pagi itu. "Nggak pake mobil tahanan, kog Mbak. Silahkan Bang Todung Mulya dan Mbak Uni mendampingi Erwin di mobil Kejaksaan. Kami menugasi petugas Kejaksaan supaya aman saja." Saya panik karena mobil kami belum siap. Padahal iring-iringan mobil polisi,mobil tahanan kejaksaan yang membawa Erwin, lalu sebuah truk polisi yang membawa puluhan polisi berseragam, lengkap dengan senjata terkokang siap berangkat dalam hitungan detik. Mata saya menangkap keberadaan Bang Todung Mulya Lubis. Berkemeja warna merah jambu, Bang Todung nampak kelimpungan, ikut didorong polisi yang tak mau tahu. Mendadak saya melihat sebuah mobil Kijang milik kejaksaan mengambil posisi persis di belakang truk polisi yang siap melaju. Ada dua petugas kejaksaan di dalamnya, saya kenali dari seragam mereka. Saya tarik tangan Bang Todung, lalu menerobos naik ke mobil ini di deretan jok belakang. "Saya dari Dewan Pers. Pak Kajari janji saya dan Bang Todung boleh mendampingi Erwin," kata saya ke petugas itu. Saya lupa bertanya siapa namanya. Dia mengenali kami, dan membiarkan kami duduk. Pintu mobil belum tertutup sempurna ketika mobil bergerak, melaju meninggalkan bandara. Meninggalkan kisruh dan kecewa rekan-rekan wartawan yang sejak pagi menunggui kedatangan Erwin Arnada.<br /> Begitu duduk, saya berusaha menelpon Erwin Arnada. Saya ingin<br />beritahu bahwa kami ada di mobil dalam konvoi yang melaju ke Kantor<br />Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan, di Jalan Rambai 1, Kebayoran Baru.<br />Kami tidak jauh darinya. Telpon saya tak disahuti. Lalu masuk pesan<br />singkat darinya. Protes soal penjagaan yang berlebihan. <br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9xOSg_K_aIZIpKzjlJ6KdK8Gugjg8G97srj7v_D2sMNsaLXGtOt5awhCrXcOk5Ubw28hlNG0oB2ni40bnRBuJZ9h56c_ZW4cFx66pONb08TbiJwPTzbOO6I4Z_oHOA_hPnNtM/s1600/logo+playboy.png"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 331px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9xOSg_K_aIZIpKzjlJ6KdK8Gugjg8G97srj7v_D2sMNsaLXGtOt5awhCrXcOk5Ubw28hlNG0oB2ni40bnRBuJZ9h56c_ZW4cFx66pONb08TbiJwPTzbOO6I4Z_oHOA_hPnNtM/s400/logo+playboy.png" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5550357658736529890" /></a><br /> Saya jawabmungkin karena Kapolda tak mau kecolongan. Saya tidak melihat alasan<br />lain. Kapolda Irjen Pol. Sutarman belum sepekan bertugas di wilayah<br />Polda Metro Jaya. Sebelumnya dia memimpin Polda Jawa Barat. Saya<br />memang menelpon Kapolda Sutarman sehari sebelum kedatangan Erwin untuk<br />minta bantuan pengamanan. Tidak mencolok tentunya. Jaga-jaga jika ada<br />yang berniat tidak baik. Kajari Jaksel juga ingatkan saya sebelumnya,<br />bahwa ada laporan intelejen kemungkinan sebuah organisasi masyarakat<br />akan gelar demo saat Erwin Arnada menyerahkan diri ke Kejari Selatan.<br />Ketua DPP Front Pembela Islam, Munarman jelas mengatakan bahwa pihaknya<br />mencari Erwin dimanapun dia berada untuk diserahkan ke Kejari menjalani<br />eksekusi putusan MA.<br /> Ketua Dewan Pers Prof Bagir Manan menyayangkan cara Kejaksaan<br />dalam menjemput mantan pemred Playboy Indonesia itu. "Kita sudah sepakat antara pihak kepolisian, kejaksaan dan tim pengacara untuk menyerahkan Erwin, bukan ditangkap seperti kata mereka. Kejaksaan juga sudah diberitahu. Sudah saling koordinasi," kata Prof Bagir Manan sebagaimana dikutip Inilah.com. Bagir menegaskan bahwa bertolaknya Erwin ke Bali atas sepengetahuan Dewan Pers pula. "Kepergian dia ke Bali dan rencana dia pulang untuk memenuhi panggilan kejaksaan atas kemauannya. Semua atas pengetahuan Dewan Pers juga," jelasnya.<br /> Kabar soal Erwin akan menyerahkan diri ke Kejari Selatan sudah<br />berembus lama sejak putusan MA diketahui publik, lewat konperensi pers<br />yang digelar Front Pembela Islam, 26 Agustus 2010. Sumber jadwal<br />penyerahan diri adalah mantan pengacara Erwin saat pengadilan tingkat<br />pertama, Ina Rachman. Surat panggilan kesatu sampai ketiga untuk Erwin<br />memang disampaikan lewat Ina yang tak lagi memegang kuasa dari Erwin.<br />Media memuat rencana-rencana "penyerahan diri" itu. <br /><br />Ada yang menulis<br />tanggal 5 Oktober 2010. Ada yang tanggal 7 Oktober 2010. Ini memang<br />tenggat yang diberikan Kejaksaan. Sejak itu media terus memburu Erwin<br />yang berada di Bali. Tapi tak ada yang bisa memenuhinya. Kawan-kawan<br />Erwin di Bali dengan loyal menutupi keberadaan Erwin yang tengah bekerja memenuhi kontrak sebagai konsultan sebuah penerbitan asing.<br /><br />Yang paling tahu kapan persisnya Erwin akan memenuhi panggilan eksekusi itu adalah dia dan pengacaranya untuk proses PK, Todung Lubis. Dewan Pers diberitahu juga karena sejak awal Erwin Arnada meminta bantuan advokasi dan hukum ke Dewan Pers secara resmi lewat surat. Soal teknis saja. Pengacara anggap Erwin memenuhi eksekusi setelah Memori PK selesai dibuat, yakni tanggal 7 Oktober. Todung Lubis juga ingin<br />dampingi Erwin memenuhi panggilan Kejari. Dewan Pers menjembatani<br />komunikasi dengan Kajari Yusuf agar dibolehkan menunda eksekusi ke<br />tanggal 8 Oktober, sebelum pukul 17.00 Wib. Kebetulan saya yang<br />berkomunikasi. <br /><br />Kajari Yusuf minta ada permintaan tertulis. Sidang<br />Pleno Dewan Pers pada Jumat, 7 Oktober 2010 yang dipimpin Prof Bagir<br />Manan menyetujui permintaan itu, dan mengirim surat penjadwalan<br />penundaan eksekusi. Dewan Pers juga menugasi saya, bersama Todung Lubis<br />mendampingi Erwin memenuhi panggilan Kejaksaan. Karena itu saya ikut<br />menjemput Erwin di bandara Soekarno-Hatta. <br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKXbzFnuCroplGQJSYlJCxXZVPgEq6-ZkgcMG8ma3JLfSsh_Fof6h_5BAg1zOu9I7SXIMwQwBIMlRoaBkbNb_-8z15Lum272lb24jmaR_0thXhfpn1HAlzLG_5Y8PgLCrCRH2M/s1600/Todung+Mulya+Lubis+-+Erwin+Arnada-+Uni+Lubis.JPG"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKXbzFnuCroplGQJSYlJCxXZVPgEq6-ZkgcMG8ma3JLfSsh_Fof6h_5BAg1zOu9I7SXIMwQwBIMlRoaBkbNb_-8z15Lum272lb24jmaR_0thXhfpn1HAlzLG_5Y8PgLCrCRH2M/s400/Todung+Mulya+Lubis+-+Erwin+Arnada-+Uni+Lubis.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5550360294881774322" /></a><br />Todung Mulya Lubis, Erwin, dan Uni Lubis<br /><br /><br />Jauh sebelum itu, sejak putusan MA jadi konsumsi publik, Dewan Pers mengirimkan surat kepada Presiden RI, meminta penundanaan eksekusi atas Erwin Arnada. Jawaban dari Direktur Perundang-undangan Sekretariat<br />Negara isinya normatif. Presiden tak bisa intervensi peradilan, dan<br />proses pengajuan PK tidak menunda eksekusi. Tentu saja kami tahu soal<br />ini. Namun dengan semangat menentang kriminalisasi pers dan menjaga<br />kemerdekaan pers maka Dewan Pers mengajukan surat itu meminta diskresi<br />Presiden. Kami tak yakin Presiden membaca langsung surat itu.<br />Pengalaman Dewan Pers saat mengirim surat audiensi ke Presiden,<br />berbulan-bulan surat tak berjawab. Pejabat Setneg katakan Presiden belum memberi waktu. Nyatanya ketika saya mencoba mengecek via orang dekat Presiden, surat itu tak pernah diketahui. Respon dua hari kemudian datang. Presiden menyuruh pejabat Setneg minta maaf Dewan Pers via Prof Bagir Manan. Dewan Pers dijadwalkan bertemu awal November 2010.<br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">Si Kelinci Menuai Kontroversi</span><br /><br />Sebuah pesan singkat masuk ke telpon seluler saya, Pukul 18.10 Wib, 25<br />Agustus 2010. "Selamat malam Mbak Uni, ini Erwin Arnada. Apa kabar,<br />Mbak? Maaf jika ganggu. Boleh saya telpon?".<br /><br />Berapa lama saya tidak mendengar kabar Erwin Arnada? Terakhir<br />berkomunikasi dengannya sekitar April 2006, setelah penerbitan edisi<br />perdana Majalah Playboy Indonesia, 7 April. Kami bertemu di Executive<br />Lounge Hotel Hilton (kini Hotel Sultan). Erwin ingin bertemu Karni<br />Ilyas, saat itu Pemimpin Redaksi ANTV. Saya wakil pemimpin redaksi<br />ANTV, kebetulan sedang di ujung masa tugas sebagai anggota Dewan Pers<br />periode 2003-2006. Pembicaraan berkisar soal aspek hukum dari<br />penerbitan Playboy Indonesia itu. Karni Ilyas memang dikenal sebagai<br />wartawan senior yang menguasai soal hukum. Lama jadi pengelola rubrik<br />hukum di Majalah Tempo, lalu mendirikan dan memimpin Majalah Forum<br />Keadilan. Dia juga Presiden Jakarta Lawyer's Club sampai saat ini.<br /><br />Seingat saya saat itu sudah ada pengaduan dari dua orang yang secara pribadi mengadukan Playboy Indonesia dan Erwin Arnada, dengan tudingan langgar pornografi. Mereka adalah Baharuzzaman dan Syamsul Huda. Meski mewakili pribadi, tetapi dalam persidangan mereka dudukung oleh puluhan, bahkan ratusan massa yang menggunakan atribut FPI.<br />Karni meyakinkan Erwin bahwa penerbitan itu menurutnya tidak melanggar<br />pasal pornografi. Saya masih ingat contoh kasus pelanggaran pasal<br />pornografi yang selalu diceritakan Karni, juga disampaikan ke Erwin sore itu. "Ada preseden sebelumnya, yang dimaksud melanggar porno atau cabul itu kalau puting buah dada dan belahan bokong kelihatan," kata Pak Karni. <br /><br />Pada majalah edisi September 2006, Karni Ilyas muncul dalam rubrik The Playboy Interview. Wawancara sepanjang sembilan halaman itu menjadi wawancara paling lengkap dan menarik soal sosok Karni Ilyas, wartawan senior. "Saya ingin jadi legenda langit berita. Karena itu saya terus membuat berita eksklusif." Itu antaralain kutipan Karni Ilyas. Wawancara ekslusif dengan sudut pandang yang berbeda dan menarik adalah keunggulan Playboy. Dan itu diteruskan edisi lokalnya. Edisi perdana Playboy Indonesia yang mengantarkan Erwin ke penjara itu emmuat wawacara panjang dan terakhir dari almarhum Pramoedya Ananta Toer, sastrawan Indonesia yang menuai kontroversi sempat dipenjara di jaman Orde Baru, dan mendapatkan penghargaan internasional untuk karyanya, termasuknominasi hadiah Nobel. Di waktu lain Playboy Indonesia memuat wawancara Fabianus Tibo, terpidana mati kerusuhan Poso. Tibo sudah dieksekusi mati.<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjztjA-rT1XK4l22VZfUZSlYezY0grZxsMjUMrTBAsQNbdk83mqgKBhdqfE_xZjsngo5Y88w66DD-YCO69FzBCI2AvWFtR8MZ4A1iRu5X6fiUNN9QFbp3xcj1DWaRVClL3CxW4A/s1600/Munarman-Playboy-Habib+Rizieq.jpeg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjztjA-rT1XK4l22VZfUZSlYezY0grZxsMjUMrTBAsQNbdk83mqgKBhdqfE_xZjsngo5Y88w66DD-YCO69FzBCI2AvWFtR8MZ4A1iRu5X6fiUNN9QFbp3xcj1DWaRVClL3CxW4A/s400/Munarman-Playboy-Habib+Rizieq.jpeg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5550357662227771858" /></a><br /><span style="font-style:italic;">Munarman dan Habib Rizieq</span><br /><br />Sejak awal penerbitannya, Playboy Indonesia memang menuai kontroversi.Pihak yang menolak penerbitan ini terutama keberatan karena MajalahPlayboy, induk dari Playboy Indonesia, sudah dianggap ikon media yang dianggap porno. Majelis Ulama Indonesia dan sejumlah kelompok Islam mengkritisi penerbitan majalah ini. Mereka belum membaca keseluruhan isi Playboy Indonesia yang sudah disesuaikan dengan kondisi masyarakat Indonesia. Meski isinya jauh lebih sopan dibandingkan dengan sejumlah penerbitan lain yang sampai hari ini dijual bebas di pasaran, di perempatan jalan, Playboy Indonesia dianggap tak pantas terbit.<br />Pengadilan terhadap Playboy Indonesia adalah pengadilan atas asumsi dan<br />stigma. Orang tak mau peduli apa isinya. <br /><br />Baharuzaman, salah satu dari dua orang yang mengaku mewakili diri<br />sendiri melaporkan Erwin Arnada dan pengelola Playboy Indonesia saat<br />ditanyai majelis hakim di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan mengaku<br />tidak membaca isi artikel di majalah edisi perdana, yang terbit 7 April<br />2006. Edisi inilah yang dilaporkan Baharuzaman dan Syamsul Huda, S.H.,<br />ke Polda Metro Jaya. Baharuzaman melaporkan foto-foto termasuk iklan<br />yang dimuat di edisi perdana tersebut, yang menurutnya melanggar<br />kesusilaan alias mengandung unsur pornografi. Keduanya mengaku sebagai<br />orang Muslim yang gerah dengan terbitnya Playboy Indonesia. Ratusan<br />massa yang menggunakan atribut Front Pembela Islam menyerbu dan merusak<br />kantor redaksi majalah ini yang terletak di kawasan Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan. <br /><br />Demi keamanan, Erwin memindahkan operasional majalah ke Bali pada Juni 2006. Sejak itu, Playboy Indonesia terbit dari sana,<br />meski tak bertahan lama. Erwin sendiri sibuk menghadapi sidang<br />pengadilan yang dimulai pada 7 Desember 2006. Jaksa Penuntut Umum<br />mendakwa Erwin dengan menggunakan pasal kriminal dalam KUHP. Dewan Pers<br />mengutus Leo Batubara, wakil ketua Dewan Pers dan Atmakusumah<br />Asraatmadja, mantan Ketua Dewan Pers, sebagai saksi ahli. Keduanya<br />menyatakan Majalah Playboy dikaregorikan produk pers. Karena itu jika<br />ada keberatan atas isinya, haruslah dikaji berdasarkan UU Pers No<br />40/1999. Bukan dengan Pasal kriminal sebagaimana dikenakan oleh JPU,<br />yakni Pasal 282 ayat (3) KUHP.<br /><br />Pasal 282 KUHP yang menjadi pangkal dijeratnya Erwin Arnada selaku Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab Playboy Indonesia isinya adalah ayat (1): "Barangsiapa menyiarkan, mempertunjukkan atau menempelkan di muka umum tulisan, gambaran atau benda yang telah diketahui isinya melanggarkesusilaan, atau barangsiapa dengan maksud untuk disiarkan, dipertunjukkan atau dditempelkan dimuka umum, membikin tulisan, gambaran atau benda tersebut, memasukkannya ke dalam negeri, meneruskannya, mengeluarkannya dari negeri, atau memiliki persediaan, ataupun barang siapa secara terang-terangan atau dengan mengedarkan surat tanpadiminta, menawarkannya atau menunjukkannya sebagai bisa diperoleh, diancam dengan pidana penjara paling lama satu tahun enam bulan atau pidana denda paling tinggi empat ribu lima ratus rupiah. <br />Yang membuat Erwin kena jeratan lebih lama adalah ayat (3) dari Pasal<br />282 KUHP itu yang bunyinya: "Kalau yang bersalah melakukan kejahatan<br />tersebut dalam ayat pertama sebagai pencarian atau kebiasaan, dapat<br />dijatuhkan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau<br />pidana denda paling banyak tujuh puluh lima ribu rupiah."