Situs Iwan Qodar Himawan - Uni Lubis - Darrel Cetta. Iwan, terakhir bekerja di GATRA. Uni, wartawan, pernah di Warta Ekonomi, Panji Masyarakat, TV7, kini di Antv. Darrel, murid Embun Pagi Islamic International School, Jakarta Timur. Website of The Family of Iwan Qodar Himawan-Uni Lubis-Darrel Cetta. Iwan, journalist. Now running his own company. Uni, journalist, now working for Antv, Jakarta based private TV Station. We live in Permata Timur, Jaticempaka, Pondokgede, Indonesia.
Search This Blog
Thursday, November 09, 2006
Taman Pintar Yogya
DI Yogyakarta, ada tempat wisata baru untuk anak-anak. Namanya Taman Pintar. Lebaran lalu, ayah dan Darrel main ke tempat di sebelah timur Benteng Vredeburg ini. Tiga puluh tahun lalu, saya sering main ke tempat lokasi Taman Pintar ini, sewaktu masih menjadi toko buku bernama ‘’Shopping Center Sasana Triguna’’.
Pak Herry Zudianto, walikota Yogya sekarang, menggagas lahirnya Taman Pintar. Saya teringat sewaktu dua tahun lalu bertemu beliau di Hotel Sahid, Jakarta. Pak Herry sedang menginap di situ, ketika itu. Ia bercerita, Yogyakarta sebagai kota pelajar ternyata malah tidak punya tempat wisata pendidikan. Ia mengangankan lahirnya Taman Pintar, yang diharapkan bisa menambah mencorong citra Yogya sebagai kota pelajar.
Pak Herry kemudian menggandeng berbagai lembaga untuk mengisi Taman Pintar. Ada pabrik susu Sari Husada, Excelcomindo, Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi. Jangan kaget kalau main ke Taman Pintar, di situ ada berbagai baliho nampang. Saya memandang ini merupakan bukti kecerdikan Pak Wali.
****
Di situs www.tamanpintar.jogja.go.id, om, tante, eyang dan opung, bisa menyaksikan konsep lahirnya Taman Pintar. Kalimat di situs ini bunyinya filosofis banget: ‘’Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu, adalah sesuatu yang seharusnya disyukuri karena menjanjikan kemudahan bagi peningkatan peradaban manusia. Akan tetapi perkembangan ilmu pengetahuan juga menyembunyikan tantangan berupa sikap manusia atas laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu sendiri.’’
Lanjutnya: ‘’Program pembangunan Taman Pintar secara umum terbagi dalam perencanaan secara umum, perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta perencanaan dan pelaksanaan materi isi. Perencanaan materi isi mempunyai arahan untuk dapat menyampaikan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada keseluruhan kelompok sasaran. Pendekatan untuk menyampaikan ilmu pengetahuan dan teknologi dilakukan melalui berbagai media dengan tujuan meningkatkan apresiasi terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi.’’
Secara garis besar materi isi Taman Pintar terbagi menurut kelompok usia dan penekanan materi. Menurut kelompok usia terbagi atas usia tingkat pra sekolah hingga taman kanak - kanak dan sekolah dasar hingga sekolah menengah, sedangkan menurut penekanan materi diwujudkan dalam interaksi antara pengunjung dengan materi yang disampaikan melalui anjungan yang ada.
****
Tiga perusahaan pengusung teknologi informatika, IBM Indonesia, Cisco Indonesia, dan PT Excelcomindo Pratama Tbk, ikut membiayai lahirnya Taman Pintar. Juli tahun lalu, ketiga perusahaan ini menggalang kerja sama dengan Pemerintah Kota Yogyakarta membangun 'Taman Pintar.'
'Taman pintar' dimaksudkan untuk memberikan kesempatan bagi anak-anak dan masyarakat umum di Yogyakarta sebagai tempat untuk mengekspresikan, mengkreasi, serta belajar ilmu pengetahuan dan teknologi.
Rencananya, dalam 'Taman Pintar' itu akan disediakan berbagai fasilitas seperti warung informasi teknologi, radio anak, warung internet, ruang eksibisi, serta ruang pertemuan.
