Hadirnya sektor jasa diwujudkan dari bermunculannya kantor-kantor asing di Dubai. Mereka mendatangkan eksekutif, hingga kurir. Kehadiran orang luar untuk mencari penghidupan di Dubai bisa dilihat dari penuhnya penumpang maskapai ke Dubai. Mereka dari berbagai tingkatan penghidupan. Dari pekerjaan kasar hingga yang menyandang posisi CEO berbaur jadi satu di pesawat.
Situs Iwan Qodar Himawan - Uni Lubis - Darrel Cetta. Iwan, terakhir bekerja di GATRA. Uni, wartawan, pernah di Warta Ekonomi, Panji Masyarakat, TV7, kini di Antv. Darrel, murid Embun Pagi Islamic International School, Jakarta Timur. Website of The Family of Iwan Qodar Himawan-Uni Lubis-Darrel Cetta. Iwan, journalist. Now running his own company. Uni, journalist, now working for Antv, Jakarta based private TV Station. We live in Permata Timur, Jaticempaka, Pondokgede, Indonesia.
Search This Blog
Saturday, January 26, 2008
Gedung Tinggi
DUBAI barangkali mirip Singapura, Hong Kong, atau Monaco. Negeri kecil yang miskin sumber daya alam, namun karena kepintaran otaknya lalu bisa makmur berkat sektor jasa. Banyak yang mengira Dubai sebagaimana halnya negara di Timur Tengah pada umumnya, hidup makmur dari hasil ekspor minyak bumi. Kenyataannya tidak seperti itu. Tahun ini, sektor minyak hanya menyumbang 4% dari APBN Dubai. Lainnya sektor jasa.
Hadirnya sektor jasa diwujudkan dari bermunculannya kantor-kantor asing di Dubai. Mereka mendatangkan eksekutif, hingga kurir. Kehadiran orang luar untuk mencari penghidupan di Dubai bisa dilihat dari penuhnya penumpang maskapai ke Dubai. Mereka dari berbagai tingkatan penghidupan. Dari pekerjaan kasar hingga yang menyandang posisi CEO berbaur jadi satu di pesawat.
Bila Anda berkunjung ke Dubai, berkeliling ke seluruh penjuru kota, Anda akan mendapati crane di mana-mana. Alat penyangga untuk membangun gedung-gedung tinggi itu bekerja terus sepanjang waktu, 24 x 7. Orang-orang India, Pakistan, Bangladesh menjadi andalan di sektor tenaga kasar ini. Kalau mereka mau pulang, Anda akan melihat antrean mereka menunggu bis jemputan.
Hadirnya sektor jasa diwujudkan dari bermunculannya kantor-kantor asing di Dubai. Mereka mendatangkan eksekutif, hingga kurir. Kehadiran orang luar untuk mencari penghidupan di Dubai bisa dilihat dari penuhnya penumpang maskapai ke Dubai. Mereka dari berbagai tingkatan penghidupan. Dari pekerjaan kasar hingga yang menyandang posisi CEO berbaur jadi satu di pesawat.
Monday, January 21, 2008
Ke Dubai
PADA 12-19 Januari 2008 ini, kami ke Dubai. Pesertanya cukup banyak: Eyang Kakung dan Eyang Putri dari Yogya, Tante Agustina, Mommy, Ayah, dan Darrel. Kami berenam berangkat dengan Emirates Air menuju Dubai. Kami berempat menemani kedua eyang yang sudah sepuh itu untuk berangkat ke Dubai, tempat tinggal keluarga om Meilando-tante Atik sejak enam bulan ini. Tante Atik melahirkan bayi, membutuhkan bantuan eyang putri untuk mengasuh putera dan puterinya.
Kami berempat pun sekalian saja meluncur ke Dubai, untuk menemani, sekaligus berlibur. Lumayan, seminggu di Dubai, berlibur di rumah keluarga, sehingga tidak perlu memikirkan biaya kamar.
Yang kami posting ini baru foto pertama dari serangkaian foto yang akan menyusul. Foto di atas diambil di pusat kota Dubai, di seberang tempat pusat perbelanjaan emas. Karena tidak berani masuk ke toko emas, ya berfoto-foto saja....
Subscribe to:
Posts (Atom)