<br /><br />Boleh jadi Erwin adalah korban suasana politik yang melingkupi negeri ini saat itu. Rancangan UU tentang Pornografi dan Pornoaksi sedang dibahas di DPR dan menuai pro dan kontra. Saksi ahli DR Chairul Huda SH, MH, misalnya, di depan persidangan menganggap Playboy Indonesia edisi perdana yang disoal saksi pelapor dan JPU TIDAK dapat<br />dikategorikan melanggar Pasal 282 KUHP soal kesusilaan. Tetapi jika<br />merujuk pada definisi pornografi di RUU Pornografi dan Pornoaksi, maka<br />konten Playboy Indonesia melanggar kesusilaan. Ada sejumlah saksi ahli<br />didengar di persidangan Erwin, ahli pidana dari FHUI DR. Rudy Satriyo SH dan saksi ahli dari MUI menyatakan majalah dimaksud melanggar asas<br />kesusilaan sebagaimana Pasal 282 KUHP. Dalam amar putusan kasasi MA<br />Majelis Hakim menggunakan kesaksian Rudy Satriyo dan saksi dari MUI<br />untuk menjerumuskan Erwin ke bui. Saksi ahli lain adalah Liston<br />Simarmata, seorang agen penjual majalah di kawasan Duren Sawit, Jakarta<br />Timur. Dia mengakui bahwa antara pihak agen dan penerbit, dalam hal ini PT Velvet Silver Media, ada perjanjian tertulis bahwa majalah ini tidak boleh didistribusikan di tempat umum yang dapat dijangkau anak-anak dan dekat sekolah. Ini sesuai dengan sikap pengelola majalah bahwa Playboy Indonesia adalah majalah untuk dewasa. Jelas bahwa Playboy Indonesia mencoba memenuhi rekomendasi Dewan Pers.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Produk Pers Ditelikung Pasal Kriminalisasi</span><br /> <br />Segera setelah Playboy Indonesia edisi perdana terbit, reaksi<br />muncul. Tak kurang dari organisasi wartawan seperti PWI yang meminta<br />Dewan Pers meneliti apakah Playboy Indonesia dapat dikatakan melanggar<br />Kode Etik Jurnalistik? Atas dasar protes dan masukan dari pihak-pihak<br />di masyarakat maka Dewan Pers yang saat itu dipimpin Prof Ichlasul Amal<br />melakukan sidang pleno. Anggota Dewan Pers saat itu adalah almarhum R.H Siregar wartawan senior yang juga dedengkot PWI, Amir Effendy Siregar, Hinca Pandjaitan, Dokter Haji Sulastomo tokoh KAHMI, Leo Batubara, dr. Sutomo Pharasto dari unsur radio, saya sendiri, dan Santoso wartawan KBR 68H. Saya ingat segala perdebatan dalam dua kali rapat yang membahas penerbitan majalah ini. Semua sepakat Playboy Indonesia tidak melanggar Pasal 4 Kode Etik Jurnalistik yang menyatakan: "Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis dan cabul.". <br /><br />Penafsiran cabul adalah "penggambaran tingkah laku secara erotis dengan foto, gambar, suara, grafis atau tulisan yang semata-mata untuk membangkitkan nafsu birahi." Kami menganggap penerbitan untuk orang dewasa adalah hal yang wajar. Yang perlu diatur adalah distribusinya. Maka Dewan Pers sejak itu gencar menyampaikan perlunya UU Distribusi. Ini kami sampaikan juga di rapat dengar pendapat umum di Komisi I DPR RI. Pada tanggal 21 April 2006, Dewan Pers mengeluarkan Pernyataan Dewan Pers No 07/P-DP/IV/2006 Tentang Penerbitan Majalah Playboy Indonesia, yang isinya adalah:<br />1. Majalah Playboy Indonesia dapat dikategorikan sebagai produk<br />pers yang dapat melanggar Uu Pers No 40/1999 dan Kode Etik Jurnalistik.<br />Karena itu penilaian atas isi dari penerbitan tersebut harus didasarkan<br />kepada UU Pers No. 40/1999 dan Kode Etik Jurnalistik.<br />2. Distribusi Majalah Playboy Indonesia edisi pertama yang terbit<br />April 2006, tidak sesuai dengan segmentasi yang disebutkan dalam sampul<br />depan majalah tersebut, yakni sebagai majalah hiburan untuk pria dewasa,<br />maka majalah tersebut melanggar Kode Etik Jurnalistik, dalam konteks<br />perlindungan anak dan remaja.<br />3. Dewan Pers mendesak penerbit dan pengelola Majalah Playboy<br />Indonesia mematuhi Kode Etik Jurnalistik dan menjaga distribusinya<br />sesuai dengan segmentasi yang dituju. Pemerintah diminta segera<br />melahirkan peraturan pemerintah menyangkut distribusi produk media bagi<br />kalangan dewasa dengan mengacu kepada UU Perlindungan Anak.<br />Jelas, Dewan Pers berpendapat Playboy Indonesia adalah produk pers.<br />Karena itu seyogyanya dinilai dengan alat ukur Kode Etik Jurnalistik UU Pers, bukan KUHP.<br /> Majelis Hakim di tingkat Pengadilan Negeri Jakarta Selatan<br />menolak dakwaan JPU yang ingin Erwin dan Playboy Indonesia diadili<br />dengan pasal 282 ayat (3) KUHP. Menurut majelis hakim yang diketuai<br />Efran Basuning, S.H., karena Playboy Indonesia adalah produk pers,<br />seharusnya digunakan UU Pers. Di tingkat pengadilan banding, putusan ini dikuatkan oleh Pengadilan Tinggi DKI Jakarta. Erwin dan masyarakat pers bernafas lega. Pengadilan menunjukkan sikap membela kemerdekaan pers<br />dan menolak penggunaan pasal kriminalisasi terhadap pers.<br /> Yang tak disangka adalah, JPU tidak puas, dan mengajukan kasasi.<br />Tak ada yang tahu proses ini dilakukan. Erwin Arnada yang sibuk bekerja di Bali tidak tahu. Mantan pengacaranya Ina Rachman pun mengaku tidak tahu. Majelis Hakim kasasi di Mahkamah Agung memutus permohonan kasasi dari JPU pada 29 Juli 2009, yang isinya menerima dakwaan JPU. <br /><br />Majelis Hakim MA ini diketuai Mansur Kartayasa, dengan anggota Imam Harjadi dan Abbas Said. Pertimbangan majelis hakim kasasi, kata Mansur, mengutip alasan permohonan kasasi Jaksa yang menyatakan bahwa delik dalam UU No.40 Tahun 1999 tentang Pers, tak mengatur delik penyebaran tulisan atau gambar yang melanggar kesusilaan atau kesopanan untuk dipertunjukkan di muka umum. Makanya, Jaksa hanya mendakwa Pasal 282 Ayat (3) KUHP, subsider Pasal 282 Ayat (2) KUHP karena kasus ini bukan bersifat pemberitaan atau opini. <br /><br />Dalam wawancara dengan media, Mansur mengatakan dalam penjelasan UU Pers sendiri menegaskan bahwa untuk menghindari pengaturan yang tumpangtindih, UU ini tak mengatur hal-hal yang sudah diatur dalam UU lainnya. Sementara perbuatan terdakwa Erwin berkaitan dengan menyebarkan gambar/tulisan yang merusak kesusilaan yang memang itu diatur Pasal 282 KUHP. "Atas dasar itu, majelis hakim kasasi yang terdiri dari pembaca satu sampai tiga, sepakat atas alasan kasasi Jaksa dapat dibenarkan karena pengadilan judex factie (PN Jaksel dan PT DKI Jakarta) telah keliru atau salah dalam pertimbangannya. Sebab, memang UU Pers sama sekali tak mengatur delik kesusilaan," kata Mansur.<br /><br />Dalam memori PK yang diajukan tim pengacara kantor Todung Mulya Lubis SH, argumentasi Majelis Hakim MA diatas dianggap keliru. Pasal 5 ayat (1) UU Pers jelas-jelas mengatur tentang kesusilaan, yakni bahwa pers wajib menghormati norma agama dan rasa kesusilaan masyarakat. Putusan MA juga keliru jika dikatakan pasal 5 ayat (1) tersebut hanya mengatur tentang pelanggaran kesusilaan saja, namun tidak mengatur tentang penyebarluasannya. <br /><br />Karena Pasal 5 ayat (1) tersebut jelas-jelas diawali dengan kata-kata "pers"nasional berkewajiban", sedang kata pers itu sendiri didefinisikan dalam UU Pers sebagai "lembaga sosial dan wahanakomunikasi massa yang...menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan,...gambar,...dengan menggunakan media cetak.." (Pasal 1 angka(1) UU Pers). Sehingga dalam kata "pers" itu sendiri sudah dengan sendirinya secara inheren terkandung unsur penyebarluasan, yakni tercermin dari kata-kata "menyampaikan informasi". <br /><br />Memori PK itu diajukan dengan alasan Putusan MA mengandung bentuk<br />kekhilafan penerapan hukum yang nyata. Ini juga yang dikatakan Prof<br />Bagir Manan, ketua Dewan Pers, yang notabene mantan Ketua Mahkamah<br />Agung. "Kita (Dewan Pers) mendukung upaya PK dan bahkan membantu proses<br />ini sepenuhnya, karena melihat adanya penerapan hukum yang secara nyata<br />keliru dalam kasus Erwin Arnada," ujar Prof Bagir. Dia mengatakannya<br />dalam rapat Dewan Pers dan juga kepada media secara luas.<br /><br />Keanehan memang muncul dalam perjalanan kasus Erwin Arnada. Dia harus masuk bui tanpa pernah bisa melakukan upaya pengajuan Memori Kasasi. Putusan MA itupun baru bocor ke publik, pada 25 Agustus 2010, setahun lebih setelah Hakim MA memutuskan kasus ini. Situs resmi MA yang dipasang di lobi Gedung MA justru memuat informasi bahwa Majelis Hakim MA menolak dawaan JPU. Ketika ditanya wartawan antv, Humas MA mengatakan yang harus jadi pegangan adalah petikan salinan putusan MA yang disampaikan ke PN Jakarta Selatan. Publik mengetahui putusan ini lewat sebuah pesan singkat yang saya terima dari Muhamad Rhiziq, Ketua DPP FPI. Nampaknya pesan singkat itu dikirimkan ke sejumlah media juga.<br /><br />Pesan singkat dari nomor ponsel Rhiziq, Ketua Front Pembela Islam (FPI),25 Agustus 2010, Pukul 12.17 wib. "SIARAN PERS: Rencana FPI untuk demo, kejar & tangkap ERWIN ARNADA Pemred PLAYBOY sebagai BURONAN MAHKAMAH AGUNG RI. Kamis, 26 Ags 2010 jam 10 pg di Petamburan. Sebar!".<br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgMCQy0y6X99RyGlmmbJ6HWoZxlxq3jQhZoVi8LolvPfkb1bYSatIcQPGoLxGPBV3lodcBTFbLWXrIBJxWJlhXHScSXVHZuDqmprfR0KhmRj1xaYLReonU2VRQYUYAiBi3IVrP9/s1600/Demo+FPI.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 249px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgMCQy0y6X99RyGlmmbJ6HWoZxlxq3jQhZoVi8LolvPfkb1bYSatIcQPGoLxGPBV3lodcBTFbLWXrIBJxWJlhXHScSXVHZuDqmprfR0KhmRj1xaYLReonU2VRQYUYAiBi3IVrP9/s400/Demo+FPI.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5550357654400290194" /></a><br />Respon saya atas sms itu: "Kog bisa buron MA?". Dijawab oleh Rhiziq: "Besok kita jelaskan. Insya Allah." Pesan itu saya siarkan via Twitter siang itu juga. Banyak respon masuk. Ada debat di dunia maya antara mereka yang membela kemerdekaan berekspresi dan merasa aneh mengapa penerbit majalah yang jelas-jelas tidak langgar pornografi ketimbang menjebloskan para koruptor ke penjara. Tentu saja ada suara yang membela putusan MA atas Erwin dengan mengatakan penerbitan porno kog dibela. <br /><br />Sore itu, 25 Agustus 2010, media online memuat berita soal rencana eksekusi putusan MA atas Erwin Arnada. Media mengontak FPI via Munarman, salah satu ketua DPPnya. Ada kesan kuat bahwa FPI akan ikut campur mencari Erwin dan menyerahkan ke kejari Selatan. Kesan yang mengkuatirkan semua pihak yang masih trauma dengan pengrusakan yang menimpa kantor Majalah Playboy Indonesia di tahun 2006.<br /><br />Saya juga dikontak media untuk dimintai komentar atas putusan MA. Tentu saja sebagai Dewan Pers kami konsisten menolak kriminalisasi pers. Itulah yang saya katakan malam itu, saat dikontak wartawan Detik.Com. Tanggapan dari FPI saya dapatkan via sms dari Muhamad Rhiziq, keesokan harinya. "Aslm. YTH: Uni Lubis, anggota Dewan PERS. Pengendara motor FPI tidak pakai helm Anda persoalkan, ERWIN sebagai PENJAHAT BURON dari keputusan hukum MAHKAMAH AGUNG RI Anda bela dengan menyatakan di Detik.Com sebagai bentuk KRIMINALISASI PERS. Maunya apa sih?" <br /><br />Pesan itu saya terima Pada 26 Agustus, Pukul 09.50 Wib. Jawaban saya: "Posisi Dewan Pers konsisten bahwa untuk semua produk pers, apapun penerbitannya, kami harapkan menggunakan UU Pers 40/99, dan penanganannya dengan Kode Etik Jurnalistik. Berlaku untuk semua, tidak hanya kasus Erwin. Silahan baca semua statemen Dewan Pers mulai dari pimpinan dan anggota untuk semua kasus. Soal anggota FPI konvoi tidak<br />pake helm, saya sampaikan protes pengguna Twitter. Thanks."<br /> <br /><span style="font-weight:bold;">Lampu Kuning Kemerdekaan Pers</span><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQzlQLDTvqjfwHSnVsFwMH3HdJJgHq8pxueY6Y-DJSW1CUYELlXIlOa-TfNt9jGfeaS4SwnPLbu3oinrE7tRXftaTA9Q1pnVvzPQREmlxmEBXtJ3_zsHOBzlVljGrKPq5bkQrm/s1600/Uni+Lubis-Todung+Mulya+Lubis-Bambang+Harymurti.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 249px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQzlQLDTvqjfwHSnVsFwMH3HdJJgHq8pxueY6Y-DJSW1CUYELlXIlOa-TfNt9jGfeaS4SwnPLbu3oinrE7tRXftaTA9Q1pnVvzPQREmlxmEBXtJ3_zsHOBzlVljGrKPq5bkQrm/s400/Uni+Lubis-Todung+Mulya+Lubis-Bambang+Harymurti.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5550357672949038530" /></a><br /><br />Selasa, 12 Oktober, Dewan Pers mengundang pimpinan media masa, tokoh senior dan organisasi pers. Hari itu juga Todung Mulya Lubis secara resmi memasukkan Memori PK Erwin Arnada ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Di depan para pimpinan media dan para aktivis pro kemerdekaan pers, Todung Lubis jelaskan kronologis kasus Erwin Arnada. Dukungan kuat datang dari semua yang hadir. "Kriminalisasi wartawan ini harus kita lawan! Kita jadikan momentum untuk mengingatkan Pemerintah jangan membiarkan kriminalisasi dan kekerasan kepada wartawan." Kata Pak Rosihan Anwar, wartawan lima jaman yang secara khusus menyempatkan diri datang. <br /><br />Fikri Jufri pendiri Tempo, Djafar H. Assegaff dari Kelompok Media Indonesia-Metro TV, Ketua PWI Margiono, Pemred RCTI Arief Suditomo, Pemred SCTV Don Bosco, dan banyak lagi wartawan dan senior media hadir. Hari itu kami juga membahas keprihatinan akan makin banyaknya wartawan jadi korban kekerasan di seluruh wilayah diIndonesia. Data Aliansi Jurnalis Independen (AJI), ada 40 kasuskekerasan terhadap wartawan di 17 Propinsi dalam setahun terakhir. Satu jam sebelum acara Dewan Pers menerima surat dari Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia yang melaporkan bahwa almarhum Ridwan Salamun, wartawan SUN TV yang tewas dalam bentrok warga di Tual, Maluku Tenggara, dinyatakan sebagai tersangka oleh polisi. Tersangka? Saat sudah meninggal? Semua terkejut. Tak habis pikir.<br /><br />Dewan Perrs menangani belasan kasus kriminalisasi dan mendampingi para wartawan yang hadapi ancaman bui. Begitu banyaknya kasus di darah sehingga sejak 3 bulan lalu Dewan Pers melaksanakan pelatihan saksi ahli di daerah, agar ketika terjadi sebuah sengketa media di daerah, ada saksi ahli yang sudah memahami cara kerja dan seluk-beluk UU Pers bisa mendampingi wartawan yang duduk di kursi pesakitan di ruang sidang. Sembilan anggota Dewan Pers yag berkedudukan di Jakarta tak lagi cukup untuk menangani makin banyaknya ancaman kekerasan dan penjara. <br /><br />"Mereka mmg memenjarakan sy, tp pikiran, spirit dan ide-ide sy tetap merdeka." Ini kicauan Erwin Arnada via akun Twitternya, 9 Oktober, Pukul 16.04 Wib. Seingat saya, saat itu kami sedang di Kantor Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan. Jaksa memproses penahanan Erwin di LP Cipinang. Ada beberapa teman Erwin yang menemani, termasuk Eko Kristianto dan Alfred Pasifico Ginting. Alfred menulis artikel menarik di edisi perdana dengan sampul model dan presenter Andhara Early itu. "Melupakan Indonesia:. Tentang masa depan rekonsiliasi Timor Leste. Lengkap dengan foto-foto indah. <br /><br />Ada tulisan mendalam Agus Sopian soal "Negara, Agama dan KTP". Rubrik PlayFrame memasang foto-foto menyentuh dengan teks berjudul "Belia Terluka", soal anak-anak yang tak beruntung karena menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga. Linda Christanty, penulis terkenal dan juri beragam lomba menulis hadir dengan artikel berjudul "Tukang Perahu Itu Bernama Eddie", kisah pria AS yang datang ke Aceh pasca Tsunami dan membuatkan perahu untuk nelayan di sana. So,Inspiring. <br /><br />Dewi 'Dee' Lestari menitipkan cerpen berjudul "Sepotong Kue Kuning." Beberapa tulisan Playboy Indonesia menuai penghargaan tulisan berkualitas, termasuk dari Sampoerna Adiwarta 2007 untuk sebuah artikel yang ditulis Soleh Solikun.<br /><br /><br />Banyak lagi tulisan bernas di majalah setebal 160 halaman itu. Tetapi 20-an halaman foto-foto dan gambar yang jauh dari porno –terkecuali mereka yang otaknya memang didominasi pikiran ngeres-yang menjadi pertimbangan hakim MA. Oh, by the way, Andhara Early yang menjadi gadis sampul edisi Playboy Indonesia, adalah pembawa acara kampanye terbukaPresiden Susilo Bambang Yudhoyono di pemilu 2009. Presiden nampaknya tak menganggap Early sebagai model porno, bukan?<br /><br />Lirik lagu "Spirit Carries On" yang dibuat John Petrucci dari kelompok musik Dream Theatre mengantar saya mengakhiri tulisan ini. Mengingat mereka yang meninggal karena profesi ini. Mereka yang dipenjara karena profesi ini. Mereka yang alami kekerasan dan ancaman karena profesi ini. Profesi yang saya geluti dan saya banggakan. <br /><span style="font-style:italic;">"Because I believe, that after we've gone, the spirit carries on"</span>.###Unknownnoreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-13934889.post-19035578262116608102010-10-30T21:53:00.004+07:002010-10-30T22:08:42.467+07:00Sensor Internet: Gerakan Internet Sehat (3)<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqpdm0p_6wpArL44FmlttrozFxbXGwQ5rZyVMFZTE8vqq6xSUCQ8Z-nT_5jlFzpYdcki9qla0IOfu9qbmqv5xwlzqWKZPGHORzL1kKqs998geYJbzlHDMyxbn2sWNNhPV9Qy2-/s1600/int_sehat-300x2512.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 280px; height: 234px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqpdm0p_6wpArL44FmlttrozFxbXGwQ5rZyVMFZTE8vqq6xSUCQ8Z-nT_5jlFzpYdcki9qla0IOfu9qbmqv5xwlzqWKZPGHORzL1kKqs998geYJbzlHDMyxbn2sWNNhPV9Qy2-/s400/int_sehat-300x2512.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5533854909297171346" /></a><br />SEORANG pengelola ISP mengungkapkan kepada saya bahwa ISP tengah mencermati dasar hukum perintah blokir yang dibebankan ke ISP. Selain tidak efektif karena tak semua ISP ikut serta, dan situs porno masih bisa diakses via BlackBerry yang servernya diproteksi kerahasiannya oleh RIM, kebijakan yang ditempuh Menkominfo nyaris tanpa sosialisasi. “Kami langsung sepakat untuk menghormati bulan Ramadan. <br /><br />Sesudah itu ya harus jelas dasar hukumnya. Peraturan Pemerintahnya. Petunjuk pelaksananya,” kata sumber ini. Artinya, boleh jadi blokir situs porno oleh ISP hanya terjadi selama Ramadan.Kecuali Pemerintah mau pake cra kekuasaan, dan intervenís urusan privasi warganya. Membuka situs porno di kamar pribadi tentu sah saja. Bukan kejahatan. Dosanya ditanggung sendiri, tapi negara tak berhak menghukum.<br /><br />Bagi ISP, dan masyarakat pengguna internet, ketimbang menempuh cara blokir, yang terpenting dalam membangun kesadaran internet sehat adalah pendidikan melek media dan kampanye internet sehat. Kampanye Internet sehat ini yang digagas oleh ICT Watch yang digagas oleh @donnybu, pakar IT, menggandeng sejumlah mitra. Swakelola dan Swadana tentunya. ICT Watch sudah melakukannya sejak tahun 2002. Dan informasinya bisa diakses via www.internetsehat.com. Pertengahan tahun lalu Menkominfo pernah mencanangkan kampanye internet sehat ke sekolah-sekolah. Targetnya 5.000 sekolah. <br /><br />Rencana kick-off Agustus 2009. Berapa yang sudah dicapai Agustus tahun ini? “Yang sudah terpasang baru 400 desa ibukota kecamatan. Diharapkan dapat selesai akhir tahun ini, karena kontrak baru dilakukan bukan April 2010,” kata Kapus Info Gatot S. Dewabroto via pesan pendek kepada saya, Kamis, 19 Agustus 2010. <br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhoqUQQIYQ6wukrg7JNU90Y8gc807sqHRip6FLYZdtlYe1q5GW9eSXkBfd7F4NDgKk65rQCIarix_tIaAbgcsy5Ku3zH_RbXPgEWKKJBSiyRf9uYQJeMro8NbKnjSUGARKn8L0v/s1600/Tolak+Internet+Sensorship.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 200px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhoqUQQIYQ6wukrg7JNU90Y8gc807sqHRip6FLYZdtlYe1q5GW9eSXkBfd7F4NDgKk65rQCIarix_tIaAbgcsy5Ku3zH_RbXPgEWKKJBSiyRf9uYQJeMro8NbKnjSUGARKn8L0v/s400/Tolak+Internet+Sensorship.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5533854912012057874" /></a><br /><br />Yang jelas, rame-rame dukungan masyarakat terhadap kampanye internet sehat ketimbang blokir situs porno, justru menginspirasi istri Menkominfo Tifatul Sembiring, Sri Rahayu. Rabu, 18 Agustus, Bu Menteri meluncurkan Hotline Internet Sehat dan Aman melalui Yayasan Keluarga Kreatif Indonesia (YKKI). Acara diadakan di Komplek Pondok Mandala II Blok N/1 Tugu Cimanggis, Depok, Jawa Barat. Hasilnya? Dibuka hotline Internet-Sehat-Aman di sambungan telpon bebas pulsa nomor 0-800-1000-147. YKKI bekerjasama dengan SpeedyTelkom dan Kemkominfo serta beberapa pihak lain. Ibu Menteri Tifatul Sembiring adalah Dewan Pembina YKKI. Dari mana dananya? Wallahu’ alam.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Kasus Jerman dan Cina<br /></span><br />Selain Cina, Jerman ternyata punya pengalaman menarik ketika melahirkan aturan blokir situs porno. Adalah Menteri Urusan Keluarga, Ursula von der Leyen, yang memotori pembahasan dalam Pemerintahan Federal Jerman untuk memblokir situs internet. Tujuannya adalah memberantas pornografi anak. Ide besarnya ialah membangun arsitektur sensor yang memungkinkan pemerintah untuk memblokir konten yang mengandung pornografi anak. Federal Office of Criminal Investigation atau Kantor Investigasi Kriminal Federal akan menyusun daftar situs yang perlu diblok. Penyedia jasa internet wajib mematuhi aturan sensor dari pemerintah. <br /><br />Rancangan peraturan sensor internet berbaju blokir situs pornografi anak ini memicu protes luas dari kalangan pengguna internet. Tidak hanya dari para hacker, maupun aktivis media digital, kecaman penolakan datang dari para blogger dan penggiat twitter. Hastag yang digunakan mereka yang menolak peraturan sensor internet ini adalag #zensursula, mengacu pada sensor yang diprakarsai Menteri Ursula von der Leyen. Mereka juga mengganti istilah sensor dengan #censursula. Mirip dengan para pengguna Twitter di Indonesia yang mengganti kata macet dengan #Foke yang merujuk pada nama panggilan Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo.<br /><br />Sebagai bagian dari protes publik, sebuah petisi elektronik resmi disampaikan kepada Parlemen Jerman. Dalam tiga hari 50.000 orang meneken petisi yang diberi judul “No Indexing and Blocking of Internet Sites”. Selama enam pekan, petisi elektronik itu terus dapat dukungan, dan mencapai 130.000 tanda-tangan, lebih dari jumlah minimal 80.000 tandatangan yang disyaratkan agar sebuah persoalan dibahas resmi di Parlemen Jerman. Petisi penolakan sensor internet ini menjadi petisi yang paling banyak didukung dalam sejarah petisi publik di Jerman. The Power of Social Media. Sensor internet dianggap ancaman terhadap kemerdekaan informasi di Jerman.<br /><br />Komunitas internet di Jerman tidak hanya teriak-teriak protes. Mereka juga mengusulkan solusi bagaimana menangani problem pornografi anak tanpa memberlakukan peraturan setingkat Undang-undang yang berpotensi melanggar hak-hak kebebasan berekspresi yang dijamin konstitusi mereka. Kelompok kerja sensor bentukan masyarakat pengguna internet mendemonstrasikan altenatif solusi dengan, misalnya, menghapus lebih dari 60 situs yang mengandung konten pornografi anak dalam waktu selama 12 jam. Caranya? Gampang. <br /><br />Mereka kirim surat elektronik ke provider internasional yang kemudian menghapus konten yang relevan dari internet. Situs-situs ini dikenali dari daftar hitam yang dilansir berbagai negara dan didokumentasikan di Wikileaks. Demonstrasi ini mendasari argumen utama mereka yang menolak sensor internet: ketimbang secara efektif alokasikan waktu untuk menghilangkan konten ilegal dari internet, Pemerintah Jerman memilih sensor dan blokir internet. Sensor dan blokir internet adalah cara yang gampang bagi pemerintah, namun berbahaya. <br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpG8DsHTvRlqrTlB9sZYdKBgouJkqDZ0aVXKZWaAC2hyphenhyphen_cv1ZLDXH0V7V9exZT9znvPWpVSEZCC7eQrRmT-VH76acnlz4isJdBs5v4ppyoQIXylyp7HN8JgdTDfjtnaRhJFjLu/s1600/2005-5-18-china-internet-cafe_web.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 267px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpG8DsHTvRlqrTlB9sZYdKBgouJkqDZ0aVXKZWaAC2hyphenhyphen_cv1ZLDXH0V7V9exZT9znvPWpVSEZCC7eQrRmT-VH76acnlz4isJdBs5v4ppyoQIXylyp7HN8JgdTDfjtnaRhJFjLu/s400/2005-5-18-china-internet-cafe_web.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5533854912106248674" /></a><br />Yang paling dikuatirkan para pengguna internet di Jerman adalah, manakala infrastruktur sensor dan blokir internet itu dipasang maka infrastruktur itu akan digunakan menyensor konten internet yang tidak diinginkan, tidak terbatas pada pornografi anak. Para politisi Jerman pendukung rancangan peraturan sensor internet itu bahkan sudah punya daftar konten yang perlu disensor berikutnya: situs judi, website Islam, mereka yang hobinya memaki Pemerintah. Bahkan, sebagaimana dimuat dalam artikel berjudul <span style="font-style:italic;">Internet The Dawning of Internet Censorship in Germany</span>, 16 Juni 2009, penjualan musik via internet pun direncanakan akan disensor untuk melarang pembajakan.<br /><br />Bagaimana dengan Cina? Negeri Tirai Bambu ini selalu dijadikan contoh manakala kita bicara soal pembatasan atas kebebasan informasi dan berekspresi. Sensor Internet adalah salah satunya. Sejak lama Cina terapkan sensor Internet. Bulan lalu sebuah artikel menarik muncul dari kantor berita AP, ditulis oleh Anita Chang, 22 Juli 2010. Meski belum pernah diumumkan secara resmi oleh Pemerintah Presiden Hu Jintao, berita soal Cina membuka akses atas atas sejumlah situs porno bocor. Awalnya informasi muncul dalam diskusi penggiat Twitter. <br /><br />Bagaikan punya kaki, informasi ini menjelajah ke mana-mana dan menjadi perhatian dunia. “Beneran nih, mereka sudah tidak lagi menutup situs web porno? Banyak situs porno dan forum diskusinya kini bisa diakses,” kata blogger William Long, via Twitter. Pesan itu sontak menarik perhatian para penjelajah Internet Cina yang selama ini terbiasa dengan blokir Internet di sana. <br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyxyRWSV59YNmUH1Vv_SdRcfxI5RfabQ8RvyGLS7knwEbisgAKuyDp9Cs5-SDzQ6NyEMecPO5vmMkNydp-a_Uw-eneCvRs754T0Apo_xwFOFYEQc5raxIr_THdzOAg7GrNxYOv/s1600/China_internet.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 310px; height: 248px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyxyRWSV59YNmUH1Vv_SdRcfxI5RfabQ8RvyGLS7knwEbisgAKuyDp9Cs5-SDzQ6NyEMecPO5vmMkNydp-a_Uw-eneCvRs754T0Apo_xwFOFYEQc5raxIr_THdzOAg7GrNxYOv/s400/China_internet.