Kelompok sasaran dari program pembangunan 'Taman Pintar' adalah anak-anak dari usia pra-sekolah hingga tingkat sekolah menengah. Rentang usia kelompok sasaran ini dipilih karena dipandang sebagai generasi penerus bangsa yang potensial untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Direktur Komersial Excelcomindo Pratama (XL) Joy Wahjudi mengatakan, untuk mendukung 'Taman Pintar' ini perseroan akan menyediakan koneksi internet dengan kecepatan akses 64 kilo byte per second dan mengisi content berbasis teknologi informasi.
*****
Kementerian Negara Riset dan Teknologi juga membantu dengan menyerahkan alat peraga Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, pada 12 Desember 2005. Taman Pintar ini merupakan Pusat Peragaan Iptek di Yogyakarta sebagai salah satu sarana pembelajaran Iptek luar sekolah.
Kementerian Ristek menyediakan paket alat peraga listrik yang terdiri dari : Halilintar (yang berfungsi untuk menjelaskan kepada anak-anak tentang proses terjadinya halilintar); Bola Listrik (berfungsi untuk menjelaskan pola kilatan bunga api listrik akibat proses ionisasi); Generator Pedal (berfungsi untuk menjelaskan prinsip kerja generator yang merubah energi mekanik menjadi energi listrik); dan Generator Van de Graff (berfungsi untuk menjelaskan timbulnya listrik statis).
Tak gampang untuk menjelaskan kepada para murid ihwal berbagai fenomena ilmu pengetahuan di atas. Maka disarankan agar orang tua mendampingi anak-anaknya melihat Taman Pintar..
"Para orangtua siswa di samping mendampingi putra-putri mereka ke Taman Pintar sekaligus bisa mendapat semacam bimbingan konseling mengenai tumbuh kembang anak," kata Pak Suparno, pejabat yang mengurusi Taman Kanak-kanak di Yogya.
Pak Suparno merencanakan, 215 TK di Yogya datang bergiliran ke Taman Pintar. "Hanya saja, untuk biaya selain penggunaan fasilitas playground yang gratis, sepertinya akan dibebankan ke sekolah dulu. Berat jika pemerintah kota menanggung bagi 215 TK yang ada di wilayahnya," tuturnya.
Suparno mengemukakan, pemanfaatan Taman Pintar sebagai tempat rekreasi edukatif dengan sistem kunjung yang terjadwal lebih mudah dilakukan kepada siswa TK ketimbang anak yang belum menginjak bangku TK. Selain sekolah lebih mudah mengawasi, siswa TK juga lebih mampu melakukan kegiatan mandiri.
*****
Tapi, mohon berhati-hati kalau membawa anak ke Taman Pintar. Saya pernah ke Dunia Fantasi, Taman Safari, juga Kota Fantasi di Bandung Supermall. Kalau dibandingkan, tampak Taman Pintar kedodoran. Misalnya saja, WC-nya cuma ada dua. Ketika Darrel kebelet pipis, dia saya suruh ngampet dulu. La antreannya saja sepuluh orang.
Waktu mau berteduh, walah, susahnya… Semua tempat sudah keisi. Walhasil, ya kita harus tahan-tahan berpanas-panas.
Lebih repot lagi, pengamanan untuk anak juga jadi masalah. Salah satu favorit anak-anak, termasuk Darrel, adalah menaiki jaring-jaring tali untuk menggapai jembatan gantung. Susah lo untuk menaiki tali yang dianyam menjadi seperti net volley itu.
Tingginya sekitar 2,5 meter. Kalau jaringnya masih utuh, gampang bagi anak-anak untuk naik. Sayangnya tali di baris kedua dari atas sudah hilang. Walhasil, terdapat lobang besar. Darrel hampir jatuh. Kalau jatuh beneran wah… bisa repot..
Anehnya, tidak ada petugas yang menunggu. Hampir semua arena permainan dibebaskan. Tak ada satu pun petugas yang menunggui.
***
Kalau ada kekurangan, harap dimaklumi. Yang jelas, kalau mau ke Taman Pintar, ya siap-siap saja untuk capek menunggui buah hati. Lebih bagus perginya berdua, biar bisa gantian nunggu anak. Kalau sendirian, dijamin lumayan melelahkan.
Saya merasa amat lelah, sepulang dari Taman Pintar. Sebaliknya Darrel. Ia tetap saja gembira, tertawa, dan terus bermain-main. Tanpa capek.
Maklumlah, kalori yang tersimpan di perutnya saja amat berlimpah ruah…
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment