Search This Blog

Monday, August 09, 2010

KESABARAN BERSEPEDA

 

 


DALAM urusan olahraga, anak kami, Darrel Cetta, kurang begitu menyukainya. Olahraga renang, yang harusnya bisa untuk menjadi sarana penghilang capai, bisa membuatnya stress. Ia pernah merasa takut setiap kali mau berangkat latihan renang. Alhamdulillah, situasi kini membaik. Walaupun ia belum terampil berenang, tetapi sudah tidak stress lagi.

Untuk urusan bersepeda juga begitu. Sampai kelas satu SD, ia belum juga bisa menaikinya dengan terampil. Padahal teman-teman sebayanya sudah wira-wiri berkereta angin. Saudara sepupu yang lebih kecil, juga sudah bisa.

Sampai-sampai mommynya mengeluarkan berbagai jurus, untuk membujuk anaknya mau ngotot latihan bersepeda. ''Kalau bisa naik sepeda minggu ini, mommy akan membelikan sepeda hotwheel,'' katanya. Sepeda hotwheel itu pada dasarnya sepeda biasa, hanya diberi stiker warna kuning dengan karakter-karakter hotwheel.

Namun kalau memang belum bisa, ya tetap saja belum bisa. Darrel tetap saja naik sepeda dengan satu kaki menyangga.

Dalam menghadapi kasus seperti ini, kita memang harus sabar, bila perlu ekstra sabar. Sampai suatu sore, ketika mommynya pulang dari kerja, Darrel dengan bangga bilang: Mom, aku sudah bisa naik sepeda.

Ia memaksa mommynya yang masih capek ke taman di depan rumah. Darrel mengayunkan sepedanya dengan cepat.

Sejak itu, sejumlah perubahan besar terjadi. Siang hari ia tidak mau tidur, melainkan bermain sepeda. Hari Minggu ia tidak mau diajak ke bandara, mengantar mommynya. Ia memilih naik sepeda. Dengkulnya juga sudah lecet-lecet, kegores aspal.

Seminggu setelah ia bisa naik sepeda, Darrel mendapat hadiah sepeda baru. Ia juga mendapat helm plus pelindung kaki dan lutut. Tapi masalah belum selesai.

Tiba-tiba saja Darrel menghilang. Rupanya ia naik sepeda bersama teman-teman barunya, sesama pemakai sepeda. Ayahnya dan mommynya kini empot-empotan memikirkan bagaimana mengawasi sang anak.
Posted by Picasa