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5533854920376201602" /></a> <br /><br />Aneh memang, pemerintah di sana sedang getol-getolnya kampanye anti pornografi, dan tak ada tanda-tanda adanya perubahan kebijakan menyangkut sensor Internet. Nyatanya, delapan pekan setelah kicauan William Long itu, sejumlah situs porno masih terbuka. Belum jelas apakah ini upaya mengubah kebijakan Internet secara diam-diam dan tak resmi, problem kebocoran secara teknis atau sebuah uji coba polisi Internet di Cina. Meski banyak yang heran, tapi kelonggaran yang diberikan oleh otoritas Internet di Cina disambut gembira. Soalnya selama ini sensor Internet di sana dipandang sebagai “selubung”atas tujuan utama sensor yang agresif, yakni memblokir situs dan konten yang berisi kritikan kepada pemerintahan Komunis di Cina. <br /><br />Situs soal hak asasi manusia dan aktivitas komunikasi para pembangkang politik juga menjadi sasaran pelarangan. “Jangan-jangan mereka (Pemerintah) berpikir, jika pengguna internet bisa melongok dan menikmati situs porno, mereka nggak akan memprhatikan soal-soal politik,” kata Anti. Michael Anti adalah nama samaran dari analis internet Cina, Zhao Jing.Unknownnoreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-13934889.post-64358439101001659662010-10-25T15:47:00.004+07:002010-10-25T16:06:30.864+07:00Sensor Internet (2): Kita di Era Konvergensi Media<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQZwTWo_VnDtyYCZPf6IuKOK9MKfdRYdGIteroaUodqP_8voiozMPd1xzczH-Q9y0OKBHSbOLZtHYwr0CnLVDOfcQhZ0GxYRVNcANnk6cS1M9ZJs3wV2i5Iez9B3sbjju426wd/s1600/operator.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 276px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQZwTWo_VnDtyYCZPf6IuKOK9MKfdRYdGIteroaUodqP_8voiozMPd1xzczH-Q9y0OKBHSbOLZtHYwr0CnLVDOfcQhZ0GxYRVNcANnk6cS1M9ZJs3wV2i5Iez9B3sbjju426wd/s400/operator.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5531905040442846578" /></a><br />SEHARI sebelum memasuki bulan Ramadan, Kemkominfo memanggil enam ISP terbesar yakni Indosat, Indosat Mega Media (IM2), XL Axiata, Telkomsel, Bakrie Telecom dan PT Telkom dan untuk melakukan uji coba blokir situs porno. Pemberitahuan baru disampaikan dua hari sebelumnya. Menurut Tifatul, keenam provider sepakat dukung blokir situs porno. Mereka dipilih karena merepresentasikan pangsa pasar terbesar, yakni sekitar 87 persen. Ada 45 juta pelanggan internet di Indonesia. <br /><br />“Bukan kami (pemerintah) mau diskriminatif. Tetapi, sebagian besar pengguna internet di Indonesia mengakses via jaringan milik keenam operator tersebut.” Kata Gatot. S. Dewabroto, Kepala Pusat Informasi Kemkominfo sebagaimana dikutip media. Untuk sisa 13 persen lainnya, yakni SmartFren, Axis dan Tri (3), pemerintah tidak memberikan tenggat waktu. “Bukan berarti mereka (sisanya) kami abaikan. Kami akan tetap evaluasi per periode tertentu. Kita lihat seberapa jauh kepekaan mereka pada keberatan UU yang sedang berlaku. Dirjen Aptel terus mengawasi,” kata Gatot lagi.<br /><br />Dirjen Aptel dimaksud Kapus Informasi Gatot adalah Dirjen Aplikasi Telematika di bawah Kemkominfo. Tugasnya mengurusi konten. Maraknya junalis warga membuat penyedia konten jumlah kini jutaan. Data Februari 2010 misalnya, ada 1 juta blogger di Indonesia, 21 juta pengguna Facebook, dan sedikitnya 5,6 juta pengguna Twitter. Dalam jumpa pers Pesta Blogger 2010, Rabu, 18 Agustus 2010 terungkap bahwa jumlah blogger tahun ini mencapai 2,7 juta! dengan tren yang terus bertambah dari waktu ke waktu. <br /><br />Belum lagi konten yang dipasok ISP. Jumlah yang TIDAK mudah diawasi. Tak heran Menkominfo milih “jalur pintas”, sehingga perintah blokir situs yang bernuansa porno itu dilakukan berdasarkan Surat Edaran Dirjen Postel No 1598/SE/DJPT/KOMINFO/7/2010 tentang Kepatuhan Terhadap Peraturan Perundang-undangan yang terkait dengan Pornografi. <br /><br />Dirjen Postel membawahkan Pos dan Telekomunikasi. Tugasnya antara lain memberikan ijin bagi operator telekomunikasi, termasuk yang memiliki ijin penyedia jasa layanan internet, atau Internet Service Provider (ISP). Kawasan ini terikat peraturan yang ketat berdasarkan UU Telekomunikasi, mulai dari hulu sampai hilir. Praktisi jejaring media sosial Ventura Elisawati dalam Kolom Telematika di detik.com menulis, bisa jadi Menkominfo Tifatul menggunakan pisau Dirjen Postel karena dianggap lebih tajam dan sakti ketimbang pisau Dirjen Aptel dalam memaksa ISP menyensor situs dan konten porno (Metamorfosis RPM Konten, detikcom, 16 Agustus 2010). <br /><br />Kala bertemu dengan Dewan Pers, 18 Maret 2010 di kantor Dewan Pers, Tifatul mengatakan bahwa kalaupun RPM Konten Multimedia atau apapun namanya akan diterbitkan, pihaknya akan mengundang para pemangku kepentingan untuk memberi masukan. Termasuk Dewan Pers. Meski bersikeras bahwa RPM Konten tak dimaksudkan menyensor konten pers, Dewan Pers mengingatkan fakta bahwa situs berita kini bekerjasama dengan ISP untuk menyediakan layanan konten. Ini era konvergensi media, di mana konten media bisa diantarkan ke publik lewat berbagai medium, terutama Internet.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Blokir separuh hati di bulan Ramadan</span><br /><br />Siapa Menabur Angin, Dia Akan Menuai Badai. Demikian judul buku yang ditulis oleh Soegiarso Soerojo beberapa tahun lalu, tentang perjalanan demokrasi di Indonesia. <a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjR0LnoI1xAYXS4SV2xWAxSPXkLQ0b9EjML0lBBUPtGVCpNGZFOZAhUL0psZfg98sOIDRVyjV2pAY4lsGfoLBGS_FOOshku7q3O15KVcchDl7SYnbN2t5fTlvLMaSh-Uuv1yZYd/s1600/siapa+menabur+angin.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 286px; height: 400px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjR0LnoI1xAYXS4SV2xWAxSPXkLQ0b9EjML0lBBUPtGVCpNGZFOZAhUL0psZfg98sOIDRVyjV2pAY4lsGfoLBGS_FOOshku7q3O15KVcchDl7SYnbN2t5fTlvLMaSh-Uuv1yZYd/s400/siapa+menabur+angin.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5531905051389225538" /></a> ini yang pas dilekatkan ke pemerintah melalui sosok Menkominfo Tifatul Sembiring. Kebijakan blokir internet dengan bungkus memblokir situs porno yang dilakukannya sejak hari pertama Ramadan menuai kritikan pedas dari penggiat media sosial. Sempat percaya diri bakal sanggup memblokir semua situs porno, sampai hari ke-9 di bulan Ramadan, dan boleh jadi sampai tulisan ini pun Anda baca, sebagian dari situs dewasa yang dianggap porno, seperti www.playboy.com, www.penthouse.com, dan www.17th.us masih bebas diakses. Padahal, Menteri Tifatul menyebut ketiga situs dewasa itu sebagai prioritas untuk dilenyapkan dari layar komputer di tanah air. “Yang didahulukan adalah situs dengan rating tinggi,” Kata Tifatul.<br /><br />Pada hari Jumat, 13 Agustus 2010, usai salat Jumat, Tifatul mengancam Internet Service Provider (ISP) agar serius memblokir situs porno. Jika lalai, maka polisi turun-tangan menindak. Menurut mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera ini, polisi bisa langsung menindak sesuai UU 36/1999 tentang Telekomunikasi, UU 11/2008 tentang Pornografi dan UU 44/2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Ketika bertemu Kapolri Jendral Bambang Hendarso Daruri, Kamis, 12 Agustus 2010, saya menanyakan hal ini kepada Kapolri. Apakah Polri akan menindaklanjuti kebijakan Kemkominfo soal ISP yang membangkang blokir konten porno di internet? “Sampai saat ini kami belum dapat informasi itu. Kita akan tanyakan dulu ke Menkominfo,” kata Bambang Hendarso. <br /><br />Niat Menteri Tifatul menyensor internet tercium sejak awal. Tak lama sesudah menjabat Menkominfo, dia membiarkan draf Rancangan Peraturan Menteri (RPM) Konten Multimedia dipasang di situs resmi Kemkominfo untuk diketahui publik. Draf awal memang dibuat tahun 2006 saat Menkominfo dijabat Prof Muhamad Nuh. Tapi Menteri Nuh menyimpan draf tersebut. Ganti menteri, draft RPM dipublikasikan. Kontan menuai kritik tajam di berbagai jejaring sosial. Draf jadul versi 1.0 kata para penggiat media sosial, juga praktisi pers. Selain isinya yang mengancam kemerdekaan berekspresi, draf itu juga menyalahi aturan peraturan perundang-undangan. <br /><br />Jika Kemkominfo merujuk pada UU No 11/2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronika (ITE), maka pemerintah seharusnya lebih dahulu membuat Peraturan Pemerintah, sebagaimana diamanatkan UU tersebut. Tapi, pemerintah ini memang suka reaktif, ketimbang secara konsisten menjalankan semangat demokratisasi. <br />Heboh penyebaran video yang berisi adegan seks yang melibatkan nama pesohor Ariel, Luna Maya dan Cut Tari, rupanya mendorong intervensi pemerintah menyensor internet. Sebuah pertemuan makan pagi digelar di ruang rapat utama Menkominfo, Kamis, 17 Juni 2010, dua pekan setelah video cabul itu beredar di masyarakat. <br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGIQTfGisA-wm0XpnB0YmtqxVB-7KuJgpVC62wp2Zy0a7WlVtR_b4CGzTPiB8U9bci2pd3IyJfcK2d_dQL66_q5QN6OladCpA8RxeELUwFt-bBXobxuQslmnJ4KwQPHlmmewlJ/s1600/Bagir-manan1.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 317px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGIQTfGisA-wm0XpnB0YmtqxVB-7KuJgpVC62wp2Zy0a7WlVtR_b4CGzTPiB8U9bci2pd3IyJfcK2d_dQL66_q5QN6OladCpA8RxeELUwFt-bBXobxuQslmnJ4KwQPHlmmewlJ/s400/Bagir-manan1.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5531905046581133346" /></a><br />Hadir Ketua Dewan Pers Prof Bagir Manan, Wakabareskrim Mabes Polri, para pengelola ISP dan asosiasi di bidang multimedia. Pesan dalam pertemuan itu jelas, Menkominfo membeberkan rencana menyensor internet, terutama soal pornografi. Dari pertemuan ini mencuat kontroversi pernyataan Menteri Tifatul soal “mirip-mirip Yesus” dalam konteks video cabul yang menghebohkan. Prof Bagir menyampaikan posisi Dewan Pers, yang berpegang kepada kemerdekaan pers berdasarkan UU No 40/1999 tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik. <br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhmfnKQtOJTkD3h7jxSVtq1bT_XH1QHRl-ItXApQuGqZKin0BzF_936pV7vjKZmDauX5qkJLNLiGSSsgLMVJejOyspW8_4XH6Tuu0iGy6r_iIYwggE3BaX2ygLdVAxppN-6441T/s1600/dewan_persind.gif"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 176px; height: 164px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhmfnKQtOJTkD3h7jxSVtq1bT_XH1QHRl-ItXApQuGqZKin0BzF_936pV7vjKZmDauX5qkJLNLiGSSsgLMVJejOyspW8_4XH6Tuu0iGy6r_iIYwggE3BaX2ygLdVAxppN-6441T/s400/dewan_persind.gif" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5531907029527488354" /></a> produk pers yang penuhi kedua beleid itu, Dewan Pers menolak sensor. Tifatul Sembiring membantah pers bagian dari yang akan disayat oleh pisau sensor RPM Konten. Tapi kalau cara sensornya dengan menyaring kata-kata tertentu, misalnya ‘seks” atau ‘bugil’, produk pers pun bisa kena. Berita yang memenuhi Kode Etik Jurnalistik bisa mengandung kata-kata terkait ‘seks” dan ‘bugil’. <br /><br />Dalam situs www.trustpositif.depkominfo.go.id, sensor melalui kata-kata tertentu dilakukan. Kata-kata semisal ‘bokep’, atau ‘tante girang’, otomatis masuk saringan. Ketika saya telpon, staf khusus Menkominfo Henry Subiakto kembali menegaskan, kata-kata yang dipilih untuk memicu alarm blokir internet adalah yang menurut data ratingnya tertinggi. Karena berpikirnya teknis demikian, tak heran jika situs soal-soal ujian UN termasuk yang terblokir.Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-13934889.post-42831326945646875512010-10-21T19:31:00.005+07:002010-10-21T19:53:17.592+07:00Blokir Internet: How Far Can You Go? (1)<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8q9lX8I6aP0iU1qexDsgf-f6A8lN4fK1-H7CkkOycZZsgVJt4TCmVxPQkHXBqT4F2AdPG0DA8HexNOSwCRrvkBhxVU82ryppE-LZQshpL52vgbqqi3mW3N4i8ao-DWXUQmzxd/s1600/78626_laman_tifatul_sembiring_di_twitter.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8q9lX8I6aP0iU1qexDsgf-f6A8lN4fK1-H7CkkOycZZsgVJt4TCmVxPQkHXBqT4F2AdPG0DA8HexNOSwCRrvkBhxVU82ryppE-LZQshpL52vgbqqi3mW3N4i8ao-DWXUQmzxd/s400/78626_laman_tifatul_sembiring_di_twitter.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5530479396403436706" /></a><br /><br /><br /><span style="font-style:italic;">Atas nama pemberantasan pornografi, Menkominfo paksa ISP menyensor Internet. Efektifkah?<span style="font-weight:bold;"></span></span><br /> <br /><span style="font-weight:bold;">Uni Z. Lubis</span>*)<br /><br /><br /> “Godaan puasa hari pertama malah dari <span style="font-style:italic;">@tifsembiring t</span>erkait pemblokiran situs secara ngawur. Tobat. Tobat”. Ini bunyi tweet <span style="font-style:italic;">@budionodarsono</span>, pemimpin redaksi media online <span style="font-style:italic;">detik.com</span>, yang dikirim ke dunia pengkicau pada hari Rabu, 11 Agustus 2010, pukul 11.44 wib. Ada nuansa geram. Jengkel. Kesal. <br /> Ikhwal sepak-terjang Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) menyensor internet dengan memblokir situs yang dianggap bermuatan pornografi mulai diketahui publik lewat posting Budiono pukul 11.27 wib hari yang sama. “Wah, Kominfo nge-blok salah satu layanan detik.com. Dah ngawur”. Kicauan Budiono sontak menuai pertanyaan, komentar dari penghuni twitterland, jejaring sosial mikro. Semua bernada marah. Protes kepada pemerintah. Wabil khusus, protes ke Menkominfo Tifatul Sembiring.<br /> Hari itu adalah hari pertama umat Islam di Indonesia melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadan. Perilaku sabar disarankan agar ibadah khusyu. Bagi penggiat internet, nampaknya hari itu ujian kesabaran lumayan berat. Tengoklah pengakuan Budiono sore itu, beberapa jam setelah fasilitas add surfing, alias iklan detik.com diblokir. “Hari pertama puasa cuma dapat lapar dan haus. Pasrah”. Bukan cuma detik.com yang alami nasib aksesnya terblokir pisau sensor Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo). Media online kompas.com alami juga. Mereka yang kena sayatan sensor kebablasan ini terutama yang menggunakan Internet Service Provider (ISP) alias penyedia layanan telekomunikasi Telkomsel.<br /> <br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHoGp37uZYVwGcbgRKKsp6alsECPdaqm16Xir1nJUWrbdSAjg6EIdbE5Sq-gDbLdH7jA7F6n_lZu3ewx03yjDKmIsh39MxkfX2VpGRFzexVti7g2neRGk8c5m0iNEAfC_dBuFq/s1600/twitter_bird_follow_me__Small__bigger.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHoGp37uZYVwGcbgRKKsp6alsECPdaqm16Xir1nJUWrbdSAjg6EIdbE5Sq-gDbLdH7jA7F6n_lZu3ewx03yjDKmIsh39MxkfX2VpGRFzexVti7g2neRGk8c5m0iNEAfC_dBuFq/s400/twitter_bird_follow_me__Small__bigger.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5530479404112544274" /></a><br />Budiono pantas gusar. Iklan adalah pemasukan amat penting bagi media. Bagi media online, selain pendapatan lain-lain dari komisi penjualan tiket misalnya, iklan adalah andalan utama untuk hidup. Gangguan atas akses iklan gara-gara pemblokiran situs oleh pemerintah adalah hal yang merugikan secara bisnis, belum lagi kalau bicara soal ancaman terhadap kemerdekaan berekspresi sebagaimana dijamin oleh UUD 1945 hasil amandemen di Pasal 28.<br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinTBGTesy8402bWzNPhEjFhHqnxFysc2iVAbGa7viFkR6KNdEKY7yRg8aEvrhyak4Tg4jbJnCD4Jaf8dBoY4PQ1_RLwMAdTNnm8rCNYrALU8b_VyuNA4TMGO7aFr1WaWUMY8ky/s1600/no+for+xxx.png"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 238px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinTBGTesy8402bWzNPhEjFhHqnxFysc2iVAbGa7viFkR6KNdEKY7yRg8aEvrhyak4Tg4jbJnCD4Jaf8dBoY4PQ1_RLwMAdTNnm8rCNYrALU8b_VyuNA4TMGO7aFr1WaWUMY8ky/s400/no+for+xxx.png" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5530479415979496018" /></a> <br /> Siang itu pelanggan Telkomsel tak bisa akses iklan detik.com. “Access is denied due to security policy enforcement,” begitu kata yang tertera, sebagaimana dijelaskan pengurus pusat APJII Valens Riyadi lewat akun Twitter-nya. Mengapa niat memblokir situs dan konten porno malah salah sasaran? Ini jawaban Menkominfo Tifatul Sembiring via Twitter, 11 Agustus itu, Pk 11.40 wib. “1 hari blokir situs-situs porno DIAKUI ada kekurangan. Kalau ada yang tidak porno diblokir, harap hubungi c/p masing-masing provider.” Media detik.com lantas memuat berita berjudul “Blokir Internet: Menkominfo Cuci Tangan, Provider Cuci Piring”.<br /> Menteri Tifatul membantah bahwa kebijakan blokir internet dilakukan karena memasuki bulan puasa. Menurutnya, pemerintah punya dasar kuat untuk memblokir internet guna melindungi dampak pornografi bagi anak-anak. “Dasarnya adalah UU Pornografi dan UU ITE,” kata Tifatul Sembiring. UU No 44/2008 tentang Pornografi memang memberikan kewenangan kepada Pemerintah untuk memblokir penyebaran materi pornografi termasuk lewat internet. <br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCVsROqQCFUq1QdzWEbV8aJYylx63PiK3wu52R96cq9Qf6svZiwTqKAMP2cvrZtfY-H4KlfQCRXqJkYuYeByUp8RI3ykhanvKuTYh9SDmq0J_Azc0ej6D9ygHsy2VzX7ehHRna/s1600/konten+porno+tidakdianjurkan.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 300px; height: 285px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCVsROqQCFUq1QdzWEbV8aJYylx63PiK3wu52R96cq9Qf6svZiwTqKAMP2cvrZtfY-H4KlfQCRXqJkYuYeByUp8RI3ykhanvKuTYh9SDmq0J_Azc0ej6D9ygHsy2VzX7ehHRna/s400/konten+porno+tidakdianjurkan.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5530479410623210530" /></a><br /> Hal itu diatur di Pasal 18. Sedangkan UU No 11/2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronika (ITE) Pasal 27 ayat (1) melarang penyebarluasan materi asusila melalui internet. Pelanggaran atas aturan ini diancam sanksi penjara/pidana dari 6 (enam) bulan sampai 12 tahun penjara, dan sanksi denda dari Rp 250 juta sampai Rp 6 Milyar. Menilik SE diatas, yang diancam diputus ijin, bahkan masuk penjara adalah ISP.<br /><br />*)Wartawan ANTV/Anggota Dewan Pers<br />Tulisan ini merupakan bagian pertama dari lima tulisan. Naskah ini pernah dimuat di majalah Rolling Stone, terbit September 2010.Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-13934889.post-19151081433039365212010-09-16T21:53:00.005+07:002010-09-16T22:14:36.752+07:00Sang Pencerah dari Langgar Kidoel<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2T0MBAAHrNImOcGt2or46iQBzyYb3_1_578ddFP1DG5ieo312ihVOKCPvjMwx96_Xrm9wBPjiE9Hm5QLEXWoB2MG7rhGzWpjN774obMs3g9YNH5XSiohym6LZ3_nM9nA4XgM9/s1600/2010-September-Sang-Pencerah.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 382px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2T0MBAAHrNImOcGt2or46iQBzyYb3_1_578ddFP1DG5ieo312ihVOKCPvjMwx96_Xrm9wBPjiE9Hm5QLEXWoB2MG7rhGzWpjN774obMs3g9YNH5XSiohym6LZ3_nM9nA4XgM9/s400/2010-September-Sang-Pencerah.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5517529310198598450" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEglZo3-inLnKZSQGs4lrBcjPN5JGlk_4aJDk9KRlEOfLWsl2UBh5E1l600cg7TSoupnxiQB5ZKEew-r17awXHMvHoEYnIahumYjuqxJdcxNgABzRJDEF0Ci-RwOcUxwpi0NvSwz/s1600/P1000146.JPG"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEglZo3-inLnKZSQGs4lrBcjPN5JGlk_4aJDk9KRlEOfLWsl2UBh5E1l600cg7TSoupnxiQB5ZKEew-r17awXHMvHoEYnIahumYjuqxJdcxNgABzRJDEF0Ci-RwOcUxwpi0NvSwz/s400/P1000146.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5517525296242770562" /></a><br /><br /><br />LIBUR lebaran lalu, kami sekeluarga menyaksikan film yang lagi heboh: Sang Pencerah. Kami menyaksikannya di Ambarukma Plaza, Yogyakarta. Minat masyarakat Yogyakarta untuk melihat film itu luar biasa. Mommy Uni Lubis menyuruh keponakan saya, Eriza Hanif, untuk membeli tiket guna menonton tayangan yang jam 13.00. Jam 11 pagi ia antre, hasilnya tidak kebagian tiket. Walhasil, kami kebagian melihat yang jam 15.00.<br />Waktu keluarnya film Sang Pencerah memang pas dengan suasana lebaran. Di Yogya, orang butuh rekreasi sejenak seusai capek bersilaturahmi ke tetangga dan saudara. Rekreasi itu bersifat religius. Dan Sang Pencerah memberi jawaban.<br /><br />Khusus untuk orang Yogya, nama KHA Dahlan juga sangat memasyarakat. Tanyalah orang-orang setempat soal nama beliau, hampir semua penduduk mengenalnya sebagai pendiri Muhammadiyah. Apalagi nama beliau diabadikan sebagai jalan protokol cukup besar, yang melintas dari nol kilometer Yogya ke arah barat. Nol kilometer itu adalah perempatan Kantor Pos-Gedung Agung-Benteng Vredeburg-BNI. <br />Di sepanjang jalan KHA Dahlan, ada rumah sakit PKU Muhammadiyah, Gedung Poesat Moehammadiyah, Toko Buku Persatuan. Dan, jangan lupa, Jl. KHA Dahlan melewati sisi utara Kauman, kampung asal usul Muhammadiyah.<br /><br />Nama istri KHA Dahlan, yaitu Nyonya Siti Waldiyah, juga cukup dikenal. Dari alun-alun utara ke arah barat, terdapat Jalan Nyai Haji Ahmad Dahlan, nama Siti Waldiyah setelah menikah dengan KHA Dahlan. Pokoknya semua serba Ahmad Dahlan.<br />Namun, baru akhir-akhir ini saja orang tersadarkan akan makna pentingnya napak tilas perjuangan Sang Kyai. Selama puluhan tahun, Langgar Kidoel, tempat ibadah yang menjadi awal mula pergerakan Ahmad Dahlan mengembangkan organisasinya, seperti teronggok begitu saja. <br />Saya punya teman bernama Muhammad Bariq Utama, yang tinggal sekitar 100 meter dari langgar itu. ‘’Selama ini saya cuma lewat begitu saja. Langgarnya kurang terurus,’’ kata Bariq. Ia belum pernah salat di langgar itu. Ia kaget ketika diberi tahu bahwa Langgar Kidoel sudah direnovasi.<br />Langgar Kidoel memang moncer lagi. Tahun ini pemerintah Kotamadya Yogyakarta merenovasinya. Tembok yang semula kusam, dicat putih. Bagian bawah langgar digunakan sebagai ruang audio visual. Kurang jelas apa yang ditayangkan di ruangan itu, karena ketika saya berkunjung ke Langgar Kidoel, Kamis 16 September lalu, ruangan masih tertutup. Musala juga dikunci rapat.<br /> ****<br />Langgar Kidoel adalah perwujudan dari Muhammadiyah yang serba simpel dalam beribadah. Di dalam langgar hanya ada sederet sajadah yang miring ke arah kiblat. Tidak ada ornamen atau foto yang dipajang di dalam musala. Bandingkan dengan masjid atau langgar milik NU, yang gemar memasang foto pendirinya, KH Hasyim Asyari.<br />Kesederhanaan langgar itu juga sekaligus menunjukkan keteguhan hati KH Ahmad Dahlan. Tatkala ia merintis Muhammadiyah, masyarakat masih menjalankan ajaran islam yang penuh bumbu-bumbu tradisi. Misalnya, untuk mencari keselamatan masih harus berdoa di kuburan.<br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUXEKAenNkCNfhgpyp-9qtvDiaffUK86_NBfcuAkAixA4m4wDdL9hxjS25bzal2Lj3poDAkW1s5ZdfdQ_-Q2OSmQX61MI205xvIe63ssdDv8pyqP9xoBBlISboigKv647xJEVn/s1600/P1000140.JPG"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUXEKAenNkCNfhgpyp-9qtvDiaffUK86_NBfcuAkAixA4m4wDdL9hxjS25bzal2Lj3poDAkW1s5ZdfdQ_-Q2OSmQX61MI205xvIe63ssdDv8pyqP9xoBBlISboigKv647xJEVn/s400/P1000140.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5517525288061467874" /></a><br /><br />Ada pula yang berdoa di ringin kurung. Zikir yang serba keras. Tahlil yang kuerass banget, dengan menggoyang-goyangkan kepala. Atau, memuliakan surat yasin untuk kesembuhan, atau mengantarkan seseorang ke surga.<br />Di film Sang Pencerah, Ahmad Dahlan berkata, ‘’Allah menurunkan surat-surat dalam Al Quran itu sama derajatnya. Surat yasin tidak lebih dari surat lainnya.,,<br />Bagi kita yang memahami konteks tata cara beribadah berbagai aliran dalam agama Islam, kita akan tahu, ucapan Ahmad Dahlan itu dampaknya sangat keras. Karena, kelompok yang mengusung kehebatan surat yasin juga tak kalah banyaknya…<br /> *****<br />Bagi orang Yogya, dan orang Muhammadiyah pada umumnya, film Sang Pencerah betul-betul kena di hati. Dialognya khas Yogya. Guyonnya juga gaya Yogya. <br /><br />Saya tidak bermaksud meresensi film ini. Saya hanya ingin mengajak para pembaca, terutama dari kalangan beragama, untuk menonton film itu ramai-ramai. Selama ini kita sering mendengar para agamawan, para guru, para intelektual, yang berteriak-teriak memaki-maki film Indonesia yang disebut sebagai ‘’menjual kemewahan, menjual ciuman, menjual paha dan dada’’.<br />Film Ahmad Dahlan jauh dari itu. Sepantasnya kita mendukung produksi film semacam itu agar tidak merugi. Agar produsernya mau membiayai film serupa, di masa mendatang.Unknownnoreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-13934889.post-35680621536335155412010-09-02T12:35:00.003+07:002010-09-02T14:30:14.893+07:00Mobil Terbakar di Cawang<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiY5QZzpefleq-oNj11jyNagZr2DIvcLEilg5KGmPYxgWbQSm2CBgLUWjogBQBqQRXKgPTTK5dIw-H28he3rOnupoYFI0VLdUkTGodXtxi9CKbbog2hipcJDOUZdrN8qgMl-rkd/s1600/P1120169.JPG"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiY5QZzpefleq-oNj11jyNagZr2DIvcLEilg5KGmPYxgWbQSm2CBgLUWjogBQBqQRXKgPTTK5dIw-H28he3rOnupoYFI0VLdUkTGodXtxi9CKbbog2hipcJDOUZdrN8qgMl-rkd/s400/P1120169.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5512186778318420146" /></a><br /><span style="font-weight:bold;">Jalan tersendat akibat mobil terbakar.<span style="font-style:italic;"></span></span><br /><br />PADA Kamis 2 September 2010 ini, saya melintasi daerah Cawang, Jakarta Timur. Saya melaju dari arah pertigaan Kalimalang ke Cililitan. Setiba di terowongan yang di atasnya adalah jalan tol, lalu lintas tersendat. Macet.<br />Ternyata sekitar 300 meter di depan ada mobil sedan yang terbakar. Saya segera mempercepat laju kendaraan, dan mengambil kamera. Jeprat-jepret. Saya mendapatkan gambar tatkala api masih membubung tinggi. <br />Tak lama kemudian dating petugas pemadam kebakaran. Hanya dalam tempo lima menit, api itu padam diguyur air. Tinggallah mobil sedan itu teronggok dalam bentuk arang, menyisakan asap putih.<br />Kata pak polisi yang bertugas, mobil yang terbakar itu berasal dari tipe Corolla DX. Berarti umurnya sekitar 30 tahun. ‘’Begitu terbakar, pengemudinya terus turun. Orang rame-rame membantu mendorongnya.’’<br />Mobil terbakar biasanya karena kortsleting listrik. Saya pernah mengalami, sekitar 15 tahun lalu, sewaktu membawa mobil VW Beetle, dari tempat tinggal Mommy Uni Lubis (ketika itu) di Rawamangun, ke rumah di Pekayon. Saya tidak tahu bahwa aki mobil VW terletak di bawah jok belakang. Dan saya juga tidak tahu, bagian bawah jok VW itu dari pegas logam.<br />Ketika berjalan sampai Kalimalang, tiba-tiba terasa percikan api. Saya melihat ke bawah, terlihat kabel-kabel sudah terbakar. Segera mobil didorong ke pinggir. Beruntung waktu itu ada penjual air minum kelapa yang segera menyiramkan air di ember ke dalam mobil. Selamatlah mobil VW itu.<br />Di Jl. HR Rasuna Said, Jakarta, April lalu juga ada mobil terbakar. Akibat kortslet juga. Saudara saya, kami memanggilnya sebagai Mas Suroto, pernah menghadapi kasus: mobil depan rumahnya terbakar. Bersyukur, Mas Suroto punya tabung pemadam api. Alhamdulillah, dalam waktu singkat mobil itu bisa diselamatkan.<br />Memang, tak ada salahnya bila pengecekan kabel-kabel mobil dilakukan dengan rutin, untuk mengetahui ada yang mengelupas atau tidak.<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbGCRu_AJOOSCkGeOrxzvx-qwlfQSHOWK3Qw_usgYvq13Y7erExrydiHTiUU_N7s2ONtKldUHgTyu5bjXM0XxVtERyV4jjMnakLf_Y2mVaLaQFekOk81YqIbCmsoO4ZCTpFKPi/s1600/P1120151.JPG"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbGCRu_AJOOSCkGeOrxzvx-qwlfQSHOWK3Qw_usgYvq13Y7erExrydiHTiUU_N7s2ONtKldUHgTyu5bjXM0XxVtERyV4jjMnakLf_Y2mVaLaQFekOk81YqIbCmsoO4ZCTpFKPi/s400/P1120151.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5512186768614309410" /></a><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0sl1hiyr2eWl-kU_noIhe8DyRuyhTbpqSK8jINLdRBDkzWzCEVBd0WOxjo9Z2T6P7NuHGcahzvHeAsAkFyScOnwLRooBsZlrsr8_jmMtO8VMMcpUbpmPmqj3bGONo6LXtoK3p/s1600/P1120129.JPG"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0sl1hiyr2eWl-kU_noIhe8DyRuyhTbpqSK8jINLdRBDkzWzCEVBd0WOxjo9Z2T6P7NuHGcahzvHeAsAkFyScOnwLRooBsZlrsr8_jmMtO8VMMcpUbpmPmqj3bGONo6LXtoK3p/s400/P1120129.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5512186764777987458" /></a><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKldxbsioarZlSyeekJOwyecZmHVpfIAkQRX-X9l1ftD2vOFxNlnzf4XMItiPAGwobpE7yTw-FQhjq01Mem0lox5awduJ4UDIulEG8OphT-7aqMUakPCe-uPOesPcbu-Ae5plV/s1600/P1120122.JPG"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKldxbsioarZlSyeekJOwyecZmHVpfIAkQRX-X9l1ftD2vOFxNlnzf4XMItiPAGwobpE7yTw-FQhjq01Mem0lox5awduJ4UDIulEG8OphT-7aqMUakPCe-uPOesPcbu-Ae5plV/s400/P1120122.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5512186759241925906" /></a><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLJQw5k1NsRKZsRrvJwyqh59p16buORHONNFRW9eM1B5Vq4FuZIO6QvZt3N8d_3e5LBmNPxWQG_uk5X4EzSYCbRwW0V9KkwDYVzbPrjH2xcdYH7lkeWMHbC46gCf4X-DGdZYU9/s1600/P1120121.JPG"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLJQw5k1NsRKZsRrvJwyqh59p16buORHONNFRW9eM1B5Vq4FuZIO6QvZt3N8d_3e5LBmNPxWQG_uk5X4EzSYCbRwW0V9KkwDYVzbPrjH2xcdYH7lkeWMHbC46gCf4X-DGdZYU9/s400/P1120121.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5512186751916635090" /></a>Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-13934889.post-10434016635310345792010-08-09T09:27:00.001+07:002010-08-09T09:32:51.106+07:00KESABARAN BERSEPEDA<div style='text-align:center;margin:0px auto 10px;'><a href='https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvPc6l0VVJmxOsG9Q51SFNDrVQYSHS3C5k0L65rFNkZ8Yqv5yb6B6DnBt2NeqT9cbuM5ZkxNwWlC49FfXqg-AtBL1T7HUxuT6zn42Oe9krwJ_1pmHXR1nHUyG1VTS53M5P38nq/s1600/P1120039.JPG'><img src='https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvPc6l0VVJmxOsG9Q51SFNDrVQYSHS3C5k0L65rFNkZ8Yqv5yb6B6DnBt2NeqT9cbuM5ZkxNwWlC49FfXqg-AtBL1T7HUxuT6zn42Oe9krwJ_1pmHXR1nHUyG1VTS53M5P38nq/s320/P1120039.JPG' border='0' alt='' /></a> </div><br /><div style='text-align:center;margin:0px auto 10px;'><a href='https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjE0ZGN6Dwa-f1A_JN4WzK9lHShD9sHZyJjZ_5Qj4JlqQIvccqeWLGVp1qssH-kElL36O0uaStjwbDO-psDndOh-gHfJT0wp4gD2wM0IPTXOg2PyDKiRjluM0fgNvrz8EOPxFbS/s1600/P1120041.JPG'><img src='https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjE0ZGN6Dwa-f1A_JN4WzK9lHShD9sHZyJjZ_5Qj4JlqQIvccqeWLGVp1qssH-kElL36O0uaStjwbDO-psDndOh-gHfJT0wp4gD2wM0IPTXOg2PyDKiRjluM0fgNvrz8EOPxFbS/s320/P1120041.JPG' border='0' alt='' /></a> </div><br /><br />DALAM urusan olahraga, anak kami, Darrel Cetta, kurang begitu menyukainya. Olahraga renang, yang harusnya bisa untuk menjadi sarana penghilang capai, bisa membuatnya stress. Ia pernah merasa takut setiap kali mau berangkat latihan renang. Alhamdulillah, situasi kini membaik. Walaupun ia belum terampil berenang, tetapi sudah tidak stress lagi.<br /><br />Untuk urusan bersepeda juga begitu. Sampai kelas satu SD, ia belum juga bisa menaikinya dengan terampil. Padahal teman-teman sebayanya sudah wira-wiri berkereta angin. Saudara sepupu yang lebih kecil, juga sudah bisa. <br /><br />Sampai-sampai mommynya mengeluarkan berbagai jurus, untuk membujuk anaknya mau ngotot latihan bersepeda. ''Kalau bisa naik sepeda minggu ini, mommy akan membelikan sepeda hotwheel,'' katanya. Sepeda hotwheel itu pada dasarnya sepeda biasa, hanya diberi stiker warna kuning dengan karakter-karakter hotwheel.<br /><br />Namun kalau memang belum bisa, ya tetap saja belum bisa. Darrel tetap saja naik sepeda dengan satu kaki menyangga.<br /><br />Dalam menghadapi kasus seperti ini, kita memang harus sabar, bila perlu ekstra sabar. Sampai suatu sore, ketika mommynya pulang dari kerja, Darrel dengan bangga bilang: Mom, aku sudah bisa naik sepeda.<br /><br />Ia memaksa mommynya yang masih capek ke taman di depan rumah. Darrel mengayunkan sepedanya dengan cepat.<br /><br />Sejak itu, sejumlah perubahan besar terjadi. Siang hari ia tidak mau tidur, melainkan bermain sepeda. Hari Minggu ia tidak mau diajak ke bandara, mengantar mommynya. Ia memilih naik sepeda. Dengkulnya juga sudah lecet-lecet, kegores aspal.<br /><br />Seminggu setelah ia bisa naik sepeda, Darrel mendapat hadiah sepeda baru. Ia juga mendapat helm plus pelindung kaki dan lutut. Tapi masalah belum selesai.<br /><br />Tiba-tiba saja Darrel menghilang. Rupanya ia naik sepeda bersama teman-teman barunya, sesama pemakai sepeda. Ayahnya dan mommynya kini empot-empotan memikirkan bagaimana mengawasi sang anak.<div style='clear:both; text-align:CENTER'><a href='http://picasa.google.com/blogger/' target='ext'><img src='http://photos1.blogger.com/pbp.gif' alt='Posted by Picasa' style='border: 0px none ; padding: 0px; background: transparent none repeat scroll 0% 50%; -moz-background-clip: initial; -moz-background-origin: initial; -moz-background-inline-policy: initial;' align='middle' border='0' /></a></div>Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-13934889.post-78755152554913953442010-07-28T21:55:00.004+07:002010-07-28T22:30:07.255+07:00G20: Identitas Internasional buat Indonesia, Panggung bagi SBY<span style="font-weight:bold;">Uni Z. Lubis, wartawan ANTV.<br /></span><br />S<span style="font-style:italic;">ebuah forum dibentuk untuk koreksi terhadap ketidakseimbangan ekonomi dunia pasca krisis 2007-2008. Setelah dua tahun berjalan, apa manfaatnya bagi Indonesia?</span><br /><br />Ruangan mendadak senyap. Para menteri dan pejabat Indonesia yang tadinya asyik berhaha-hihi di sebuah ruangan di lantai dua Hotel Westin Harbour, Toronto itu, duduk manis di kursi yang ditata memanjang, tiga saf di kiri-kanan. Di ujungnya sebuah kursi kosong, siap diduduki sosok yang dihormati di situ, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Kursi itu masih hangat. <br /><br />Sekitar 15 menit sebelumnya Presiden SBY, duduk disitu juga seraya mendengarkan puja-puji dari Richard Greene, penulis buku “Words That Shook The World”. Kata Greene, “Presiden SBY mengguncang dunia dengan idenya soal membangun harmoni antara dunia Barat dan Islam.” Masih kata Greene, pidato SBY berjudul Towards Harmony Amongs Civilizations yang disampaikan di depan komunitas mahasiswa Kennedy School of Government, Universitas Harvard, September 2009 menawarkan ide segar. Ruangan dipenuhi keplok, tepuk-tangan. <br /><br />SBY nampak girang. Greene menyejajarkan SBY dengan Presiden Barack Hussein Obama yang salah satu pidatonya juga ada di buku itu. Hari itu Sabtu, 27 Juni 2010, pukul 16.30 Waktu Toronto. Di luar hujan gerimis.<br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhs-XYng5UqpiF5GV5BETgtNUqAVExp0wjFCRwwZmeDANDwGwmFSMICR3FaUemKUOS9KbTXimEPk79RwQAX2fK_gC-8D9HWZJKYe6sQ2_HbTSX_Zuj5P4QyFYEeVJc7HrzzX5ZK/s1600/COVER+BUKU+SBY.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhs-XYng5UqpiF5GV5BETgtNUqAVExp0wjFCRwwZmeDANDwGwmFSMICR3FaUemKUOS9KbTXimEPk79RwQAX2fK_gC-8D9HWZJKYe6sQ2_HbTSX_Zuj5P4QyFYEeVJc7HrzzX5ZK/s400/COVER+BUKU+SBY.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5498971885346150098" /></a><span style="font-weight:bold;"><br />Cover buku SBY. Buku ini menyejajarkan SBY dengan Obama.</span><br /><br />Acara penyerahan buku usai. SBY masih sukacita menimang Ipad, gadget baru yang lagi nge-tren. Di dalamnya ada versi eBook dari buku Greene. Ia meninggalkan ruangan sebentar, 15 menitan. Ketika dia kembali masuk ruangan, duduk di kursi yang sama, lantas memulai briefing untuk para staf (baca: anggota delegasi RI, pejabat Istana dan staf KBRI di Kanada), SBY memulainya dengan menceritakan esensi dari pidato di Harvard itu. <br /><br />Pidato Harvard yang mengguncang dunia itu disampaikan setelah SBY mengikuti pertemuan G20 Summit di Pittsburgh, 24-25 September 2009. SBY melanjutkan kunjungan ke Boston untuk bertemu dengan forum pengusaha AS-Indonesia, lantas berpidato di Harvard pada 29 September 2009, sore hari. Pidato itu dimulai dengan peran Indonesia yang kian penting di dunia internasional. Bukti kuat adalah diundangnya Indonesia menjadi wakil negara-negara ASEAN dalam forum Kepala Negara G20 (G20 Summit).<br /><br /><br /><br />Sesudah prolog yang diselingi humor, disaksikan 1.000-an hadirin, dosen dan mahasiswa, termasuk putranya Agus Harimurti yang tengah menimba ilmu di sana, SBY menyampaikan betapa tepat waktu saat ia mendapat kesempatan pidato di depan warga Harvard yang termasyhur. “Bagi saya, G20 adalah salah satu manifestasi dari perubahan yang terjadi di dunia politik global,” ujar SBY. <br /><br />G20 menjadi forum yang pertamakali mengakomodasi semua peradaban utama (major civilizations), tidak hanya negara barat, melainkan juga Cina, Korea Selatan, India, Afrika Selatan dan negara lain, termasuk tiga negara yang memiliki populasi penduduk beragama Islam besar yakni Saudi Arabia, Turki dan Indonesia. Forum multilateral lain seperti G8, G7 dan Dewan Keamanan PBB tidak menggarisbawahi petingnya representasi ini. “G20 adalah representasi komunitas global dari beragam peradaban,” kata SBY.<br /><br />Barangkali karena itu juga G20 dipandang sukses mengangkat dunia dari ancaman resesi global yang dipicu krisis finansial di AS, tahun 2008. Koordinasi cepat dan kongkrit yang dilakukan negara anggota G20 telah meletakkan dasar stabilisasi sistem di sektor keuangan, memulihkan kepercayaan yang berujung pada lahirnya tanda-tanda pemulihan ekonomi dunia, lebih cepat dari yang diperkirakan.<br /><br />G20 lantas menjadi identitas internasional yang baru bagi Indonesia. Lebih khusus lagi, bagi pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Kisah masuknya Indonesia dalam forum Kepala Negara G20 berawal dari sambungan telpon di malam hari waktu Indonesia, sekitar 2 bulan sebelum pertemuan G20 tingkat kepala negara yang pertama berlangsung di Washington DC, 14-15 November 2008. Kala krisis 2007 meledak, ada pemikiran untuk memperluas G7 atau G8 Summit untuk diperluas jadi G13 atau forum tingkat menteri keuangan G20 yang sudah berdiri sejak 1999, ditingkatkan jadi tingkat Kepala Negara G20. Perancis condong ke G13. Jika forum G13 yang dipilih, Indonesia tidak masuk di sini. <br /><br />Padahal, Indonesia merasa perlu masuk dalam sebuah forum dunia yang membahas krisis ekonomi. Apalagi Indonesia menganggap bisa berkontribusi pemikiran dan solusi berdasarkan pengalaman melalui krisis ekonomi 1997-1998. Saat krisis 2007-2008 pun ekonomi Indonesia berhasil tumbuh positif, 4%, tertinggi ketiga di Asia setelah Cina dan India. “Kami melobi sekuat tenaga agar ada forum G20 Summit, di mana kepala negara Indonesia masuk di dalamnya,” kisah Dino Patti Djalal, staf khusus Presiden SBY bidang hubungan internasional, sekaligus juru bicara masalah luar negeri. Diplomat Indonesia kasak-kusuk. <br /><br />Lalu, telpon-telponan antara SBY, PM Australia saat itu, Kevin Rudd, dan Presiden Bush, membuat Indonesia diundang masuk forum G20 Summit. Soalnya AS memegang kunci dalam menentukan siapa yang diundang dalam forum kepala negara G20, dan Australia adalah sekutu penting AS, bahkan sering disebut sebagai deputy sherrif-nya.<br /><br />Sesudah itu telpon-telponan itu, adalah sejarah. Indonesia masuk dalam jajaran klub elit dunia untuk membicarakan persoalan ekonomi. Sesudah Washington DcC, G20 Summit berikutnya di London, April 2009. Kiprah Indonesia mendapat perhatian media internasional. Pidato Presiden SBY di forum dunia, bahkan di dalam negeri, hampir selalu mengutip keikutsertaan Indonesia di G20 sebagai bukti pengakuan dunia atas peran Indonesia. Dan tentu saja peran kepemimpinan SBY. Soal ini selalu menjadi bahan canda antara saya dan Dino Patti Djalal yang juga menjadi penulis pidato internasional SBY. <br /><br />Dino tahu saya hafal kalimat-kalimat yang ada dalam pidato-pidato SBY di sejumlah forum. “Ah, kali ini banyak copy-paste lagi ya,” ujar saya kala mendapati pidato yang memuat kalimat yang sama dengan pidato-pidato terdahulu, termasuk Pidato SBY saat Pelantikan Presiden periode 2009-2014 di forum Paripurna DPR. Kalau sudah begini, Dino biasanya cuma tesenyum simpul. Saya ikut meliput dalam rombongan Presiden SBY ke forum G20 yang pertama di AS. Waktunya bersamaan dengan krisis Bank Century. Delegasi Indonesia di forum menteri dipimpin oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. <br /><br />Di tingkat pembahasan draf deklarasi Washington, dari pihak Indonesia yang terlibat adalah Anggito Abimanyu, Kepala Badan Fiskal Departemen Keuangan yang berfungsi sebagai ketua kelompok kerja dari Indonesia. Dalam negosiasi dilibatkan Mahendra Siregar, saat itu deputi menteri perekonomian sebagai “sherpa”, pendamping Kepala Negara saat pertemuan tingkat Kepala Negara. Juga dilibatkan, Chatib Basri, ekonomi UI yang dalam daftar delegasi ditulis sebagai “deputi Menteri Keuangan.<br /><br />Pertemuan G20 di Pittsburgh yang untuk pertama kalinya dihadiri Presiden terpilih Barack Obama juga saya liput. Tim kerja Indonesia masih sama. Dalam sebuah perbincangan dengan Anggito Abimanyu di Pittsburgh, saya mendapatkan informasi bahwa ide orisinal Indonesia yang masuk dalam deklarasi G20 adalah penambahan modal Bank Pembangunan Asia (ADB), dana talangan darurat untuk fiskal, countercyclical policy, serta capacity building untuk refornasi di sektor finansial. <br /><br />Countercyclical adalah sebuah kebijakan ekonomi yang menerapkan hal bertentangan dengan keadaan yang terjadi saat itu, meredakan ekonomi saat dianggap terlalu “memanas”, atau merangsang saat ekonomi sedang “melambat”. Di Pittsburgh inilah Obama mendorong G20 sebagai forum utama untuk membicarakan kerjasama ekonomi internasional. Sebuah ide yang disokong Indonesia, dan sempat ditentang Jepang.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Forum Sepakat untuk Tidak Sepakat.<br /></span>Sejak awal G20 memang bukanlah forum yang bersifat mengikat. Forum ini menjadi tempat bagi negara anggota untuk saling mengkoordinasikan kebijakan yang diambil untuk penanganan krisis ekonomi di negara masing-masing. Menuju G20 di Toronto saja, perbedaan sikap sudah tampak. Para pembuat kebijakan di Eropa masih kuatir bahwa bailout yang dilakukan atas krisis ekonomi Yunani bulan lalu menimbulkan risiko penjualan surat berharga dan menurunkan rating kredit pemerintah. <br /><br />Di sisi lain, Presiden Obama membawakan proposal AS yang pemotongan anggaran publik akan menimbulkan tekanan pada ekonomi dan mengancam lapangan pekerjaan. Sama halnya dengan debat soal berapa besar seharusnya anggaran yang digelontorkan ke publik sebagai stimulus ekonomi saat krisis terjadi, kini debatnya adalah kapan saat yang tepat untuk menghentikan (atau mengurangi) pinjaman kepada publik.<br /><br />Itu baru satu perbedaan, yang menyangkut kebijakan fiskal. Hal lain adalah debat soal pengenaan dana provisi untuk cadangan jika terjadi krisis yang cenderung dilakukan bank berskala global. Ide ini jelas disokong negara maju, tetapi berat dilakukan oleh negara berkembang. Negara maju akan dukung bank mengenakan persentase tambahan dana ini atas setiap penjualan kreditnya. “Tapi dengan situasi ekonomi yang belum stabil di negara berkembang, kebijakan ini sulit diterapkan,” kata ekonom Anton Gunawan, sebagaimana dikutip koran Bisnis Indonesia (24/6)<br /><br />PM Inggris David Cameron yang baru kali ini menghadiri pertemuan pemimpin ekonomi G20 datang dengan membawa proposal yang isinya pengetatan anggaran publik untuk penguatan fiskal. Inggris sudah melakukan upaya pemangkasan anggaran publik dengan akibat berkurangnya anggaran untuk polisi, militer, pemadam kebakaran, sekolah dan sektor publik lainnya. Bagi Inggris (dan juga Jerman dan Uni Eropa), saatnya melakukan kebijakan yang berakibat pahit saat ini, untuk hasil yang baik di masa depan. Short term pain, long term gain. Ide ini ditentang AS yang ingin stimulus terus dilakukan, kalau tidak ekonomi bisa balik ke resesi lagi.<br /><br />G20 Toronto adalah pertemuan ke-4 di tingkat kepala negara. Forum ini telah melansir sejumlah agenda reformasi di berbagai institusi yang terkait dengan penanganan ekonomi internasional. Negara yang ekonominya signifikan untuk mempengaruhi naik turunnya ekonomi dunia harus melakukan hal yang sama, mereformasi pengelolaan ekonominya. Ambisi G20 tidak hanya menstabilkan keadaan ekonomi dunia pasca krisis ekonomi 2007-2009, melainkan juga membuat mekanisme antisipasi untuk mencegah trjadinya krisis serupa di kemudian hari. G20 juga menginginkan pertumbuhan yang lebih berkelanjutan.<br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikz8h0d_Zj4PRj1_cu1wgtsTF0grDAPHUQzMdCIEAAvyltGD08j5pkFXy6M42N90hAneXRg_iuTz68z9Z_4VF4XtSnCzU4YHUVx0zfoi6u87dwJitM7tOKPOtBr6JZu0oOMAvJ/s1600/press+room+G20+di+toronto.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikz8h0d_Zj4PRj1_cu1wgtsTF0grDAPHUQzMdCIEAAvyltGD08j5pkFXy6M42N90hAneXRg_iuTz68z9Z_4VF4XtSnCzU4YHUVx0zfoi6u87dwJitM7tOKPOtBr6JZu0oOMAvJ/s400/press+room+G20+di+toronto.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5498971910378866738" /></a><br /><span style="font-weight:bold;">Press room pertemuan G20 di Toronto</span><br /><br />Elemen sentral dalam komitmen reformasi itu tercantum dalam kesepakatan yang diberi judul: Framework for Strong, Sustainable and Balanced Growth”, yang dihasilkan oleh Pittsburgh Summit 2009. Di situ anggota G20 sepakat untuk memikul tanggungjawab individual maupun bersama untuk menjamin sehatnya ekonomi global. Hal itu dilakukan dengan menyetujui sejumlah elemen kunci pertumbuhan, melakukan koordinasi kebijakan di masing-masing negara dengan dukungan Dana Moneter Internasional (IMF) dan institusi lainnya, juga sepakat untuk untuk selalu mendiskusikan tindakan yang diperlukan selanjutnya untuk melaksanakan komitmen di atas.<br /><br />Pengalaman sebelumnya menunjukkan bahwa ada banyak alasan untuk skeptis terhadap komitmen untuk terikat dalam kesepakatan bersama dalam menjalankan kebijakan dan kerjasama ekonomi. Bahkan penanganan pasca krisis di masa sebelumnya yang dilakukan dengan pengawasan IMF menunjukkan sulitnya kerjasama ekonomi dilakukan. Misalnya dalam hal memastikan tidak adanya sikap proteksionis untuk melindungi industri dalam negeri. Ada juga upaya G7 dan European Monetary Union (EMU) untuk kerjasama menangani persoalan mata uang dan ketidakseimbangan fiskal, sering berakhir dengan skema kesepakatan yang bersifat “kosmetik”. Ujungnya adalah risiko dampak konter-produktif, gara-gara para peserta gagal atau enggan bersikap jujur dalam mengidentifikasi persoalan mendasar penyebab krisis. G20 ingin menghindari tidakan dan kebijakan supervisial seperti pengalaman masa lalu.<br /><br />Proses penanganan krisis yang dilakukann melalui forum G20 juga menawarkan sejumlah inovasi. Masing-masing anggota diharusnya menyampaikan secara terbuka, termasuk jadwal pelaksanaan kebijakan ekonomi dalam rangka penanganan krisis. Data-data yang dijadikan bahan pembuat kebijakan haruslah data terbaru. Inovasi lainnya adalah akses langsung di setiap proses pembahasan antar tim kerja G20, dengan para pemimpinnya (baca: kepala pemerintahan/negara).<br /><br />Proses di G20 juga menyertakan sejumlah perspektif dan skenario penanganan krisis. Hal-hal ini sebelumnya luput dalam penanganan dengan cara lama yang didominasi agenda IMF dan negara maju. Tentu saja pertanyaan penting masih muncul di sini. Soalnya Framework itu tidak mengatur sanksi apa yang misalnya diberlakukan jika ada yang melanggar kesepakatan. Juga bagaimana mekanisme kerja yang berdasarkan prinsip kesejajaran dan keterbukaan bisa dilakukan dengan institusi lain di luar IMF.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Awal krisis dan G20 Summit</span><br />Krisis finansial global pada 2007-2009, diyakini adalah dampak dari lemahnya regulasi di pasar uang dan institusi keuangan. Krisis juga disebabkan gagalnya lembaga kerjasama ekonomi dan keuangan dunia melakukan respon secara efisien. Sejumlah pertanyaan mendasar muncul. Misalnya, bisakah di masa depan krisis seperti diprediksi, lantas diantisipasi? Bisakah kita membangun sebuah mekanisme pengelolaan krisis secara internasional yang bisa memberikan sistem deteksi dini atas potensi krisis, bahkan meredam akar persoalan pemicu krisis?<br /><br />Pada awalnya G20, meski membawakan sejumlah inovasi dalam mekanisme pengambilan keputusan, terutama keterlibatan langsung para kepala negara, namun usulan kebijakannya dianggap “lagu lama” dan tak beda dengan proposal serupa dimasa lalu yang di diresepkan oleh IMF dan Bank Dunia. Sejarah mengajarkan kepada kita bahwa pandangan kebijakan yang simplistis dapat menjebak kita, sehingga membuat kebijakan yang bersifat umum dan tidak menyentuh akar persoalan.<br /><br />Di Pittsburgh para pemimpin mendefinisikan elemen-elemen kunci dalam Strong, Sustainable and Balanced Growth. Juga cukup detil dalam mendeksripsikan komitmen pencapaian yg akan mereka lakukan, termasuk: Mengimplementasikan kebijakan fiskal yang bertanggungjawab, mencegah ekses pertumbuhan kredit yang tak terkendali, mencegah harga kredit dan aset menjadi penyebab destabilisasi ekonomi, mempromosikan anggaran pendapatan dan belanja negara yang lebih seimbang, memberlakukan kebijakan moneter yang konsisten dengan tingkat harga yang lebih stabil dalam konteks nilai tukar yang lebih mencerminkan fundamental ekonominya, melakukan reformasi struktural untuk menjamin peningkatan potensi tingkat pertumbuhan, dan pada saat dibutuhkan memperbaiki sistem jaring pengaman sosial. Mempromosikan pembangunan yang berkesimbangan dan berkelanjutan dalam upaya mempersempit ketidakseimbangan dan menurunkan kemiskinan.<br /><br />The Framework pada umumnya fokus pada stabilitas makro dan faktor yang dibutuhkan untuk menjamin pertumbuhan ekonomi. Tetapi juga mengandung sejumlah hal yang terkait dengan komitmen G20 untuk reformasi di sektor keuangan. Ini diwujudkan dengan pembentukan Financial Stability Board (FSB, Badan Stabilisasi Finansial). Badan ini diisi oleh para menteri keuangan dan pimpinan Bank Sentral negara G20 ditambah sejumlah anggota dari negara yang meenjadi pusat-pusat keuangan dunia, lembaga multilateral, baik regional maupun global. G20 juga memperbarui komitmen untuk lingkungan yang menjamin perdagangan dunia yang bebas, juga menangani sejumlah isu pembangunan dan keamanan yang disebabkan krisis.<br /><br />Yang kurang dari Pittsburgh adalah kebijakan tindak-lanjut dalam memonitor pelaksanaan komitmen tiap negara. Memang tidak mudah, karena setiap kali “pemaksanaan” atas pelaksanaan komitmen G20 bisa dianggap sebagai intervensi terhadap kedaulatan negara. Hanya melaksanakan komitmen bersama yang tidak dianggap sebagai kebutuhan mendasar secara individual juga akan menimbulkan kebijakan setengah hati. Tanda-tandanya sudah jelas dalam G20 di Toronto.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Indonesia dan G20 ke depan</span><br />Penerbangan Amsterdam-Toronto butuh waktu 8 jam. Ini etape ketiga dalam penerbangan delegasi SBY ke G20 kali ini. Pesawat Airbus Garuda Indonesia yang membawa sekitar 150 anggota rombongan, termasuk 6 menteri, dua pimpinan Dewan Perwakilan Daerah dan dua anggota DPR sempat transit di Dubai sebelum kembali transit di Amsterdam, Belanda. Di tengah perjalanan, saat masih harus menempuh 4.600 kilometer, atau 4,5 jam penerbangan sebelum mendarat di Toronto, SBY menggelar jumpa pers di atas pesawat.<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBoRNhR_Dqbo8NaiiZ2pMppyYeVOTnmHgKUPfQA6wiRCYNK9rd50VhSHhnYmVcPGZBfZPu39hvAKBGK6g-xLPAkBWTvzZJ3hUlWXUkj7ARYJtT52ZkMfUuGvxtJOY9ohyphenhyphen0SYwg/s1600/jumpa+pers+presiden+sby+d+pesawat+mengenai+G20.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBoRNhR_Dqbo8NaiiZ2pMppyYeVOTnmHgKUPfQA6wiRCYNK9rd50VhSHhnYmVcPGZBfZPu39hvAKBGK6g-xLPAkBWTvzZJ3hUlWXUkj7ARYJtT52ZkMfUuGvxtJOY9ohyphenhyphen0SYwg/s400/jumpa+pers+presiden+sby+d+pesawat+mengenai+G20.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5498971905268203730" /></a><br /><span style="font-weight:bold;">Jumpa pers Presiden SBY di pesawat terbang, menjelaskan soal G20.</span><br /><br />SBY mengawali dengan kilas balik krisis ekonomi. Dua tahun setelah krisis ekonomi, sesudah G20, pemulihan ekonomi berjalan, meski belum tuntas. Ketidakseimbangan ekonomi global masih terjadi, dan perlu dikoreksi. Menurut SBY, selama pemulihan krisis, Indonesia menunjukkan sikap sebagai “good guy” dengan melakukan reformasi sistem finansial, reformasi fiskal dan pengelolaan ekonomi secara hati-hati. Indonesia mengucurkan stimulus fiskal senilai Rp 76 trilyun, seraya tetap menjaga defisit 2,5%. Cukup rendah.<br /><br /> Krisis dan proses pemulihannya juga melahirkan pertanyaan soal hakikat angka pertumbuhan yang pas, yang berkelanjutan. “Karena itu saya canangkan triple track economy: pro growth, pro job, pro poor. Ditambah satu lagi pro environment,” kata SBY. Formula 3+1 ini diyakini SBY bakal memastikan ekonomi Indonesia berjalan sesuai harapan. Pertumbuhan 6-7% yang diperoleh dari kombinasi konsumsi, selisih ekspor dan impor dan investasi. <br /><br />Tesis SBY ini dinamakan “eco-social market economy”. Sebuah strategi ekonomi yang tidak hanya mengejar pertumbuhan, melainkan juga pemerataan. Kembali ke konsep ekonomi Pancasila, ekonomi yang berkeadilan sosial. “Unsur market, atau pasar harus tetap ada agar efisiensi ekonomi terjaga,” kata SBY. Untuk mengelaborasi konsep ini SBY menugasi Komite Ekonomi Nasional untuk mengkaji ‘eco-social market economy”.<br /><br />Ketika diberikan kesempatan bertanya, saya menanyakan apakah G20 masih relevan bagi Indonesia, selain menjadi forum pertemuan Kepala Negara elit tentunya. Pertanyaan saya dasari atas kuatnya perbedaan kepentingan antara dua kubu kuat di G20, yakni Eropa di satu sisi (terutama Jerman dan Inggris) dan AS di sisi lain. Juga beda kepentingan kelompok negara maju dengan negara berkembang misalnya dalam soal dana pencadangan bank. <br /><br />Dari rekaman gambar di kamera saya nampak nuansa “kurang berkenan” di wajah SBY saat mendengarkan pertanyaan saya. Seorang anggota delegasi kemudian mencolek saya dan berbisik,” Forum G20 ini jelas panggung internasional SBY. Jangan tanya soal relevansinya dengan ekonomi Indonesia,” ujar sumber itu sambil tersenyum. Sebenarnya saya hanya ingin menggali dampak kongkrit keikutsertaan Indonesia di G20 bagi rakyat. Dampak langsung. Maklum, keikutsertaan kita di forum-forum internasional, apalagi G20 punya sejumlah forum ikutan, jelas menambah biaya. Perjalanan delegasi Indonesia ke forum-forum ini jelas tidak murah karena sedikitnya melibatkan 150 orang, belum termasuk tim pendahulu dari Istana Presiden maupun Sekretariat Negara.<br /><br />SBY menjawab dengan mengatakan bahwa G20 adalah<span style="font-style:italic;"> policy coordination forum</span>. Jangankan dalam forum internasional. Di dalam negeri pun tidak mudah mengkoordinasikan kebijakan. Koordinasi dengan parlemen saja tidak mudah. “Yang jelas, dengan G20, arah kebijakan dunia tidak lagi ditentukan oleh G8, atau IMF,” kata SBY. G20 juga perlu untuk komitmen mencegah krisis baru. Setiap anggota tidak bisa hanya mempertahankan ego masing-masing. “Intinya forum G20 ini tetap ada gunanya buat kita,” tegas SBY.<br /><br />Sebenarnya saya sudah menyiapkan pertanyaan kedua, soal dalam negeri. Kebijakan kongkrit. Tapi cuma ada jatah satu pertanyaan. Giliran selanjutnya diberikan ke Bung Rikard Bagun, pemimpin redaksi Kompas, yang menanyakan problem pembangunan infrastruktur yang tak kunjung ada solusi. Soal pembebasan tanah yang tertunda. Pertanyaan ini sebenarnya yang ingin saya kejar juga. Apa realisasi dari program unggulan SBY di periode ke-2 di bidang ekonomi? <br /><br />Menurut saya semuanya masih jalan di tempat. Prof Gumilar Somantri, Rektor Universitas Indonesia yang ikut dalam delegasi mengatakan, berjaya di forum G20, mendapat gengsi bergabung di klub elit ekonomi dunia, tentu tak ada artinya jika problem ekonomi dalam negeri belum ketemu solusinya. “G20 banyak membicarakan makro ekonomi. Sektor keuangan. Problem mendesak kita adalah sektor riel. Ekonomi rakyat. Shadow Economy,” Kata Prof Gumilar. <br /><br />Jawaban lebih gamblang soal kegunaan G20 saya dapatkan dari sherpa Indonesia kali ini, Mahendra Siregar yang juga menjabat wakil menteri perdagangan. Saat ini, dengan mengandalkan konsumsi (dan tanpa pemerintah melakukan apapun, sebagaimana pernah dikatakan Kepala BKPM Gita Wirjawan), Indonesia menghasilkan pertumbuhan ekonomi 4,5-5%, maka forum G20 yang memastikan tidak terjadi praktik proteksionis berlebihan dari anggotanya, dan menjamin aliran modal dan investasi ke negara berkembang, membuat Indonesia bisa tumbuh 6-7%. Kondisi ini akan membuka kesempatan kerja lebih besar dan diharapkan mengurangi kemiskinan. Clear.<br /><br />Muhammad Iman Usman, mahasiswa jurusan hubungan internasional FISIP UI yang menjadi delegasi Indonesia ke My Summit, bersama 6 orang rekannya sesama mahasiswa UI mengatakan kepada saya via BBM, “Minimal dalam forum ini kita bisa menyuarakan kepentingan negara berkembang, selain untuk pertemuan bilateral di sela-sela acara.” My Summit adalah pertemuan antara orang muda dari 19 negara anggota G20. Selain mendapat kesempatan diskusi antar peserta, paparan dari sejumlah pembicara termasuk dari sektor swasta, peserta My Summit juga dapat waktu interaksi dengan para Kepala Negara, meski sangat sempit waktunya. Cukup buat foto bersama.<br /><br />Ucapan Iman ada benarnya juga. Setiap kali hadir di G20 Summit, SBY memanfaatkannya dengan menggelar pertemuan bilateral. Di Toronto dia bertemu PM Cina Hu Jintao, PM Belanda Jan Peter Balkenande, juga sarapan pagi bersama Presiden Barack Obama. Sarapan ini menegaskan kembali draf kemitraan komprehensif yang akan diteken AS-Indonesia, termasuk komitmen dana US$ 165 juta selama lima tahun untuk kerjasama pendidikan.<br /><br /><br /><br />Minggu sore, 27 Juni 2010. Sidang Pleno terakhir G20 Summit ditutup. Deklarasi Toronto diumumkan. Ada 49 poin, termasuk ucapan terima kasih pada tuan rumah. Kepentingan yang berbenturan diakomodir. Negara maju sepakat defisit anggaran belanjanya turun separo pada 2013, serta menurunkan rasio utang terhadap PDB pada 2016. Semua sepakat penuntasan dan implementasi perdagangan bebas dalam kerangka Putaran Doha. Tak ada target jadwal dalam hal ini. <br /><br />Soal mekanisme penanganan kasus yang berpotensi mencemarkan lingkungan seperti Gulf Oil Spill juga masuk dalam deklarasi. Usulan Indonesia sayangnya banyak yang belum gol. Mulai dari penambahan modal Bank Dunia sampai pembiayaan untuk Climate Change. Walhasil, sebagai “good guy”, posisi Indonesia kebanyakan mendukung kesepakatan yang dianggap bermanfaat untuk koreksi ketidakseimbangan ekonomi global. Sehari jelang G20 Summit di Toronto SBY bercerita bagaimana seriusnya dia memonitor sikap masyarakat, analis, media, ekonom, soal G20. <br /><br />“Saya membaca tujuh media, sekitar 35 artikel. Banyak nuansa perbedaan di situ, seolah-olah akan deadlock,” kata SBY. Tak jelas apakah proposal Indonesia disinggung dalam 35 artikel yang dibaca SBY. Media didominasi proposal AS, Eropa (Inggris dan Jerman), serta Cina. Di Media Center G20 pun, tak ada informasi soal posisi Indonesia di forum G20 yang dibagikan ke wartawan di sana. Padahal, ada 3.000 wartawan dari seluruh dunia yang setiap hari bekerja di Media Center.<br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJZqzo85W8SEYYEvCf_ZNZvdVPfUQQbZeN7aU9cxag0CxpI0df-AW7N0Wf84hTrOK4BPcLnoUpsKha95n1REcUrsPShlypmQP2dCLDguDsuQe8Y-cG0U6fSllftPMCtvNOCnJa/s1600/Dg+Dino+Patti+Djalal+di+depan+Anitkabir+Museum,+di+sini+Jendral+Kemal+Attaturk,+pendiri+Republik+Turki+dimakamkan.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJZqzo85W8SEYYEvCf_ZNZvdVPfUQQbZeN7aU9cxag0CxpI0df-AW7N0Wf84hTrOK4BPcLnoUpsKha95n1REcUrsPShlypmQP2dCLDguDsuQe8Y-cG0U6fSllftPMCtvNOCnJa/s400/Dg+Dino+Patti+Djalal+di+depan+Anitkabir+Museum,+di+sini+Jendral+Kemal+Attaturk,+pendiri+Republik+Turki+dimakamkan.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5498971887498255090" /></a><br /><span style="font-weight:bold;">Uni Lubis dan Dino Patti Djalal di depan makam Bapak Pendiri Turki, Kemal Attaturk.</span><br />Ketika berbagi hasil G20 Toronto di Ankara, Turki, malam hari usai semua perhelatan G20, SBY mengatakan, “ternyata apa yang dikuatirkan media dan semua pihak tak terjadi. G20 sepakat mengakomodasi semua kepentingan masing-masing anggota.” G20 Summit di Toronto menghasilkan tujuan kembar: melanjutkan pemulihan ekonomi dan mencegah krisis baru.<br /><br />Pada akhirnya, para pemimpin dunia di G20 nampaknya menjalankan apa yang disampaikan Angel Gurria, sekjen OECD dalam debat soal pemulihan ekonomi versus pengetatan anggaran (austerity). “Its not a dilemma.Its a fool dilemma. You have to do both. If there is a fire we all know what to do. We get a hose, we get a pail of water, spit on it, throw Cocacola on it whatever to put it out. Right now the fire’s over. We saved the house, Mostly, but you’ve got to paint it, plaster it, whatever.###<br /><br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">Apa sih G20?<br /></span><br />G-20 atau Kelompok 20 ekonomi utama adalah kelompok 19 negara dengan perekonomian besar di dunia ditambah dengan Uni Eropa. Secara resmi G-20 dinamakan The Group of Twenty (G-20) Finance Ministers and Central Bank Governors atau Kelompok Duapuluh Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral. Kelompok ini dibentuk tahun 1999 sebagai forum yang secara sistematis menghimpun kekuatan-kekuatan ekonomi maju dan berkembang untuk membahas isu-isu penting perekonomian dunia. <br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhW0J0xo6U1BgzN5d48WewMoLREk5hcliUOgZ9fcsgssEkAOcR9GFGrWbJyKBpBJLLBIZrXZ2f2rPWIdAC6WuBplDJLID1UWWIgmuPPp_1zQwkyOgSSwJy3tfs-YbOf80YNfNJC/s1600/foto+halaman+rolling+stones+yang+memuat+artikel+soal+G20.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhW0J0xo6U1BgzN5d48WewMoLREk5hcliUOgZ9fcsgssEkAOcR9GFGrWbJyKBpBJLLBIZrXZ2f2rPWIdAC6WuBplDJLID1UWWIgmuPPp_1zQwkyOgSSwJy3tfs-YbOf80YNfNJC/s400/foto+halaman+rolling+stones+yang+memuat+artikel+soal+G20.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5498971898351648882" /></a><br /><span style="font-weight:bold;">Halaman di Rolling Stones yang memuat artikel Uni Lubis soal G20.</span><br /><br />Pertemuan perdana G-20 berlangsung di Berlin, 15-16 Desember 1999 dengan tuan rumah Menteri Keuangan Jerman dan Kanada. Anggota G20 Summit saat ini adalah AS, Australia, Argentina, Brasil, Meksiko, Belanda, Perancis, Italia, Jerman, Uni Eropa, Arab Saudi, Turki, Indonesia, India, Jepang, Cina, Korea Selatan, Afrika Selatan, Rusia dan Kanada. Dahsyatnya dampak krisis 2007 yang dipicu krisis finansial di AS, membuat forum tingkat menteri ditingkatkan jadi forum tingkat Kepala Negara, atau The G20 Summit.<br /><span style="font-style:italic;">*) Tulisan dimuat di majalah Rolling Stones, edisi Agustus 2010</span>.Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-13934889.post-20765540552188135422010-07-26T21:07:00.002+07:002010-07-26T21:25:29.146+07:00Green Living, Hidup Tanpa Sawit<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgzIHcK6eeZalRvmNDWvQ6gGwz9kOslm_Wu5PsAi-GdDwGIfZeZwZw-_07NfPRePsXlR19mORa4zQYBEgLxm8aaGPRN8rSPNA5vgDAfW2Farwb1s8zrceCjBktLfkUVc0szAlPS/s1600/P1120033.JPG"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgzIHcK6eeZalRvmNDWvQ6gGwz9kOslm_Wu5PsAi-GdDwGIfZeZwZw-_07NfPRePsXlR19mORa4zQYBEgLxm8aaGPRN8rSPNA5vgDAfW2Farwb1s8zrceCjBktLfkUVc0szAlPS/s400/P1120033.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5498219942598977154" /></a><br /><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgF9_gfm2mqqLUch-2XREqchJ3g_LcuCYO-HW4-sB4Znv2J6RBEG2aF25eMnIAo1EVfAmuMSrsJ293EkuigBEj1gb3BaFm5ADBJUQRkwMPe4LBaNZsMamAnJ5uqB012Y1JikuH7/s1600/DSC_0052.JPG"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 266px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgF9_gfm2mqqLUch-2XREqchJ3g_LcuCYO-HW4-sB4Znv2J6RBEG2aF25eMnIAo1EVfAmuMSrsJ293EkuigBEj1gb3BaFm5ADBJUQRkwMPe4LBaNZsMamAnJ5uqB012Y1JikuH7/s400/DSC_0052.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5498219898006639266" /></a><br /><br />KEMARIN, Ahad 25 Juli 2010, Mommy Uni Lubis, saya, dan Darrel Cetta, jalan-jalan ke Taman Menteng, Jakarta Pusat. Di taman bekas lapangan sepak bola Persija itu tengah berlangsung festival ‘’green living’’, alias gaya hidup serba hijau. Dibuat istilah dalam bahasa Inggris memang biar kelihatan wah, gaya, dan cerdas. Seperti halnya perumahan ‘’riverside’’ kesannya mewah, lain halnya kalau diberi nama ‘’girli’’ alias pinggir kali.<br /><br />Penyelenggara acara ini adalah LSM Sawit Watch bekerjasama dengan Radio 68H. Sawit Watch ini LSM yang tugas utamanya memelototi pembangunan perkebunan sawit. Landasan berpikir LSM Sawit Watch ini cukup simpel. Kebun sawit dalam jumlah kecil tidak begitu bermasalah. Tapi bila ratusan ribu hektare hutan dibabat, lalu dijadikan sawit, bakal menimbulkan akibat cukup berat. Pertama, ada perubahan ekosistem. Kedua, sawit ini pohon yang rakus air, sekitar 10 liter sehari. Kalau dalam satu hamparan ada 10.000 pohon? Bakal 100.000 liter air dihabiskan oleh sawit.<br /><br />Perang terhadap sawit dihimbau dimulai dari setiap rumah tangga. Tepatnya, dari dapur. Kalau tiap hari satu rumah tangga mengurangi minyak gorengnya 100 cc saja, dampaknya lumayan. Bila diasumsikan terdapat 40 juta rumah tangga, maka akan terjadi penghematan 4 juta liter sehari. Lumayan.<br /><br />Maka, pada pagi itu juga ada demo masak dengan resep tanpa minyak goreng. Sehat juga sih. Bagi Anda yang ingin diet, dipersilakan mencoba resep yang serba rebus... <br /><br /> ****<br />Namun apakah Indonesia betul-betul tidak memerlukan perkebunan sawit lagi? Ini pertanyaan besar, yang kalau mau dijawab, butuh makalah ratusan halaman. Bila ada 10 ahli, pasti akan muncul 30 pendapat. Soalnya di samping berbagai dampak buruk yang dikemukakan di atas, ada banyak manfaat bisa dipetik dari sawit.<br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1D9qNhYqIMy2I_ooFx8ZiKKm87g1vy6i4F20agljkNkXJTaQXz9f5ApAy2daSO2DzapgmBtLMtmZsnKfCK1xnh7YBH1_cRkBgvgcVdUxJ3gkxLBZfqHQr-uyonDv3vGvKQiSf/s1600/DSC_0064.JPG"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 266px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1D9qNhYqIMy2I_ooFx8ZiKKm87g1vy6i4F20agljkNkXJTaQXz9f5ApAy2daSO2DzapgmBtLMtmZsnKfCK1xnh7YBH1_cRkBgvgcVdUxJ3gkxLBZfqHQr-uyonDv3vGvKQiSf/s400/DSC_0064.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5498219937953246578" /></a><br />Tak terbayang nasib industri kosmetik, industri pangan, industri obat-obatan, bila tanaman sawit dilarang. Turunan dari industri sawit ini amat luar biasa. Buka saja mie instan goreng di dapur. Di dalamnya terdapat satu plastik kecil minyak goreng.<br /><br />Perkebunan sawit juga membutuhkan pengolahan, perawatan, persiapan. Semuanya menyerap tenaga kerja. Dari buruh kasar sampai yang punya gelar ‘’tukang insinyur’’. Untuk administrasi, juga butuh orang keuangan, legal, sekretaris, dsb. Pendek kata, industri sawit sudah menyerap tenaga kerja yang berjibun...<br /><br />Mungkin yang perlu adalah penataan, agar dampak lingkungan perkebunan sawit bisa diminimalkan. Kalimat saya yang terakhir ini gampang diucapkan. Semua pasti setuju. Tapi bagaimana realisasinya, pasti akan terdapat pertengkaran cukup sengit antara kalangan industri, LSM, dan perguruan tinggi.<br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCFJdpJN4ljTCe47WvclVYoHI1uPD918UvGklqL_yqJXU84p02stIezU5PpzByuEYUVwSu4LEsX7XPjf-gWIKOM2JISve2y-HrM_ulxEuF71fyPD8jE04GMOds7UTSGzJ7yPY0/s1600/P1120025.JPG"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCFJdpJN4ljTCe47WvclVYoHI1uPD918UvGklqL_yqJXU84p02stIezU5PpzByuEYUVwSu4LEsX7XPjf-gWIKOM2JISve2y-HrM_ulxEuF71fyPD8jE04GMOds7UTSGzJ7yPY0/s400/P1120025.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5498219930829311794" /></a><br />Soalnya, kalau alasannya adalah demi pemanasan global, kita seharusnya juga keberatan terhadap pembangunan sawah untuk tanaman padi. Budidaya padi dengan sawah tergenang ditengarai sebagai salah satu biang pemanasan global..<br /><br />Pendek kata, semua ada dampak positif. Ada juga negatifnya.<br /> *****<br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNjb8g1pFECNulKnrhI8kdNF4hn4kj5jfYzMC9PCp9N59uf3_-Qs0JgsANzxdLVDtQjThM1-TE-NbbhRrf9K8oeRnVrVVCJ1D3uHFXfxbmgSc4C79TrYJJOsGbt-RRunXoCnd-/s1600/DSC_0060.JPG"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 266px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNjb8g1pFECNulKnrhI8kdNF4hn4kj5jfYzMC9PCp9N59uf3_-Qs0JgsANzxdLVDtQjThM1-TE-NbbhRrf9K8oeRnVrVVCJ1D3uHFXfxbmgSc4C79TrYJJOsGbt-RRunXoCnd-/s400/DSC_0060.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5498219917558715746" /></a><br />Di acara green living itu, Mommy Uni Lubis membeli makanan dari salah satu warung. Lumayan enak. Rasanya gurih. Nyaman di lidah.<br /><br />Iseng-iseng Mommy Uni menanyai ibu penjual. ‘’Ini dimasak pakai apa bu?’’<br />Dengan spontan, ibu penjual itu menjawab, ‘’Oh, ini dengan minyak goreng Sunco.’’<br /><br />Saya kemudian mencari lewat google. Minyak goreng Sunco ini diproduksi oleh PT Rajawali Nusindo, ‘’100% dari minyak kelapa sawit.’’<br />Wah, panitia kecolongan.Unknownnoreply@blogger.com0